itu krn logika om Salt brada dalam koridor imannya om Salt.
coba tanya sama yg beda imannya, mreka akan punya logika yg bbeda (pdhl mreka melogikakan Tuhan spt logika anak kecil - puokoke Tuhan itu satu ya satu tok).
jd logika sso seringkali bermain di dalam kyakinan org tsb.
kl sso mnaruh kyakinan pd metode empirik, maka logikanya akan bmain di ranah empirik saja.
Namun kl sudah bicara empirisme, maka sso harus mbedakan mana yg empiris dan mana yg asumtif.