Jadi anda memang mengakui bahwa banyak manusia yang selama hidupnya memang tidak pernah mendengarkan Injil walau Tuhan Yesus memberikan amanat agung-Nya untuk menginjili dunia.
Inilah bukti bahwa tidak semua manusia memperoleh karunia keselamatan dari Allah melainkan mereka yang memang sudah dipilih dan ditentukan-Nya sejak kekekalan.
Ups... yang sudah meninggal beberapa saat sebelum kedatangan/kelahiran Jesus Kristus tidak mungkin selamat? Ada dasar analisisnya?
Tuhan bilang, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Dari situ, yang dapat saya simpulkan ialah,
Tidak ada yang sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Tuhan Jesus Krsitus. Orang-orang yang hidup sebelum kedatangan/kelahiran Jesus Kristus, tetap bisa sampai kepada Bapa melalui Jesus Krsitus. Demikian juga orang yang karena bukan kesalahannya tidak pernah mendengar mengenai Jesus Kristus.
Inilah prinsip keselamatan yang benar,bahwa keselamatan hanya pemberian Allah berdasarkan anugerah-Nya belaka.
Sok pinter, ah. Kalo Soli menyimpulkan itu, tidak perlu memaksakan kepada orang lain. Dari siapa itu Soli tahu? Setelah keselamatan diberikan, setiap orang, bebas merdeka memelihara atau membuangnya. Murid perdana sendiri ada yang membuang keselamatan.
Allah yang kasih menganugerahkan keselamatan berdasarkan kasih karunianya dengan memilih sebagian orang dari semua manusia yang tanpa kecuali sudah berdosa dan binasa karena Allah sudah berfirman :
Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Sol, bagaimana mengartikannya? Maksud Soli, Tuhan Jesus Kristus datang/lahir ke dunia
hanya untuk orang yang pernah mendengar dan mengetahuiNya? Wadduh... boleh ajukan dasar pikirya?
Saya mengartikan, ada syarat selamat, yaitu
hidup dalam Jesus Krsitsu. Meski keselamatan sudah diberikan kepada seseorang, kalau orang itu membuang keselamatan itu, maka kebinasaan upahnya. Jadi, kehendak bebas berperan memelihara atau membuang keselamatan.
Kehendak bebas bukan untuk menciptakan keselamatan, melainkan
untuk memelihara keselamatan. Nangkep?
Tetapi Allah yang adil harus konsekwen dengan firman-Nya untuk menghukum dosa manusia dengan hukuman setimpal yaitu kebinasaan kekal.
Manusia dihukum karena dosa dosanya bukan karena tidak dipilih dan kalau ada istilah pilihan berarti tidak semua terpilih,inilah pemahaman yang sangat rasional juga,sebagaimana terhukum mati yang tidak menerima grasi Presiden harus dieksekusi mati karena kejahatannya bukan karena tidak dipilih utk menerima grasi dari Presiden.
Periksa lagi pemahamanmu, Sol. Siapa yang mengharuskan?
Untuk melaksanakan tugas mengabarkan kabar keselamatan, memang berdasarkan pilihan Tuhan. Masih ingat Saulus yang dipilih menjadi Paulus, bukan? Tuhanlah yang memilihnya. Tapi untuk keselamatan, semua orang diberi kesempatan, kata Tuhan Jesus Kristus, "Marilah...". Ajakan itu bukan paksaan.
Kalau mau dipersamakan, seperti sinar matahari. Diterima atau tidak, diperlukan atau tidak, digunakan atau tidak, matahari tetap menyinari. Ada orang yang menggunakan sinar matahari itu untuk merangsang viramin D, untuk pembangkit listrik, dll. Tetapi ada juga yang menghindar dari sinar itu dengan payung, bikin perlindungan, dll. Jadi, tidak benar kalau keselamatan hanya kepada orang tertentu. Keselamatan diberikan universal, tetapi tanggapan atasnya beragam. Ada yang menolak, dan ada yang menerima. Nangkap?
Jadi kalau menurut teorimu itu semua Presiden yang memberikan grasi bisa dituntut secara hukum karena dia tidak adil ,tapi itu sama sekali hanyalah nonsense belaka !
Lihat lagi ke atas, saya tidak menganalogikannya demikian.
Jadi pemahamanmu mengenai kasih dan keadilan Allah tidak seimbang melainkan berat sebelah,makanya janganlah mengkontradiksikan sifat sifat Allah karena semua harus ada secara harmonis satu sama lain.
Seingat saya, tidak/belum pernah mengatakan bahwa kasih dan keadilan Allah tidak seimbang.
Kalau kamu mau menghakimi keadilan Allah maca renungkan baik baik apa kata Allah sbb :
Roma 9:13 - 15 seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.
Menghakimi keadilan Tuhan? Tidak, ah. Soli saja yang bersikap mempersamakan diri dengan Tuhan.
Saya, akan bilang, "Aku adalah hamba yang tidak berguna, aku hanya melakukan apa yang aku harus lakukan."
Firman Tuhan berlaku universal bagi semua manusia tidak kecuali termasuk semua Nabi dan Rasul,karena semua manusia keturunan Adam sudah berdosa secara dosa asal dan perbuatan.
Pikiran seperti Tuhan. Diajari Roh Kudus?
Karena berlaku universallah maka Tuhan tidak memilih siapa yang selamat, siapa yang tidak selamat. Tuhan menawarkan keselamatan. Siapa yang bertelinga, hendaklah dia mendengar.
Makanya mengatakan Maria tidak berdosa walau dengan alasan apapun,hanyalah ajaran yang absurb karena anti Alkitab.
Tuhan tidak terkontaminasi dosa, apakah mungkin Tuhan Jesus Kristus mau mengambil tempat di rahim Maria kalau Maria berdosa? Saya kira, karena Maria tidak berdosalah maka Jesus Kristus memilih rahim Maria sebagai pintu kedatanganNya di Kandang Bethlehem. Tapi Soli bebas hendak berpikiran bahwa Jesus Kristus pernah dikandung oleh perempuan berdosa, saya tidak berhak melarang.
Banyak manusia yang merasa dia sudah mencari Tuhan karena memang Tuhan sudah memberikan kekekalan didalam hatinya secara kodrati tetapi dimata Tuhan tidak ada seorangpun yang mencarinya menurut apa yang dikehendaki-Nya.
Tuhan yang dicari oleh manusia hanya Tuhan yg diciptakan menurut konsepnya bukan Tuhan yang menciptanya sebagaimana konsep Tuhan didalam animisme,politeisme dan kepercayaan lainnya.
Boleh beritahukan dasar pikirnya? Mungkin berupa ayat, ato analisis?
Sebagai contoh Saulus yang ahli agama dan filsafat murid dari seorang ahli agama yg sangat terkenal Gamaliel,yang menghafal semua Hukum Taurat secara luar kepala,kalau menurut dirinya tentu sudah mencari dan menemukan Tuhan didalam agamanya tetapi Dia kenyataannya dia tidak mengenal Tuhan sebab ketika dalam perjalan di Damsyik dia sendiri tidak mengenal siapa Tuhan yang harus disembahnya itu.
Kisah Para Rasul 9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" ………..
Dia sudah menyebut sebutan ‘Tuhan’ tetapi masih bertanya “siapakah engkau”, pertanyaan yg aneh dari seorang ahli agama yang memanggil Tuhan tetapi mengakui tidak mengenalnya siapa ?
Baru setelah merenung selama 3 hari dan Ananias berdoa maka matanya (termasuk mata hatinya) akhirnya terbuka dan bisa mengenal siapa sebenarnya Tuhan itu,dan akhirnya dari Saulus berubah menjadi Paulus yang beriman sejati karena karunia Tuhan juga,sebab tanpa itu selama ini memang dia tidak pernah mencari Tuhan sebagaimana seharusnya seperti yang dikehendaki Tuhan.
Pertanyaan saya ialah, ketika Paulus menulis Rom 3:12 itu, termasukkah Paulus yang tidak mencari Tuhan?
Jadi prinsip yang benar adalah Tuhan yang mencari manusia baru manusia bisa / mampu mencari Tuhan dgn benar jangan dibalik balik pemahamannya.
Inilah contoh kongkrit manusia memang tidak pernah mencari Tuhan (dengan benar) kalau bukan anugerah Tuhan tiba padanya.
Pertanyaan saya belum Soli jawab. Apakah pada saat Paulus menulis Rom 3:12, Paulus tidak mencari Tuhan?