Author Topic: Curhat antar kita  (Read 2320 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

bruce

  • Guest
Curhat antar kita
« on: August 08, 2012, 10:27:16 PM »
Walau bukanlah pakar, tetapi dari pengalaman hidup kita bersama, saya mengundang teman teman yang punya masalah dalam kehidupan sehari hari, untuk curhat di thread ini (atau membuat thread khusus). Sehingga bisa bersama-sama saudara seiman kita bisa pikirkan jalan keluarnya, dan kita doakan bersama. Dengan saling berbagi kita sama sama menguatkan, dengan berdoa bersama, kita semakin dikuatkan.

Silahkan.

 :signofcross:


bruce

  • Guest
Re: Curhat antar kita
« Reply #1 on: August 26, 2012, 01:20:00 PM »
God Hath Not Promised

God hath not promised skies always blue,
Flower-strewn pathways, all our lives through,
God hath not promised sun without rain,
Joy without sorrow, peace without pain.
God hath not promised we shall not know
Toil and temptation, trouble and woe;
He hath not told us we shall not bear
Many a burden, many a care.
God hath not promised smooth roads and wide,
Swift, easy travel, needing no guide;
Never a mountain, rocky and steep,
Never a river turbid and deep.
But God hath promised strength for the day,
Rest for the labour, light for the way.
Grace for the trials, Help from above,
Unfailing sympathy, undying love.


Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: Curhat antar kita
« Reply #2 on: August 26, 2012, 04:27:53 PM »
Bro..bagaimana kalau Anda yang curhat duluan? :whistle:
jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

bruce

  • Guest
Re: Curhat antar kita
« Reply #3 on: August 26, 2012, 06:43:34 PM »
Ha ha ha ha, apa yang bisa saya curhatkan? Karena dalam banyak hal saya biasanya sudah menyampaikan peristiwa peristiwa yang saya alami.

Tetapi, saya coba, sesuai dengan apa yang saya tulis di atas.

Saya dilahirkan bukan dari keluarga kaya. Saya merupakan putra pertama dari tiga adik saya (dua laki dan satu perempuan). Masa kecil saya bukanlah masa kecil yang penuh suka cita, karena walaupun orang tua memperhatikan kami, tetapi disiplin ayah dan ibu kepada kami, terutama kepada saya sangat keras. Kalau saya melakukan kesalahan atau kenakalan, hukuman yang diberikan bukan hanya verbal, tetapi sudah termasuk hukuman fisik, bisa tamparan, pukulan, dan sering dengan rotan. Sistem hukuman fisik, saya akui merenggangkan hubungan antara anak anak dan orang tua, walau tidak membuat anak anak, terutama saya, membenci orang tua.

Dalam hal mainan, saya sangat beruntung, karena dulu ayah saya mengirim berbagai mainan kepada paman saya di luar kota. Sehingga saya selalu mendapat mainan yang sangat bagus bagus. Bahkan tergolong mewah bagi anak anak saat itu. Kebiasaan saya dalam merawat dan menyimpan mainan ini hancur berantakan ketika adik adik saya mulai bisa ikut bermain. Sebagian besar mainan itu mulai rusak satu persatu ketika dimainkan oleh adik saya. Padahal, jenis mainan itu sekarang ini merupakan collection items. he he he.

Saat ayah saya keluar dari pekerjaannya, kami memiliki toko yang menjual berbagai macam makanan. Diawali oleh ibu saya, yang orangtuanya memiliki restoran di Jawa Timur, maka kami membuat semacam warung makan jawa timur, gagal. Diganti dengan berdagang berbagai makanan kaleng, dan terkena penggusuran. Ukuran toko dari 3 X 8 meter, dipotong menjadi 3 X 4 meter, dan dipotong lagi menjadi 3 X 1.5 meter ! Sehingga seluruh dagangan harus dijual dengan beratapkan tenda. Dan seperti juga yang terjadi pada pedagang kaki lima, karena kami dianggap melanggar, karena berdagang menggunakan tenda. Setiap saat satpol PP merazia, dagangan kami diobrak abrik, kadang dengan tendangan dan merusak dagangan kami. Tetapi, karena itulah satu satunya sumber penghasilan kami, kami tetap harus berdagang. Hingga akhirnya kami berhasil menyewa toko yang cukup baik di daerah yang tergolong baik, berukuran 5 X 10 meter.

Satu hal yang saya selalu lakukan setiap hari sejak kelas 4 SD adalah membantu di toko kecil kami itu. Setiap pulang sekolah, masih bercelana pendek, melepas baju seragam, dan hanya mengenakan kaus, saya menggantikan ayah saya, agar ayah saya bisa beristirahat siang, dan sore hari saat ayah saya kembali, barulah saya pulang untuk mandi, istirahat, membuat PR, ataupun belajar. Bermain ke luar? Jarang, walaupun saya bisa juga terkadang bersepeda ke tempat teman dan bermain di rumahnya seharian. Kebiasaan menggantikan menjaga toko ini tetap saya lakukan hingga saat saya kuliah, dan baru terpaksa saya hentikan ketika saya mulai bekerja. Saya bekerja saat baru lulus sarjana muda, dan saya tetap melanjutkan kuliah sambil bekerja.

Seperti saya kisahkan di atas, saat kami pindah toko, dan toko kami dirobohkan oleh buldozer oleh satpol PP, kami pindah ke toko yang baru di daerah yang lumayan jauh dari rumah kami. Sehigga kami tidak bisa berjalan kaki untuk pulang ke rumah. Nah, disaat ekonomi kami baru mulai beranjak membaik, adik perempuan saya satu satunya, terkena leukemia. Dan hanya bertahan 5 bulan sejak dinaytakan mengidap penyakit itu oleh dokter. Hal ini, selain memukul ekonomi keluarga kami, juga sangat membuat ayah dan ibu kami sangat berduka. Saat itu saya duduk di kelas 2 SMP.

Satu hal yang sangat saya syukuri adalah kemampuan saya dalam pelajaran sekolah. Saya tidak pernah berada pada ranking lebih buruk dari 4. Biasanya ranking 1 atau 2. Sehingga, walaupun di lingkungan teman teman, ekonomi saya termasuk kelas buruk (saya akui masih ada yang lebih buruk dari ekonomi kami), pergaulan saya tidak diasingkan oleh teman teman, karena saya selalu berada pada golongan elite dalam nilai. Dan kemampuan saya dalam menggambar, selalu terbaik sejak SMP hingga SMA, baik gambar bebas (termasuk cat minyak) hingga gambar teknik.

Mengenai gadget, walaupun keluarga kami tidak tergolong kaya, tetapi percayakah kalau kami telah memiliki televisi sejak TVRI belum mengudara? Ha ah ha, jadi saat TVRI mengawali siarannya yang pertama, ortu saya termasuk yang menyaksikannya di saat awal itu. Saya masih ingat kalau malam minggu tetangga berkumpul di rumah kami untuk menonton film akhir pekan. Saat itu masih jarang yang memiliki pesawat televisi. Tetapi, hingga era televisi berwarna, kami masih tetap menonton pesawat televisi kami yang 17 inchi dan hitam putih itu. Baru belakangan saat semua orang sudah menonton televisi berwarna, barulah kami memiliki televisi berwarna. Begitu juga dengan radio, ayah kami memiliki raio merek philips yang di bagian atasnya bisa dibuka dan menjadi alat pemutar piringan hitam. Itu bertahan terus hingga kemudian kami, tepatnya saya, minta diganti tape dengan amplifier dan speaker, he he he. Camera, saya termasuk yang paling awal menggunakan camera, mulai dari camera merk Mocba 5 ayah saya, yang hingga sekarang masih saya simpan. dan camera jenis prosumer merk fujica, camera slr fujica, hingga terakhir camera semi pro merk canon. Jadi, diantara kawan kawan SMP higga SMA, saya selalu populer karena termasuk yang mahir memotret.

Kira kira seperti itu untuk sementara ini, apa yang bisa saya sampaikan.
Dari kisah saya, bagi sebagian orang tentu tidak bisa melihat hal hal yang bisa disyukuri. Tetapi bagi saya, saya bisa melihat dan merasakan hal hal yang patut saya syukuri.
Karena, Tuhan memang tidak pernah menjanjikan hidup penuh sukacita tanpa duka bagi kita, tetapi Dia menjanjikan penyertaan pada setiap langkah hidup kita, terutama pada saat saat tersulit.

Syaom

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: Curhat antar kita
« Reply #4 on: August 27, 2012, 06:28:44 AM »
Kalau saya melakukan kesalahan atau kenakalan, hukuman yang diberikan bukan hanya verbal, tetapi sudah termasuk hukuman fisik, bisa tamparan, pukulan, dan sering dengan rotan. Sistem hukuman fisik, saya akui merenggangkan hubungan antara anak anak dan orang tua, walau tidak membuat anak anak, terutama saya, membenci orang tua.

hmm..sebagai anak pertama dengan 2 adik (cowok dan cewek), tanggung jawab yang diberikan kepada saya cukup berat. secara tidak langsung, saya dituntut untuk mampu memberi teladan pada adik2.
hukuman yang saya terima juga mirip, tapi dalam hal ini ibu saya lebih dominan.
sejak kecil, ayah saya kerja di luar kota dan hanya pulang 1 minggu sekali. akibatnya kami tidak pernah dekat. ibu pegang kendali penuh atas anak2nya

Quote
Dalam hal mainan, saya sangat beruntung, karena dulu ayah saya mengirim berbagai mainan kepada paman saya di luar kota. Sehingga saya selalu mendapat mainan yang sangat bagus bagus.

nah, ini yang beda.hehehehe..
ortu saya pelit memberi mainan, karena dianggap tidak berguna. mereka lebih konsen menyediakan kebutuhan sekolah. ayah secara rutin membelikan majalah Bobo, untuk menambah wawasan kami. biasanya saya rebutan dengan adik cewek, sedangkan adik cowok tidak begitu berminat (dia tidak begitu suka membaca)

Quote
Nah, disaat ekonomi kami baru mulai beranjak membaik, adik perempuan saya satu satunya, terkena leukemia. Dan hanya bertahan 5 bulan sejak dinaytakan mengidap penyakit itu oleh dokter. Hal ini, selain memukul ekonomi keluarga kami, juga sangat membuat ayah dan ibu kami sangat berduka. Saat itu saya duduk di kelas 2 SMP.

Puji Tuhan keluarga inti kami masih utuh.
dulu kami serumah dengan nenek dan paman --> sekarang keduanya telah meninggal.

Quote
Satu hal yang sangat saya syukuri adalah kemampuan saya dalam pelajaran sekolah. Saya tidak pernah berada pada ranking lebih buruk dari 4. Biasanya ranking 1 atau 2. Sehingga, walaupun di lingkungan teman teman, ekonomi saya termasuk kelas buruk (saya akui masih ada yang lebih buruk dari ekonomi kami), pergaulan saya tidak diasingkan oleh teman teman, karena saya selalu berada pada golongan elite dalam nilai. Dan kemampuan saya dalam menggambar, selalu terbaik sejak SMP hingga SMA, baik gambar bebas (termasuk cat minyak) hingga gambar teknik.

sama, Bro. hahahahaha..
saya punya kebutuhan untuk mencapai sesuatu, dan kebetulan kemampuan mendukung.
yang saya benci adalah olah raga, jadi saya tidak pernah mengasahnya.
kalau pas main basket, terus ada teman yang berniat merebut bola, biasanya ya langsung saya kasih.
hehehehe.. :nod:

Quote
Mengenai gadget, walaupun keluarga kami tidak tergolong kaya, tetapi percayakah kalau kami telah memiliki televisi sejak TVRI belum mengudara? Tetapi, hingga era televisi berwarna, kami masih tetap menonton pesawat televisi kami yang 17 inchi dan hitam putih itu.  Begitu juga dengan radio, ayah kami memiliki raio merek philips yang di bagian atasnya bisa dibuka dan menjadi alat pemutar piringan hitam. Itu bertahan terus hingga kemudian kami, tepatnya saya, minta diganti tape dengan amplifier dan speaker, he he he. Camera, saya termasuk yang paling awal menggunakan camera, mulai dari camera merk Mocba 5 ayah saya, yang hingga sekarang masih saya simpan. dan camera jenis prosumer merk fujica, camera slr fujica, hingga terakhir camera semi pro merk canon. Jadi, diantara kawan kawan SMP higga SMA, saya selalu populer karena termasuk yang mahir memotret.

dalam hal gadget, keluarga kami selalu ketinggalan. hehehehe..
maklum keluarga sederhana, prioritas kami adalah kebutuhan hidup dasar plus sekolah.
urusan gadget, biasanya paman yang menyiapkan. berhubung beliau tidak menikah, lebih mudah rasanya menyisihkan uang.  :flower:

Quote
bagi saya, saya bisa melihat dan merasakan hal hal yang patut saya syukuri.
Karena, Tuhan memang tidak pernah menjanjikan hidup penuh sukacita tanpa duka bagi kita, tetapi Dia menjanjikan penyertaan pada setiap langkah hidup kita, terutama pada saat saat tersulit.

agak sulit diterima oleh orang yang kurang beriman.
hahahahaha..
terimakasih telah berbagi, Bro.. :afro:

jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

bruce

  • Guest
Re: Curhat antar kita
« Reply #5 on: August 27, 2012, 06:41:11 AM »
Quote
nah, ini yang beda.hehehehe..
ortu saya pelit memberi mainan, karena dianggap tidak berguna. mereka lebih konsen menyediakan kebutuhan sekolah. ayah secara rutin membelikan majalah Bobo, untuk menambah wawasan kami. biasanya saya rebutan dengan adik cewek, sedangkan adik cowok tidak begitu berminat (dia tidak begitu suka membaca)

Nah, di sini juga saya sangat bersyukur, sis. Walau tidak kaya, tetapi kebutuhan saya akan buku sangat terpenuhi. Kebetulan juga di keluarga kami hanya saya yang hobby membaca, dan adik perempuan saya yang belakangan lahir yang juga suka membaca. Selain itu, semua buku adalah milik saya. Kadang malah buku menjadi hadiah, dimana kalau saya ranking 1 saya boleh ke Gramedia membeli buku, maka ketika benar tercapai, saya diberi uang untuk beli buku. Dan buku buku yang saya beli tetap tersimpan hingga kemudian saya beberapa kali pindah rumah, sebagian tercecer. Oya, bahkan saya pernah minta satu set Enciclopedia Americana, dan itu masih saya koleksi hingga sekarang.


Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: Curhat antar kita
« Reply #6 on: August 27, 2012, 02:47:35 PM »
Wah, anak sulung semua nih? wkwkwkwk...
Ternyata jadi anak nomor 1 membawa kesamaan juga ya? Adik saya 3, 2 cowok, 1 cewek.
Keluarga saya berasal dari keluarga yang cukup, maklum engkong saya punya pabrik sabun, walo sekarang udah gak jalan semenjak beliau meninggal. Mama saya, karena anak pengusaha, dapet banyak fasilitas dari engkong, sedang papa saya cuman anak mantan pegawai Belanda yang kehilangan kerjaan semenjak Indonesia merdeka.
Udah pernah rasain kemana-mana naik mobil, punya mobil banyak, dan rumah yang besar. Udah pernah pula ngerasain sakitnya kebangkrutan orang tua, kontrak ditempat yang sesak, kemana-mana naik sepeda, dihina orang dan saudara.
 :)

Hanya satu ucapan syukur saya, Allah baik, karena saya diijinkan merasakan jadi orang punya dan di saat lain jadi kere, serta kini kembali jadi orang pas-pasan (pas mau makan ada, pas mau naik mobil ada, pas pengen beli TV LCD ada, pas pengen punya rumah ada).
he he he...
 :giggle:

bruce

  • Guest
Re: Curhat antar kita
« Reply #7 on: August 27, 2012, 03:33:19 PM »
Quote
Hanya satu ucapan syukur saya, Allah baik, karena saya diijinkan merasakan jadi orang punya dan di saat lain jadi kere, serta kini kembali jadi orang pas-pasan (pas mau makan ada, pas mau naik mobil ada, pas pengen beli TV LCD ada, pas pengen punya rumah ada).

Betul sekali bro, dengan pernah menjadi orang berpunya, kita diajar untuk bersyukur terhadap apa yang kita nikmati dan diajarkan kebahagiaan dengan memberi, dengan pernah menjadi orang berkekurangan, kita diajar untuk tetap setia pada perintahnya, untuk bisa merasakan apa yang dirasakan kebanyakan manusia. Sehingga dimanapun Ia menempatkan kita, hanya Puji Syukur dan terima kasih yang pantas kita sampaikan untukNya.

Syalom

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Curhat antar kita
« Reply #8 on: August 27, 2012, 04:01:35 PM »
 :grining: Ini yang mengesankan ternyata Bruce itu termasuk 'orang purba':
Saya bekerja saat baru lulus sarjana muda, dan saya tetap melanjutkan kuliah sambil bekerja.
Kerna orang-orang modern, sudah langsung sarjana tua, tanpa pakai muda-mudaan. :grining:
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Curhat antar kita
« Reply #9 on: August 27, 2012, 04:04:38 PM »
:grining: Ini yang mengesankan ternyata Bruce itu termasuk 'orang purba':Kerna orang-orang modern, sudah langsung sarjana tua, tanpa pakai muda-mudaan. :grining:

Wk wkw kw kwkwk

Anda kuliah berapa semester, bro, saya 12 semester, ampun ngga tuh, ha ha ha ha ha.


Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Curhat antar kita
« Reply #10 on: August 27, 2012, 04:08:24 PM »
Wk wkw kw kwkwk

Anda kuliah berapa semester, bro, saya 12 semester, ampun ngga tuh, ha ha ha ha ha.
Husshh... untuk sarjana tua, males ngitung jumlah semesternya. Memalukan. Kalau tidak ada crash programme, DO deh. Yang pasti, sempat menyandang mapala, (bukan mahasiswa pencinta alam, tapi mahasiswa paling lama). :blush:  :blush:  :blush:
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Curhat antar kita
« Reply #11 on: August 27, 2012, 04:11:55 PM »
Husshh... untuk sarjana tua, males ngitung jumlah semesternya. Memalukan. Kalau tidak ada crash programme, DO deh. Yang pasti, sempat menyandang mapala, (bukan mahasiswa pencinta alam, tapi mahasiswa paling lama). :blush:  :blush:  :blush:

Lhoh yang 12 semester itu yang resmi berlaku lho bro, 8 semester untuk sarjana muda dan 12 semester untuk sarjana penuh. Jadi saya punya gelar sarjana muda, dan sarjana penuh, he he he.
Celakanya kalau sekarang disamakan dengan ST yang cuma 8 semester, pusing lah awak yang kelamaan kuliahnya, he he he.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Curhat antar kita
« Reply #12 on: August 27, 2012, 04:14:56 PM »
Lhoh yang 12 semester itu yang resmi berlaku lho bro, 8 semester untuk sarjana muda dan 12 semester untuk sarjana penuh. Jadi saya punya gelar sarjana muda, dan sarjana penuh, he he he.
Celakanya kalau sekarang disamakan dengan ST yang cuma 8 semester, pusing lah awak yang kelamaan kuliahnya, he he he.
Terlalu asyik teriak-teriak Pro Ecclesia et Patria, Pro Patria et Ecclesia, gitu?
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Andreas

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 5
  • Reputation Power:
  • Sabar.. itu yang terbaik..
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Curhat antar kita
« Reply #13 on: August 31, 2012, 09:33:24 PM »
Walau bukanlah pakar, tetapi dari pengalaman hidup kita bersama, saya mengundang teman teman yang punya masalah dalam kehidupan sehari hari, untuk curhat di thread ini (atau membuat thread khusus). Sehingga bisa bersama-sama saudara seiman kita bisa pikirkan jalan keluarnya, dan kita doakan bersama. Dengan saling berbagi kita sama sama menguatkan, dengan berdoa bersama, kita semakin dikuatkan.

Silahkan.

 :signofcross:
Saya seorang pria dr latar belakang brokenhome(#jujur), baru umur 2 thn ayah sy ke negeri kincir angin, 4 thn berselang sy di pindahkan ke kota lain, di kota br ini sy tumbuh menjadi anak yg pemberontak, g kenal Tuhan apalgi gereja.. saking parahnya sy lebih sering bermain2 di halaman masjid.. saat SMP sy mulai jd anak pembangkang + pesimis.. truz saat SMA sy sadar sy korban dr brokenhome.. timbul pertanyaan mengapa ortu sy bs segitux tanpa memikirkan sy n adik sy.. dr kecil sy sdh dpt berbagai hal yg mungkin jarang di alami anak2 sebaya sy.. rotan, tali 5mm, ban pinggang, tamparan, tinju, di ikat, di pukul kayu atw sapu kayu hingga patah di badan sy.. sehingga membuat tubuh sy sering lebam, bengkak, berdarah.. sudah sy alami.. mungkin terlalu sadis..
sy pun pernah sewaktu kecil membuat suatu cita2 tuk membalasx ke ortu slh kalo sy dah gede.. tp g th kuasa rencana Tuhan emang nyata.. aku di pulihkan dengan bertahun2 hingga saat ini aku bebas dr kutuk itu.. semua yg aku katakan, semua yg aku benci dr ortu.. lenyap..!! aku bs mengasihi ortuq.. menyayangi mereka.. hingga mnegasihi mereka.. semua karena KASIH BAPA.. rancangan damai sejahtera yg sungguh indah n tak terselami... melalui apa yg aku alami kini aku dpt bersaksi, aku dpt menguatkan org lain, aku dpt membantu org lain yg butuh bantuanku..
Kasih itu bukan perkataan semata.. Ia hidup dalam perbuataan..

bruce

  • Guest
Re: Curhat antar kita
« Reply #14 on: August 31, 2012, 09:42:49 PM »
Saya seorang pria dr latar belakang brokenhome(#jujur), baru umur 2 thn ayah sy ke negeri kincir angin, 4 thn berselang sy di pindahkan ke kota lain, di kota br ini sy tumbuh menjadi anak yg pemberontak, g kenal Tuhan apalgi gereja.. saking parahnya sy lebih sering bermain2 di halaman masjid.. saat SMP sy mulai jd anak pembangkang + pesimis.. truz saat SMA sy sadar sy korban dr brokenhome.. timbul pertanyaan mengapa ortu sy bs segitux tanpa memikirkan sy n adik sy.. dr kecil sy sdh dpt berbagai hal yg mungkin jarang di alami anak2 sebaya sy.. rotan, tali 5mm, ban pinggang, tamparan, tinju, di ikat, di pukul kayu atw sapu kayu hingga patah di badan sy.. sehingga membuat tubuh sy sering lebam, bengkak, berdarah.. sudah sy alami.. mungkin terlalu sadis..
sy pun pernah sewaktu kecil membuat suatu cita2 tuk membalasx ke ortu slh kalo sy dah gede.. tp g th kuasa rencana Tuhan emang nyata.. aku di pulihkan dengan bertahun2 hingga saat ini aku bebas dr kutuk itu.. semua yg aku katakan, semua yg aku benci dr ortu.. lenyap..!! aku bs mengasihi ortuq.. menyayangi mereka.. hingga mnegasihi mereka.. semua karena KASIH BAPA.. rancangan damai sejahtera yg sungguh indah n tak terselami... melalui apa yg aku alami kini aku dpt bersaksi, aku dpt menguatkan org lain, aku dpt membantu org lain yg butuh bantuanku..

Puji Tuhan, bro, jika anda bisa mendapatkan pelepasan.
Saya bukan dari keluarga brokenhome, tetapi saya juga sering merasakan didikan super keras dari orang tua saya. Dan saya hingga saat inipun tetap mencitai orang tua saya. Saya bisa merasakan kasih sayang mereka dalam setiap tindakan keras mereka. Pelajaran yang saya peroleh justru menjadikan saya tiak mudah menyerah kalau ada hambatan menghadang, saya tidak mudah putus asa.

Setiap manusia, tidak pernah minta dan tidak pernah tahu pada keluarga yang seperti apa akan dilahirkan. Tetapi, satu hal yang saya percaya, bahwa setiap pejalanan hidup kita, tidak kita lalui sendiri, selalu ada yang mendampingi kita, terlebih lagi di saat saat tersulit dalam hidup kita. Untuk itulah kita perlu sangat bersyukur, bahwa kita memiliki Tuhan yang begitu besar kasihNya kepada kita.

Syalom