Author Topic: Mengapakah Yesus harus mati?  (Read 3380 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

bruce

  • Guest
Mengapakah Yesus harus mati?
« on: July 31, 2012, 07:43:31 PM »
Mengapakah Yesus harus mati?

 Menurut Qur’an Isa mengatakan, ‘Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya” (Maryam 19:33-34)

Sejak jaman Isa, banyak orang yang mempertentangkan kematianNya di atas salib dan kebangkitanNya dari antara orang mati. Mengapa Allah menuntut Isa, seorang manusia yang sempurna, untuk mati? Al Qur’an menasihati Anda untuk mencari jawabannya di dalam Alkitab (Sura 10:94).

Alkitab menjelaskan bahwa Isa, yang disebut Kristus Yesus, mati bagi dosa-dosa kita: “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;” (1 Korintus 15:3-4). Bukti-bukti meneguhkan bahwa Yesus yang tidak berdosa mencucurkan darah dan mati di salib. Alkitab menjelaskan mengapa kematian dan kebangkitan Isa menyediakan satu-satunya jalan masuk ke Surga.

Hukuman dosa adalah kematian

Allah menciptakan dunia dan manusia dengan sempurna. Namun ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah, Allah harus menghukum mereka. Seorang hakim yang membebaskan pelanggar hukum bukanlah hakim yang baik. Demikian pula adalah tidak adil kalau Allah mengabaikan dosa. Mati dalam neraka adaah hukuman yang adil untuk dosa. “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23) Perbuatan amal sekalipun tidak mampu untuk memperbaiki segala dosa yang telah kita lakukan terhadap Allah yang suci. Dibandingkan dengan kebaikanNya, “Segala kesalehan kami seperti kain kotor” (Yesaya 64:6)

Sejak dosa Adam, setiap orang telah berdosa dan tidak taat kepada hukum Allah yang adil. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” (Roma 3:23). Dosa bukan hanya hal-hal yang besar seperti membunuh atau menghujat, tapi juga termasuk berdusta, tamak dan mencuri. Bahkan cinta uang atau membenci musuh adalah dosa. Karena dosa setiap orang akan mengalami kematian – terpisah dari Allah untuk selamanya di dalam neraka.

Janji itu menuntut kematian yang tak bernoda

Sekalipun Allah mengusir Adam dan Hawa dari Taman, Allah tidak membiarkan mereka begitu saja tanpa janji mengenai firdaus. Allah berjanji untuk mengirimkan Korban yang tak berdosa untuk menanggung hukuman yang sepatutnya mereka tanggung (Kejadian 3:15). Hingga saat itu tiba, orang-orang akan mempersembahkan domba yang tak bersalah sebagai korban pengganti untuk menanggung hukuman mereka. Mengorbankan binatang menunjukkan pengakuan bahwa dosa mereka mengakibatkan kematian, dan juga penyesalan akan dosa mereka dan iman akan Korban yang akan datang dari Allah yang akan menanggung hukuman dosa mereka. Allah menegaskan kembali janjiNya mengenai Korban yang sempurna ini dengan orang-orang seperti Abraham (Ibrahim) dan Musa.

Nabi-nabi menubuatkan kematian Yesus

Dari Adam sampai Isa Allah mengutus para nabi kepada umat manusia untuk memperingatkan mereka akan hukuman dosa dan menubuatkan kedatangan Juruselamat. 700 tahun sebelum Juruselamat dilahirkan, nabi Yesaya menggambarkan Dia:

“Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan Tuhan dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak” (Yesaya 53:1-12)

Sang nabi membandingkan datangnya sang Korban dengan seekor domba, disembelih karena dosa-dosa orang lain.

Berabad-abad kemudian, nubuat Yesaya dipenuhi dalam diri Tuhan Yesus yang sempurna, lahir dari anak dara Maria. Yesus tidak memiliki ayah secara lahiriah karena Dia berasal dari Allah. Ketika nabi Yohanes Pembaptis melihat Dia, Dia berseru, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29)

Allah mengorbankan Yesus untuk dosa

Dengan mengutus Yesus ke dalam dunia, Allah memenuhi janjiNya akan Juruselamat dari dosa. Berbeda dengan kita, Yesus tidak pernah berdosa. Karena itu Allah mengorbankan Yesus sebagai pengganti kita yang sempurna. Dia menanggung hukuman yang sepantasnya kita tanggung, kematian. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21). Oleh karena itu Yesus lebih dari sekedar seorang Nabi. Allah membuat Dia menjadi Juruselamat dan Tuhan (lihat Filipi 2:6-11)

Selama hidupNya orang banyak berbondong-bondong datang kepadaNya untuk kesembuhan dan pengajaranNya. Pada waktu yang telah ditentukan Allah, Allah menyerahkan Yesus untuk dikorbankan bagi dosa. Orang banyak berseru, “Salibkan Dia!” Tentara memukul, mengejek dan menyalibkan Dia. Sebagaimana telah dinubuatkan Yesaya, Yesus disalibkan di antara dua orang penjahat dan dikuburkan dalam kubur orang kaya. Namun Dia tidak tetap tinggal dalam kuburan. Karena Allah telah menerima korbanNya, Allah menggenapi nubuat lainnya dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati (Mazmur 16:10, Yesaya 26:19).

Mengapa Yesus/Isa harus mati?

Yesus harus mati karena kita tidak bisa masuk firdaus dengan jasa-jasa kita sendiri. Ingat, Allah yang suci tidak dapat membiarkan dosa tidak dihukum. Jika kita menanggung dosa kita sendiri, kita akan menderita di dalam neraka. Puji Tuhan, Dia memegang janjiNya dengan mengutus dan mengorbankan Sang Pengganti yang menanggung dosa-dosa dari orang-orang yang percaya kepadaNya.


-bersambung-

bruce

  • Guest
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #1 on: July 31, 2012, 07:43:51 PM »
-lanjutan-

Kitab Injil mengatakan “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar—tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati—. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu [hubungan yang dipulihkan].” (Roma 5:6-12)

“Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (Roma 5:18-21)

Oleh karena itu Yesus harus mati untuk menyediakan satu-satunya jalan ke firdaus. Jika Anda percaya bahwa Yesus mati dan bangkit untuk menyelamatkan Anda, bertobatlah dari jalan Anda sendiri dan percayalah kepada Yesus! Ikuti Dia sebagai Tuhan yang kekasih karena Dia akan menguatkan Anda melalui FirmanNya, Alkitab.

http://www.gotquestions.org/Indonesia/mengapa-Yesus-mati.html

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #2 on: July 31, 2012, 10:45:16 PM »
Mengapakah Yesus harus mati?

 Menurut Qur’an Isa mengatakan, ‘Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya” (Maryam 19:33-34)

Sejak jaman Isa, banyak orang yang mempertentangkan kematianNya di atas salib dan kebangkitanNya dari antara orang mati. Mengapa Allah menuntut Isa, seorang manusia yang sempurna, untuk mati? Al Qur’an menasihati Anda untuk mencari jawabannya di dalam Alkitab (Sura 10:94).

Janji itu menuntut kematian yang tak bernoda

Sekalipun Allah mengusir Adam dan Hawa dari Taman, Allah tidak membiarkan mereka begitu saja tanpa janji mengenai firdaus. Allah berjanji untuk mengirimkan Korban yang tak berdosa untuk menanggung hukuman yang sepatutnya mereka tanggung (Kejadian 3:15).

mungkin ayat tentang ini (yg saya bold) perlu dikoreksi mas, karena tdk ada janji Allah tentang penebusan dosa didlmnya  :)

Kej 3:(15) Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."   :)

(Sura 10:94)  ???

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #3 on: July 31, 2012, 10:49:49 PM »
-lanjutan-

Kitab Injil mengatakan “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar—tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati—. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu [hubungan yang dipulihkan].” (Roma 5:6-12)

“Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (Roma 5:18-21)

Oleh karena itu Yesus harus mati untuk menyediakan satu-satunya jalan ke firdaus. Jika Anda percaya bahwa Yesus mati dan bangkit untuk menyelamatkan Anda, bertobatlah dari jalan Anda sendiri dan percayalah kepada Yesus! Ikuti Dia sebagai Tuhan yang kekasih karena Dia akan menguatkan Anda melalui FirmanNya, Alkitab.

http://www.gotquestions.org/Indonesia/mengapa-Yesus-mati.html

Kalau saya pribadi percaya kok Yesus/Isa itu mati dan kelak juga akan dibangkitkan bersama2 manusia2 yg lain.
Dan saya percaya Isa dan semua rasul, mereka adalah penyelamat bagi umat2nya  :)

tapi saya tdk ingin membebankan dosa saya kepada beliau, kasihan bang. masa' saya yg bikin dosa orang lain yg nangung dosa saya.

itu hanya pernyataan pribadi lho bang, mungkin tdk mewakili rekan2 yg lain  :)

met malem and pamit tidur dulu, nanti kelempon mau sahur  :)


bruce

  • Guest
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #4 on: August 01, 2012, 08:49:02 AM »
Quote
Kalau saya pribadi percaya kok Yesus/Isa itu mati dan kelak juga akan dibangkitkan bersama2 manusia2 yg lain.
Dan saya percaya Isa dan semua rasul, mereka adalah penyelamat bagi umat2nya 

tapi saya tdk ingin membebankan dosa saya kepada beliau, kasihan bang. masa' saya yg bikin dosa orang lain yg nangung dosa saya.

itu hanya pernyataan pribadi lho bang, mungkin tdk mewakili rekan2 yg lain 

Siapa yang ngajarin anda bahwa dosa anda (manusia) akan ditanggung oleh Isa (Jesus)?
Anda (manusia) tetap harus mempertanggung jawabkan dosa dosa anda (manusia), kecuali mendapat pengampunan dari Allah. Penebusan dosa oleh Jesus, membuka kembali hubungan harmonis yang terputus antara Allah dan manusia, sehingga manusia bisa berharap pengampunan.

Paham ya bedanya?

Salam

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #5 on: August 01, 2012, 06:47:03 PM »
Siapa yang ngajarin anda bahwa dosa anda (manusia) akan ditanggung oleh Isa (Jesus)?
Anda (manusia) tetap harus mempertanggung jawabkan dosa dosa anda (manusia), kecuali mendapat pengampunan dari Allah. Penebusan dosa oleh Jesus, membuka kembali hubungan harmonis yang terputus antara Allah dan manusia, sehingga manusia bisa berharap pengampunan.

Paham ya bedanya?

Salam

bukan dlm ajaran saya bang  :)

Tapi bukankah dlm ajaran kristen mengajarkan bahwa dosa manusia sudah ditanggung / ditebus oleh Yesus dengan kematiannya?

jadi manusia dariAdam dan keturunan sampai ke Yesus itu hubungannya dng Allah tdk harmonis? apa yg menjadi rujukan dan bukti bahwa hubungan antara manusia dng Allah tdk harmonis pada waktu sebelum Yesus mas?  :think:
Apakah tanpa penebusa dosa dari Yesus, maka manusia tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah mas?

bruce

  • Guest
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #6 on: August 01, 2012, 06:52:21 PM »
bukan dlm ajaran saya bang  :)

Tapi bukankah dlm ajaran kristen mengajarkan bahwa dosa manusia sudah ditanggung / ditebus oleh Yesus dengan kematiannya?

jadi manusia dariAdam dan keturunan sampai ke Yesus itu hubungannya dng Allah tdk harmonis? apa yg menjadi rujukan dan bukti bahwa hubungan antara manusia dng Allah tdk harmonis pada waktu sebelum Yesus mas?  :think:
Apakah tanpa penebusa dosa dari Yesus, maka manusia tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah mas?

Lhah yang anda baca dari post saya di atas itu apa ya?

Coba dibaca lagi mas.

Salam

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #7 on: August 01, 2012, 06:59:19 PM »
Lhah yang anda baca dari post saya di atas itu apa ya?

Coba dibaca lagi mas.

Salam

apa yg harus dibaca lagi bang?

an memang dlm ajaran saya tdk mengajarkan tuk membebankan dosa saya kepada Isa. apakah ada yg salah dengan kata2 saya?

so Apakah tanpa penebusa dosa dari Yesus, maka manusia tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah mas?


bruce

  • Guest
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #8 on: August 01, 2012, 07:08:00 PM »
Oke, mas, saya berikan lengkap ya, tolong dibaca dengan baik :

Ketika Yesus disebut sebagai Anak Domba Allah dalam Yohanes 1:29 dan 1:36, hal ini adalah merujuk pada Yesus sebagai korban yang terutama dan sempurna untuk dosa. Untuk memahami siapakah Kristus dan apa yang Dia lakukan, kita harus memulai dengan Perjanjian Lama yang mengandung nubuat-nubuat mengenai kedatangan Kristus sebagai “korban penebus salah” (Yesaya 53:10). Bahkan sebetulnya seluruh sistim korban persembahan yang ditetapkan Allah dalam Perjanjian Lama mempersiapkan pentas untuk kedatangan Yesus Kristus, yang adalah korban yang sempurna yang Allah persiapkan sebagai penebusan untuk dosa-dosa umatNya (Roma 8:3, Ibrani 10).

Mempersembahkan domba memainkan peranan yang amat penting dalam kehidupan agama orang-orang Yahudi dan sistim persembahan mereka. Ketika Yohanes Pembaptis merujuk pada Yesus sebagai “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29), orang-orang Yahudi yang mendengarnya mungkin langsung memikirkan salah satu dari beberapa korban persembahan yang penting. Menjelang Hari Raya Paskah, pikiran yang pertama mungkin adalah korban persembahan Anak Domba Paskah. Hari Raya Paskah adalah salah satu hari raya utama orang Yahudi dan suatu perayaan untuk memperingati saat Allah melepaskan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir. Kenyataannya, penyembelihan anak domba Paskah dan menaruh darah di ambang pintu rumah agar supaya malaikat maut melewati mereka “yang ditutupi oleh darah” (Keluaran 12:11-13) adalah merupakan gambaran yang indah mengenai karya penebusan Kristus di atas salib.

Persembahan lain yang melibatkan domba adalah persembahan sehari-hari di Bait Suci di Yerusalem. Setiap pagi dan petang seekor domba dipersembahkan di Bait Allah bagi dosa-dosa orang banyak (Keluaran 29:38-42). Persembahan sehari-hari ini, sama seperti semua lainnya, sekedar menunjuk kepada persembahan Kristus yang sempurna di atas salib. Kenyataannya saat kematian Yesus di atas salib bertepatan dengan saat korban petang dilakukan di Bait Suci. Orang-orang Yahudi pada waktu itu akan kenal baik dengan nabi-nabi Perjanjian Lama, yaitu Yeremia dan Yesaya, yang nubuatnya sudah lebih dahulu memberitahukan datangnya seseorang yang akan dituntun “seperti seekor domba ke pembantaian” (Yeremia 11:19, Yesaya 53:7) dan yang penderitaan dan pengorbananNya akan menebus Israel. Sudah barang tentu orang yang dinubuatkan oleh para nabi Perjanjian Lama ini tidak lain adalah Yesus Kristus, “sang Anak Domba Allah.”

Sekalipun konsep mengenai sistim korban persembahan mungkin asing bagi kita pada zaman sekarang, konsep penebusan atau penggantian adalah sesuatu yang dapat kita pahami dengan mudah. Kita tahu bahwa upah dosa adalah kematian (Roma 6:23) dan bahwa dosa kita memisahkan kita dari Allah. Kita juga tahu bahwa Alkitab mengajarkan bahwa kita semua adalah orang berdosa dan tidak seorangpun yang benar di hadapan Allah (Roma 3:23). Karena dosa kita, kita terpisah dari Allah dan kita bersalah di hadapanNya; oleh karena itu, satu-satunya harapan kita adalah kalau Dia bersedia menyediakan jalan untuk kita diperdamaikan dengan diriNya dan itulah yang dilakukanNya dalam mengutus AnakNya Yesus Kristus untuk mati di salib. Kristus mati untuk menebus dosa dan untuk membayar hukuman dosa dari semua yang percaya kepadaNya.

Melalui kematianNya di atas salib sebagai korban yang sempurna untuk dosa dan kebangkitanNya tiga hari kemudian maka kita sekarang dapat memiliki hidup kekal jikalau kita percaya kepadaNya. Fakta bahwa Allah sendiri yang telah menyediakan korban yang menebus atau membayar dosa kita adalah bagian dari kabar baik yang mulia dari Injil yang begitu jelas dinyatakan dalam 1 Petrus 1:18-21, “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah."

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #9 on: August 01, 2012, 08:51:52 PM »
Oke, mas, saya berikan lengkap ya, tolong dibaca dengan baik :

Ketika Yesus disebut sebagai Anak Domba Allah dalam Yohanes 1:29 dan 1:36, hal ini adalah merujuk pada Yesus sebagai korban yang terutama dan sempurna untuk dosa. Untuk memahami siapakah Kristus dan apa yang Dia lakukan, kita harus memulai dengan Perjanjian Lama yang mengandung nubuat-nubuat mengenai kedatangan Kristus sebagai “korban penebus salah” (Yesaya 53:10). Bahkan sebetulnya seluruh sistim korban persembahan yang ditetapkan Allah dalam Perjanjian Lama mempersiapkan pentas untuk kedatangan Yesus Kristus, yang adalah korban yang sempurna yang Allah persiapkan sebagai penebusan untuk dosa-dosa umatNya (Roma 8:3, Ibrani 10).

Mempersembahkan domba memainkan peranan yang amat penting dalam kehidupan agama orang-orang Yahudi dan sistim persembahan mereka. Ketika Yohanes Pembaptis merujuk pada Yesus sebagai “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29), orang-orang Yahudi yang mendengarnya mungkin langsung memikirkan salah satu dari beberapa korban persembahan yang penting. Menjelang Hari Raya Paskah, pikiran yang pertama mungkin adalah korban persembahan Anak Domba Paskah. Hari Raya Paskah adalah salah satu hari raya utama orang Yahudi dan suatu perayaan untuk memperingati saat Allah melepaskan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir. Kenyataannya, penyembelihan anak domba Paskah dan menaruh darah di ambang pintu rumah agar supaya malaikat maut melewati mereka “yang ditutupi oleh darah” (Keluaran 12:11-13) adalah merupakan gambaran yang indah mengenai karya penebusan Kristus di atas salib.

Persembahan lain yang melibatkan domba adalah persembahan sehari-hari di Bait Suci di Yerusalem. Setiap pagi dan petang seekor domba dipersembahkan di Bait Allah bagi dosa-dosa orang banyak (Keluaran 29:38-42). Persembahan sehari-hari ini, sama seperti semua lainnya, sekedar menunjuk kepada persembahan Kristus yang sempurna di atas salib. Kenyataannya saat kematian Yesus di atas salib bertepatan dengan saat korban petang dilakukan di Bait Suci. Orang-orang Yahudi pada waktu itu akan kenal baik dengan nabi-nabi Perjanjian Lama, yaitu Yeremia dan Yesaya, yang nubuatnya sudah lebih dahulu memberitahukan datangnya seseorang yang akan dituntun “seperti seekor domba ke pembantaian” (Yeremia 11:19, Yesaya 53:7) dan yang penderitaan dan pengorbananNya akan menebus Israel. Sudah barang tentu orang yang dinubuatkan oleh para nabi Perjanjian Lama ini tidak lain adalah Yesus Kristus, “sang Anak Domba Allah.”

Sekalipun konsep mengenai sistim korban persembahan mungkin asing bagi kita pada zaman sekarang, konsep penebusan atau penggantian adalah sesuatu yang dapat kita pahami dengan mudah. Kita tahu bahwa upah dosa adalah kematian (Roma 6:23) dan bahwa dosa kita memisahkan kita dari Allah. Kita juga tahu bahwa Alkitab mengajarkan bahwa kita semua adalah orang berdosa dan tidak seorangpun yang benar di hadapan Allah (Roma 3:23). Karena dosa kita, kita terpisah dari Allah dan kita bersalah di hadapanNya; oleh karena itu, satu-satunya harapan kita adalah kalau Dia bersedia menyediakan jalan untuk kita diperdamaikan dengan diriNya dan itulah yang dilakukanNya dalam mengutus AnakNya Yesus Kristus untuk mati di salib. Kristus mati untuk menebus dosa dan untuk membayar hukuman dosa dari semua yang percaya kepadaNya.

Melalui kematianNya di atas salib sebagai korban yang sempurna untuk dosa dan kebangkitanNya tiga hari kemudian maka kita sekarang dapat memiliki hidup kekal jikalau kita percaya kepadaNya. Fakta bahwa Allah sendiri yang telah menyediakan korban yang menebus atau membayar dosa kita adalah bagian dari kabar baik yang mulia dari Injil yang begitu jelas dinyatakan dalam 1 Petrus 1:18-21, “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah."

weleh ini malah seperti memnaca khotbah minggu bang, kepanjangan dan belum ngejawab pertanyaan saya (maaf lho kalau dianggap ngeyel) :)
dijawab simple aja bang, kalau perlu disertai ayat yg mendukungnya:
1. Apakah tanpa penebusa dosa dari Yesus, maka manusia tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah mas?
2. Apa yg menjadi rujukan dan bukti bahwa hubungan antara manusia dng Allah tdk harmonis pada waktu sebelum Yesus mas?
3. Apa yg dikamsud dengan  upah dosa adalah kematian (Roma 6:23)? apakah setelah Dosa ditebus oleh Yesus manusia tdk tersentuh lagi dengan kematian?
4. dan apakah maksud bahwa dosa kita memisahkan kita dari Allah? apakah sebelum Yesus datang manusia2 terpisah dengan Allah? bukankah ada para Rasul sebelum Yesus yg menyatukan dan menjadi jalan bagi umat kepada Allahnya?

salam and sekali lagi maaf kalau dianggap ngeyel  :)

bruce

  • Guest
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #10 on: August 01, 2012, 09:10:30 PM »
Quote
1. Apakah tanpa penebusa dosa dari Yesus, maka manusia tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah mas?

Tidak bisa.
Yoh 14:6   Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 

Quote
2. Apa yg menjadi rujukan dan bukti bahwa hubungan antara manusia dng Allah tdk harmonis pada waktu sebelum Yesus mas?

3. Apa yg dimaksud dengan  upah dosa adalah kematian (Roma 6:23)? apakah setelah Dosa ditebus oleh Yesus manusia tdk tersentuh lagi dengan kematian?

4. dan apakah maksud bahwa dosa kita memisahkan kita dari Allah? apakah sebelum Yesus datang manusia2 terpisah dengan Allah? bukankah ada para Rasul sebelum Yesus yg menyatukan dan menjadi jalan bagi umat kepada Allahnya?

Penebusan dosa:

1) Kita tahu bahwa satu-satunya yang memisahkan kita dengan Allah adalah dosa, karena dosa bertolak belakang dengan hakekat Allah yang kudus dan kasih. Dosa membuat jurang yang begitu dalam, yang tak terseberangi, antara Allah dan manusia. Dan manusia dengan kekuatan sendiri tidak dapat menyambung kembali hubungan ini. Dan hubungan ini hanya dapat dijembatani oleh Kristus, Anak Allah yang menjadi manusia, yang mengambil hakekat manusia dan menjadikannya bagian dari hakekat Kristus, sehingga manusia memperoleh kembali hakekatnya yang sejati, yaitu sebagai anak Allah. Dengan kata lain, apa yang diambil oleh Kristus (tubuh manusia, keinginan, pikiran, jiwa, pekerjaan, penderitaan, dll) menjadi sesuatu yang kudus.

2) Kita juga bisa melihatnya dari definisi dosa, yaitu memisahkan diri dari kasih Allah. Dan untuk mendapatkan kasih itu kembali, manusia tidak dapat memaksakannya, karena kasih hanya dapat diterima. Sama seperti kita tidak dapat memaksakan seseorang untuk mengasihi kita. Dan Kristus menjadi suatu tanda kasih Allah, dimana mencapai puncaknya pada kematiaan-Nya di kayu salib. Kasih yang telah diberikan Allah inilah yang mempunyai kekuatan untuk menghapus dosa.

Dosa asal:

1) Dengan penebusan Kristus, maka Kristus telah memberikan jalan menuju keselamatan (Yoh 14:6). Ibaratnya, dengan penebusan Kristus, maka Yesus telah membangun suatu jembatan yang dapat dilewati oleh setiap orang yang mau datang kepada-Nya. Namun ini tidak berarti bahwa dosa asal dihilangkan. Pada saat Adam dan Hawa berdosa, maka manusia telah kehilangan beberapa hal: 1) Rahmat kekudusan, 2) 4-preternatural gifts, yang terdiri dari (a) immortality/ tidak tunduk terhadap kuasa maut, (b) immunity from suffering / tidak dapat menderita, (c) infused knowledge, (d) integrity, yaitu harmoni dan tunduknya segala macam keinginan dan emosi dari kedagingan kita kepada reason (akal budi) (Lih KGK, 405, 337).

2) Sebagai akibat dosa, maka manusia kehilangan semua rahmat di atas. Namun dengan penebusan Kristus, maka Rahmat Kekudusan dipulihkan, yaitu dengan cara menerima Sakramen Baptis. Namun 4-preterntural gifts tidak dipulihkan dan tetap menjadi bagian dari manusia, sehingga manusia selalu berjuang terhadap empat hal: ignorance / ketidaktahuan, kematian, penderitaan, dan concupiscence/ kecenderungan untuk berbuat dosa. KGK 2515 menjelaskan tentang kecenderungan manusia untuk berbuat dosa.

3) Jadi dosa asal dihapuskan dengan menerima Sakramen Baptis, namun manusia tetap harus berjuang melawan keinginan daging, sehingga pada akhirnya manusia dapat sampai pada Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, kita masih melihat banyak penderitaan, perang, kejahatan, dll. Kita harus menjalankan bagian kita masing-masing untuk memancarkan terang Kristus di dunia.

Perbedaan manusia sebelum kedatangan Yesus dengan manusia setelah kedatangan Yesus:

1) Pada dasarnya, hukum Taurat telah dituliskan dalam setiap hati nurani manusia (Rom 2:15). Jadi sebelum kedatangan Kristus, manusia hidup berdasarkan hukum yang tertulis di dalam setiap hati nurani masing-masing, dan bagi orang Yahudi, secara khusus Allah telah menuliskannya dalam 2 loh batu dan dalam suatu perjanjian (covenant). Hukum 10 perintah Allah dibagi menjadi dua, yaitu kasih terhadap Allah dan kasih terhadap sesama. Jadi manusia yang belum mengenal Kristus, sebenarnya juga telah dibekali dengan hati nurani untuk berbuat kasih. Dan mereka akan dihakimi menurut apa yang mereka ketahui dan sesuai dengan kapasitas mereka (Rom 2:12). Tentu saja takarannnya jauh lebih ringan dibandingkan dengan orang yang telah tahu, namun tetap melakukan kesalahan.

2) Dan setelah kedatangan Kristus, Rasul Yohanes mengatakan mengatakan bahwa Taurat diberikan oleh Musa, namun kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus(Jn 1:17) . Dan Rasul Paulus menegaskan bahwa bagi yang telah mengenal Yesus, dia tidak lagi dikuasai oleh dosa, karena tidak lagi berada di bawah hukum Taurat, namun dibawah kasih karunia (Rom 6:14). Kasih karunia dari Allah inilah yang tercurah pada saat kita diBaptis, dimana rahmat kekudusan menjadikan manusia dapat berpartisipasi dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus. Bagi orang yang melakukan dosa setelah kedatangan Kristus dosanya lebih berat dibandingan sebelum kedatangan Kristus, sama seperti orang yang telah dibaptis namun tetap hidup dalam dosa, maka dosanya akan lebih berat daripada orang yang belum dibaptis, karena kepada mereka yang diberikan banyak, juga dituntut lebih banyak (Luk 12:48).

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #11 on: August 02, 2012, 06:53:54 PM »
Tidak bisa.
Yoh 14:6   Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 

Penebusan dosa:

1) Kita tahu bahwa satu-satunya yang memisahkan kita dengan Allah adalah dosa, karena dosa bertolak belakang dengan hakekat Allah yang kudus dan kasih. Dosa membuat jurang yang begitu dalam, yang tak terseberangi, antara Allah dan manusia. Dan manusia dengan kekuatan sendiri tidak dapat menyambung kembali hubungan ini. Dan hubungan ini hanya dapat dijembatani oleh Kristus, Anak Allah yang menjadi manusia, yang mengambil hakekat manusia dan menjadikannya bagian dari hakekat Kristus, sehingga manusia memperoleh kembali hakekatnya yang sejati, yaitu sebagai anak Allah. Dengan kata lain, apa yang diambil oleh Kristus (tubuh manusia, keinginan, pikiran, jiwa, pekerjaan, penderitaan, dll) menjadi sesuatu yang kudus.

2) Kita juga bisa melihatnya dari definisi dosa, yaitu memisahkan diri dari kasih Allah. Dan untuk mendapatkan kasih itu kembali, manusia tidak dapat memaksakannya, karena kasih hanya dapat diterima. Sama seperti kita tidak dapat memaksakan seseorang untuk mengasihi kita. Dan Kristus menjadi suatu tanda kasih Allah, dimana mencapai puncaknya pada kematiaan-Nya di kayu salib. Kasih yang telah diberikan Allah inilah yang mempunyai kekuatan untuk menghapus dosa.

Dosa asal:

1) Dengan penebusan Kristus, maka Kristus telah memberikan jalan menuju keselamatan (Yoh 14:6). Ibaratnya, dengan penebusan Kristus, maka Yesus telah membangun suatu jembatan yang dapat dilewati oleh setiap orang yang mau datang kepada-Nya. Namun ini tidak berarti bahwa dosa asal dihilangkan. Pada saat Adam dan Hawa berdosa, maka manusia telah kehilangan beberapa hal: 1) Rahmat kekudusan, 2) 4-preternatural gifts, yang terdiri dari (a) immortality/ tidak tunduk terhadap kuasa maut, (b) immunity from suffering / tidak dapat menderita, (c) infused knowledge, (d) integrity, yaitu harmoni dan tunduknya segala macam keinginan dan emosi dari kedagingan kita kepada reason (akal budi) (Lih KGK, 405, 337).

2) Sebagai akibat dosa, maka manusia kehilangan semua rahmat di atas. Namun dengan penebusan Kristus, maka Rahmat Kekudusan dipulihkan, yaitu dengan cara menerima Sakramen Baptis. Namun 4-preterntural gifts tidak dipulihkan dan tetap menjadi bagian dari manusia, sehingga manusia selalu berjuang terhadap empat hal: ignorance / ketidaktahuan, kematian, penderitaan, dan concupiscence/ kecenderungan untuk berbuat dosa. KGK 2515 menjelaskan tentang kecenderungan manusia untuk berbuat dosa.

3) Jadi dosa asal dihapuskan dengan menerima Sakramen Baptis, namun manusia tetap harus berjuang melawan keinginan daging, sehingga pada akhirnya manusia dapat sampai pada Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, kita masih melihat banyak penderitaan, perang, kejahatan, dll. Kita harus menjalankan bagian kita masing-masing untuk memancarkan terang Kristus di dunia.

Perbedaan manusia sebelum kedatangan Yesus dengan manusia setelah kedatangan Yesus:

1) Pada dasarnya, hukum Taurat telah dituliskan dalam setiap hati nurani manusia (Rom 2:15). Jadi sebelum kedatangan Kristus, manusia hidup berdasarkan hukum yang tertulis di dalam setiap hati nurani masing-masing, dan bagi orang Yahudi, secara khusus Allah telah menuliskannya dalam 2 loh batu dan dalam suatu perjanjian (covenant). Hukum 10 perintah Allah dibagi menjadi dua, yaitu kasih terhadap Allah dan kasih terhadap sesama. Jadi manusia yang belum mengenal Kristus, sebenarnya juga telah dibekali dengan hati nurani untuk berbuat kasih. Dan mereka akan dihakimi menurut apa yang mereka ketahui dan sesuai dengan kapasitas mereka (Rom 2:12). Tentu saja takarannnya jauh lebih ringan dibandingkan dengan orang yang telah tahu, namun tetap melakukan kesalahan.

2) Dan setelah kedatangan Kristus, Rasul Yohanes mengatakan mengatakan bahwa Taurat diberikan oleh Musa, namun kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus(Jn 1:17) . Dan Rasul Paulus menegaskan bahwa bagi yang telah mengenal Yesus, dia tidak lagi dikuasai oleh dosa, karena tidak lagi berada di bawah hukum Taurat, namun dibawah kasih karunia (Rom 6:14). Kasih karunia dari Allah inilah yang tercurah pada saat kita diBaptis, dimana rahmat kekudusan menjadikan manusia dapat berpartisipasi dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus. Bagi orang yang melakukan dosa setelah kedatangan Kristus dosanya lebih berat dibandingan sebelum kedatangan Kristus, sama seperti orang yang telah dibaptis namun tetap hidup dalam dosa, maka dosanya akan lebih berat daripada orang yang belum dibaptis, karena kepada mereka yang diberikan banyak, juga dituntut lebih banyak (Luk 12:48).

1. Jadi orang2 sebelum kedatangan Yesus tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah mas? jadi percuma dong orang2 dahulu semasa para rasul sebelum Yesus berdo'a dan memohon ampun kepada Allah, karena mereka tdb bisa mengharapkan pengampunan Allah.

maksud dari pertanyaan ke 2 adalah apakah ada tanda2 manusia waktu sebelum kedatangan Yesus itu tdk harmonis mas, apakah bukti yg menunjukan demikian?
beda keharmonisan manusia dulu dengan setalah Yesus?

apa maksud dari upah dosa adalah kematian mas? apakah setelah ditebus maka manusia tdk bisa mati? toh manusia mati2 juga kan mas?

menurut saya para Rasul terdahulu juga merupakan jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun dari umat mereka yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui mereka para rasul Allah.
merekalah jembatan antara umat2 mereka dengan Allah.

itu menurut saya lho mas  :) 


bruce

  • Guest
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #12 on: August 02, 2012, 07:05:11 PM »
Quote
1. Jadi orang2 sebelum kedatangan Yesus tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah mas? jadi percuma dong orang2 dahulu semasa para rasul sebelum Yesus berdo'a dan memohon ampun kepada Allah, karena mereka tdb bisa mengharapkan pengampunan Allah.

Orang orang sebelum kedatangan Jesus masih mendapat kesempatan untuk menerima Jesus di akhirat.
Orang orang yang karena ketidak tahuannya yang bukan karena penolakannya, tidak mengenal Jesus akan diadili menurut hukum yang mereka percayai.

Quote
maksud dari pertanyaan ke 2 adalah apakah ada tanda2 manusia waktu sebelum kedatangan Yesus itu tdk harmonis mas, apakah bukti yg menunjukan demikian?
beda keharmonisan manusia dulu dengan setalah Yesus?

Tandanya, manusia sebelum kedatangan Jesus masih hidup dalam kuasa dosa, dan harus berusaha sendiri untuk bisa lepas dari dosa, manusia masih menjadi hamba dosa. Sementara setelah kedatangan Jesus, manusia berhak menyapa Allah sebagai Bapa nya, suatu perbedaan yang sangat besar.

Quote
apa maksud dari upah dosa adalah kematian mas? apakah setelah ditebus maka manusia tdk bisa mati? toh manusia mati2 juga kan mas?

Upah dosa adalah maut yang bersifat kekal, yakni hukuman neraka. Kalau yang anda sebut mati, bagi orang Kristen bukan mati, tetapi pindah, dari di dunia ke kehidupan kekal. Di neraka lah terdapat kematian kekal (dalam arti tidak mendapat kehidupan kekal).

Quote
menurut saya para Rasul terdahulu juga merupakan jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun dari umat mereka yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui mereka para rasul Allah.
merekalah jembatan antara umat2 mereka dengan Allah.

Para rasul yang mana?
Para nabi nabi sejak dulu mempersiapkan kedatangan Sang Putera Allah itu sendiri, dan tergenapi sejak Jesus datang. Para nabi datang untuk membuka pikiran manusia untuk bisa mengenal Allah yang datang itu. Sayangnya, masih ada yang menutup matanya, kan?



Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #13 on: August 02, 2012, 07:30:31 PM »
Halo mas striker. Saya pengen ikutan jawab nih. Boleh ya.

dijawab simple aja bang, kalau perlu disertai ayat yg mendukungnya:
1. Apakah tanpa penebusa dosa dari Yesus, maka manusia tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah mas?

Ya. Tanpa penebusan dosa dari Yesus, maka manusia tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah.

Quote
2. Apa yg menjadi rujukan dan bukti bahwa hubungan antara manusia dng Allah tdk harmonis pada waktu sebelum Yesus mas?

Yang bisa jadi bukti pertama adalah peristiwa Adam dan Hawa melanggar larangan Allah (tidak bertaqwa). Terus ada peristiwa Kain bunuh Habil. Dan seterusnya.

Sementara kalau rujukan, rujuk saja ke 10 perintah Allah yang ada di Hukum Taurat. Dari situ semua orang bisa tahu kalau hubungan manusia dan Allah tidak harmonis lagi.
 
Quote
3. Apa yg dikamsud dengan  upah dosa adalah kematian (Roma 6:23)? apakah setelah Dosa ditebus oleh Yesus manusia tdk tersentuh lagi dengan kematian?

Paulus, ketika menulis kalimat tsb, sedang merujuk pada Kitab Musa, tepatnya kitab Kejadian 2 : 16-17 di mana Allah berfirman "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Apakah setelah ditebus oleh Yesus, manusia tidak mati lagi? Tidak dan ya.
Tidak, manusia sebagai jasad hidup tetap mati.
Ya, setelah ditebus oleh Yesus, manusia memperoleh hidup kekal di surga.

Quote
4. dan apakah maksud bahwa dosa kita memisahkan kita dari Allah? apakah sebelum Yesus datang manusia2 terpisah dengan Allah? bukankah ada para Rasul sebelum Yesus yg menyatukan dan menjadi jalan bagi umat kepada Allahnya?

Ketika manusia berdosa, manusia tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak/rancangan Allah. Allah itu suci. Dosa membuat manusia tidak bisa berhubungan dng baik dng Allah. Itulah yg dimaksud dengan manusia terpisah dari Allah.

Sebelum Yesus datang dan setelah Yesus datang, kondisi semua manusia yang belum ditebus adalah terpisah dari Allah.

FYI, kami memakai istilah "nabi" untuk para mediator Allah sebelum Yesus. Setelah Yesus tidak ada nabi, tapi ada rasul (dan kalo nggak salah cuma 12).

Sebelum Yesus datang, para nabi itu memang jadi mediator, tapi itu saja. Mereka tidak bisa menyatukan/memperbaiki hubungan Allah dan manusia yang telah rusak. Sebab, hukumnya adalah 'mata ganti mata'. Yang bisa memperbaiki hubungan Allah dan manusia adalah kurban, dan kurban itupun harus suci. Dan, tidak ada manusia yang suci.

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Re: Mengapakah Yesus harus mati?
« Reply #14 on: August 03, 2012, 01:58:35 PM »
Halo mas striker. Saya pengen ikutan jawab nih. Boleh ya.

Ya. Tanpa penebusan dosa dari Yesus, maka manusia tdk bisa mengharapkan pengampunan dari Allah.

Yang bisa jadi bukti pertama adalah peristiwa Adam dan Hawa melanggar larangan Allah (tidak bertaqwa). Terus ada peristiwa Kain bunuh Habil. Dan seterusnya.

Sementara kalau rujukan, rujuk saja ke 10 perintah Allah yang ada di Hukum Taurat. Dari situ semua orang bisa tahu kalau hubungan manusia dan Allah tidak harmonis lagi.
 
Paulus, ketika menulis kalimat tsb, sedang merujuk pada Kitab Musa, tepatnya kitab Kejadian 2 : 16-17 di mana Allah berfirman "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Apakah setelah ditebus oleh Yesus, manusia tidak mati lagi? Tidak dan ya.
Tidak, manusia sebagai jasad hidup tetap mati.
Ya, setelah ditebus oleh Yesus, manusia memperoleh hidup kekal di surga.

Ketika manusia berdosa, manusia tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak/rancangan Allah. Allah itu suci. Dosa membuat manusia tidak bisa berhubungan dng baik dng Allah. Itulah yg dimaksud dengan manusia terpisah dari Allah.

Sebelum Yesus datang dan setelah Yesus datang, kondisi semua manusia yang belum ditebus adalah terpisah dari Allah.

FYI, kami memakai istilah "nabi" untuk para mediator Allah sebelum Yesus. Setelah Yesus tidak ada nabi, tapi ada rasul (dan kalo nggak salah cuma 12).

Sebelum Yesus datang, para nabi itu memang jadi mediator, tapi itu saja. Mereka tidak bisa menyatukan/memperbaiki hubungan Allah dan manusia yang telah rusak. Sebab, hukumnya adalah 'mata ganti mata'. Yang bisa memperbaiki hubungan Allah dan manusia adalah kurban, dan kurban itupun harus suci. Dan, tidak ada manusia yang suci.

- Setelah kedatngan Yesuspun banyak orang yg tdk bertaqwa, dan banyak pula yg bunuhan seperti halnya kain dan habil, so what different?

-Bagaimana hukum2 Allah dlm taurat bisa dijadikan patokan tdk harmonisnya Allah dengan manusia, bukankah hukum2 Allah itu malah mengajarkan utk manusia dekat dengan Allah? karena tanpa hukum Allah maka manusia akan semakin jauh dengan Allah, karena mereka akan hidup semaunya dewe.

- "Dosa membuat manusia tidak bisa berhubungan dng baik dng Allah"
sampai sekarangpun masih banyak orang yg sdh dibabtis juga jatuh dlm dosa, bahkan banyak orang2 yg diyakini telah diurapi oleh Roh Kudus juga berzina, so apa bedanya dengan orang2 dahulu, sama2 berbuat dosa kan mas?

-Kalau para 'nabi' sebelum Yesus tidak bisa menyatukan/memperbaiki hubungan Allah dan manusia yang telah rusak, lha utk alasan apa Allah menjadikan mereka 'NABI'?

salam.