Seperti biasa........
Enggak ditulis referensinya = .................. hoax....
........... kaburrrr .........
1 Tawarikh 16
4-6 Juga diangkatnya dari orang Lewi itu beberapa orang sebagai pelayan di hadapan tabut Tuhan untuk memahsyurkan Tuhan, Allah Israel dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi-Nya. Kepala ialah Asaf dan sebagai orang kedua ialah Zakharia, lalu Yeiel, Semiramot, Yehiel, Matica, Eliab, Benaya, Obed-Edom, dan Yeiel yang harus memainkan gambus dan kecapi, sedang Asaf harus memainkan ceracap dan Benaya serta Yahaziel, imam-imam itu, selalu harus meniup nafiri di hadapan tabut perjanjian Allah itu.
Pada masa Daud hidup, gambus, kecapi dan ceracap dapat dianggap sebagai alat musik populer/kontemporer jaman itu sehingga tim musik jaman itu memakai alat-alat musik itu. Pada masa Bach dkk, Orgel, Pipe Organ dianggap sebagai alat musik populer/kontemporer sehingga gereja-gereja memakai orgel dan organ pipa dalam ibadah mereka. Sekarang alat musik yang populer/kontemporer apa?
kalau mau sok "alkitabiah" harusnya musik gereja cuma pake tamborin, tabur, gambus, kecapi, ceracap, dsb. musik gerejawi seharusnya berkembang sesuai jaman, tetapi tetap memuliakan Tuhan. Tuhan mengatakan jangan menjadi hamba mamon tetapi jadikanlah mamon hambamu, alat untuk memuliakan Tuhan.
untuk lagu-lagu katolik atau protestan yang terpaku pada buku-buku nyanyian, saya sih ga masalah, toh yang penting nyanyian, and I also have many favorite old hymns. tetapi saya lebih suka untuk tidak terpaku pada buku-buku nyanyian, dan terbuka pada nyanyian-nyanyian baru. Daud menulis mazmur 40:4(3 dalam Alkitab bahasa Inggris) "Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut lalu percaya kepada Tuhan". Kreativitas tidak berhenti di masa buku puji-pujian tetapi sampai sekarang. Saya sendiri banyak menulis lagu-lagu rohani. Tetapi tentu dalam menulis lagu-lagu ini kita harus punya pengertian dasar Alkitab yang benar. Jangan seperti lagu ini "Ku mau sepertiMu Yesus, disempurnakan s'lalu", terdengar seperti lagu Mormonisme yang menyiratkan sepertinya Yesus sebelumnya belum sempurna sampai akhirnya mengambil status Tuhan. Salah satu contoh penulis lagu rohani kontemporer yang menulis lagunya kebanyakan berdasarkan ayat-ayat Alkitab, dan dasar-dasar doktrinal, juga nyanyian-nyanyian kidung lama, adalah Chris Tomlin. Dalam satu wawancaranya ia menyebutkan setiap menulis lagu ia memastikan bahwa setiap lagunya adalah Biblically Correct.
saya melayani musik di gereja. main piano tunggal pernah, main dalam orkestra pernah, main sebagai full band paling sering. khusus main sebagai full band paling sering pas kebaktian remaja. Dan sebelum kebaktian, seluruh tim musik dan penyanyi, kami doa demikian: pastikan kita memberikan segala dari skill kita, yang udah dilatih, segalanya yang terbaik dari Tuhan (bukan karena main di gereja jadinya ga boleh shredding, ga boleh pake double pedal, ga boleh masukin lick-lick jazz dll), dan bermain musik secara sinergi dan menghasilkan musik yang indah, tapi yang paling penting, agar kita semua dipenuhi dan dikuasai Roh Kudus, merendahkan diri, kita berikan segala kemuliaan semua bagi Tuhan. Ps 33:3 Sing unto Him a new song; play skillfully with a loud noise.
kalo udah namanya main musik di depan para jemaat udah pasti namanya performance. kalo mau bilang "jangan lihat saya lihat Tuhan saja" mending ga usah main sekalian deh. Ya ga bisa, tapi ketika orang lihat kita biar mereka lihat Tuhan dalam diri kita dimuliakan. Saya harap itu bisa jadi doa kita semua. waktu show off pasti ada, ga dipungkiri pasti ada, tapi ada waktunya, at the right time, kapan kita bisa keluarin lick2 hebat yang udah dipelajarin, tapi ada waktunya. bukan cuma bilang "saya merendahkan diri di hadapan Tuhan" tapi mainnya shredding terus, namanya "tiarap di atas gunung", merendah tapi tinggi juga.
Tuhan melihat hati, mungkin bagi orang yang ga biasa dengan konsep "yang kelihatannya tidak alkitabiah ini" mungkin lihatnya show off, tapi Tuhan yang bisa lihat hati. kita semua melayani dengan hati bersih tidak ada prasangka satu sama lain. Tetapi kalo memang ada fellow pelayan yang hatinya ga bener, hayuk kita tegur agar kita bisa semua maksimal melayani Tuhan. A weak link in a strong chain weakens the whole chain.
dan buat saya karena saya juga pemusik jazz, tapi main musik sekuler dan main musik gereja sama buat saya, yang terpenting ialah memberikan yang terbaik dan memuliakan nama Tuhan, dan setiap bermain musik untuk kebaktian, gig, konser apapun saya pasti doa minta Tuhan yang tolong, karena kita ga bisa melakukan apapun tanpa Tuhan. Ga cuma dalam musik, dalam hal apapun. Yang kerja di balik meja, yang kerja di dunia entertainment, yang kerja di lapangan, apapun. percaya deh kalo memberikan yang terbaik dan buat kemuliaan Tuhan, pasti ga bakal ngantuk.
Daud adalah pemusik dan ahli terapi musik paling handal dalam Alkitab. Ketika ia bernyanyi dan memetik kecapi, semua roh jahat kabur. kenapa? ada Roh Tuhan di atas nya. segala kemuliaan bagi Tuhan. amin.
blessings,
Gavin, jadi yang Anda permasalahkan itu adalah tempat nya.
kalau semisal ada koor yg menyanyi gedebak-gedebuk, tapi letaknya tidak di depan di samping Altar, tetapi sejajar dengan umat bagaimana, apakah boleh?
di Gereja saya, koor duduknya di kursi umat, di sebelah kiri altar, jadi ngga akan terlihat wajah2 / aksi2 mereka dari bangku umat.
show off / tidak itu adalah urusan masing2 pelayan Gereja dengan Tuhan, dan kita ngga akan tahu isi hati orang lain [apakah dia tulus melayani Tuhan atau sekedar show off]. akan lebih baik ketika beribadah, kita menghadap Tuhan dengan hati bersih tanpa menghakimi sesama. toh Tuhan tidak mempermasalahkan seperti apa rupa kita, yang penting kita datang kepadaNya, ada banyak jalan ke Roma. kalo saya pribadi lebih suka keheningan dan lagu2 pujian yang slow, maka saya menghindari jadwal Misa Karismatik, karena saya tidak bisa "in". demikian pula bagi rekan yang demen Karismatik, maka tidak bisa "in" juga ketika mengikuti misa biasa