Forim Iman Kristen

Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Kristen => Topic started by: Phooey on October 25, 2012, 09:51:40 PM

Title: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 25, 2012, 09:51:40 PM
Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (pasangan suami istri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan.


Bagaimana pendapat teman2 mengenai surrogate mother (sewa rahim).
Apakah bertentangan dengan Alkitab ??


Thanks masukkannya

GBU
 :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: hello kitty on October 26, 2012, 10:53:58 AM
Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (pasangan suami istri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan.


Bagaimana pendapat teman2 mengenai surrogate mother (sewa rahim).
Apakah bertentangan dengan Alkitab ??


Thanks masukkannya

GBU
 :)

pasti. itu bertentangan dengan proses pembuahan yang alami, jadi Gereja pasti menentang.
bukankah perkawinan itu melibatkan 2 orang (pria dan wanita), bukan 3 orang?

saya lagi males nyari dasar Alkitabnya, jadi kita tunggu para master deh.. :giggle:

IMO- silakan aja........kalau memang punya kebutuhan untuk "eksis" dalam generasi berikutnya.
 :giggle: :giggle:
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 26, 2012, 02:34:55 PM
Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (pasangan suami istri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan.


Bagaimana pendapat teman2 mengenai surrogate mother (sewa rahim).
Apakah bertentangan dengan Alkitab ??


Thanks masukkannya

GBU
 :)

Mungkin yg ditanyakan oleh bro Phooey adalah "surrogate pregnancy" ya?

Kalo surrogate mother itu artiannya lebih luas, generally berarti "ibu angkat" atau "berperan sbg wali yg menggantikan posisi seorang ibu".
Surrogate mother dalam arti ini jelas2 tidak ada masalah, tidak bertentangan dengan norma2 manapun, bahkan IMHO  sangat didukung oleh Alkitab.

Mengenai "surrogate pregnancy", IMHO, TIDAK bertentangan dengan Alkitab.  :'o :'o
Alkitab justru telah memberikan contoh yg nyata bahwa memang pernah terjadi "surrogate pregnancy" yg begitu misterius dan agung, yang dialami oleh "Theotokos", yg mengandung Allah Putra yg berinkarnasi.

Apakah ini berarti "surrogate pregnancy" itu bisa diterima menurut norma dan moral kristiani?
IMHO, jawabnya adalah tergantung cara dan tujuan dari "surrogate pregnancy" itu.
"Surrogate pregnancy" medis dewasa ini dilakukan dengan cara membuahi sel telur dan sperma di luar hubungan intim pernikahan --> bertentangan dengan rencana Allah ttg "procreation".
Sperma diambil dengan cara (maaf) "masturbasi" --> merupakan dosa besar.
"Surrogate pregnancy" biasanya dilakukan demi memenuhi ego pribadi dari pasangan yg menginginkan anak --> tidak menyandarkan diri pada rencana dan kuasa Allah dalam memperoleh keturunan.
Berdasar point2 di atas, IMHO, "surrogate pregnancy" yg umum dilakukan dewasa ini merupakan hal yang BERTENTANGAN dengan semua norma2 dan moral kristiani, dan terlebih lagi bertentangan dengan Alkitab.
"Surrogate pregnancy" menjadi bertentangan dengan Alkitab BUKAN karena konsep dari "surrogate pregnancy" itu sendiri, tetapi bertentangan dengan Alkitab karena cara2 dan tujuan2 dibuatnya "surrogate pregnancy" tersebut.

*just my two cents...*
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 26, 2012, 05:59:14 PM
Mungkin yg ditanyakan oleh bro Phooey adalah "surrogate pregnancy" ya?

Kalo surrogate mother itu artiannya lebih luas, generally berarti "ibu angkat" atau "berperan sbg wali yg menggantikan posisi seorang ibu".
Surrogate mother dalam arti ini jelas2 tidak ada masalah, tidak bertentangan dengan norma2 manapun, bahkan IMHO  sangat didukung oleh Alkitab.

Mengenai "surrogate pregnancy", IMHO, TIDAK bertentangan dengan Alkitab.  :'o :'o
Alkitab justru telah memberikan contoh yg nyata bahwa memang pernah terjadi "surrogate pregnancy" yg begitu misterius dan agung, yang dialami oleh "Theotokos", yg mengandung Allah Putra yg berinkarnasi.

----cut---


Yang ini jelas tidak dapat diganggu gugat.
 :dance:


---cut---

Apakah ini berarti "surrogate pregnancy" itu bisa diterima menurut norma dan moral kristiani?
IMHO, jawabnya adalah tergantung cara dan tujuan dari "surrogate pregnancy" itu.
"Surrogate pregnancy" medis dewasa ini dilakukan dengan cara membuahi sel telur dan sperma di luar hubungan intim pernikahan --> bertentangan dengan rencana Allah ttg "procreation".
Sperma diambil dengan cara (maaf) "masturbasi" --> merupakan dosa besar.
"Surrogate pregnancy" biasanya dilakukan demi memenuhi ego pribadi dari pasangan yg menginginkan anak --> tidak menyandarkan diri pada rencana dan kuasa Allah dalam memperoleh keturunan.
Berdasar point2 di atas, IMHO, "surrogate pregnancy" yg umum dilakukan dewasa ini merupakan hal yang BERTENTANGAN dengan semua norma2 dan moral kristiani, dan terlebih lagi bertentangan dengan Alkitab.
"Surrogate pregnancy" menjadi bertentangan dengan Alkitab BUKAN karena konsep dari "surrogate pregnancy" itu sendiri, tetapi bertentangan dengan Alkitab karena cara2 dan tujuan2 dibuatnya "surrogate pregnancy" tersebut.

*just my two cents...*

Berarti Mod, bila sepasang suami istri.
Bila sang istri memiliki masalah dengan rahimnya, akan tetapi sel telurnya tidak bermasalah.
Maka berdasarkan etika moral Kristiani, mereka tidak dapat meminjam rahim orang lain untuk titipan embryo mereka ya.

Kalau dipikir lebih lanjut, apakah hal ini tidak dapat dianggap seperti transplantasi hati.
Hati seseorang rusak maka hati tersebut dibuang kemudian dicangkokkan hati orang lain.

Untuk contoh diatas, rahim sang istri bermasalah. Untuk saat ini belum ada penemuan teknologi yang memungkinkan cangkok rahim. Oleh karena itu dilakukan "Pinjam Rahim"
Kenapa tidak boleh Mod ?

Btw...as always....
Kalo enggak boleh ...Ayatnya dong  :giggle:
Minimal links larangan Magisteriumnya ................  :dance:
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 26, 2012, 06:47:22 PM
Berarti Mod, bila sepasang suami istri.
Bila sang istri memiliki masalah dengan rahimnya, akan tetapi sel telurnya tidak bermasalah.
Maka berdasarkan etika moral Kristiani, mereka tidak dapat meminjam rahim orang lain untuk titipan embryo mereka ya.

Kalau dipikir lebih lanjut, apakah hal ini tidak dapat dianggap seperti transplantasi hati.
Hati seseorang rusak maka hati tersebut dibuang kemudian dicangkokkan hati orang lain.

Untuk contoh diatas, rahim sang istri bermasalah. Untuk saat ini belum ada penemuan teknologi yang memungkinkan cangkok rahim. Oleh karena itu dilakukan "Pinjam Rahim"
Kenapa tidak boleh Mod ?

Btw...as always....
Kalo enggak boleh ...Ayatnya dong  :giggle:
Minimal links larangan Magisteriumnya ................  :dance:

IMHO, segala penemuan dan teknologi medis, sekalipun metodenya sangat kontroversial, tidak serta merta bisa diputuskan/dipandang sebagai dosa atau tidak dosa utk dilakukan.
Niat / tujuan melakukannya dan juga cara2 melakukannya, harus dipertimbangkan sebelum memutuskan apakah cara medis tersebut boleh dilakukan atau tidak.

IMHO, tidak ada justifikasi yg bisa membenarkan alasan utk membuat bayi tabung.
Anak BUKAN lah hak orang tua. Anak BUKAN merupakan barang yg dimiliki oleh orang tua.
Jika orang tua memandang anak sebagai hak milik, menyerahkan proses pembuatan anak pada seorang tenaga medis, anak dibuat dalam suatu experiment laboratorium, sejatinya mereka telah merendahkan harkat dan martabat dari jabang bayi itu.

Berikut ajaran2 GK yg menyatakan hal ini:

Catechism of the Catholic Church #2377
Techniques involving only the married couple (homologous artificial insemination and fertilization). . . dissociate the sexual act from the procreative act. The act which brings the child into existence is no longer an act by which two persons give themselves to one another, but one that "entrusts the life and identity of the embryo into the power of doctors and biologists and establishes the domination of technology over the origin and destiny of the human person. Such a relationship of domination is in itself contrary to the dignity and equality that must be common to parents and children." (CCC 2377)

Instruction on Respect for Human Life 8
Marriage does not confer upon the spouses the right to have a child, but only the right to perform those natural acts which are per se ordered to procreation. A true and proper right to a child would be contrary to the child’s dignity and nature. The child is not an object to which one has a right, nor can he be considered as an object of ownership: rather, a child is a gift, "the supreme gift" (58) and the most gratuitous gift of marriage, and is a living testimony of the mutual giving of his parents. For this reason, the child has the right, as already mentioned, to be the fruit of the specific act of the conjugal love of his parents; and he also has the right to be respected as a person from the moment of his conception. (Instruction on Respect for Human Life 8)
 

Sekarang, katakanlah ada justifikasi utk ”meminjam” rahim wanita lain, yg tidak melanggar ajaran GK seperti yg dituliskan di atas.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara melakukan IVF (in vitro fertilization) yang tidak melibatkan perilaku dosa?

Satu hal yg pasti, IVF pasti melibatkan (maaf) masturbasi utk mendapat sperma dari sang ayah.
Hal ini sendiri kita sepakat merupakan suatu dosa besar.
Referensi ada di CoCC #2352

 Catechism of the Catholic Church #2352
By masturbation is to be understood the deliberate stimulation of the genital organs in order to derive sexual pleasure. "Both the Magisterium of the Church, in the course of a constant tradition, and the moral sense of the faithful have been in no doubt and have firmly maintained that masturbation is an intrinsically and gravely disordered action." "The deliberate use of the sexual faculty, for whatever reason, outside of marriage is essentially contrary to its purpose." For here sexual pleasure is sought outside of "the sexual relationship which is demanded by the moral order and in which the total meaning of mutual self-giving and human procreation in the context of true love is achieved."

IMHO, technology IVF dan “surrogate pregnancy” itu sejatinya bukan merupakan dosa.
Contoh, jika diterapkan pada usaha peternakan, maka IMHO hal ini tidak merupakan dosa.

Tapi utk diterapkan pada manusia, AFAIK, tidak bisa dilakukan tanpa menjadikan pelakunya berdosa, apalagi jika kita mau jujur menjustifikasi niat/tujuan utk menggunakan teknologi ini, IMHO sulit utk mencari justifikasi yg tidak melibatkan ego pribadi dari kedua orang tua.

Again, just my two cents... :)

Btw, klo menurut bro Phooey sendiri gimana?
Dosa ga melakukan "surrogate pregnancy" ini?
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: RHCP on October 26, 2012, 09:12:29 PM
jadi menurut jenova surogate pregnancy tidak dosa melainkan caranya mengambil sperma itu yang dosa karna harus swalayan. Bagaimana kalo cara swalayan itu dihilangkan dan diganti dengan hub suami iistri. Misalnya dirumah sakit minta disediakan kamar untuk hub suami istri kemudian ditampung pada saat selesai. Bagaimana bro jeno, masihkah dilarang cara spt ini? Mohon maaf kalo ada kata yg tidak berkenan.
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 26, 2012, 09:27:53 PM
jadi menurut jenova surogate pregnancy tidak dosa melainkan caranya mengambil sperma itu yang dosa karna harus swalayan. Bagaimana kalo cara swalayan itu dihilangkan dan diganti dengan hub suami iistri. Misalnya dirumah sakit minta disediakan kamar untuk hub suami istri kemudian ditampung pada saat selesai. Bagaimana bro jeno, masihkah dilarang cara spt ini? Mohon maaf kalo ada kata yg tidak berkenan.

Ehm... maksudnya berhubungan badan, tetapi sperma dikeluarkan di luar (maaf) vagina?
Bukan kah ini sama aja dengan (maaf) masturbasi?

Katakanlah skenario nya kita ganti, setelah berhubungan badan, ditunggu sampai terjadi pembuahan dan zygot itu lah yg nantinya diambil utk ditaruh di rahim wanita lain.
AFAIK, sepertinya kok belum ada teknologi yg bisa melakukan hal ini ya?
Kalo pun katakanlah ada, IMHO, kok sepertinya masih merendahkan harkat dan martabat dari si jabang bayi.
Si jabang bayi dalam hal ini dianggap sebagai benda, sebagai hak milik dari orang tua, sehingga diperlakukan demikian.
IMHO, kok masih tidak sesuai dengan norma2 dan moral kristen ya?

Bagaimana menurut Anda, bro RHCP?
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 26, 2012, 09:37:36 PM
jadi menurut jenova surogate pregnancy tidak dosa melainkan caranya mengambil sperma itu yang dosa karna harus swalayan. Bagaimana kalo cara swalayan itu dihilangkan dan diganti dengan hub suami iistri. Misalnya dirumah sakit minta disediakan kamar untuk hub suami istri kemudian ditampung pada saat selesai. Bagaimana bro jeno, masihkah dilarang cara spt ini? Mohon maaf kalo ada kata yg tidak berkenan.


---cut---

Satu hal yg pasti, IVF pasti melibatkan (maaf) masturbasi utk mendapat sperma dari sang ayah.
Hal ini sendiri kita sepakat merupakan suatu dosa besar.
Referensi ada di CoCC #2352

 Catechism of the Catholic Church #2352
By masturbation is to be understood the deliberate stimulation of the genital organs in order to derive sexual pleasure. "Both the Magisterium of the Church, in the course of a constant tradition, and the moral sense of the faithful have been in no doubt and have firmly maintained that masturbation is an intrinsically and gravely disordered action." "The deliberate use of the sexual faculty, for whatever reason, outside of marriage is essentially contrary to its purpose." For here sexual pleasure is sought outside of "the sexual relationship which is demanded by the moral order and in which the total meaning of mutual self-giving and human procreation in the context of true love is achieved."

---cut---


Setelah baca2 2352, menurut saya begini Mod Jeno.
Hubungan suami istri adalah memiliki 2 unsur utama.
1. Sexual pleasure
2. Procreation.

Onani/Masturbation dilarang keras oleh Gereja karena hanya memiliki 1 unsur utama saja yaitu sexual pleasure.
Mereka yang melakukan onani/masturbasi secara sadar memiliki kesengajaan untuk menghindari Procreation.

nahhh sekarang giliran saya tanya ke Mod Jenova.
Pengambilan sperma untuk surrogate pregnancy, bukankah ini justru untuk Procreation???
Harusnya tidak dilarang lho.........

 :onion15:

Silahkan Mod Jenova berpusing ria...........    :giggle:


---cut---

Btw, klo menurut bro Phooey sendiri gimana?
Dosa ga melakukan "surrogate pregnancy" ini?


Beri saya waktu dulu ya Mod.
Ini barusan nge print Donum Vitae..................ada 20 halaman.
Saya baca2 dulu biar jawaban saya ada dasarnya....


 :whistle:


 :dance:
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: RHCP on October 26, 2012, 09:41:53 PM
beda dgn swalayan dong bro, kalo swalayan kan seorang diri.....kalo tumpah diluar kan beda lagi.....tetep suami istri berperan. Kembali ke skenario awal dulu biar kelar. Tapi itu cuma hasil logika saya, coba jika ada pengertian swalayan yang dianggap dosa itu menurut Alkitab spt apa? Jadi biar jelas mana yg benar2 boleh dan tidak boleh.
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 26, 2012, 09:47:17 PM
Setelah baca2 2352, menurut saya begini Mod Jeno.
Hubungan suami istri adalah memiliki 2 unsur utama.
1. Sexual pleasure
2. Procreation.

Onani/Masturbation dilarang keras oleh Gereja karena hanya memiliki 1 unsur utama saja yaitu sexual pleasure.
Mereka yang melakukan onani/masturbasi secara sadar memiliki kesengajaan untuk menghindari Procreation.

nahhh sekarang giliran saya tanya ke Mod Jenova.
Pengambilan sperma untuk surrogate pregnancy, bukankah ini justru untuk Procreation???
Harusnya tidak dilarang lho.........

 :onion15:

Silahkan Mod Jenova berpusing ria...........    :giggle:

Wekeke... Bro Phooey ini maksud sebenarnya membuka thread ini cuma utk ngerjain orang tho?  :takethat:
Iya neh, jadi pusing juga ya....  :grining:

IMHO, kita bisa mencari justifikasi dari perbuatan2 yg kita lakukan, sekalipun terkadang kontroversial dan berkesan melanggar ajaran Gereja.
Kalo justifikasinya seperti di atas, IMHO, secara logis masturbasi itu bisa memperoleh dispensasi, bisa dikecualikan dan tidak dianggap dosa.
Tapi secara nurani, kok sepertinya aku masih sulit men-justifikasi hal tersebut di atas ya?

Anyway, katakanlah kita bisa "membenarkan" tindakan masturbasi itu, apakah Anda masih bisa membenarkan ego orang tua yg menjadikan anak itu sebagai objek dan dianggap sebagai "hak milik" sehingga layak diperlakukan demikian?

Beri saya waktu dulu ya Mod.
Ini barusan nge print Donum Vitae..................ada 20 halaman.
Saya baca2 dulu biar jawaban saya ada dasarnya....


 :whistle:


 :dance:

 :'o :'o :'o
Niat amat?? 20 halaman diprint & dibaca.
Kalo aku sih cuma tanya mbah google, terus ambil artikel yg sesuai aja ama topik kita.
Salut deh buat Phooey yg berkomitmen baca Donum Vitae.  :afro1:
Nanti bagi2 ilmunya ke kita2 ya....  :dance:
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 26, 2012, 09:50:36 PM
beda dgn swalayan dong bro, kalo swalayan kan seorang diri.....kalo tumpah diluar kan beda lagi.....tetep suami istri berperan. Kembali ke skenario awal dulu biar kelar. Tapi itu cuma hasil logika saya, coba jika ada pengertian swalayan yang dianggap dosa itu menurut Alkitab spt apa? Jadi biar jelas mana yg benar2 boleh dan tidak boleh.

Err... kalo skenario awalku sih mencari justifikasi dulu dari pertanggung-jawaban moral melakukan "surrogate pregnancy".
Kan aku bilang, kalo kita sudah mendapat justifikasi melakukan "surrogate pregnancy", baru kita cari cara bgm melakukannya tanpa melalui "swalayan" itu dulu.
Atau kalo mau tetap "swalayan", nanti dicari justifikasi utk swalayan itu.
BTW, kalo hanya mencari justifikasi ttg swalayan, IMO bro Phooey telah melakukannya, dan TBH aku angkat tangan utk menjawabnya...  :grining:
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 26, 2012, 09:54:56 PM
... ... ...
Tapi secara nurani, kok sepertinya aku masih sulit men-justifikasi hal tersebut di atas ya?

Catechism of the Catholic Church #2352
... ..."Both the Magisterium of the Church, in the course of a constant tradition, and the moral sense of the faithful have been in no doubt and have firmly maintained that masturbation is an intrinsically and gravely disordered action." ... ...

Baca2 lagi kalimat dari CoCC, ternyata apapun alasannya, masturbasi telah dinyatakan sebagai "intrinsically and gravely disorder action".
Secara natural merupakan penyimpangan yg berbahaya.

Aku tarik lagi perkataanku di atas, ternyata masturbasi TETAP TIDAK dapat dibenarkan.
Tidak ada justifikasi utk melakukan masturbasi.  :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: RHCP on October 26, 2012, 10:19:35 PM
bro jeno, maksud saya.....saya mau tau dengan jelas berdasarkan arti atau definisi swalayan itu apakah bisa disamakan dengan jika suami istri berhub badan dan ditumpahkan diluar miss.v dlm konteks surogate pregnancy.....spt yg jeno tulis diatas.....kalo menurut saya tidak bisa disamakan karna swalayan jelas hanya untuk kesenangan dan dilakukan sendiri.....sedangkan hub badan tumpah diluar kemudian ditampung dengan tujuan prokreasi.....ada tujuan akhir yang ingin dicapai.....tidak berhenti sampai tumpah diluar saja......sekali lagi ini cuma analisa saya aja......
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: ond32lumut on October 26, 2012, 10:30:53 PM
bro jeno, maksud saya.....saya mau tau dengan jelas berdasarkan arti atau definisi swalayan itu apakah bisa disamakan dengan jika suami istri berhub badan dan ditumpahkan diluar miss.v dlm konteks surogate pregnancy.....spt yg jeno tulis diatas.....kalo menurut saya tidak bisa disamakan karna swalayan jelas hanya untuk kesenangan dan dilakukan sendiri.....sedangkan hub badan tumpah diluar kemudian ditampung dengan tujuan prokreasi.....ada tujuan akhir yang ingin dicapai.....tidak berhenti sampai tumpah diluar saja......sekali lagi ini cuma analisa saya aja......
ikut dikit.. :D

IMHO:

perbuatan yg di contohkan oleh bro RHCP

1. Tidak tergolong contraception (procreation)
2. tidak swalayan.

jadi, kesimpulannya SAH..  :D
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Husada on October 26, 2012, 10:51:34 PM
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers sekalian.

Trit yang bagus saya kira. Karena ilmu pengetahuan saya masih belum nyampe, saya menyimak saja. Tetapi, ada yang ingin saya komentari tentang ini,
Sekarang, katakanlah ada justifikasi utk ”meminjam” rahim wanita lain, yg tidak melanggar ajaran GK seperti yg dituliskan di atas.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara melakukan IVF (in vitro fertilization) yang tidak melibatkan perilaku dosa?
Terbersit di benak saya, bahwa sperma dapat dikeluarkan dari seorang laki-laki tanpa masturbasi, yaitu dengan melakukan operasi. Prinsipnya, menurut benak saya ialah, sama dengan mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh, misalkan saja mengeluarkan proyektil peluru yang tertanam dalam tubuh seseorang.

Jadi, demikian juga prinsipnya dalam hal mengeluarkan sperma tanpa masturbasi, yaitu dengan operasi, membuka kantung sperma tersebut, kemudian menyedot sperma dengan alat, dan menaruhnya di mana diperlukan. Prinsipnya, seperti inseminasi pada ternak. Tentu ternak tidak disuruh masturbasi, kemudian menampung spermanya, bukan?

Damai, damai, damai.
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: RHCP on October 27, 2012, 12:00:25 AM
bro Husada, jadi bisa gak diartikan kalau misalnya Husada menghadapi kondisi spt judul threat diatas maka Husada akan memilih jalur operasi? Ini cuma misalnya ya bro.....mengingat belakangan ini banyak terjadi kesalahan dalam operasi, takutnya terjadi kesalahan dan malfunction......hancuurrr dehh....
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Husada on October 27, 2012, 12:19:10 AM
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu RHCP.
bro Husada, jadi bisa gak diartikan kalau misalnya Husada menghadapi kondisi spt judul threat diatas maka Husada akan memilih jalur operasi? Ini cuma misalnya ya bro.....mengingat belakangan ini banyak terjadi kesalahan dalam operasi, takutnya terjadi kesalahan dan malfunction......hancuurrr dehh....
Postingan saya itu, hanya untuk membuka peluang pada pikiran bahwa mengeluarkan sperma dari dalam tubuh lelaki, bukan hanya dengan senggama atau masturbasi. Bisa saja sperma dikeluarkan dari dalam tubuh lelaki bukan karna senggama ato masturbasi.

Jangan takut RHCP, Tuhan menyertaimu.

Nah, kalo menurut pikiran saya, kedua hal itu bisa saja. Bagi yang berpikiran bahwa peminjaman kandungan untuk melangsungkan eksistensi diri dipandang tidak sesuai dengan kebijakan Tuhan, cukup logis. Sebab, kalau Tuhan mau, Tuhan bisa saja membuat segala sesuatu organ tubuh seorang manusia berfungsi dengan baik. Dalam hal alat reproduksi sepasang manusia tidak sempurna, itu diartikan bahwa Tuhan menghendaki agar eksistensi pasangan tersebut terhenti sampai disitu saja. Pikiran seperti itu logis, menurut saya.

Di sisi lain, kepada manusia diberi akal pikiran yang dapat digunakan untuk kebaikan. Nah, pada saat pikiran manusia melalui ilmu pengetahuan sudah mampu menyediakan dan mempraktikkan peminjaman kandungan untuk meneruskan eksistensi seseorang, bisa juga diartikan sebagai perkenan dari Tuhan. Walau alat reproduksi manusia itu mengalami kendala, ternyata Tuhan memberikan kemampuan berpikir dan meneliti bagaimana cara mengatasi masalah kendala alat reproduksi itu. Nah, dalam hal seperti ini, logis juga menyimpulkan bahwa Tuhan memberi akal pada manusia agar manusia itu memapu memecahkan masalahnya.

Damai, damai, damai.
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 27, 2012, 02:45:56 AM
bro jeno, maksud saya.....saya mau tau dengan jelas berdasarkan arti atau definisi swalayan itu apakah bisa disamakan dengan jika suami istri berhub badan dan ditumpahkan diluar miss.v dlm konteks surogate pregnancy.....spt yg jeno tulis diatas.....kalo menurut saya tidak bisa disamakan karna swalayan jelas hanya untuk kesenangan dan dilakukan sendiri.....sedangkan hub badan tumpah diluar kemudian ditampung dengan tujuan prokreasi.....ada tujuan akhir yang ingin dicapai.....tidak berhenti sampai tumpah diluar saja......sekali lagi ini cuma analisa saya aja......

ikut dikit.. :D

IMHO:

perbuatan yg di contohkan oleh bro RHCP

1. Tidak tergolong contraception (procreation)
2. tidak swalayan.

jadi, kesimpulannya SAH..  :D

Hehe... setuju dengan bro Onde... 
Kesimpulan yg simple, tapi IMHO logis sekali. :D

Bro RHCP,
IMHO, Alkitab tidak mengatur secara rinci mengenai apa yg diperbolehkan dan apa yg tidak diperbolehkan dalam hubungan intim suami istri.
Kalo kita hanya memandang kasus yg Anda berikan sebagai "variasi" dalam berhubungan intim, di mana makna dan tujuan dari hubungan intim itu tetap dijaga kemurnian dan kekudusannya, i.e. sbg ekspresi ungkapan cinta suami-istri sekaligus sarana utk procreation, maka IMHO kita tidak dapat menyalahkan tindakan tersebut.
Jadi kalo berhenti pada kasus ini, di mana (maaf) mani ditumpahkan di luar pada waktu senggama BUKAN utk menghalangi terjadinya procreation, maka IMHO tidak dapat dipandang sebagai suatu kesalahan.

Tapi mengenai bagaimana kelanjutan dari "variasi" tersebut, itu yg masih menjadi tanda tanya besar di sini.
Dan IMO, tanda tanya ini adalah topik yg lebih menarik dan lebih berat utk didiskusikan, dan ini adalah merupakan topik utama thread ini, bukan dalam konteks (maaf) masturbasi saja.
Mungkin bisa dibuka thread baru utk membahas lebih lanjut mengenai topik kedua ini?  :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 27, 2012, 02:53:42 AM
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu RHCP.Postingan saya itu, hanya untuk membuka peluang pada pikiran bahwa mengeluarkan sperma dari dalam tubuh lelaki, bukan hanya dengan senggama atau masturbasi. Bisa saja sperma dikeluarkan dari dalam tubuh lelaki bukan karna senggama ato masturbasi.

Jangan takut RHCP, Tuhan menyertaimu.

Nah, kalo menurut pikiran saya, kedua hal itu bisa saja. Bagi yang berpikiran bahwa peminjaman kandungan untuk melangsungkan eksistensi diri dipandang tidak sesuai dengan kebijakan Tuhan, cukup logis. Sebab, kalau Tuhan mau, Tuhan bisa saja membuat segala sesuatu organ tubuh seorang manusia berfungsi dengan baik. Dalam hal alat reproduksi sepasang manusia tidak sempurna, itu diartikan bahwa Tuhan menghendaki agar eksistensi pasangan tersebut terhenti sampai disitu saja. Pikiran seperti itu logis, menurut saya.

Di sisi lain, kepada manusia diberi akal pikiran yang dapat digunakan untuk kebaikan. Nah, pada saat pikiran manusia melalui ilmu pengetahuan sudah mampu menyediakan dan mempraktikkan peminjaman kandungan untuk meneruskan eksistensi seseorang, bisa juga diartikan sebagai perkenan dari Tuhan. Walau alat reproduksi manusia itu mengalami kendala, ternyata Tuhan memberikan kemampuan berpikir dan meneliti bagaimana cara mengatasi masalah kendala alat reproduksi itu. Nah, dalam hal seperti ini, logis juga menyimpulkan bahwa Tuhan memberi akal pada manusia agar manusia itu memapu memecahkan masalahnya.

Damai, damai, damai.

Mengenai scenario yg Anda berikan ini, bro Husada, aku jadi berpikir, mengapa calon orang tua yg memilih "surrogate pregnancy" itu repot2 dan nekad melakukan sesuatu yg kontroversial dan rawan melibatkan dosa besar? Belum lagi resiko medis yg ada jika mereka menempuh cara ini.
Kalo hanya ingin punya anak, mengapa tidak adopsi aja? "Surrogate pregnancy" IMHO tidak beda dengan adopsi.
Ya, tentu saja perbedaan besar adalah si anak ini membawa gen2 dari orang tuanya.
Tapi apakah ini menjadi suatu jaminan bahwa si anak akan tumbuh menjadi orang hebat seperti yg dibayangkan oleh orang tuanya?
Mengapa tidak memilih dgn cara adopsi saja? Toh experience nya akan sama, mereka akan memiliki seorang anak yg dapat menjadi penyaluran cinta kasih mereka.
Anak adopsi juga bukan berarti bahwa anak itu akan lebih jelek daripada anak biologis yg membawa gen2 mereka.

Aku memang tidak bisa mewakili perasaan pasangan2 yg mendambakan keturunan tapi tidak dapat memiliki anak kandung, karena jujur aku belum pernah berada dalam situasi demikian.
Tapi aku mencoba memandang dari sudut pandang logis, jika Tuhan tidak memberikan anugerah anak kepada mereka, bukankah mungkin saja Tuhan menghendaki mereka menyalurkan kasih sayang mereka kepada anak2 lain yg kurang beruntung, i.e. dengan mengadopsi anak dari orang2 yg tidak mampu membesarkan anak mereka?

Aku masih tidak dapat memikirkan adanya justifikasi bagi alasan dan pertimbangan moral utk melakukan "surrogate pregnancy".
IMHO, memilih "surrogate pregnancy" itu tidak lebih dari sekedar memenuhi ego orang tua, dan bukan utk berusaha menjalankan kehendak dan rencana Allah.

Any comments dari rekan2 semua?
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 27, 2012, 11:41:41 PM
Quote

(http://i1165.photobucket.com/albums/q592/phooey777/1329353066958868395.jpg)

Pasar Gelap Ibu Pengganti di Cina

Ada sebuah kisah yang luar biasa menarik di balik foto di atas. Bayi-bayi ini diduga merupakan anak-anak dari satu pasangan kaya di Guangzhou. Sang istri dari pasangan kaya raya itu melahirkan anak kembar. Sementara enam anak lainnya dilahirkan oleh dua ibu yang berbeda yang merupakan ibu pengganti (surrogate mother) yang masing-masingnya melahirkan anak kembar tiga. Meski kisahnya menjadi berita nasional di Cina akhir tahun lalu, pasangan kaya raya “pemilik” kedelapan bocah manis ini belum teridentifikasi. Pasalnya, ibu pengganti gestasional (gestational surrogate mother) dilarang di Cina. Pelakunya dapat dikenai hukuman penjara.

Sebagai informasi, yang dimaksud dengan surrogate mother adalah ibu pengganti. Maksudnya, seorang perempuan merelakan dirinya mengandung anak dari pasangan lain. Ibu pengganti (surrogate mother) dapat bersifat PERTAMA: mengandung anak di mana sel sperma berasal dari laki-laki yang merupakan suami sah suatu pasangan. Misalnya pasangan suami istri menemukan bahwa sang istri mandul sehingga tidak bisa melahirkan anak, sementara pasangan suami istri ini sangat menginginkan anak. Mereka bisa memutuskan untuk memiliki anak melalui ibu pengganti (surrogate mother). Dalam kasus seperti ini, ibu yang mengandung dan melahirkan anak yang merupakan pembuahan dengan sel sperma dari laki-laki beristri itu merupakan ibu biologis anak tersebut. Berdasarkan perjanjian legal dan didukung oleh hukum positif negara, begitu melahirkan anak, sang ibu pengganti harus menyerahkan anak itu kepada “pasangan suami istri” yang telah memintanya menjadi ibu pengganti itu.

KEDUA: pasangan suami istri yang subur, berpotensi memiliki anak tetapi tidak mau repot-repot mengandung (hamil) dan tidak mau menderita sakit sewaktu melahirkan. Atau juga alasan-alasan lain. Pasangan suami istri ini bisa “menyewa” rahim dari ibu tertentu yang memang rela mengandung janin orang lain. Melalui pembuahan in-vitro fertilization (pembuahan in-vitro), sel telur yang sudah dibuahi itu kemudian disuntikkan ke dalam rahim sang ibu pengganti. Ini yang disebut ibu pengganti gestasional (gestational surrogate mother). Perempuan yang mengandung anak orang ini sama sekali bukan ibu biologis dari bagi tersebut. Dia hanya “meminjamkan” rahimnya. Ini yang dilarang di Cina dan di banyak negara lain.

Tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar ibu pengganti sangatlah mahal. Karena alasan ekonomi, India menjadi salah satu negara di dunia yang paling tinggi angka surrogate mother-nya. Banyak sekali perempuan India yang “meminjamkan” rahimnya untuk mengandung anak orang lain, terutama dalam kasus ibu pengganti gestasional. Biasanya seorang ibu pengganti dibayar cukup mahal, mencapai sekitar 15 ribu Euro atau hampir dua ratus juta rupiah.

Nah, kembali ke kasus foto di atas. Pasangan suami istri kaya diklaim sebagai pemilik kedelapan bayi ini. Selain mengandung sendiri (yang hasilnya adalah kembar dua), pasangan suami istri ini juga menyewa rahim dua perempuan lain di mana masing-masingnya melahirkan kembar tiga. Media massa menyebut kedelapan bayi ini sebagai “delapan bayi skandal”. Yang menarik di balik semuanya itu adalah fakta bahwa ternyata di Cina sendiri sedang berkembang pesat pasar gelap surrogasi. Mengingat tahun 2012 adalah tahun Naga, di mana dipercaya bahwa memiliki anak yang lahir pada tahun ini adalah berkah, maka beramai-ramailah orang ingin memiliki anak. Masalahnya, kebijakan pemerintah Cina adalah melarang pasangan suami istri memiliki anak lebih dari satu. Salah satu jalan keluar menyiasati ini adalah dengan menyewa ibu pengganti. Dengan cara ini, pasangan suami istri yang kaya dapat memiliki lebih dari satu anak karena jasa ibu pengganti tadi.

Harian The Guardian di Inggris merujuk ke salah satu ulasan yang terbit di mingguan Southern Metropolis Weekly yang berbasis di Guangzhou, diperkirakan tahun lalu terdapat 25.000 anak di Cina terlahir dari rahim ibu pengganti, dan ini merupakan angka tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Dewasa ini terdapat lebih dari 100 media online yang mempromosikan lembaga surogasi. Pada tahun Naga ini mereka sangat sibuk berpromosi.

Tentu ini merupakan bisnis yang menarik dan mendatangkan laba berlimpah mengingat cukup banyak wanita miskin yang menginginkan uang. Sementara pasangan suami istri kaya dan berlimpah harta tidak bisa leluasa memiliki anak lebih dari satu karena kebijakan negara. Para broker pun menangkap peluang bisnis ini dan menjalankannya secara gencar, apalagi ini adalah tahun naga. Sementara itu, aktivis hak asasi manusia memprotes praktik ini sebagai mempromosikan ketidaksetaraan dan melanggar martabat perempuan. “Ini tidak adil untuk masyarakat miskin. Orang kaya menginginkan anak sebanyak-banyaknya tetapi mereka tidak bisa sewenang-wenang,” demikian kata Zhai Zhenwu, direktur sekolah Sosiologi dan Populasi dari Renmin University kepada harian The Guardian. “Ini sinyal negatif ke masyarakat, bahwa uang dapat membeli apapun di tengah upaya kita mengajari orang bahwa kunci emas tidak dapat membuka semua pintu,” lanjut Zhai Zhenwu.

Seorang kolumnis setengah resmi China Daily sangat marah dan bereaksi keras terhadap praktik semacam ini. Dia menulis bahwa praktik ibu pengganti pasti akan menimbulkan “kelas peternak” perempuan miskin yang akhirnya “menyewa rahim mereka kepada orang-orang kaya.”

Ya, perempuan idealis mungkin tidak akan menyewa rahimnya karena alasan uang, meskipun dia miskin. Tetapi, ada berapakah perempuan yang idealis semacam ini di tengah kampanye konsumerisme yang merebak ke seantero dunia? Menyewa rahim selama sembilan bulan mungkin menjadi jalan keluar dari kemiskinan yang mencekik itu.[]

Dikutip dari http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/16/pasar-gelap-ibu-pengganti-di-cina/


Ternyata ada 2 macam surrogate mother.

1. Sang ibu mandul sehingga sel sperma sang suami di inject kan ke sel telur ibu surrogate. Waahh ini termasuk zina.  :o :o :o

2. Sang ibu tidak mandul tetapi karena aneka macam hal maka mencari rahim wanita lain untuk dititipi embryo.   :'o :'o :'o


Any comment ???
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Husada on October 28, 2012, 12:04:41 AM
Damai bagimu Jenova.
...
IMHO, memilih "surrogate pregnancy" itu tidak lebih dari sekedar memenuhi ego orang tua, dan bukan utk berusaha menjalankan kehendak dan rencana Allah.

Any comments dari rekan2 semua?
Saya sependapat.

Bila bercermin dari iman percaya Apostel Paulus terhadap Tuhan Jesus dalam Filippi 2:6, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, seharusnya, para orang tua tidak harus mencari berbagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan eksistensi biologisnya yang akan diwariskan kepada keturunannya. Tuhan sendiri sudah memberi contoh bahwa ketuhananNya bukan milik yang harus dipertahankan, apalgi hanya sekedar genetika biologis?

Tetapi, itu tadi, ternyata ilmu pengetahuan yang bagi yang percaya adalah berasal dari Tuhan, mampu menghasilkan teknik reproduksi, dimana dimungkinkan menumpangkan janin bukan pada ibu biologis dari janin. Dalam hal seperti itu, nilai moral apa yang ditabrak? Menurut hemat saya, tidak ada, atau belum saya lihat ada pelanggaran moral di sana.

Damai, damai, damai.
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 29, 2012, 12:19:29 AM
Damai bagimu Jenova.Saya sependapat.

Bila bercermin dari iman percaya Apostel Paulus terhadap Tuhan Jesus dalam Filippi 2:6, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, seharusnya, para orang tua tidak harus mencari berbagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan eksistensi biologisnya yang akan diwariskan kepada keturunannya. Tuhan sendiri sudah memberi contoh bahwa ketuhananNya bukan milik yang harus dipertahankan, apalgi hanya sekedar genetika biologis?

Tetapi, itu tadi, ternyata ilmu pengetahuan yang bagi yang percaya adalah berasal dari Tuhan, mampu menghasilkan teknik reproduksi, dimana dimungkinkan menumpangkan janin bukan pada ibu biologis dari janin. Dalam hal seperti itu, nilai moral apa yang ditabrak? Menurut hemat saya, tidak ada, atau belum saya lihat ada pelanggaran moral di sana.

Damai, damai, damai.

Quote
Setelah menanti selama bertahun-tahun & menjalani berbagai macam pengobatan baik medis maupun alternatif akhirnya kami mengambil keputusan untuk proses bayi tabung, hal ini juga atas anjuran dokter.

Untuk memulai proses bayi tabung dibutuhkan tekad yang kuat mengingat prosesnya yang tidak mudah. Berikut ini adalah tahap-tahap proses bayi tabung di salah satu rumah sakit di Singapore yang telah saya jalani.

1.  Persiapan mental diwajibkan bagi pasangan lewat konseling yang diberikan oleh pekerja sosial yang disediakan oleh rumah sakit. Intinya kita disuruh bersiap untuk menghadapi keadaan kalau proses bayi tabung berhasil maupun tidak berhasil.
 
2.  Perkembangan hormon yang terkontrol dimulai sesaat setelah mendapatkan mens, tepatnya pada hari ke dua lewat suntikan yang diberikan setiap hari selama kurang lebih tiga minggu… ya betul 3 minggu! sampai mencapai ukuran telur yang diharapkan.

3.  Tahap pematangan telur melalui injeksi obat hormon satu hari sebelum sel telur yang matang dikeluarkan.

4.  Pengeluaran telur melalui proses operasi kecil, telur diambil sebanyak-banyaknya.
   
5.  Tahapan proses pembuahan sel telur dengan sperma menjadi embrio, dilakukan oleh embriologist di rumah sakit.
 
6.  Setelah dua hari pembuahan, embrio yang terbaik dipilih dan dimasukkan kedalam rahim. Kali ini prosesnya mudah, hanya memerlukan wantu sekitar 10 menit.
   
7.  Agar emrio dalam rahim dapat bertahan & berkembang dengan baik maka saya harus mengalami suntikan hormon setiap hari selama 17 hari. Setelah itu barulah didapatkan kepastian hamil atau tidak.

Dikutip dari http://bayi-tabung.com/proses/


IMHO dari apa yang selama ini saya baca, teknik bayi tabung, baik yang ditempatkan pada rahim ibu kandung maupun ditempatkan pada rahim ibu surrogate.
Secara prinsip dilakukan dilaboratorium.

Sang ibu diberi obat penyubur sehingga didapatkan sel telur sebanyak2nya.
Kemudian dari sang bapak, diambil pula sel sperma.

Kemudian sel sperma dan sel telur ditempatkan di petry dish kemudian dilakukan pembuahan.
Dari hasil pembuahan didapatkan zygot yang nantinya menjadi embryo.
Dari beberapa embryo, kemudian dipilih yang paling baik dan sehat, yang nantinya ditempatkan di rahim.

Sisa Embryo yang tidak dipilih, kemudian pasti dibuang (bold merah diatas).

Nah inilah nilai moral yang ditabrak.
Gereja Katolik selama ini berprinsip Pro Life dan bersebrangan dengan Pro Choice.
Gereja Katolik berprinsip sejak pertemuan antara sel sperma dan sel telur sehingga menjadi zygot, ini sudah terbentuk kehidupan.

Jadi secara otomatis, yang dibuang pun adalah bersifat Abortif.

Menurut saya seperti itu Mod Husada.
Selama proses tersebut, pasti ada yang dibuang (Abortif)

CMIIW


Tapi yang dibahas kan "Nitip Embryo di rahim ibu sewaan ya"    :giggle:

GBU
 :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: RHCP on October 29, 2012, 01:32:40 AM
tapi koq saya liat....proses pembuahan dlm bayi tabung sama dengan pembuahan alami. Prosess alami berjuta sperma bertemu dengan sel telur pasti hanya satu atau lebih sedikit (anak kembar) yang bisa bertumbuh jadi bayi dan sisanya mati atau dibuang. Tidak mungkin jadi semua. Sama seperti proses bayi tabung hanya satu yang bisa diketemukan dengan sel telur dan sisanya mati. Bisakah proses bayi tabung menghasilkan anak kembar sesuai dengan keinginan orangtua?
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 29, 2012, 05:53:09 AM
tapi koq saya liat....proses pembuahan dlm bayi tabung sama dengan pembuahan alami. Prosess alami berjuta sperma bertemu dengan sel telur pasti hanya satu atau lebih sedikit (anak kembar) yang bisa bertumbuh jadi bayi dan sisanya mati atau dibuang. Tidak mungkin jadi semua. Sama seperti proses bayi tabung hanya satu yang bisa diketemukan dengan sel telur dan sisanya mati. Bisakah proses bayi tabung menghasilkan anak kembar sesuai dengan keinginan orangtua?

Bukan begitu Bro...
Sperma diseleksi dicari yang paling lincah.
Sel telur diseleksi dicari yang bagus2.

Kemudian dalam beberapa petry dish (misal 7 petry dish), dipertemukan sperma dan sel telur yang nantinya menjadi embryo.
Kemudian dari 7 embryo dicari yang paling sehat, misal dibutuhkan 2 embryo, ya 2 embryo tersebut yang ditempatkan di rahim.

5 embryo sisanya dibuang. Yang ini bersifat abortif.
Begitu maksudnya Bro RHCP


GBU
 :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Leonardo on October 29, 2012, 07:53:45 AM
wah menarik nih....
Mungkin yg ditanyakan oleh bro Phooey adalah "surrogate pregnancy" ya?

Kalo surrogate mother itu artiannya lebih luas, generally berarti "ibu angkat" atau "berperan sbg wali yg menggantikan posisi seorang ibu".
Surrogate mother dalam arti ini jelas2 tidak ada masalah, tidak bertentangan dengan norma2 manapun, bahkan IMHO  sangat didukung oleh Alkitab.

Mengenai "surrogate pregnancy", IMHO, TIDAK bertentangan dengan Alkitab.  :'o :'o
Alkitab justru telah memberikan contoh yg nyata bahwa memang pernah terjadi "surrogate pregnancy" yg begitu misterius dan agung, yang dialami oleh "Theotokos", yg mengandung Allah Putra yg berinkarnasi.

*just my two cents...*
Maksudnya "surrogate pregnancy terhadap Theotokos " bagaimana bro Jeno...apakah tidak ada unsur dari bunda Maria terhadap pribadi Yesus yang selain Allah juga punya kodrat manusia...?

mohon pencerahannya... :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Lily on October 29, 2012, 09:06:30 AM
Harian The Guardian di Inggris merujuk ke salah satu ulasan yang terbit di mingguan Southern Metropolis Weekly yang berbasis di Guangzhou, diperkirakan tahun lalu terdapat 25.000 anak di Cina terlahir dari rahim ibu pengganti, dan ini merupakan angka tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Dewasa ini terdapat lebih dari 100 media online yang mempromosikan lembaga surogasi. Pada tahun Naga ini mereka sangat sibuk berpromosi.

Tentu ini merupakan bisnis yang menarik dan mendatangkan laba berlimpah mengingat cukup banyak wanita miskin yang menginginkan uang. Sementara pasangan suami istri kaya dan berlimpah harta tidak bisa leluasa memiliki anak lebih dari satu karena kebijakan negara. Para broker pun menangkap peluang bisnis ini dan menjalankannya secara gencar, apalagi ini adalah tahun naga. Sementara itu, aktivis hak asasi manusia memprotes praktik ini sebagai mempromosikan ketidaksetaraan dan melanggar martabat perempuan. “Ini tidak adil untuk masyarakat miskin. Orang kaya menginginkan anak sebanyak-banyaknya tetapi mereka tidak bisa sewenang-wenang,” demikian kata Zhai Zhenwu, direktur sekolah Sosiologi dan Populasi dari Renmin University kepada harian The Guardian. “Ini sinyal negatif ke masyarakat, bahwa uang dapat membeli apapun di tengah upaya kita mengajari orang bahwa kunci emas tidak dapat membuka semua pintu,” lanjut Zhai Zhenwu.

Seorang kolumnis setengah resmi China Daily sangat marah dan bereaksi keras terhadap praktik semacam ini. Dia menulis bahwa praktik ibu pengganti pasti akan menimbulkan “kelas peternak” perempuan miskin yang akhirnya “menyewa rahim mereka kepada orang-orang kaya.”

Ya, perempuan idealis mungkin tidak akan menyewa rahimnya karena alasan uang, meskipun dia miskin. Tetapi, ada berapakah perempuan yang idealis semacam ini di tengah kampanye konsumerisme yang merebak ke seantero dunia? Menyewa rahim selama sembilan bulan mungkin menjadi jalan keluar dari kemiskinan yang mencekik itu.

ckckckck... mengandung selama 9 bulan itu bukan waktu yang relatif singkat, dan tentunya ada ikatan batin antara ibu dengan anak yang dikandung. bagaimana tega menyerahkan bayi tsb kepada pasangan penyewa rahim  :swt:

saya pernah menyediakan diri menjadi surrogate pregnancy untuk kakak sy, tapi suami melarang, mengingat saya suka sekali dengan anak kecil, jangan2 nanti bayinya saya besarkan sendiri. dan setelah berkonsultasi dengan Romo, ternyata memang engga boleh dan bertentangan dengan Kitab Suci  :giggle:

Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 29, 2012, 09:09:06 AM
ckckckck... mengandung selama 9 bulan itu bukan waktu yang relatif singkat, dan tentunya ada ikatan batin antara ibu dengan anak yang dikandung. bagaimana tega menyerahkan bayi tsb kepada pasangan penyewa rahim  :swt:

saya pernah menyediakan diri menjadi surrogate pregnancy untuk kakak sy, tapi suami melarang, mengingat saya suka sekali dengan anak kecil, jangan2 nanti bayinya saya besarkan sendiri. dan setelah berkonsultasi dengan Romo, ternyata memang engga boleh dan bertentangan dengan Kitab Suci :giggle:

Ayatnya Sis atau mungkin tinjauan Teologisnya


 :nod: :nod: :nod:
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Lily on October 29, 2012, 09:28:24 AM
Ayatnya Sis atau mungkin tinjauan Teologisnya


 :nod: :nod: :nod:

tinjauannya aja ya Kung, krn waktu itu saya berkonsultasi via phone.
pada intinya surrogate pregnancy itu sama dengan bayi tabung, hanya beda media saja. kalo bayi tabung kan sel telur + sperma dipertemukan di luar, lalu ditanamkan ke rahim ibu biologisnya. nah kalo surrogate pregnancy, sel telur dan sperma dipertemukan di luar lalu ditanamkan ke rahim wanita lain.  Romo mengatakan manusia sudah terlalu jauh campur tangan atas penentuan penciptaan manusia yang seharusnya adalah hak veto Tuhan, seolah2 Tuhan dipaksa dan didikte oleh keinginan manusia.

namun ada pula kasus2 bayi tabung / inseminasi yang berhasil. saya punya teman sekolah yang merupakan hasil dari bayi tabung, dan akhir2 ini beberapa teman saya juga menempuh proses bayi tabung untuk memperoleh keturunan.
kalo bayi tabung bertentangan dengan Kitab Suci, lalu mengapa ada yang berhasil?
saya rasa jawabnya adalah karena Tuhan Maha Kasih, akhirnya luluh juga dengan usaha dan keinginan anak2Nya, manusia berusaha Tuhan yang menentukan  :nod:

memang suatu kepedihan bagi wanita bila tidak bisa mendapatkan keturunan. apabila melakukan adopsi, akan bertemu dengan proses antrian panjang di Panti Asuhan / RSIA, disertai dengan interview2 yang melelahkan. teman saya barusan mengadopsi bayi berumur 2 bulan, pasangan ini Chinese dan mendapat bayi pribumi, beda kulit apakah kelak tidak menimbulkan pertanyaan dari si anak. belum ketahuan pula bibit, bobot dan bebetnya atau riwayat kesehatan si anak selama dalam kandungan, apakah pernah coba digugurkan. mungkin itu sebabnya ya banyak yang bersikeras menempuh prosedur inseminasi / bayi tabung / surrogate pregnancy  :swt:
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: RHCP on October 29, 2012, 12:46:47 PM
Bukan begitu Bro...
Sperma diseleksi dicari yang paling lincah.
Sel telur diseleksi dicari yang bagus2.

Kemudian dalam beberapa petry dish (misal 7 petry dish), dipertemukan sperma dan sel telur yang nantinya menjadi embryo.
Kemudian dari 7 embryo dicari yang paling sehat, misal dibutuhkan 2 embryo, ya 2 embryo tersebut yang ditempatkan di rahim.

5 embryo sisanya dibuang. Yang ini bersifat abortif.
Begitu maksudnya Bro RHCP


GBU
 :)

ohhh.....yang sudah jadi embrio tp tidak terpakai kemudian dibuang ya.....jika proses spt itu bisa dibilang mengakhiri kehidupan atau sama dengan pembunuhan dan melanggar perintah Allah. Thank u bro.... :afro:
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 29, 2012, 02:54:06 PM
Damai bagimu Jenova.

... ... ...

Tetapi, itu tadi, ternyata ilmu pengetahuan yang bagi yang percaya adalah berasal dari Tuhan, mampu menghasilkan teknik reproduksi, dimana dimungkinkan menumpangkan janin bukan pada ibu biologis dari janin. Dalam hal seperti itu, nilai moral apa yang ditabrak? Menurut hemat saya, tidak ada, atau belum saya lihat ada pelanggaran moral di sana.

Damai, damai, damai.

IMHO, nilai moral yg ditabrak adalah yang ini, bro Husada:

The act which brings the child into existence is no longer an act by which two persons give themselves to one another, but one that "entrusts the life and identity of the embryo into the power of doctors and biologists and establishes the domination of technology over the origin and destiny of the human person. Such a relationship of domination is in itself contrary to the dignity and equality that must be common to parents and children. (CCC 2377)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 29, 2012, 03:00:45 PM
IMHO, nilai moral yg ditabrak adalah yang ini, bro Husada:

The act which brings the child into existence is no longer an act by which two persons give themselves to one another, but one that "entrusts the life and identity of the embryo into the power of doctors and biologists and establishes the domination of technology over the origin and destiny of the human person. Such a relationship of domination is in itself contrary to the dignity and equality that must be common to parents and children. (CCC 2377)

@ Mod Jenova. Salah satu nilai moral yang ditabrak adalah seperti dibawah ini.

Menurut Humanae Vitae 12, Prokreasi HARUS lewat sanggama suami-istri (hasil hubungan kasih)  ingat aspek unitif-prokreatif.
Apakah betul kesimpulan saya ?? Karena bhs Inggris saya pas2an.....barangkali Mod Jenova dapat membantu inti humanae vitae 12 dibawah ini.

Union and Procreation
12. This particular doctrine, often expounded by the magisterium of the
Church, is based on the inseparable connection, established by God, which
man on his own initiative may not break, between the unitive significance
and the procreative significance which are both inherent to the marriage
act.
The reason is that the fundamental nature of the marriage act, while
uniting husband and wife in the closest intimacy, also renders them
capable of generating new life—and this as a result of laws written into the
actual nature of man and of woman. And if each of these essential
qualities, the unitive and the procreative, is preserved, the use of marriage
fully retains its sense of true mutual love and its ordination to the supreme
responsibility of parenthood to which man is called. We believe that our
contemporaries are particularly capable of seeing that this teaching is in
harmony with human reason.




GBU
 :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 29, 2012, 03:02:22 PM
wah menarik nih....Maksudnya "surrogate pregnancy terhadap Theotokos " bagaimana bro Jeno...apakah tidak ada unsur dari bunda Maria terhadap pribadi Yesus yang selain Allah juga punya kodrat manusia...?

mohon pencerahannya... :)

IMHO, apa yg dialami oleh Theotokos ini tidak jauh berbeda dengan konsep "surrogate pregnancy".
TBH, aku  masih kurang paham bgm pandangan Gereja ttg keterlibatan genetik Theotokos terhadap Logos, tapi IMHO, Allah Roh Kudus tidak pernah bersetubuh dengan Theotokos, melainkan dengan mujizat yg begitu agung, janin Sang Logos masuk dan tinggal dalam rahim Theotokos. Ini yg IMHO bisa disebut sebagai "surrogate pregnancy" yg dialami Theotokos.

IMHO, apa yg dialami oleh Theotokos itu bisa dikatakan sbg "surrogate pregnancy", tetapi Theotokos tidak bisa disebut sebagai "surrogate mother", melainkan benar2 merupakan ibu dari Logos yg berinkarnasi.

Again, just my two cents.
What do you think, bro Leo?  :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Leonardo on October 29, 2012, 03:42:05 PM
IMHO, apa yg dialami oleh Theotokos ini tidak jauh berbeda dengan konsep "surrogate pregnancy".
TBH, aku  masih kurang paham bgm pandangan Gereja ttg keterlibatan genetik Theotokos terhadap Logos, tapi IMHO, Allah Roh Kudus tidak pernah bersetubuh dengan Theotokos, melainkan dengan mujizat yg begitu agung, janin Sang Logos masuk dan tinggal dalam rahim Theotokos. Ini yg IMHO bisa disebut sebagai "surrogate pregnancy" yg dialami Theotokos.

IMHO, apa yg dialami oleh Theotokos itu bisa dikatakan sbg "surrogate pregnancy", tetapi Theotokos tidak bisa disebut sebagai "surrogate mother", melainkan benar2 merupakan ibu dari Logos yg berinkarnasi.

Again, just my two cents.
What do you think, bro Leo?  :)

Imho pandangan janin sang Logos sudah ada dan sudah ditaruh dalam rahim bunda Maria...berlawanan dengan ini


485 The mission of the Holy Spirit is always conjoined and ordered to that of the Son (Cf. Jn 16:14-15). The Holy Spirit, "the Lord, the giver of Life", is sent to sanctify the womb of the Virgin Mary and divinely fecundate it, causing her to conceive the eternal Son of the Father in a humanity drawn from her own.

Katekismus 485
Perutusan Roh Kudus selalu berhubungan dengan perutusan Putera dan diarahkan kepada-Nya Bdk. Yoh 16:14-15.. Roh Kudus diutus supaya menguduskan rahim perawan dan membuahinya secara ilahi; Ia, "yang adalah Tuhan dan menghidupkan", menyebabkan bahwa perawan mengandung Putera abadi Bapa, yang menerima kodrat manusiawi dari dia

Jika ada kodrat manusiawi yang berasal dari bunda maka somehow...lewat keagungannya....dan kerendahan hati-Nya ....ada bagian dari kodrat bunda Maria yang diterimakan menjadi kodrat kemanusiaan Yesus... :)

salam damai :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 29, 2012, 06:07:28 PM
@ Mod Jenova. Salah satu nilai moral yang ditabrak adalah seperti dibawah ini.

Menurut Humanae Vitae 12, Prokreasi HARUS lewat sanggama suami-istri (hasil hubungan kasih)  ingat aspek unitif-prokreatif.
Apakah betul kesimpulan saya ?? Karena bhs Inggris saya pas2an.....barangkali Mod Jenova dapat membantu inti humanae vitae 12 dibawah ini.

Union and Procreation
12. This particular doctrine, often expounded by the magisterium of the
Church, is based on the inseparable connection, established by God, which
man on his own initiative may not break, between the unitive significance
and the procreative significance which are both inherent to the marriage
act.
The reason is that the fundamental nature of the marriage act, while
uniting husband and wife in the closest intimacy, also renders them
capable of generating new life—and this as a result of laws written into the
actual nature of man and of woman. And if each of these essential
qualities, the unitive and the procreative, is preserved, the use of marriage
fully retains its sense of true mutual love and its ordination to the supreme
responsibility of parenthood to which man is called. We believe that our
contemporaries are particularly capable of seeing that this teaching is in
harmony with human reason.




GBU
 :)

Sepakat, bro Phooey!!  :deal:

CoCC #2377 selaras dengan Humanae Vitae 12, bahwa procreation & persatuan suami-istri itu adalah dua hal yg tidak dapat dipisahkan.
Procreation harus melalui hubungan badan suami istri, dan hubungan badan suami istri harus menyertakan tujuan utk procreation.

Procreation yg bukan melalui hubungan badan = melanggar kodrat, tidak sesuai dengan rencana Allah mengenai lembaga pernikahan --> merendahkan harkat dan martabat procreation, dan terlebih lagi merendahkan harkat dan martabat si anak sebagai seorang manusia.
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Phooey on October 29, 2012, 06:09:33 PM
Sepakat, bro Phooey!!  :deal:

CoCC #2377 selaras dengan Humanae Vitae 12, bahwa procreation & persatuan suami-istri itu adalah dua hal yg tidak dapat dipisahkan.
Procreation harus melalui hubungan badan suami istri, dan hubungan badan suami istri harus menyertakan tujuan utk procreation.

Procreation yg bukan melalui hubungan badan = melanggar kodrat, tidak sesuai dengan rencana Allah mengenai lembaga pernikahan --> merendahkan harkat dan martabat procreation, dan terlebih lagi merendahkan harkat dan martabat si anak sebagai seorang manusia.

Oke dehhh Mod Jenova....

Deal .......    :deal:


GBU
 :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 29, 2012, 06:12:07 PM
Imho pandangan janin sang Logos sudah ada dan sudah ditaruh dalam rahim bunda Maria...berlawanan dengan ini


485 The mission of the Holy Spirit is always conjoined and ordered to that of the Son (Cf. Jn 16:14-15). The Holy Spirit, "the Lord, the giver of Life", is sent to sanctify the womb of the Virgin Mary and divinely fecundate it, causing her to conceive the eternal Son of the Father in a humanity drawn from her own.

Katekismus 485
Perutusan Roh Kudus selalu berhubungan dengan perutusan Putera dan diarahkan kepada-Nya Bdk. Yoh 16:14-15.. Roh Kudus diutus supaya menguduskan rahim perawan dan membuahinya secara ilahi; Ia, "yang adalah Tuhan dan menghidupkan", menyebabkan bahwa perawan mengandung Putera abadi Bapa, yang menerima kodrat manusiawi dari dia

Jika ada kodrat manusiawi yang berasal dari bunda maka somehow...lewat keagungannya....dan kerendahan hati-Nya ....ada bagian dari kodrat bunda Maria yang diterimakan menjadi kodrat kemanusiaan Yesus... :)

salam damai :)

IMHO, ajaran GK dalam CoCC #485 ini tidak secara explicit menyatakan bahwa janin Sang Logos itu berasal dari "sel telur" Maria juga.
IMHO, seandainya janin Sang Logos ini tidak berasal dari sel telur Maria, ajaran dalam CoCC #485 ini masih terpenuhi, karena sebagai janin yg tumbuh dalam rahim seorang wanita, janin tersebut akan mengambil "kedagingan" dari sang ibu juga, e.g. mendapat gizi dari sang ibu.

Mungkin terlalu OOT utk membahas hal ini di sini.
Mohon moderator yg bertugas utk memindahkan topik ini di thread baru kalo pembahasan ttg keterlibatan genetik Maria ini dinilai OOT di thread ini. :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: RHCP on October 29, 2012, 06:24:40 PM
bro Jeno, apakah benar setiap kali suami istri berhub bdn harus untk prokreasi dlm artian berketurunan? Apabila sepasang suami istri sudah memiliki cukup anak dan memasang alat kontrasepsi sehingga setiap kali berhub tidak akan terjadi kehamilan yg kemudian berketurunan apakah hal kontrasepsi itu melanggar prokreasi?
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: Jenova on October 29, 2012, 08:47:47 PM
bro Jeno, apakah benar setiap kali suami istri berhub bdn harus untk prokreasi dlm artian berketurunan? Apabila sepasang suami istri sudah memiliki cukup anak dan memasang alat kontrasepsi sehingga setiap kali berhub tidak akan terjadi kehamilan yg kemudian berketurunan apakah hal kontrasepsi itu melanggar prokreasi?

AFAIK sih tidak…
Boleh2 saja berhubungan badan (suami istri) meskipun tidak menghendaki procreation.
Tapi IMHO yg harus diingat adalah bahwa hubungan badan dan procreation itu ibaratnya dua sisi dari satu keping mata uang.
Jika berhubungan badan, maka sisi procreation itu tetap harus dibawa.
Jika menghendaki procreation, maka harus dilakukan dengan menggunakan sisi satunya dari sekeping uang itu.

Maksud dari tulisan2ku sebelumnya, adalah bahwa jika pasutri melakukan hubungan badan, mereka tidak boleh meninggalkan sisi procreation, i.e. dengan sengaja, sadar, dan aktif melakukan upaya2 yg dapat menghalangi terjadinya procreation. GK mengajarkan bahwa segala bentuk kontrasepsi buatan seperti penggunaan kondom, spiral, sterilisasi organ reproduksi (pria dan wanita), dsb, merupakan upaya2 yg bertentangan dengan prinsip2 moral kristen.
Sejatinya kontrasepsi buatan ini telah menghalangi munculnya (dengan kata lain: membunuh) suatu kehidupan. Meskipun lebih ringan, tetapi kontrasepsi buatan ini serupa dengan aborsi, yaitu merenggut kehidupan dari calon bayi. Utk lebih jelasnya, ajaran GK mengenai kontrasepsi buatan bisa dibaca di dokumen ”Humanae Vitae 14”.
Sebaik apapun pembenaran / justifikasi utk melakukan kontrasepsi buatan, e.g. demi ekonomi keluarga yg lebih baik, dapat lebih fokus mendidik anak jika tidak memiliki anak2 lain, dsb, sebaik apapun alasannya, tetap tidak dapat dijadikan alasan utk melakukan dosa.

Tapi untungnya ”alam” telah menyediakan sarana kontrasepsi yg alami, yaitu adanya masa2 tidak subur.
Meskipun tujuannya sama dengan kontrasepsi buatan, yaitu sama2 menghindari supaya memiliki anak, tapi cara alami ini sama sekali tidak melanggar prinsip2 moral kristen.
Pasutri menahan diri selama masa subur, tapi memanfaatkan masa2 tidak subur utk mengekspresikan cinta mereka sekaligus menghindari procreation.
Dalam hal ini GK memandang hal ini sebagai bukti nyata dan sesungguhnya dari cinta di antara pasutri (bdk Humanae Vitae 16), dan sama sekali tidak dikutuk.

Btw, ini kok kebanyakan hanya pandangan dari GK ya yg disampaikan di sini?
Bagaimana dengan pandangan rekan2 dari protestantism? Akan menarik sekali jika kita jg membahas ”surrogate pregnancy” & ”contraception” dari sudut pandang selain katolik… :)
Title: Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
Post by: RHCP on October 29, 2012, 09:19:52 PM
oohhh....menurut ajaran GK spt itu ya.....ok
btw moderator ajaran2 lain pada post dimana ya......