- Setelah kedatngan Yesuspun banyak orang yg tdk bertaqwa, dan banyak pula yg bunuhan seperti halnya kain dan habil, so what different?
Nggak ada bedanya. Baik sebelum dan setelah kedatangan Yesus, manusia berada dalam kondisi berdosa. Baik sebelum dan setelah kedatangan Yesus, ada manusia berdosa yg terus melawan Allah, dan ada manusia berdosa yg mendapat pengampunan Allah melalui imannya kepada Sang Juruselamat sehingga ia selalu bertobat (selalu berusaha untuk bertaqwa kepada Allah karena dosanya telah diampuni).
-Bagaimana hukum2 Allah dlm taurat bisa dijadikan patokan tdk harmonisnya Allah dengan manusia, bukankah hukum2 Allah itu malah mengajarkan utk manusia dekat dengan Allah? karena tanpa hukum Allah maka manusia akan semakin jauh dengan Allah, karena mereka akan hidup semaunya dewe.
Maksud saya: oleh Hukum Taurat manusia jadi tahu bahwa diri mereka telah berdosa.
Hukum Taurat menunjukan sebuah kehidupan manusia yang seharusnya di hadirat Allah. Dan, oleh sebab itu,Hukum Taurat menunjukan bahwa pada kenyataannya manusia sudah tidak berada dalam kehidupan yg seharusnya tsb.
Ketika manusia, setelah tahu bahwa dirinya sudah hidup tidak sesuai dengan Hukum Taurat, berusaha untuk hidup sesuai dengan Hukum Taurat, bisa dipastikan bahwa manusia tsb akan gagal. Mengapa? Karena Hukum Taurat itu sempurna dan suci (mencerminkan diri Allah sendiri). Adakah manusia yg berani mengatakan bahwa dirinya telah memenuhi tuntutan Hukum Allah yg sempurna dan suci?
- "Dosa membuat manusia tidak bisa berhubungan dng baik dng Allah"
sampai sekarangpun masih banyak orang yg sdh dibabtis juga jatuh dlm dosa, bahkan banyak orang2 yg diyakini telah diurapi oleh Roh Kudus juga berzina, so apa bedanya dengan orang2 dahulu, sama2 berbuat dosa kan mas?
Ya, sama-sama berbuat dosa. Oleh sebab itu, biarpun telah menerima pengampunan dari Allah, manusia tetap akan menjalani konsekuensi dosa (misal: mati).
Bedanya:
Sebelum mendapat pengampunan dari Allah, orang tidak akan pernah bertobat bagaikan orang yg jatuh dan tidak mau bangkit lagi. Orang seperti ini malah akan berkubang dalam dosa bagai babi berkubang di lumpur.
Sementara orang yg benar-benar sudah mendapat pengampunan dari Allah akan menjadi sensitif thd dosa (senantiasa menjauhi dosa), gemar bertobat, takut melukai hati Allah yg sudah mengampuninya, berusaha meneladani Allah ketika Ia berada di bumi. Orang ini akan tetap mati, tetapi ia akan dibangkitkan oleh Allah dan diselamatkan dari kematian kekal/neraka.
-Kalau para 'nabi' sebelum Yesus tidak bisa menyatukan/memperbaiki hubungan Allah dan manusia yang telah rusak, lha utk alasan apa Allah menjadikan mereka 'NABI'?
Hmm..sepertinya ada perbedaan dalam cara saya dan cara mas striker mendefinisikan kata 'nabi'. Kita kalrifikasi dulu saja ya. Menurut pemahaman mas striker, apakah definisi 'nabi'?
Salam.