Salam Damai.
Bos Djo ...
IMHO bahasa roh yang di Kisah Para Rasul berbeda dengan yang di Korintus.
Kalau di Kisah Para Rasul, yang mendengarkan terdiri dari berbagai macam bangsa dan mereka dapat mengerti tanpa dilakukan penterjemahan/penafsiran.
Sedangkan yang di Korintus, yang mendengarkan tidak mengerti sehingga perlu ditafsirkan/diterjemahkan.
Sedangkan yang terjadi saat ini, bahasa roh seperti yang di Korintus yang membutuhkan penterjemahan.
CMIIW
GBU
Jadi kung Phoo sudah tahu ya kalo bahasa roh ada yg berbeda2 ? Ada yg perlu ditafsirkan dan ada yg tidak perlu ditafsirkan.
Ada bahasa roh yg berisi pengagungan kepada Allah, dan ada jg bahasa roh yg berisi keluh kesah dan kelemahan si pendoa.
Namun menurut bro Yopi, bahasa roh di pantekosta jg harus ditafsirkan. Karena itu menurut bro Yopi, Petrus lah yg kemudian menafsirkan bahasa roh tsb.
Dan menurut Om Han, bahasa roh itu cuma 1 macam.... yaitu HARUS ditafsirkan, dan isinya PASTI HANYA keluh kesah kelemahan orang tsb. Istilahnya curhat kpd Allah. Ya type2 orang egois gitu lah, yg cuma ngurusin pribadinya aja.
Padahal di pentakosta ada contoh orang yg berbahasa roh isinya ttg pengagungan thdp perbuatan2 besar yg dilakukan Allah.