Salam Damai Bro Alithea.
Kalo mengenai Allah tahu dan tidak tahu, di Kitab Kejadian juga menyatakan seperti itu.
Oh ya.... Thanks infonya.... Namanya saja mengadakan perhitungan.
Memang statement nya menyatakan "diserahkan kepada Algojo2 sampai lunas hutangnya."
Kalo begitu .... namanya perhitungan pasti probabilitasnya :
1. Lunas = bebas
2. Tidak lunas = tidak bebas
IMHO, kalo enggak lunas2 ya hasilnya tetap enggak OSAS Bro. CMIIW
GBU
Salam Bro Phooey..
Begini Bro..
Kalau kita melihat perumpamaannya secara luas, diartikan bahwa Yesus sedang menggambarkan keadaan dalam Kerajaan Sorga.
Kita orang2 tebusan, nantinya adalah orang2 yang melayani Allah Bapa di sorga, yang disebut Yesus sebagai hamba-hamba dalam perumpamaan ini.
Kalau kita berbicara hamba2 dalam Kerajaan Sorga berarti orang2 yang telah menerima keselamatan kekal yang berada dalam konteks perumpamaan Yesus ini.
Artinya, orang2 yang telah dipilih Allah, akan diproses untuk menjadi segambar dan serupa dengan Anak Tunggal-Nya, yaitu Kristus.
Allah terlibat langsung dalam proses penyempurnaan sifat dan karakter 'manusia lama yang mati' menjadi 'manusia baru yang dihidupkan'.
Dalam perumpamaan ini, tentu Yesus dengan tepat menyorot tentang 'pengampunan' yang menjadi salah satu elemen menuju kesempurnaanNya yang sangat sulit untuk dilakukan oleh 'manusia lama'.
Jadi menurut saya bukan lagi pengartian secara paradoks bahwa kalau lunas jadi bebas, atau tidak lunas jadi tidak bebas/dihukum.
Karena setiap orang yang sudah menerima dan ada dalam Kasih Anugerah Allah, tidak ada yang disia-siakan atau hilang atau terbuang.
Yesus mengatakan :
Yohanes 6:37
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Matius 18:34
... sampai melunaskan seluruh hutangnya.
Allah membantu kita dalam kuat kuasa Roh Kudus untuk menjadi sempurna (mengampuni dengan tulus) sebagai anak-anakNYA.
Tidak ada seorangpun yang bisa mengklaim dirinya adalah anggota Kerajaan Sorga tanpa Kasih Karunia Allah yang memanggil dan membenarkan kita terlebih dahulu. Dan saat kita menerima Kasih KaruniaNYA, kita yang telah dihidupkan secara rohani, mulai belajar menjadi sempurna seperti Allah yang adalah Sempurna dan Kudus.
Tidak ada seorangpun yang telah dipilih Allah yang dibuang, tidak ada yang disia-siakan. Tetapi dalam Kasih Karunia Allah, Dia akan dengan serius mendidik, menghajar dan menyesah kita untuk menjadi sempurna. Dan karena kita telah dihidupkan kembali, oleh RohNya, 'seperti pohon ara' kita mampu menghasilkan 'buah-buah pertobatan' yang adalah perbuatan-perbuatan yang berkenan di Hati Allah Bapa kita.