---cut---
nah, kesalahan besarnya adalah; bahwa ingin menurunkan suharto tapi sampai harus membubarkan indonesia.. ini tidak mungkin.. untung saja masih ada masyarakat yang pro pemerintahan.. masyarakat yang masih menginginkan tatanan hidup bernegara.. sehingga munculah kelompok masyarakat yang bernegara, dan kelompok2 anti pemerintahan, dan tidak mau terikat pada tetek bengek urusan tata negara. mereka super liberal, bebas, dan bersifat super lokal. tapi uniknya mereka masih ingin menggunakan UUD 45 yang nota bene dasar sebuah bangsa.. jadi kesimpulannya, masyarakat jenis ini bukan bangsa (tidak mau berbangsa), tapi tetep mau pake dasar berbangsa.. ini cukup aneh..
---cut---
Ini dia yang masih menjadi pertanyaan besar...
Dan terus-terusan merongrong "pemerintahan yang sah", dan menolak semua peraturan perundangaan yang berlaku, hanya UUD dan Pancasila saja yang dipakai.
Ingin mengambil WNI resmi pemerintahan tersebut, agar ikut "gerakan" mereka, dengan memprovokasi WNI tersebut dengan tuduhan "kesalahan-kesalahan pribadi" Soeharto dan kroni-kroninya pada masa lalu, mengklaim "berkiblat" pada Soekarno dkk.
Tidak mengakui Supremacy Soekarno.
Melupakan jasa para pahlawan.
Tetapi praktek sehari-hari, semua peraturan dan perundangan hasil Soeharto masih saja dipakai, terutama ketika bermasalah dengan hukum
Bahkan banyak yang ingin kembali ke "akar Belanda", walaupun Belanda sangat menghina Soekarno dkk, bahkan Guru dari Soekarno dkk disalibkan, di "Talmud" Belanda, Guru tersebut dicaci maki dan dihina-hina, Soekarno dkk dikejar-kejar dan dibunuh!.
Alasannya sederhana saja:
UUD, KUHP dll BERAKAR dari Hukum Belanda! (Kenyataannya begitu)
Wassalam....
(Lha kok ngepas ya?)