Ini menurut saya ya...... yg nggak setuju jangan marah...
Allah, pangkal kehidupan semua insan, Engkau telah memanggil ... dari tengah-tengah kami untuk kembali ke hadirat-Mu. Dia sekarang berada di pangkuan-Mu. Tetapi kami tetap merasa bersatu dengan dia. Sebab kami semua adalah putra-Mu, kami sama-sama anggota Tubuh Kristus yang satu, warga persekutuan kaum beriman dahulu, kini, dan yang akan datang.
Kami yakin bahwa hidupnya hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan; dan bahwa suatu kediaman abadi
kini tersedia baginya di surga:
Sampai sini nggak ada masalah saya rasa.
Didasari oleh keyakinan ini, semoga dalam menghadapi maut yang tak terelakkan kami tidak lagi merasa takut, karena sungguh-sungguh didukung oleh harapan akan hidup abadi yang Kau janjikan kepada kami.
Ini justru berdoa utk diri sendiri ya ?
Mungkin lebih pas kalo kalimatnya : Berikanlah kami kekuatan menghadapi maut spy kami tidak lagi merasa takut dst. dst.
Dari kecil saya diajarkan utk tdak menggunakan kata semoga...
krn semoga identik dgn sesuatu yg belum pasti.
Bapa, ampunilah segala dosanya, dan terimalah dia dalam pangkuan kasih-Mu. la telah mati seperti Kristus; maka perkenankanlah ia pun bangkit seperti Kristus.
Yg ini tidak perlu, karena Tuhan sudah menebus dan mengampuni dosa2nya lewat Salib Kristus.
Kami berdoa pula bagi semua orang yang telah Kau panggil mendahului kami. Karena belas kasih dan kerahiman-Mu, semoga mereka memperoleh kebahagiaan bersama para kudus-Mu.
Kita tahu bahwa mereka telah beristirahat dari jerih lelah mereka, maka kita dapat berkata DENGAN PASTI bahwa berbahagialah mereka yg mati didalam Tuhan.
Jika kita sudah tahu dgn pasti, maka Firman Tuhan itu Ya dan Amin. Tidak lagi semoga.
Ya Bapa, semua harapan ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengan- taraan Yesus Kristus, dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. (Amin.)
Tidak ada masalah.
Salam.