Author Topic: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?  (Read 3886 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« on: October 25, 2012, 09:51:40 PM »
Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (pasangan suami istri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan.


Bagaimana pendapat teman2 mengenai surrogate mother (sewa rahim).
Apakah bertentangan dengan Alkitab ??


Thanks masukkannya

GBU
 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #1 on: October 26, 2012, 10:53:58 AM »
Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (pasangan suami istri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan.


Bagaimana pendapat teman2 mengenai surrogate mother (sewa rahim).
Apakah bertentangan dengan Alkitab ??


Thanks masukkannya

GBU
 :)

pasti. itu bertentangan dengan proses pembuahan yang alami, jadi Gereja pasti menentang.
bukankah perkawinan itu melibatkan 2 orang (pria dan wanita), bukan 3 orang?

saya lagi males nyari dasar Alkitabnya, jadi kita tunggu para master deh.. :giggle:

IMO- silakan aja........kalau memang punya kebutuhan untuk "eksis" dalam generasi berikutnya.
 :giggle: :giggle:
jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #2 on: October 26, 2012, 02:34:55 PM »
Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (pasangan suami istri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan.


Bagaimana pendapat teman2 mengenai surrogate mother (sewa rahim).
Apakah bertentangan dengan Alkitab ??


Thanks masukkannya

GBU
 :)

Mungkin yg ditanyakan oleh bro Phooey adalah "surrogate pregnancy" ya?

Kalo surrogate mother itu artiannya lebih luas, generally berarti "ibu angkat" atau "berperan sbg wali yg menggantikan posisi seorang ibu".
Surrogate mother dalam arti ini jelas2 tidak ada masalah, tidak bertentangan dengan norma2 manapun, bahkan IMHO  sangat didukung oleh Alkitab.

Mengenai "surrogate pregnancy", IMHO, TIDAK bertentangan dengan Alkitab.  :'o :'o
Alkitab justru telah memberikan contoh yg nyata bahwa memang pernah terjadi "surrogate pregnancy" yg begitu misterius dan agung, yang dialami oleh "Theotokos", yg mengandung Allah Putra yg berinkarnasi.

Apakah ini berarti "surrogate pregnancy" itu bisa diterima menurut norma dan moral kristiani?
IMHO, jawabnya adalah tergantung cara dan tujuan dari "surrogate pregnancy" itu.
"Surrogate pregnancy" medis dewasa ini dilakukan dengan cara membuahi sel telur dan sperma di luar hubungan intim pernikahan --> bertentangan dengan rencana Allah ttg "procreation".
Sperma diambil dengan cara (maaf) "masturbasi" --> merupakan dosa besar.
"Surrogate pregnancy" biasanya dilakukan demi memenuhi ego pribadi dari pasangan yg menginginkan anak --> tidak menyandarkan diri pada rencana dan kuasa Allah dalam memperoleh keturunan.
Berdasar point2 di atas, IMHO, "surrogate pregnancy" yg umum dilakukan dewasa ini merupakan hal yang BERTENTANGAN dengan semua norma2 dan moral kristiani, dan terlebih lagi bertentangan dengan Alkitab.
"Surrogate pregnancy" menjadi bertentangan dengan Alkitab BUKAN karena konsep dari "surrogate pregnancy" itu sendiri, tetapi bertentangan dengan Alkitab karena cara2 dan tujuan2 dibuatnya "surrogate pregnancy" tersebut.

*just my two cents...*
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #3 on: October 26, 2012, 05:59:14 PM »
Mungkin yg ditanyakan oleh bro Phooey adalah "surrogate pregnancy" ya?

Kalo surrogate mother itu artiannya lebih luas, generally berarti "ibu angkat" atau "berperan sbg wali yg menggantikan posisi seorang ibu".
Surrogate mother dalam arti ini jelas2 tidak ada masalah, tidak bertentangan dengan norma2 manapun, bahkan IMHO  sangat didukung oleh Alkitab.

Mengenai "surrogate pregnancy", IMHO, TIDAK bertentangan dengan Alkitab.  :'o :'o
Alkitab justru telah memberikan contoh yg nyata bahwa memang pernah terjadi "surrogate pregnancy" yg begitu misterius dan agung, yang dialami oleh "Theotokos", yg mengandung Allah Putra yg berinkarnasi.

----cut---


Yang ini jelas tidak dapat diganggu gugat.
 :dance:


---cut---

Apakah ini berarti "surrogate pregnancy" itu bisa diterima menurut norma dan moral kristiani?
IMHO, jawabnya adalah tergantung cara dan tujuan dari "surrogate pregnancy" itu.
"Surrogate pregnancy" medis dewasa ini dilakukan dengan cara membuahi sel telur dan sperma di luar hubungan intim pernikahan --> bertentangan dengan rencana Allah ttg "procreation".
Sperma diambil dengan cara (maaf) "masturbasi" --> merupakan dosa besar.
"Surrogate pregnancy" biasanya dilakukan demi memenuhi ego pribadi dari pasangan yg menginginkan anak --> tidak menyandarkan diri pada rencana dan kuasa Allah dalam memperoleh keturunan.
Berdasar point2 di atas, IMHO, "surrogate pregnancy" yg umum dilakukan dewasa ini merupakan hal yang BERTENTANGAN dengan semua norma2 dan moral kristiani, dan terlebih lagi bertentangan dengan Alkitab.
"Surrogate pregnancy" menjadi bertentangan dengan Alkitab BUKAN karena konsep dari "surrogate pregnancy" itu sendiri, tetapi bertentangan dengan Alkitab karena cara2 dan tujuan2 dibuatnya "surrogate pregnancy" tersebut.

*just my two cents...*

Berarti Mod, bila sepasang suami istri.
Bila sang istri memiliki masalah dengan rahimnya, akan tetapi sel telurnya tidak bermasalah.
Maka berdasarkan etika moral Kristiani, mereka tidak dapat meminjam rahim orang lain untuk titipan embryo mereka ya.

Kalau dipikir lebih lanjut, apakah hal ini tidak dapat dianggap seperti transplantasi hati.
Hati seseorang rusak maka hati tersebut dibuang kemudian dicangkokkan hati orang lain.

Untuk contoh diatas, rahim sang istri bermasalah. Untuk saat ini belum ada penemuan teknologi yang memungkinkan cangkok rahim. Oleh karena itu dilakukan "Pinjam Rahim"
Kenapa tidak boleh Mod ?

Btw...as always....
Kalo enggak boleh ...Ayatnya dong  :giggle:
Minimal links larangan Magisteriumnya ................  :dance:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #4 on: October 26, 2012, 06:47:22 PM »
Berarti Mod, bila sepasang suami istri.
Bila sang istri memiliki masalah dengan rahimnya, akan tetapi sel telurnya tidak bermasalah.
Maka berdasarkan etika moral Kristiani, mereka tidak dapat meminjam rahim orang lain untuk titipan embryo mereka ya.

Kalau dipikir lebih lanjut, apakah hal ini tidak dapat dianggap seperti transplantasi hati.
Hati seseorang rusak maka hati tersebut dibuang kemudian dicangkokkan hati orang lain.

Untuk contoh diatas, rahim sang istri bermasalah. Untuk saat ini belum ada penemuan teknologi yang memungkinkan cangkok rahim. Oleh karena itu dilakukan "Pinjam Rahim"
Kenapa tidak boleh Mod ?

Btw...as always....
Kalo enggak boleh ...Ayatnya dong  :giggle:
Minimal links larangan Magisteriumnya ................  :dance:

IMHO, segala penemuan dan teknologi medis, sekalipun metodenya sangat kontroversial, tidak serta merta bisa diputuskan/dipandang sebagai dosa atau tidak dosa utk dilakukan.
Niat / tujuan melakukannya dan juga cara2 melakukannya, harus dipertimbangkan sebelum memutuskan apakah cara medis tersebut boleh dilakukan atau tidak.

IMHO, tidak ada justifikasi yg bisa membenarkan alasan utk membuat bayi tabung.
Anak BUKAN lah hak orang tua. Anak BUKAN merupakan barang yg dimiliki oleh orang tua.
Jika orang tua memandang anak sebagai hak milik, menyerahkan proses pembuatan anak pada seorang tenaga medis, anak dibuat dalam suatu experiment laboratorium, sejatinya mereka telah merendahkan harkat dan martabat dari jabang bayi itu.

Berikut ajaran2 GK yg menyatakan hal ini:

Catechism of the Catholic Church #2377
Techniques involving only the married couple (homologous artificial insemination and fertilization). . . dissociate the sexual act from the procreative act. The act which brings the child into existence is no longer an act by which two persons give themselves to one another, but one that "entrusts the life and identity of the embryo into the power of doctors and biologists and establishes the domination of technology over the origin and destiny of the human person. Such a relationship of domination is in itself contrary to the dignity and equality that must be common to parents and children." (CCC 2377)

Instruction on Respect for Human Life 8
Marriage does not confer upon the spouses the right to have a child, but only the right to perform those natural acts which are per se ordered to procreation. A true and proper right to a child would be contrary to the child’s dignity and nature. The child is not an object to which one has a right, nor can he be considered as an object of ownership: rather, a child is a gift, "the supreme gift" (58) and the most gratuitous gift of marriage, and is a living testimony of the mutual giving of his parents. For this reason, the child has the right, as already mentioned, to be the fruit of the specific act of the conjugal love of his parents; and he also has the right to be respected as a person from the moment of his conception. (Instruction on Respect for Human Life 8)
 


Sekarang, katakanlah ada justifikasi utk ”meminjam” rahim wanita lain, yg tidak melanggar ajaran GK seperti yg dituliskan di atas.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara melakukan IVF (in vitro fertilization) yang tidak melibatkan perilaku dosa?

Satu hal yg pasti, IVF pasti melibatkan (maaf) masturbasi utk mendapat sperma dari sang ayah.
Hal ini sendiri kita sepakat merupakan suatu dosa besar.
Referensi ada di CoCC #2352

Catechism of the Catholic Church #2352
By masturbation is to be understood the deliberate stimulation of the genital organs in order to derive sexual pleasure. "Both the Magisterium of the Church, in the course of a constant tradition, and the moral sense of the faithful have been in no doubt and have firmly maintained that masturbation is an intrinsically and gravely disordered action." "The deliberate use of the sexual faculty, for whatever reason, outside of marriage is essentially contrary to its purpose." For here sexual pleasure is sought outside of "the sexual relationship which is demanded by the moral order and in which the total meaning of mutual self-giving and human procreation in the context of true love is achieved."


IMHO, technology IVF dan “surrogate pregnancy” itu sejatinya bukan merupakan dosa.
Contoh, jika diterapkan pada usaha peternakan, maka IMHO hal ini tidak merupakan dosa.

Tapi utk diterapkan pada manusia, AFAIK, tidak bisa dilakukan tanpa menjadikan pelakunya berdosa, apalagi jika kita mau jujur menjustifikasi niat/tujuan utk menggunakan teknologi ini, IMHO sulit utk mencari justifikasi yg tidak melibatkan ego pribadi dari kedua orang tua.

Again, just my two cents... :)

Btw, klo menurut bro Phooey sendiri gimana?
Dosa ga melakukan "surrogate pregnancy" ini?
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline RHCP

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1033
  • Reputation Power:
  • KASIH
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #5 on: October 26, 2012, 09:12:29 PM »
jadi menurut jenova surogate pregnancy tidak dosa melainkan caranya mengambil sperma itu yang dosa karna harus swalayan. Bagaimana kalo cara swalayan itu dihilangkan dan diganti dengan hub suami iistri. Misalnya dirumah sakit minta disediakan kamar untuk hub suami istri kemudian ditampung pada saat selesai. Bagaimana bro jeno, masihkah dilarang cara spt ini? Mohon maaf kalo ada kata yg tidak berkenan.
Iman dan harapan akan hilang tapi Kasih adalah kekal.

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #6 on: October 26, 2012, 09:27:53 PM »
jadi menurut jenova surogate pregnancy tidak dosa melainkan caranya mengambil sperma itu yang dosa karna harus swalayan. Bagaimana kalo cara swalayan itu dihilangkan dan diganti dengan hub suami iistri. Misalnya dirumah sakit minta disediakan kamar untuk hub suami istri kemudian ditampung pada saat selesai. Bagaimana bro jeno, masihkah dilarang cara spt ini? Mohon maaf kalo ada kata yg tidak berkenan.

Ehm... maksudnya berhubungan badan, tetapi sperma dikeluarkan di luar (maaf) vagina?
Bukan kah ini sama aja dengan (maaf) masturbasi?

Katakanlah skenario nya kita ganti, setelah berhubungan badan, ditunggu sampai terjadi pembuahan dan zygot itu lah yg nantinya diambil utk ditaruh di rahim wanita lain.
AFAIK, sepertinya kok belum ada teknologi yg bisa melakukan hal ini ya?
Kalo pun katakanlah ada, IMHO, kok sepertinya masih merendahkan harkat dan martabat dari si jabang bayi.
Si jabang bayi dalam hal ini dianggap sebagai benda, sebagai hak milik dari orang tua, sehingga diperlakukan demikian.
IMHO, kok masih tidak sesuai dengan norma2 dan moral kristen ya?

Bagaimana menurut Anda, bro RHCP?
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #7 on: October 26, 2012, 09:37:36 PM »
jadi menurut jenova surogate pregnancy tidak dosa melainkan caranya mengambil sperma itu yang dosa karna harus swalayan. Bagaimana kalo cara swalayan itu dihilangkan dan diganti dengan hub suami iistri. Misalnya dirumah sakit minta disediakan kamar untuk hub suami istri kemudian ditampung pada saat selesai. Bagaimana bro jeno, masihkah dilarang cara spt ini? Mohon maaf kalo ada kata yg tidak berkenan.


---cut---

Satu hal yg pasti, IVF pasti melibatkan (maaf) masturbasi utk mendapat sperma dari sang ayah.
Hal ini sendiri kita sepakat merupakan suatu dosa besar.
Referensi ada di CoCC #2352

Catechism of the Catholic Church #2352
By masturbation is to be understood the deliberate stimulation of the genital organs in order to derive sexual pleasure. "Both the Magisterium of the Church, in the course of a constant tradition, and the moral sense of the faithful have been in no doubt and have firmly maintained that masturbation is an intrinsically and gravely disordered action." "The deliberate use of the sexual faculty, for whatever reason, outside of marriage is essentially contrary to its purpose." For here sexual pleasure is sought outside of "the sexual relationship which is demanded by the moral order and in which the total meaning of mutual self-giving and human procreation in the context of true love is achieved."


---cut---


Setelah baca2 2352, menurut saya begini Mod Jeno.
Hubungan suami istri adalah memiliki 2 unsur utama.
1. Sexual pleasure
2. Procreation.

Onani/Masturbation dilarang keras oleh Gereja karena hanya memiliki 1 unsur utama saja yaitu sexual pleasure.
Mereka yang melakukan onani/masturbasi secara sadar memiliki kesengajaan untuk menghindari Procreation.

nahhh sekarang giliran saya tanya ke Mod Jenova.
Pengambilan sperma untuk surrogate pregnancy, bukankah ini justru untuk Procreation???
Harusnya tidak dilarang lho.........

 :onion15:

Silahkan Mod Jenova berpusing ria...........    :giggle:


---cut---

Btw, klo menurut bro Phooey sendiri gimana?
Dosa ga melakukan "surrogate pregnancy" ini?


Beri saya waktu dulu ya Mod.
Ini barusan nge print Donum Vitae..................ada 20 halaman.
Saya baca2 dulu biar jawaban saya ada dasarnya....


 :whistle:


 :dance:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline RHCP

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1033
  • Reputation Power:
  • KASIH
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #8 on: October 26, 2012, 09:41:53 PM »
beda dgn swalayan dong bro, kalo swalayan kan seorang diri.....kalo tumpah diluar kan beda lagi.....tetep suami istri berperan. Kembali ke skenario awal dulu biar kelar. Tapi itu cuma hasil logika saya, coba jika ada pengertian swalayan yang dianggap dosa itu menurut Alkitab spt apa? Jadi biar jelas mana yg benar2 boleh dan tidak boleh.
Iman dan harapan akan hilang tapi Kasih adalah kekal.

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #9 on: October 26, 2012, 09:47:17 PM »
Setelah baca2 2352, menurut saya begini Mod Jeno.
Hubungan suami istri adalah memiliki 2 unsur utama.
1. Sexual pleasure
2. Procreation.

Onani/Masturbation dilarang keras oleh Gereja karena hanya memiliki 1 unsur utama saja yaitu sexual pleasure.
Mereka yang melakukan onani/masturbasi secara sadar memiliki kesengajaan untuk menghindari Procreation.

nahhh sekarang giliran saya tanya ke Mod Jenova.
Pengambilan sperma untuk surrogate pregnancy, bukankah ini justru untuk Procreation???
Harusnya tidak dilarang lho.........

 :onion15:

Silahkan Mod Jenova berpusing ria...........    :giggle:

Wekeke... Bro Phooey ini maksud sebenarnya membuka thread ini cuma utk ngerjain orang tho?  :takethat:
Iya neh, jadi pusing juga ya....  :grining:

IMHO, kita bisa mencari justifikasi dari perbuatan2 yg kita lakukan, sekalipun terkadang kontroversial dan berkesan melanggar ajaran Gereja.
Kalo justifikasinya seperti di atas, IMHO, secara logis masturbasi itu bisa memperoleh dispensasi, bisa dikecualikan dan tidak dianggap dosa.
Tapi secara nurani, kok sepertinya aku masih sulit men-justifikasi hal tersebut di atas ya?

Anyway, katakanlah kita bisa "membenarkan" tindakan masturbasi itu, apakah Anda masih bisa membenarkan ego orang tua yg menjadikan anak itu sebagai objek dan dianggap sebagai "hak milik" sehingga layak diperlakukan demikian?

Beri saya waktu dulu ya Mod.
Ini barusan nge print Donum Vitae..................ada 20 halaman.
Saya baca2 dulu biar jawaban saya ada dasarnya....


 :whistle:


 :dance:

 :'o :'o :'o
Niat amat?? 20 halaman diprint & dibaca.
Kalo aku sih cuma tanya mbah google, terus ambil artikel yg sesuai aja ama topik kita.
Salut deh buat Phooey yg berkomitmen baca Donum Vitae.  :afro1:
Nanti bagi2 ilmunya ke kita2 ya....  :dance:
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #10 on: October 26, 2012, 09:50:36 PM »
beda dgn swalayan dong bro, kalo swalayan kan seorang diri.....kalo tumpah diluar kan beda lagi.....tetep suami istri berperan. Kembali ke skenario awal dulu biar kelar. Tapi itu cuma hasil logika saya, coba jika ada pengertian swalayan yang dianggap dosa itu menurut Alkitab spt apa? Jadi biar jelas mana yg benar2 boleh dan tidak boleh.

Err... kalo skenario awalku sih mencari justifikasi dulu dari pertanggung-jawaban moral melakukan "surrogate pregnancy".
Kan aku bilang, kalo kita sudah mendapat justifikasi melakukan "surrogate pregnancy", baru kita cari cara bgm melakukannya tanpa melalui "swalayan" itu dulu.
Atau kalo mau tetap "swalayan", nanti dicari justifikasi utk swalayan itu.
BTW, kalo hanya mencari justifikasi ttg swalayan, IMO bro Phooey telah melakukannya, dan TBH aku angkat tangan utk menjawabnya...  :grining:
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #11 on: October 26, 2012, 09:54:56 PM »
... ... ...
Tapi secara nurani, kok sepertinya aku masih sulit men-justifikasi hal tersebut di atas ya?

Catechism of the Catholic Church #2352
... ..."Both the Magisterium of the Church, in the course of a constant tradition, and the moral sense of the faithful have been in no doubt and have firmly maintained that masturbation is an intrinsically and gravely disordered action." ... ...


Baca2 lagi kalimat dari CoCC, ternyata apapun alasannya, masturbasi telah dinyatakan sebagai "intrinsically and gravely disorder action".
Secara natural merupakan penyimpangan yg berbahaya.

Aku tarik lagi perkataanku di atas, ternyata masturbasi TETAP TIDAK dapat dibenarkan.
Tidak ada justifikasi utk melakukan masturbasi.  :)
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline RHCP

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1033
  • Reputation Power:
  • KASIH
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #12 on: October 26, 2012, 10:19:35 PM »
bro jeno, maksud saya.....saya mau tau dengan jelas berdasarkan arti atau definisi swalayan itu apakah bisa disamakan dengan jika suami istri berhub badan dan ditumpahkan diluar miss.v dlm konteks surogate pregnancy.....spt yg jeno tulis diatas.....kalo menurut saya tidak bisa disamakan karna swalayan jelas hanya untuk kesenangan dan dilakukan sendiri.....sedangkan hub badan tumpah diluar kemudian ditampung dengan tujuan prokreasi.....ada tujuan akhir yang ingin dicapai.....tidak berhenti sampai tumpah diluar saja......sekali lagi ini cuma analisa saya aja......
Iman dan harapan akan hilang tapi Kasih adalah kekal.

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #13 on: October 26, 2012, 10:30:53 PM »
bro jeno, maksud saya.....saya mau tau dengan jelas berdasarkan arti atau definisi swalayan itu apakah bisa disamakan dengan jika suami istri berhub badan dan ditumpahkan diluar miss.v dlm konteks surogate pregnancy.....spt yg jeno tulis diatas.....kalo menurut saya tidak bisa disamakan karna swalayan jelas hanya untuk kesenangan dan dilakukan sendiri.....sedangkan hub badan tumpah diluar kemudian ditampung dengan tujuan prokreasi.....ada tujuan akhir yang ingin dicapai.....tidak berhenti sampai tumpah diluar saja......sekali lagi ini cuma analisa saya aja......
ikut dikit.. :D

IMHO:

perbuatan yg di contohkan oleh bro RHCP

1. Tidak tergolong contraception (procreation)
2. tidak swalayan.

jadi, kesimpulannya SAH..  :D
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #14 on: October 26, 2012, 10:51:34 PM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers sekalian.

Trit yang bagus saya kira. Karena ilmu pengetahuan saya masih belum nyampe, saya menyimak saja. Tetapi, ada yang ingin saya komentari tentang ini,
Sekarang, katakanlah ada justifikasi utk ”meminjam” rahim wanita lain, yg tidak melanggar ajaran GK seperti yg dituliskan di atas.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara melakukan IVF (in vitro fertilization) yang tidak melibatkan perilaku dosa?
Terbersit di benak saya, bahwa sperma dapat dikeluarkan dari seorang laki-laki tanpa masturbasi, yaitu dengan melakukan operasi. Prinsipnya, menurut benak saya ialah, sama dengan mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh, misalkan saja mengeluarkan proyektil peluru yang tertanam dalam tubuh seseorang.

Jadi, demikian juga prinsipnya dalam hal mengeluarkan sperma tanpa masturbasi, yaitu dengan operasi, membuka kantung sperma tersebut, kemudian menyedot sperma dengan alat, dan menaruhnya di mana diperlukan. Prinsipnya, seperti inseminasi pada ternak. Tentu ternak tidak disuruh masturbasi, kemudian menampung spermanya, bukan?

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA