Menurut kajian paleoantropologis, setidaknya ada sembilan jenis makhluk purba yang dikategorikan serupa manusia, yaitu:
Australopithecus (A.) aferensis, A. africanus, Paranthropus (P.) aethiopicus, P. robustus, P. boisei, Homo (H.) habilis kecil, H. habilis besar, H. erektus, dan H. sapiens. Homo habilis mahir menggunakan alat-alat batu.
Dari titik sentral inilah, muncul pandangan yang mengajarkan adanya manusia pra-Adam.
Pandangan itu mengambil dasar dari Kejadian 1:27 yang menulis, “maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”
Manusia disitu dikatakan sebagai jenis tersebut. Dan mereka membedakan dengan Adam dan Hawa yang kisah penciptaannya tertulis dalam Kejadian 2:7 (ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup).
Akan tetapi pandangan itu TIDAKLAH tepat, karena melupakan salah satu unsur penafsiran, yaitu melihat konteks bahasa.
Bahasa Ibrani untuk “manusia” yang dipakai dalam Kejadian 1:27 adalah “Adam”.
(Wayo’mer ‘Elohiym, Na`seh ‘ADAM btsalmenuwkidmuwtenuw wyirduw bidgat hayam uwb`owp hashamayimuwbabhemah uwbkal- ha’arets {*} uwbkal- haremes haromes`al- ha’arets: transliterasi dari bahasa Ibrani – Bible Library-).
Kejadian 2:7 juga menggunakan kata yang sama: Adam
“ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup".
(Transliterasi: Wayiytser Yahweh ‘Elohiym ‘et- ha’ADAM `apar min-ha’damah wayipach b’apayw nishmat chayiym wayhiy ha’adamlnepesh chayah).
Dari analisa terhadap bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama yaitu bahasa Ibrani, tertera dengan jelas bahwa “manusia” yang dimaksud dalam Kejadian 1:27 SAMA dengan “manusia” di dalam Kejadian 2:7, yaitu “Adam“.
Kata “Adam” ini dalam Alkitab bahasa Indonesia, ada yang digunakan langsung (misalnya dalam Kejadian 4:25 “Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: “Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”),
DAN
ada juga yang diterjemahkan menjadi “manusia” seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:26-27 “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”
Urutan proses penciptaan manusia sebagaimana dikisahkan dalam kitab Kejadian di Perjanjian Lama, senada dengan pernyataan Alkitab dalam Perjanjian Baru, “Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.” (1 Timotius 2:13).
Juga dalam 1 Korintus 15:45 “Seperti ada tertulis: “Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup”, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.”
Dari perkawinan Adam dan Hawa, lahirlah generasi-generasi manusia berikutnya yang terus berkembang dan memenuhi Bumi sampai sekarang.
GOD BLESS