Author Topic: Predestinasi/freewill (lagi)  (Read 43928 times)

0 Members and 6 Guests are viewing this topic.

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #540 on: November 13, 2013, 10:24:07 AM »
Mungkin cakupan predestinasi sbj itu yg harus dipikirkan.
Argumen saya adl predestinasi sbj itu Alkitabiah, tp aspek-aspek yg dpredestinasikan itulah yg bisa beda pnafsirannya.

Calvinism akan berdampak pd pandangan bhw segala sesuatu di muka bumi ini sudah predestined.
Saya ngga stuju hal itu krn akan tabrakan dg banyak ayat.
Saya cenderung myakini ada hal-hal yg dipredestinasikan sbj, ada juga yg tidak.

Dlm hal kselamatan, maka mnrt saya yg dpredestinasikan sbj adl :
1. Yesus Kristus sbg Juru Selamat (Nahkoda)
2. Gereja atau Tubuh Kristus dpredestinasikan pasti selamat (Kapal)
2. Segolongan kecil orang-orang yg dpredestinasikan scr khusus utk mnerima kselamatan (Penumpang Awal)

Sisanya tidak dpredestinasikan, tetapi berjalan ssuai free-will.
Jd ada org-org yg nanti dg free-will akan mnerima utk ikut Kapal dan pcaya pd Nahkoda (Penumpang Free-Will).
Ada jg org-org yg dg free-will menolak ikut Kapal dan Nahkoda.

Dlm smua itu Roh Tuhan ikut bekerja mnginspirasikan bsama-sama para Penumpang Awal ataupun Penumpang Free-Will utk menjala dunia.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #541 on: November 16, 2013, 06:26:54 PM »
@odading

Bro oda, jadi yg saya maksudkan dengan mendengar adalah mendengar dalam artian yg luas. Intinya adalah mendapatkan informasi. Media informasinya sendiri bisa bermacam2. Teks dari informasi itu sendiri pun bisa bermacam-macam. Saya rasa contoh yang paling jelas adalah tiga orang majus dan orang-orang percays sebelum inkarnasi Yesus.

Dari kalimat2 budi, saya coba ilustrasikan yah : (misal budi sebagai Penginjil)
Andi, Beny, Cuplis dan Dina - para nonK adalah target budi sebagai Penginjil.
Budi mempunyai formula, dari ke 4 orang tsb ... yang di predestinasi akan "mendengar dalam artian luas" bunyi audible Injil dari budi ... disini budi mempunyai suatu "batasan/ukuran" model orang yg dipredestinasi itu = akan "mendengar dalam artian luas".

Setelah bbrp waktu menginjili mereka ... Andi dan Dina masuk Kristen. Budi sendiri yang membaptis mereka. Beni dan Cuplis tetep aja menganut aliran kepercayaan mereka yg pada awalnya.

Odading bertanya :
"so... jadi yg mana bud, siapa2 dari ke empat orang tsb yang mendengar dalam artian luas ?"

Kalau budi menyebutkan nama siapa2 yg "mendengar dalam artian luas" - maka di pov odading budi memang telah "menguasai" formula tsb.

Kalau budi menjawab : "wah tidak/belon tau nih oda" ... maka di pov odading : "bukankah sebaiknya tidak-lah perlu  formula tsb, bud ?" :D.

Jawab saya: "wah ya saya nggak bisa tahu pasti siapa aja yg bener-bener slamat."

Lalu, apakah itu berarti bahwa predestinasi tidak terjadi? ----> Ya, nggak ada hubungannya, kan? Mengenai "perlu/tidak perlu" saya rasa tidak berhubungan dengan "tahu/tidak tahu siapa aja yg selamat".


Quote
Dari bold, misal jawabannya : YA, ukur-mengukur itu tidak ada hubungannya dengan doktrin predestinasi. Tetapi bud, konsep itu sendiri memberikan peluang utk orang mengajukan pertanyaan logis bud. (contohnya ya pertanyaan coklat saya diatas ke budi) :).

Hanya karena memberikan peluang kepada orang untuk menerapkannya secara salah, maka doktrin tsb adalah salah? JAdi, maksud bro oda, bena/salahnya suatu doktrin ditentukan dengan kategori "membrikan peluang untuk diterapkan secara salah atau tidak"?

Kalau ada orang pakai pisau dapur untuk membunuh orang lain, masa pisau dapur-nya yg disalahkan?


Quote
Nggak bud... saya nggak mempermasalahkan orang yang demikian ... point-nya saya adalah ijo diatas bud. Dimana....
 Dimana diketika saya mengajukan pertanyaan coklat ... dan saya mendapatkan jawaban "si Andi dan si Dina yang mendengarkan dalam artian luas ... mereka di predestinasi selamat" maka artinya si penjawab itu sendiri secara gak disadari sudah "mengukur" kan bud ?
 Lah kalo "jalan" nonK tsb sudah diketahui selamat, buat apa di injili lagi - kan bud ? :D.

bersambung yah ...

Penginjilan tsb ada di dalam "jalan" si nonK tsb, bro oda. Penginjilan itu berperan dalam jalan yg telah predestinasikan itu. Misal: Tuhan mempredestinasikan si A selamat. Artinya, pada suatu saat si A akan mendengarkan (dalam artian luas) injil, misalnya ya lewat penginjilan itu.


- bersambung -

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #542 on: November 16, 2013, 06:38:29 PM »
Orang laen yg menilainya donk :D ... misal setelah menjadi Kristen dan kehidupannya adem ayem aja sekian tahun... blakangan ybs berubah, misal menjadi pemabuk dan suka memukul istri.

Apalah artinya penilaian orang, bila kita berbicara ttg keselamatan?

Quote
Nah, yg menjadi pemabuk dan jadi suka memukul istri itu sedang jadi terang dan garam dunia, gak bud ? :).

Ya enggak dong. Tapi, siapa yg berhak menghakimi dia (bila kita bcara soal keselamatan)? Tugas orang KRisten adalah untuk membawanya bertobat kan? Kalau itu tugasnya, buat apa membuat penilaian2? Apa hubungannya dng predestinasi?

Quote
Dari pertanyaan diatas, saya sudah punya dugaan - jawabannya kira2 dalam opsi spt ini :
1. Apabila dia bener2 "mendengar dalam artian luas", ybs tidak mungkin menjadi pemabuk dan jadi suka memukul istri.
2. Yah... namanya manusia ... wajar kok ada jatuh bangun .. tapi Tuhan tidak akan membiarkan keadaan ybs berlarut2 seperti itu ---> "udah di predestinasi gitu loh ... :D"

Dugaan bro oda tsb sepertinya didasarkan pada pengertian bahwa "mengetahui perihal predestinasi sama dengan mengetahui siapa aja yg diselamatkan". Well, it's not true, kan?


---------------------------

Saya pikir ada yg mixed-up di sini: antara doktrin predestinasi itu sendiri dan "pengamalan" doktrin predestinasi. IMO, dua hal itu adalah dua topik yg berbeda.


Cheers

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #543 on: November 16, 2013, 06:42:17 PM »
Sependapat dengan Oda, yang sedang saya bicarakan adalah ketidak logisan cara pandang predestinasi, bukan tentang kejahatan.

Syalom

Ooo gitu, Tadinya saya kira yg bro salt maksudkan dengan ketidaklogisan adalah bahwa Allah tidak mungkin mempredestinasikan orang untuk masuk neraka karena itu berarti menganggap bahwa Allah jahat. Itu sebabnya saya ingin tahu bagaimana bro salt memahami "jahat".

Tapi, kalo bukan itu logika yg sedang bro salt bahas....ya sudah, saya tarik lagi pertanyaan saya soal "yg jahat" itu. Hehehe  sorry :grining:


Cheers


Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #544 on: November 16, 2013, 06:46:07 PM »
Naahhh that's it.
Dengan alur yang sama, teori predestinasi menunjukkan kedaulatan mutlak Allah.

Adam dan Hawa jatuh oleh Iblis berarti mutlak 100% perbuatan Allah.
Seperti film yang telah diskenario sutradara

 :rofl:

ohhh predestinasi   :'o :'o :'o
Allah tahu betul adam dan hawa bisa jatuh dan atau bisa tidak jatuh.
Allah menggunakan kedaulatan mutlaknya menyebabkan adam hawa jatuh oleh Iblis.
Kemudian Allah pura2 bertanya kepada adam hawa tentang kejatuhan yang terjadi.

 :'o

Nah ini menarik. Di sini kita bisa melihat point of view

Bro phooey pastinya akan mengatakan "Allah menggunakan kedaulatan mutlaknya menyebabkan adam hawa jatuh oleh Iblis." --> karena ini pov bro phooey, maka bro phooey tidak melihatnya sebagai logis.

KAum predestinationist akan mengatakan "Allah menggunakan kedaulatan mutlaknya menyebabkan adam hawa diselamatkan." --> karena ini pov mereka, maka mereka tidak melihatnya sebagai tidak logis.

Cheers

Cheers

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #545 on: November 17, 2013, 01:15:21 AM »
@budi & salt,

maap, saya nyamber karena tertarik bold pada quote budi sbb :
 IMO, Guru itu jelas ungu :).

Tindakan guru yang tidak logis adalah apabila :
Guru mengetahui semua murid be o de o dan semua tidak lulus. Guru memilih sejumlah murid utk dia luluskan ... caranya adalah dengan memberi les privat ke orange dan diakhiri dengan "kalo nanti ujian/ulangan kalian masih menemukan kesulitan dan gak bisa jawab, tanya aja ke saya". Diketika ujian guru ngliatin HANYA para orange (ngapain juga ngliatin selain orange ? :lol:), apabila bbrp dari para orange masih gak bisa jawab saat ujian atopun tiap2 ulangan, maka mereka bisa/boleh berkehendak utk bertanya jawabannya ke si guru dan guru akan kasih tau jawaban2 ujian tsb .... apabila orange tidak bertanya ... guru mengingatkan mereka "tanya saya donk ..." dan apabila mereka tetep ngdableg nggak bertanya ... maka guru memberi tahu atau bahkan mengisi sendiri jawaban ujian tsb. Semua ini adalah "cara kerja" guru, agar sesuai dengan rencana guru... yakni orange lulus sekolah.

So disini bukan ttg jahat/tidak jahat atas pemilihan orange dan tidak dipilihnya selain orange... melainkan "cara kerja" guru itu yang nggak logis :D.

:)
salam.

Menurut sepemahaman saya (yg terbatas) akan doktrin predestinasi (terutama yg ala calvin), perumpamaan bro oda tsb masih kurang pas karena di situ si murid yg orange masih diharapkan untuk melakukan sesuatu (usaha), bahkan masih ada yg bisa ndableg.

IMO, versi pasnya: semua murid sudah menerima keputusan tidak lulus, tapi guru tsb mengambil beberapa murid untuk dia luluskan (--> ini aneh karena guru nggak punya wewenang seperti itu). Setelah diluluskan, murid2 yg terpilih tsb menjadi murid yg baik menurut si guru tsb (--> ini juga aneh karena standar dalam sistem pendidikan tentunya tidak ditentukan oleh seorang guru).

Dari versi yg pas tsb kita bisa lihat bahwa itu tidak logis karena memang guru tidak mungkin bisa seperti itu. Tapi, kalo guru itu adalah Allah sendiri, ya logis-logis aja toh?

____

Btw, Allah yg logis itu Allah yg bagaimana sih? Dengan standar apa kita akan mengukur derajad kelogisanNYa?


Cheers

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #546 on: November 17, 2013, 01:27:17 AM »
Maaf .... ikutan nimbrung dari sisi lain.
Terhadap yang bold diatas, bahwa apapun yang ditetapkan Allah tidak dapat dikatakan jahat karena ia Allah.
Tapi terhadap manusia, Allah mengajarkan sebaliknya ... kasihilah dst dst.

Ya, saya lihat begitulah pemahaman kaum predestinationist ttg Allah: apapun yg jadi ketetapan Allah pasti baik karena Allah adalah Allah.

Btw, menurut saya tidak ada paradox di situ. Allah bukan mengajarkan "yg sebaliknya" kepada manusia, melainkan mengajarkan apa yg Ia mau ajarkan dan itu baik karena itu adalah ketetapan Allah --> jadi balik lagi ke prinsip "apapun yg Allah mau pasti baik".

JAdi, value dari perintah Allah untuk mengasihi tidak terletak pada "mengasihi" tapi pada "bahwa itu adalah perintah Allah". Mengasihi itu sendiri tidak bervalue. Ia baru punya value (baik/tidak baik) ketika menjadi sebuah perintah Allah. (Jadi, Allah yg jadi standar, bukan "mengasihi" itu sendiri) 

Quote
Bisa lebih mudah bila digambar begini ya :

Phooey menggunakan kedaulatan mutlaknya kepada anaknya supaya makan soto.
Surga itu diandaikan makan soto daging.
Neraka itu diandaikan makan soto daging tapi plus sambal.

Mmmm kok malah jadi burem ya gambarnya hehehe....
Bisa diperjelas lagi, bro phooey?


Cheers

 :giggle:
[/quote]
« Last Edit: November 17, 2013, 01:38:50 AM by budi »

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #547 on: November 17, 2013, 01:32:25 AM »
Mungkin cakupan predestinasi sbj itu yg harus dipikirkan.
Argumen saya adl predestinasi sbj itu Alkitabiah, tp aspek-aspek yg dpredestinasikan itulah yg bisa beda pnafsirannya.

Calvinism akan berdampak pd pandangan bhw segala sesuatu di muka bumi ini sudah predestined.
Saya ngga stuju hal itu krn akan tabrakan dg banyak ayat.
Saya cenderung myakini ada hal-hal yg dipredestinasikan sbj, ada juga yg tidak.

Dlm hal kselamatan, maka mnrt saya yg dpredestinasikan sbj adl :
1. Yesus Kristus sbg Juru Selamat (Nahkoda)
2. Gereja atau Tubuh Kristus dpredestinasikan pasti selamat (Kapal)
2. Segolongan kecil orang-orang yg dpredestinasikan scr khusus utk mnerima kselamatan (Penumpang Awal)

Sisanya tidak dpredestinasikan, tetapi berjalan ssuai free-will.
Jd ada org-org yg nanti dg free-will akan mnerima utk ikut Kapal dan pcaya pd Nahkoda (Penumpang Free-Will).
Ada jg org-org yg dg free-will menolak ikut Kapal dan Nahkoda.

Dlm smua itu Roh Tuhan ikut bekerja mnginspirasikan bsama-sama para Penumpang Awal ataupun Penumpang Free-Will utk menjala dunia.

Wow, ini menarik. Saya rasa inilah yang juga dipahami oleh sis hubaya (btw, kok nggak muncul lagi sis hubaya? I hope she's alright :()

Satu lagi referensi ttg pemahaman mengenai doktrin predestinasi. Thanks bro siip.

Btw, saya mau tanya:

Kok bisa/mengapa ada org2 yg dg freewill menolak ikut "kapal" dan "nahkoda"? Apa mereka nggak tahu kalo mereka bakal binasa kalo nggak ikut "kapal" dan "nahkoda"?

Kalo bener mereka nggak tahu, kok bisa ya mereka nggak tahu, sementara ada beberapa orang yang tahu? Dan kalo mereka sebenarnya tahu, kok mau ya binasa? Bukankah itu melawan insting survival manusia?


Cheers
« Last Edit: November 17, 2013, 01:37:37 AM by budi »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #548 on: November 17, 2013, 10:02:37 AM »
Jawab saya: "wah ya saya nggak bisa tahu pasti siapa aja yg bener-bener slamat."
Nah jawaban diatas itu, kayaknya jawaban yg berkonsep freewill, bud ... hehehe :D.

Quote
Lalu, apakah itu berarti bahwa predestinasi tidak terjadi? ----> Ya, nggak ada hubungannya, kan?
Dari bold, jawabannya : ya bisa bisa aja, tapi cuma bisa ditinjau dari pov Allah :).
Kan saya sendiri ---kalo melibatkan pengetahuan Allah--- , maka semua event sejak penciptaan itu bisa disebut predestinasi, bud. Termasuk malaikat yg menjadi jahat ... termasuk iblis ditaruh di Eden.

Quote
Mengenai "perlu/tidak perlu" saya rasa tidak berhubungan dengan "tahu/tidak tahu siapa aja yg selamat".
Entah juga ya... saya sendiri soalnya bukan Kristen, bud ... hehehe :D. Namun semisal saya ini Kristen, maka yg ada di pengertian saya ... dikala manusia berinteraksi antar manusia, maka yg diharapkan dari dua hukum Kasih itu teraplikasi secara simultan dan konsep yg "pas" (imo) adalah freewill :D

Mungkin saya perlu tau dulu, apa alasan sso itu menginjili nonK ? (misionaris ke pedalaman, misalnya).

Quote
Hanya karena memberikan peluang kepada orang untuk menerapkannya secara salah, maka doktrin tsb adalah salah?
idiih... saya nggak sedang berpendapat bold, loh :D.

Quote
JAdi, maksud bro oda, bena/salahnya suatu doktrin ditentukan dengan kategori "membrikan peluang untuk diterapkan secara salah atau tidak"?
Nggak... bukan begitu maksud saya bud :).

Quote
Kalau ada orang pakai pisau dapur untuk membunuh orang lain, masa pisau dapur-nya yg disalahkan?
Sekarang apakah ada keterangan bhw : Pisau diciptakan, sebagian utk potong bebek angsa, sebagian lagi dibiarkan dipake utk ngegorok leher orang ? Nggak kan bud :D.

Oleh karena itu, (imo) - Tuhan ya silahkan / bisa bisa aja ... bertindak secara demikian ... (predestinasi), namun ya itu mentok2nya sampe di-imani aja bud... dimana akan menjadi rumit, ketika sso berusaha menjelaskan kelogikannya.

Quote
Misal: Tuhan mempredestinasikan si A selamat. Artinya, pada suatu saat si A akan mendengarkan (dalam artian luas) injil, misalnya ya lewat penginjilan itu.
Nah, skali lagi ... diatas kan penjelasan pov budi dalam pedoman predestinasi ... kembali saya tanyakan : bagaimana dengan si B yg di hutan belantara yg keburu mati bbrp hari setelah Yesus naik surga tanpa sempet mendengar Injil ataupun kisah2 ajaib Yesus saat itu ?

Budi ngerasa nggak, dengan pengajuan kalimat ungu oleh budi itu (beserta penjelasan "logik"nya oleh budi) menuntun saya utk bertanya lebih jauh dgn pertanyaan coklat  ? :)

Mudah2an disini budi menangkap yg saya maksud "mengukur"....
so, kalimat ungu itu dari pov saya pas-nya adalah : "Tuhan mempredestinasikan SAYA selamat". ... menjadi "sulit" apabila digunakan si A, si B, si C. Kalimat ijo adalah ranah ke-imanan dirsen ybs. Tidak bisa diganggu gugat, dipertanyakan dan tidaklah perlu ybs mencoba menjelaskan kelogikan-nya... pokok ybs yakin bhw dirinya sudah-sedang-akan diselamatkan :)

Quote
Tugas orang KRisten adalah untuk membawanya bertobat kan? Kalau itu tugasnya, buat apa membuat penilaian2?
Dari bold, bagaimana dengan Tugas orang nonK ? dipercayai/diyakini bhw ADA juga untuk membawa sso bertobat ato kagak bud ? :).

Quote
Dugaan bro oda tsb sepertinya didasarkan pada pengertian bahwa "mengetahui perihal predestinasi sama dengan mengetahui siapa aja yg diselamatkan". Well, it's not true, kan?
Nah, karena ada ukuran bhw yg dipredestinasi akan "mendengar dalam artian luas" itulah, bud yang menuntun ke pertanyaan "siapa?" yang "mendengar dalam artian luas".

Seperti pada post2 sebelonnya ... IMO, konsep predestinasi itu hanyalah berupa informasi ... dimana disaat mau dijelaskan kayaknya "perlu" ditekankan bhw semuanya itu dari pov Allah ----> jadi, "mendengar dalam artian luas" itu sendiri ya yang "mendengar dalam artian luas" dimata Allah (pov Allah) ---- dimana di mata manusia (pov manusia), ya si manusia itu sendiri gak bisa mengukur kalimat "mendengar dalam artian luas" itu yg kayak begimana ---> dengan demikian menjadi logis, ketika budi menjawab :
Quote
Jawab saya: "wah ya saya nggak bisa tahu pasti siapa aja yg bener-bener slamat."
--- PADAHAL yang saya tanyakan adalah :
Quote
"so... jadi yg mana bud, siapa2 dari ke empat orang tsb yang mendengar dalam artian luas ?"

Quote
Saya pikir ada yg mixed-up di sini: antara doktrin predestinasi itu sendiri dan "pengamalan" doktrin predestinasi. IMO, dua hal itu adalah dua topik yg berbeda.
IMO, baik orange maupun biru cuma bisa dipake utk ke "saya" / dirsen ybs itu sendiri :).

Quote
Menurut sepemahaman saya (yg terbatas) akan doktrin predestinasi (terutama yg ala calvin), perumpamaan bro oda tsb masih kurang pas karena di situ si murid yg orange masih diharapkan untuk melakukan sesuatu (usaha), bahkan masih ada yg bisa ndableg.
Lalu ayat "mintalah, carilah, ketuklah" itu buat siapa bud kalo bukan utk murid orange ? :D.

Quote
Tapi, kalo guru itu adalah Allah sendiri, ya logis-logis aja toh?
Ya... dan ini jadinya masuk ke ranah ke-imanan - yang nggak bisa di cari kelogisan-nya ---> istilahnya "emangnya ga boleh ? mao protes ?" :D.

Quote
Btw, Allah yg logis itu Allah yg bagaimana sih? Dengan standar apa kita akan mengukur derajad kelogisanNYa?
Dengan standard sejauh jauhnya manusia bisa mengertikan suatu kata/kalimat secara logis... toh yang digunakan kan adalah bahasa manusia, bukan bahasa dewa ... hehehe :D.

:)
salam.
« Last Edit: November 17, 2013, 10:05:02 AM by odading »

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #549 on: November 18, 2013, 03:00:30 AM »
Nah jawaban diatas itu, kayaknya jawaban yg berkonsep freewill, bud ... hehehe :D.

Jadi, para predestinationist pasti tahu siapa-siapa yg dipredestinasi? Masa sih?

Quote
Dari bold, jawabannya : ya bisa bisa aja, tapi cuma bisa ditinjau dari pov Allah :).
Kan saya sendiri ---kalo melibatkan pengetahuan Allah--- , maka semua event sejak penciptaan itu bisa disebut predestinasi, bud. Termasuk malaikat yg menjadi jahat ... termasuk iblis ditaruh di Eden.

Bukankah predestinasi itu memang hanya bisa ditinjau dari pov Allah? (Karena dalam salah satu unsur kunci dalam doktrin predestinasi adalah bahwa manusia tidak berdaulat atas keselamatan mereka sendiri)

Kalau dipaksakan meninjau dari pov manusia, ya pastilah doktrin predestinasi itu "tidak manusiawi" (dan memang predestinasi bukan ttg manusia, kan?)
 
Quote
Entah juga ya... saya sendiri soalnya bukan Kristen, bud ... hehehe :D. Namun semisal saya ini Kristen, maka yg ada di pengertian saya ... dikala manusia berinteraksi antar manusia, maka yg diharapkan dari dua hukum Kasih itu teraplikasi secara simultan dan konsep yg "pas" (imo) adalah freewill :D

Mungkin saya perlu tau dulu, apa alasan sso itu menginjili nonK ? (misionaris ke pedalaman, misalnya).

Alasan sso menginjii adalah karena itu amanat Tuhan. Itu pekerjaan/tugas orang Kristen.

Btw, saya bingung sama yg merah. Maksud saya, predestinasi itu kan bukan "interaksi antar manusia", melainkan interaksi antara Pencipta dan ciptaanNya. Lalu, mengapa meninjaunya dalam konteks "interaksi antar manusia"?

Quote
Sekarang apakah ada keterangan bhw : Pisau diciptakan, sebagian utk potong bebek angsa, sebagian lagi dibiarkan dipake utk ngegorok leher orang ? Nggak kan bud :D.

Oleh karena itu, (imo) - Tuhan ya silahkan / bisa bisa aja ... bertindak secara demikian ... (predestinasi), namun ya itu mentok2nya sampe di-imani aja bud... dimana akan menjadi rumit, ketika sso berusaha menjelaskan kelogikannya.

Ya itu betul sekali. Dan itulah posisi saya dalam diskusi ini. Di atas-atas saya juga telah mengatakan bahwa perihal predestinasi ini adalah perihal "selera" iman. Ia akan logis bagi orang yg menganutnya, dan tidak logis bagi orang yg tidak menganutnya. JAdi, kurang tepat bila menganggap bahwa doktrin predestinasi itu salah karena tidak logis. Sebab, standar logikanya sudah berbeda.

Quote
Nah, skali lagi ... diatas kan penjelasan pov budi dalam pedoman predestinasi ... kembali saya tanyakan : bagaimana dengan si B yg di hutan belantara yg keburu mati bbrp hari setelah Yesus naik surga tanpa sempet mendengar Injil ataupun kisah2 ajaib Yesus saat itu ?

Budi ngerasa nggak, dengan pengajuan kalimat ungu oleh budi itu (beserta penjelasan "logik"nya oleh budi) menuntun saya utk bertanya lebih jauh dgn pertanyaan coklat  ? :)

Mudah2an disini budi menangkap yg saya maksud "mengukur"....
so, kalimat ungu itu dari pov saya pas-nya adalah : "Tuhan mempredestinasikan SAYA selamat". ... menjadi "sulit" apabila digunakan si A, si B, si C. Kalimat ijo adalah ranah ke-imanan dirsen ybs. Tidak bisa diganggu gugat, dipertanyakan dan tidaklah perlu ybs mencoba menjelaskan kelogikan-nya... pokok ybs yakin bhw dirinya sudah-sedang-akan diselamatkan :)

Itu betul sekali. Di post #490 saya pun telah menuliskan "Kalo mengenai "dipakai untuk mengukur orang lain", saya rasa itu (seharusnya) udah bukan perihal predestinasi lagi. Maksud saya, pembicaraan mengenai "mengukur orang lain" tidak kompatibel dng pembicaraan ttg predestinasi."

Btw, jawaban saya utk yg coklat: kalo orang tsb termasuk org yg dipredestinasikan Allah untuk selamat, ya pasti ia selamat, dan pasti ia telah mengenal injil (sekarang saya pakai kata "mengenal" saja, ketimbang "mendengar", supaya pengertiannya tidak dibaca secara terbatas). Kalo org tsb tidak termasuk yg dipredestinasikan Allah utnuk selamat, ya org tsb tidak selamat (entah dia telah mengenal injil atau tidak).

Apakah jawaban saya itu termasuk "pengukuran kepada orang lain"? Ya, tidak, kan? Sebab, tetap saja tidak ada yg tahu apakah orang itu selamat atau tidak. Jawban saya itu hanya menjelaskan konsp predestinasi itu sendiri, bukan "mengukur" org tsb.

Quote
Dari bold, bagaimana dengan Tugas orang nonK ? dipercayai/diyakini bhw ADA juga untuk membawa sso bertobat ato kagak bud ? :).
Setahu saya, orang nonK tidak diberi tugas apa-apa sama Allah (seperti Allah menugasi orang Kristen). Tapi, Allah memang bisa memanfaatkan mereka demi mewujudkan rencanaNya. Contoh: Pontius Pilatus, Nebukadnezar, Firaun jaman Musa, dll
 
Quote
Nah, karena ada ukuran bhw yg dipredestinasi akan "mendengar dalam artian luas" itulah, bud yang menuntun ke pertanyaan "siapa?" yang "mendengar dalam artian luas".

Pertanyaan saya: kenapa bisa menuntut ke arah pertanyaan "siapa"? Pola pikir apa (motif) yg beroperasi dibalik pertanyaan "siapa"? Apakah pola pikir ini ada dalam pikiran kaum predestinasi ketika mereka berpikir ttg predestinasi?

IMO, tuntunan ke pertanyaan "siapa" bukan tuntunan dari doktrin predestinasi itu sendiri. Saya sempet membaca di tulisan calvin bahwa pembicaraan/pemikiran ttg predestinasi harus strictly dibatasi oleh apa yg diinfromasikan dalam Alkitab. Si calvin menyadari bahwa orang bisa memakai pola pikir2 lain yg menuntun pada spekulasi2 tertentu, dan ia melihat bahwa hal ini salah.

Jadi, apakah doktrin predestinasi menuntun kepada pertanyaan "siapa"? Tidak. Apakah bisa dipaksakan untuk menuntun ke arah situ? Bisa, tapi itu berarti sudah bukan membahas doktrin predestinasi lagi.

(Saya harap orang2 yg mendebat doktrin predestinasi di sini membaca sumbernya terlebih dahulu. Jangan sampai argumen mreka hanya didasarkan pada tradisi mendebat doktrin predestinasi)

Quote
Lalu ayat "mintalah, carilah, ketuklah" itu buat siapa bud kalo bukan utk murid orange ? :D.

Ya, itu untuk murid orange, dan hanya utk murid orange. Artinya, status orange itu (predestined atau "diluluskan") sudah terestablished duluan. Jadi, "mintalah, carlah, ketuklah" bukan jalan untuk menjadi orange. Tapi, karena mereka murid orange, maka mereka bisa "minta, cari, ketuk" dan pasti mendapat jawaban.

Quote
Dengan standard sejauh jauhnya manusia bisa mengertikan suatu kata/kalimat secara logis... toh yang digunakan kan adalah bahasa manusia, bukan bahasa dewa ... hehehe :D.

Hehehe...justru karena yg digunakan adalah bahasa manusia, maka standarnya jadi tidak bisa ditentukan --> Bahasa manusia yg mana? yang predestinationist? yg anti-predestinationist? yg nonK? dst dst...

Orang agama nonK, misalnya, akan bilang bahwa Allah Kristen tidak logis. Tapi, bagi orang Kristen tentunya logis-logis saja. Dan sebaliknya.


Cheers

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #550 on: November 18, 2013, 10:14:48 AM »
Btw, saya mau tanya:

Kok bisa/mengapa ada org2 yg dg freewill menolak ikut "kapal" dan "nahkoda"? Apa mereka nggak tahu kalo mereka bakal binasa kalo nggak ikut "kapal" dan "nahkoda"?

Kalo bener mereka nggak tahu, kok bisa ya mereka nggak tahu, sementara ada beberapa orang yang tahu? Dan kalo mereka sebenarnya tahu, kok mau ya binasa? Bukankah itu melawan insting survival manusia?


Cheers

Katanya, musuh dari yg terbaik adl yg baik.

Dr pmahaman saya, bbrp org yg mnolak kapal dan nahkoda adl mreka yg diselubungi pmikiran dan pmahamannya. Mreka mdengar tp tidak mngerti atau mngerti tp tidak mnanggap. Ini bisa krn:

1. Myakini ada kapal lain yg lebih baik dan nahkoda lain yg lebih baik.
Mgkn ada org yg lebih suka kapal lain dimana mreka harus mdayung skuat tenaga, kapal lain dmana nahkodanya mbri sangat banyak tugas fisik.

2. Tlalu trikat dg pulau dimana mreka tinggal dan ngga mau naik kapal.

Utk golongan ini, dbutuhkan kerjasama antara Roh Allah dg kita semua utk mnyingkap selubung itu.

-------

Btw, ada 1 lagi golongan yg blm saya cantumkan...hehehe...
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #551 on: November 19, 2013, 02:16:09 PM »
Katanya, musuh dari yg terbaik adl yg baik.

Dr pmahaman saya, bbrp org yg mnolak kapal dan nahkoda adl mreka yg diselubungi pmikiran dan pmahamannya. Mreka mdengar tp tidak mngerti atau mngerti tp tidak mnanggap. Ini bisa krn:

1. Myakini ada kapal lain yg lebih baik dan nahkoda lain yg lebih baik.
Mgkn ada org yg lebih suka kapal lain dimana mreka harus mdayung skuat tenaga, kapal lain dmana nahkodanya mbri sangat banyak tugas fisik.

2. Tlalu trikat dg pulau dimana mreka tinggal dan ngga mau naik kapal.

Utk golongan ini, dbutuhkan kerjasama antara Roh Allah dg kita semua utk mnyingkap selubung itu.

-------

Btw, ada 1 lagi golongan yg blm saya cantumkan...hehehe...

1. Kira2 mngapa ya orang bisa meyakini adanya "kapal dan nahkoda" yg lebih baik daripada gereja dan Kristus? Apakah mereka tidak tahu bahwa gereja dan Krstus adalah satu-satunya "kapal dan nahkoda" yg bisa membawa mereka ke surga?

2. Kira2 mengapa ya orang bisa begitu terikat dng tempat tinggal mereka ("pulau") sehingga mereka ga mau meninggalkannya? Apkaah mereka tidak tahu bahwa "pulau" mereka fana, tidak kekal?

3. Apakah kerjasama Roh Allah dan kita bisa gagal mencapai tujuannya?


Cheers

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #552 on: November 19, 2013, 03:23:31 PM »
Kl org dari lahir diajarkan bhw kapal barbados itu bagus lalu sampai dewasa hidup bsama-sama sesama org yg bpandangan bhw kapal barbados itu bagus, maka ngga gampang myakinkannya bhw kapal marcopolo itu bagus.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #553 on: November 19, 2013, 03:53:50 PM »
Kl org dari lahir diajarkan bhw kapal barbados itu bagus lalu sampai dewasa hidup bsama-sama sesama org yg bpandangan bhw kapal barbados itu bagus, maka ngga gampang myakinkannya bhw kapal marcopolo itu bagus.

Oh ya saya sependapat dengan itu.

Tapi, yg jadi pertanyaan saya adalah mengapa ada orang yg bisa berubah keyakinan dan ada orang yg tidak bisa berubah keyakinan. Kira2, menurut bro siip, apa yg menjadi faktor penentunya?

Ditambah lagi, bila Roh Allah turut bkerja, mengapa pekerjaan Roh Allah ini berhasil dalam diri orang2 tertentu dan tidak dalam diri orang2 yg lain? Itu artinya pekerjaan Roh Allah bukan faktor penentunya. Lalu, apa faktor penentunya?


Cheers 

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Predestinasi/freewill (lagi)
« Reply #554 on: November 19, 2013, 06:46:18 PM »
Oh ya saya sependapat dengan itu.

Tapi, yg jadi pertanyaan saya adalah mengapa ada orang yg bisa berubah keyakinan dan ada orang yg tidak bisa berubah keyakinan. Kira2, menurut bro siip, apa yg menjadi faktor penentunya?

Ditambah lagi, bila Roh Allah turut bkerja, mengapa pekerjaan Roh Allah ini berhasil dalam diri orang2 tertentu dan tidak dalam diri orang2 yg lain? Itu artinya pekerjaan Roh Allah bukan faktor penentunya. Lalu, apa faktor penentunya?


Cheers 

Banyak bro dinamikanya.
Saking banyak dinamika itu, sampai mjd sbuah misteri (mksdnya tidak smudah itu mcari solusi praktisnya).

Kl bro tanya ke saya, maka saya akan brikan jawaban yg tidak logis (bagi banyak org).

Stiap org dbesarkan dan dididik dg cara yg khas pd lingkungan yg khas pula.
Smua itu mbentuk pola pikir, kpribadian dan prangai org tsb.

2 Kor 10:4-5
karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang (pola pikir) dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia (karakter/perangai) untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,


Pd org-org ttentu, campur tangan Tuhan dlm khidupan mreka adalah minimal, yaitu hanya pd common-grace (misal nafas, matahari, hujan, makanan, dijaga nyawa, dsb) dan sjauh mana Tuhan dibatasi utk bkarya pd sso.

Disinilah definisi 'kerjasama' itu masuk.

1 Kor 3:9
Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.


Hasil karya bangunan juga tpengaruh siapa yg mbangun.

1 Kor 3:12-17
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.


Kan mnrt saya bgini...

Ada kondisi ttentu dimana Tuhan bdaulat penuh.
Misal, tiba-tiba Tuhan mnampakkan Diri spt kpd Saulus atau mngatur supaya Yunus masuk perut ikan shg mau-tak-mau Yunus taat atau mdatangi Kornelius dg malaikat dan mmenuhinya dg Roh shg mudah saja Kornelius percaya.

Tp banyak kondisi dimana Tuhan mbuka ruang bagi free-will.
Disitulah Tuhan bekerja bersama dg orang-orang pcaya.

Makanya ayat ini jd relevan :

Yeh 3:18
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! --dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.


Hanya Tuhan yg tau bgmn cara utk mruntuhkan benteng, mhancurkan kubu, mnawan pikiran dan mrendahkan ksombongan manusia.
Skrg faktor respon orang pcaya yg btugas mbritakan Injil itulah yg mjd esensial.

Namun dalam pmahaman bhw tidak akan ada seorang manusia pun yg akan selamat jika Tuhan tidak berinisiatif mdatangi manusia dg penebusan darah dan tidak akan ada org yg akan pcaya pd Injil jika Allah tidak memilih scr predestined orang-orang yg mjd pelopor pbritaan Injil, maka seluruh karya kselamatan itu adalah anugerah saja tidak tgantung usaha manusia.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)