@odadingSebelum yg merah, namun sesudah Yesus mati - apakah maksud pinoq kematian Yesus memang belum efektif ? (menyangkut thread pinoq yg sebelumnya). Yang dimana - setelah Yesus matipun, kondisi manusia masih yg coklat ?
Dan agar tidak sia sia kematian Sang Putra, maka Sang Bapak mesti turun tangan (lagi) dgn "menarik" ("menarik" = memberi ImanPercaya ---> LahirBaru) para domba2NYA - agar masuk ke kondisi yang ungu ? please CMIIW.
oleh karena itu saya bertanya lagi : Bagaimana itu para Nabi yg sebagai manusia juga .... dimana kita sudah ngejudge dgn yakin PASTI bhw SEMUA manusia menggeser kehendak Allah ---> dgn begitu artinya para Nabipun menggeser kehendak Allah ... tetapi "ternyata" masih berImanPercaya ?
Domba-domba Allah di jaman PL tentunya nggak tahu apa-apa soal pribadi Yesus. Tapi, mereka mengenal dan beriman pada janji Allah (misal: ttg Air Bah, ttg Mesias). Artinya, mereka diselamatkan oleh iman pada Janji Allah.
Jadi... bukankah artinya tanpa kematian Yesuspun --- Allah memang sudah "menarik" (=memberi ImanPercaya) kpd para Nabi tsb ?
Prinsipnya adalah Allah melahirbarukan domba-dombaNya dulu karena mereka sudah jatuh dalam dosa.
agar konsisten, jadi Prinsipnya yang gimana nih ? Prinsip yg spt di quote diatas (shorcut / kematian Yesus di bypass) ? atokah prinsip "melalui" kematian Yesus - Allah melahirkan baru domba2nya ?
Nuh adalah domba Allah, atau manusia yang dicintai Allah, atau manusia yang diselamatkan Allah.
Jadi ... memang tidak diperlukan kematian Yesus, ya ? utk bisa dicintai Allah atopun diselamatkan Allah.
Ya, Nuh diselamatkan Allah, tanpa perlu kematian Yesus - ya ?
Waduh bro oda sepertinya respon saya untuk quote2 di atas harus “mundur” agak jauh nih dari topik thread ini. Tapi, baiklah saya coba. Begini:
Dosa Asal membuat semua manusia keturunan Adam dan Hawa berdosa. Dengan kata lain, status manusia menjadi terhukum oleh tuntutan Hukum Allah. Sebagai terhukum, manusia harus membayar pelanggarannya dengan memberikan korban yang suci, Namun, dosa membuat manusia tidak mampu membayar pelanggarannya karena dosa telah membuat manusia tidak bisa suci. Nah, di sinilah peran Tuhan Yesus. Ia mampu berperan sebagai korban yang suci itu karena Ia memang suci (Yesus adalah pribadi Allah sendiri). Jadi, itulah sebabnya peristiwa pengorbanan Kristus merupakan peristiwa penebusan dosa. Peristiwa tsb merupakan peristiwa pemenuhan tuntutan Hukum Allah. Saya harap bro oda bisa memahami poin ini.
Penebusan dosa tsb tidak efektif untuk semua orang, melainkan hanya bagi orang-orang yang dicintaiNya saja (domba-domba Allah). Pada Penghakiman Terakhir nanti domba-domba Allah akan dipisahkan dari yang lain, bukan dengan pengecekan perbuatan baik semasa hidup di dunia (Matius 7:21-23) tapi dengan pengecekan “cap” (Efesus 1:13). Allah akan memanggil domba-dombaNya dan domba-dombaNya akan dapat menyahutNya (Yoh 10:14-16) karena dalam diri domba-dombaNya ada RohNya. Itulah “cap”Nya.
Bagaimana RohNya bisa berada dalam domba-dombaNya? Melalui proses kelahiran kembali seperti yang dikatakan Yesus (Yoh 3). Setelah dilahirkan kembali, orang yang berdosa akan mengalami perubahan besar karena sekarang Roh Kudus tinggal di dalam dia (I Kor 3:16). Ia menjadi orang yang beriman kepada Allah. Ketika Allah berfirman kepadanya (langsung atau melalui Nabi), ia akan mempercayainya. Ketika ia mendengar berita Injil, ia akan mempercayainya. Iman ini akan membangkitkan kehendaknya yang sebelumnya hanya menjadi budak dosa. Kini ia berkehendak untuk melakukan kehendak Allah (buat bahtera, mengorbankan anak, memimpin bangsa, dll)
Jadi, penebusan dosa yang dilakukan Yesus dibutuhkan semua manusia yang hidup sebelum Yesus dan yang hidup setelah Yesus. Dan, di saat Hari Penghakiman nanti, penebusan dosa tsb akan efektif bagi domba-dombaNya baik yang hidup sebelum Yesus maupun yang hidup setelah Yesus.
Siapa saja domba-dombaNya itu? Well, ada yang saya tahu (dari Alkitab) dan ada yang saya tidak tahu (yang tidak disebutkan di Alkitab). Buat saya, saya tidak perlu berusaha untuk tahu. Yang harus saya usahakan adalah mengabarkan Injil kepada semua orang. Seorang penabur benih tidak tahu kemana benihnya jatuh kan? Yang penting tabur-tabur saja. Kalo tumbuh, puji Tuhan. Kalo tidak, ya sudah.
Saya rasa penjelasan di atas sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan bro oda di atas. Kalau belum, silahkan bro oda tanyakan lagi (nggak buat saya geregetan kok...hahaha....grrrr)
Iman yg benar & kehendak yg benar --- tidak juga merupakan suatu jaminan utk menjadi TidakBisa berbuat dosa, ya ?
Kondisi “tidak bisa berbuat dosa” (alias suci) tidak terjadi di dunia sekarang, melainkan terjadi di dunia yang baru nanti. Orang-orang yang nanti masuk ke dalam kondisi tsb adalah orang-orang yang sekarang punya iman yang benar. Sebab, iman yang benar dihasilkan oleh pekerjaan Roh Kudus (kelahiran kembali), dan Roh Kudus adalah “cap” atau “materai” keselamatan orang yang ditinggaliNya.
Kenapa keluarga Nuh disukai Allah ?
Apakah Allah hanya menyukai Musa, bangsa Israel (manusia lain) tidak disukaiNYA saat itu ?
Kenapa Nuh cs disukai Allah? Ya karena Allah mencintai mereka.
Apakah Allah hanya menyukai Musa dan tidak menyukai manusia lain? Saya yakin tidak.
dan kenyataannya : (tanpa melalui kematian Yesuspun) --- Allah telah melakukan pekerjaan "menarik" (memberi ImanPercaya / LahirBaru) kepada para Nabi tsb.
Ini sudah saya jelaskan di atas ya.
Bapa menarik domba-dombaNya dan memberikannya kepada Anak. Anak membereskan urusan Hukum dan Roh Kudus tinggal dalam diri domba-dombaNya untuk mengefektifkan apa yang dilakukan Anak.
Lihat, itulah artinya grace. Itulah artinya cinta.
Saya juga nggak sedang berpendapat bhw Nuh itu suci mulia kok ..., melainkan cuma ingin menunjukan bhw para Nabi yg dalam keadaan dosa-asal tsb - ternyata masih bisa mempunyai Iman yg benar dan kehendak yg benar
Namun krn pinoq mengutarakan ttg hal suci tsb, apakah maksud pinoq orang jaman sekarang yg sudah "ditarik" Allah (lahir baru) keadaannya sekarang suci mulia ? please CMIIW.
apakah maksud pinoq disini - orang jaman sekarang yg sudah "ditarik" Allah (lahir baru) keturunannya tidak akan pernah bisa berbuat dosa lagi ? dan tidak akan merasa malu kalau ketahuan telanjang ? please CMIIW.
Jadi,Bukankah sama aja ?
Manusia jaman sekarang yg sudah lahir baru, dgn Nuh (para Nabi) di jaman dahulu --- TETAP sama sama bisa berkehendak & melakukan hal yg baik atopun tidak baik di mata Allah ?
jadi yg sudah "lahir baru" juga masih dalam kondisi berdosa ?
Bro oda, orang yang dilahirkan kembali oleh Allah dan masih hidup di dunia ini memang masih berada dalam penjara kedagingan. Coba cek Roma 7.
(Itu sebabnya orang tidak bisa bilang “Wah enak dong kalo sudah diselamatkan. Bisa berbuat apa saja seenaknya!”. Menurut orang macam ini, keselamatan adalah sesuatu yang “enak” karena “bebas berbuat apa saja seenaknya”. Jelas, itu adalah pemahaman yang lahir dari natur dosa (maunya bebas). )
IMO, yang dimaksud domba2NYA (mungkin loh) adalah yg literal para buyut the house of Israel yg entah dimana, karena sudah berserakan diseluruh bumi ini
Bukan. Domba-dombaNya bukan cuma bangsa Israel. Bahkan ada orang-orang bangsa Israel yg bukan dombaNya
Kalo berbuat dosa lagi, apakah keselamatannya batal ?
Keselamatan tidak batal karena Allah menjaga domba-dombaNya sampai akhir jaman. Tapi, perbuatan dosa akan ada konsekuensinya.
Salam