ijin nimbrung ya mas oda.. biasanya menarik ngonrol dengan mas oda..
ijin ikutan yah, dmikael ... .
Pertanyaan-nya susah2 gampang .
Pertama-tama (imo) saya anggap maksud dari kata Alkitab adalah PB, Alkitab juga adalah PL, dan Alkitab adalah PB dan PL (3 "buku").
IMO, selama sekumpulan orang2 beriman yg berkumpul tsb sudah sama sama tau dan yakin bhw mereka benar2 se-iman, maka jawabannya TIDAK, tidak akan melahirkan Alkitab.
Namun diketika sekumpulan orang2 ini "mengundang orang luar" (dengan kata lain menyebarkan tentang keyakinan-nya ... yang berarti membuka kemungkinan semakin banyak orang2nya) - diketika itulah jawabannya YA, akan melahirkan Alkitab.
untuk mengundang orang? jadi seperti sarana promosi gitu ya? atau fungsi Alkitab mirip seperti stater kit gitu ya..?
IMO, krono simpelnya adalah bisa diliat dari jaman AdamHawa sudah ada "Gereja" Spiritual. Diketika itu, di saat itu situasinya adalah semua lisan (termasuk "jangan makan buah" )
Maju sekian durasi, semakin banyak orang2 yg "seiman", dan berdasarkan cerita - (saya kiaskan) : Allah sendiri-lah yg sebagai pelopor "membuat Alkitab" ---> yakni 10 P ---> tertulis literally dan menjadi panduan orang2 seiman yang banyak tsb. Dari 10P itu mempunyai detail2 sampe 613P dan lahirlah PL.
Lalu masuk era PB.
Idem tentang perkataan2 Yesus, saat itu situasinya adalah semua lisan. Di jaman Yesus hidup (imo) sudah ada Gereja Spiritual, dan ini adalah kumpulan orang2 yg "seiman" dengan Yesus.
Maju sekian durasi, semakin banyak orang2 yg diajak "seiman" sehingga ungu diatas .
kalau saya kok melihatnya sebagai sebuah kebudayaan, kenapa? karena manusia itu makhluk yang mengalami perkembangan, baik sisi pikir, maupun cara hidupnya.. manusia mempunyai akal dan budi yang selalu ingin membuat segalanya menjadi lebih baik, praktis, efektif dan efisien. manusia mau, tak mau mencari metode, cara ataupun sistem. disini tulisan kemudian menjadi salah satu cara manusia berkomunikasi, untuk kemudian terus maju menjadi bentuk buku, dan kemudian, internet posting. itu naturalnya manusia.
lalu, kalau kita lihat, bahwa Alkitab itu merupakan sebuah ajaran, yang diajarkan oleh pengajar.. Yesus, papulus, Petrus, dan kalau di PL para nabi2 dan raja2 yang ingin menuliskan buah pokok pikirnya dan mengkomunikasikan kepada banyak orang.
pointnya, bukan hanya sekumpulan orang beriman yang ingin mengundang, namun orang beriman yang punya kriteria tertentu sabagai yang layak mengajar. mempunyai kedudukan khusus, sebagai imam. yang ingin menyebarkan ajarannya itu. tulisan kemudian dipilih menjadi salah satu sarana efisien, hingga kemudian maju sekian durasi sampai munculnya kertas dan mesin cetak, sehingga kitab itu di cetak dan diperbanyak.
Demikian juga ttg "bangunan" Gereja.
Awalnya (tebakan saya) cukup "dimana saja yg layak" ketika melakukan penyembahan (KainHabil), kemudian mungkin bergeser ke dibawah pohon rindang (supaya gak kepanasan) ukuran 2x2 meter, lalu ke 1 titik tempat natural/alami (bebatuan ?), lalu altar, lalu temple, dst dst s/d ada banyak bangunan Gereja dimana mana.
ya.. itulah budaya.. budi dan daya manusia yang terus mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik.
sama halnya kemudian dengan budaya ber-organisasi.. jika ada banyak orang, maka demi kesatuan visi, gerak dan langkah, dan juga keteraturan yang sinergis.. maka manusia akan berorganisasi. itu sudah dilakukan manusia sejak jaman purba mungkin. jaman PL juga sudah, terbukti ada imam2 kepala, nabi musa juga sebagai pemimpin gerakan yang terorganisir.
lalu jaman Yesus, 12 murid pastilah mempunya tugas masing2.. pasti lah keduabelas murid berorganisasi. konon yudas sebagai bedahara.
maju beberapa durasi, jelas kita melihat bahwa Petrus dan Paulus berorganisasi untuk membangun jemaatnya yang teratur. ini juga nature manusia yang berbudaya, mereka berorganisasi, dan teratur untuk membuat hidup mereka lebih mudah. kemudian dari polapikir organisasi itu munculah ide membangun tempat ibadah dan sarana2 lainnya.
jaman kita sekarang, adalah tidak mungkin kita tidak berorganisasi. maka jika tujuan organisasi seperti ungu diatas, maka mungkin bisa disimpulkan jika umat beriman kemudian beda organisasi adalah dikarenakan sudah berbeda visi, tujuan, ajaran dan bahkan sudah berbeda iman. yang terakhir ini kemudian akan membawa dampak pada nilai kebenaran masing2.
tapi jika berangkan dari kesamaan sumber ajaran, yaitu dari Yesus dan rasul. semestinya organisasi kita tetap sama, iman kita tetaplah sama.. jika ada beda, berarti sudah terjadi degradasi, sudah terjadi bias ataupun pembelokan diantara organisasi-organisasi yang berbeda sekarang ini.
kemudian, kita akan merunut dari pangkalnya, yaitu dari awalnya organisasi yang masih satu itu.. dan kita comparasi, verfifikasi apakah masih otentik sama dengan pokok ajaran terdahulu (pangkalnya) atau tidak. oleh sebab itu, saya sangat setuju dengan sistem suksesi kepemimpinan, saya sangat setuju dengan gereja apostolik. untuk memastikan bahwa saya tetep berada di jalur budaya yang benar. karena budaya bisa membawa sebuah ajaran kemanapun. dan karena budaya pula sebuah ajaran bisa dipertahankan ke asliannya.
BTT, Semisal saya hidup di jaman Yesus hidup s/d kenaikanNYA, dan saya adalah salah satu "pengekor" Dia ... sekalipun saat itu belum ada yang tertulis (masih bersifat Gereja Spiritual) saya cenderung memilih utk memprediksikan : YA, suatu saat PASTI akan melahirkan Kitab (entah itu disebut apa nantinya Kitab tsb - pokok tercatat) .
HOME lebih bersifat spiritual.
HOME adalah dimana tidak ada "pembedaan".
HOME adalah dimana semua manusia "merasa nyaman" bersama YME ---> tidak memfokuskan bangunan, tidak memfokuskan bangunannya harus kayak begimana, tidak memfokuskan harus begimana (kitab) untuk merasa nyaman bersama YME .
salam.
jadi dilandasi pemikiran akan pentingnya menjaga nilai suatu ajaran, dan didasari oleh realitas sifat manusia yang berbudaya.. maka menurut saya sebuah organisasi yang apostolik, legitimed, dan dapat dipertanggungjawabkan adalah hal yang mutlak dan tak terpisahkan.
demi kepastian kita berada pada doktrin dan ajaran dari para rasul.