Author Topic: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?  (Read 3976 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline RHCP

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1033
  • Reputation Power:
  • KASIH
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #15 on: October 27, 2012, 12:00:25 AM »
bro Husada, jadi bisa gak diartikan kalau misalnya Husada menghadapi kondisi spt judul threat diatas maka Husada akan memilih jalur operasi? Ini cuma misalnya ya bro.....mengingat belakangan ini banyak terjadi kesalahan dalam operasi, takutnya terjadi kesalahan dan malfunction......hancuurrr dehh....
Iman dan harapan akan hilang tapi Kasih adalah kekal.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #16 on: October 27, 2012, 12:19:10 AM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu RHCP.
bro Husada, jadi bisa gak diartikan kalau misalnya Husada menghadapi kondisi spt judul threat diatas maka Husada akan memilih jalur operasi? Ini cuma misalnya ya bro.....mengingat belakangan ini banyak terjadi kesalahan dalam operasi, takutnya terjadi kesalahan dan malfunction......hancuurrr dehh....
Postingan saya itu, hanya untuk membuka peluang pada pikiran bahwa mengeluarkan sperma dari dalam tubuh lelaki, bukan hanya dengan senggama atau masturbasi. Bisa saja sperma dikeluarkan dari dalam tubuh lelaki bukan karna senggama ato masturbasi.

Jangan takut RHCP, Tuhan menyertaimu.

Nah, kalo menurut pikiran saya, kedua hal itu bisa saja. Bagi yang berpikiran bahwa peminjaman kandungan untuk melangsungkan eksistensi diri dipandang tidak sesuai dengan kebijakan Tuhan, cukup logis. Sebab, kalau Tuhan mau, Tuhan bisa saja membuat segala sesuatu organ tubuh seorang manusia berfungsi dengan baik. Dalam hal alat reproduksi sepasang manusia tidak sempurna, itu diartikan bahwa Tuhan menghendaki agar eksistensi pasangan tersebut terhenti sampai disitu saja. Pikiran seperti itu logis, menurut saya.

Di sisi lain, kepada manusia diberi akal pikiran yang dapat digunakan untuk kebaikan. Nah, pada saat pikiran manusia melalui ilmu pengetahuan sudah mampu menyediakan dan mempraktikkan peminjaman kandungan untuk meneruskan eksistensi seseorang, bisa juga diartikan sebagai perkenan dari Tuhan. Walau alat reproduksi manusia itu mengalami kendala, ternyata Tuhan memberikan kemampuan berpikir dan meneliti bagaimana cara mengatasi masalah kendala alat reproduksi itu. Nah, dalam hal seperti ini, logis juga menyimpulkan bahwa Tuhan memberi akal pada manusia agar manusia itu memapu memecahkan masalahnya.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #17 on: October 27, 2012, 02:45:56 AM »
bro jeno, maksud saya.....saya mau tau dengan jelas berdasarkan arti atau definisi swalayan itu apakah bisa disamakan dengan jika suami istri berhub badan dan ditumpahkan diluar miss.v dlm konteks surogate pregnancy.....spt yg jeno tulis diatas.....kalo menurut saya tidak bisa disamakan karna swalayan jelas hanya untuk kesenangan dan dilakukan sendiri.....sedangkan hub badan tumpah diluar kemudian ditampung dengan tujuan prokreasi.....ada tujuan akhir yang ingin dicapai.....tidak berhenti sampai tumpah diluar saja......sekali lagi ini cuma analisa saya aja......

ikut dikit.. :D

IMHO:

perbuatan yg di contohkan oleh bro RHCP

1. Tidak tergolong contraception (procreation)
2. tidak swalayan.

jadi, kesimpulannya SAH..  :D

Hehe... setuju dengan bro Onde... 
Kesimpulan yg simple, tapi IMHO logis sekali. :D

Bro RHCP,
IMHO, Alkitab tidak mengatur secara rinci mengenai apa yg diperbolehkan dan apa yg tidak diperbolehkan dalam hubungan intim suami istri.
Kalo kita hanya memandang kasus yg Anda berikan sebagai "variasi" dalam berhubungan intim, di mana makna dan tujuan dari hubungan intim itu tetap dijaga kemurnian dan kekudusannya, i.e. sbg ekspresi ungkapan cinta suami-istri sekaligus sarana utk procreation, maka IMHO kita tidak dapat menyalahkan tindakan tersebut.
Jadi kalo berhenti pada kasus ini, di mana (maaf) mani ditumpahkan di luar pada waktu senggama BUKAN utk menghalangi terjadinya procreation, maka IMHO tidak dapat dipandang sebagai suatu kesalahan.

Tapi mengenai bagaimana kelanjutan dari "variasi" tersebut, itu yg masih menjadi tanda tanya besar di sini.
Dan IMO, tanda tanya ini adalah topik yg lebih menarik dan lebih berat utk didiskusikan, dan ini adalah merupakan topik utama thread ini, bukan dalam konteks (maaf) masturbasi saja.
Mungkin bisa dibuka thread baru utk membahas lebih lanjut mengenai topik kedua ini?  :)
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #18 on: October 27, 2012, 02:53:42 AM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu RHCP.Postingan saya itu, hanya untuk membuka peluang pada pikiran bahwa mengeluarkan sperma dari dalam tubuh lelaki, bukan hanya dengan senggama atau masturbasi. Bisa saja sperma dikeluarkan dari dalam tubuh lelaki bukan karna senggama ato masturbasi.

Jangan takut RHCP, Tuhan menyertaimu.

Nah, kalo menurut pikiran saya, kedua hal itu bisa saja. Bagi yang berpikiran bahwa peminjaman kandungan untuk melangsungkan eksistensi diri dipandang tidak sesuai dengan kebijakan Tuhan, cukup logis. Sebab, kalau Tuhan mau, Tuhan bisa saja membuat segala sesuatu organ tubuh seorang manusia berfungsi dengan baik. Dalam hal alat reproduksi sepasang manusia tidak sempurna, itu diartikan bahwa Tuhan menghendaki agar eksistensi pasangan tersebut terhenti sampai disitu saja. Pikiran seperti itu logis, menurut saya.

Di sisi lain, kepada manusia diberi akal pikiran yang dapat digunakan untuk kebaikan. Nah, pada saat pikiran manusia melalui ilmu pengetahuan sudah mampu menyediakan dan mempraktikkan peminjaman kandungan untuk meneruskan eksistensi seseorang, bisa juga diartikan sebagai perkenan dari Tuhan. Walau alat reproduksi manusia itu mengalami kendala, ternyata Tuhan memberikan kemampuan berpikir dan meneliti bagaimana cara mengatasi masalah kendala alat reproduksi itu. Nah, dalam hal seperti ini, logis juga menyimpulkan bahwa Tuhan memberi akal pada manusia agar manusia itu memapu memecahkan masalahnya.

Damai, damai, damai.

Mengenai scenario yg Anda berikan ini, bro Husada, aku jadi berpikir, mengapa calon orang tua yg memilih "surrogate pregnancy" itu repot2 dan nekad melakukan sesuatu yg kontroversial dan rawan melibatkan dosa besar? Belum lagi resiko medis yg ada jika mereka menempuh cara ini.
Kalo hanya ingin punya anak, mengapa tidak adopsi aja? "Surrogate pregnancy" IMHO tidak beda dengan adopsi.
Ya, tentu saja perbedaan besar adalah si anak ini membawa gen2 dari orang tuanya.
Tapi apakah ini menjadi suatu jaminan bahwa si anak akan tumbuh menjadi orang hebat seperti yg dibayangkan oleh orang tuanya?
Mengapa tidak memilih dgn cara adopsi saja? Toh experience nya akan sama, mereka akan memiliki seorang anak yg dapat menjadi penyaluran cinta kasih mereka.
Anak adopsi juga bukan berarti bahwa anak itu akan lebih jelek daripada anak biologis yg membawa gen2 mereka.

Aku memang tidak bisa mewakili perasaan pasangan2 yg mendambakan keturunan tapi tidak dapat memiliki anak kandung, karena jujur aku belum pernah berada dalam situasi demikian.
Tapi aku mencoba memandang dari sudut pandang logis, jika Tuhan tidak memberikan anugerah anak kepada mereka, bukankah mungkin saja Tuhan menghendaki mereka menyalurkan kasih sayang mereka kepada anak2 lain yg kurang beruntung, i.e. dengan mengadopsi anak dari orang2 yg tidak mampu membesarkan anak mereka?

Aku masih tidak dapat memikirkan adanya justifikasi bagi alasan dan pertimbangan moral utk melakukan "surrogate pregnancy".
IMHO, memilih "surrogate pregnancy" itu tidak lebih dari sekedar memenuhi ego orang tua, dan bukan utk berusaha menjalankan kehendak dan rencana Allah.

Any comments dari rekan2 semua?
« Last Edit: October 27, 2012, 02:55:28 AM by Jenova »
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #19 on: October 27, 2012, 11:41:41 PM »
Quote



Pasar Gelap Ibu Pengganti di Cina

Ada sebuah kisah yang luar biasa menarik di balik foto di atas. Bayi-bayi ini diduga merupakan anak-anak dari satu pasangan kaya di Guangzhou. Sang istri dari pasangan kaya raya itu melahirkan anak kembar. Sementara enam anak lainnya dilahirkan oleh dua ibu yang berbeda yang merupakan ibu pengganti (surrogate mother) yang masing-masingnya melahirkan anak kembar tiga. Meski kisahnya menjadi berita nasional di Cina akhir tahun lalu, pasangan kaya raya “pemilik” kedelapan bocah manis ini belum teridentifikasi. Pasalnya, ibu pengganti gestasional (gestational surrogate mother) dilarang di Cina. Pelakunya dapat dikenai hukuman penjara.

Sebagai informasi, yang dimaksud dengan surrogate mother adalah ibu pengganti. Maksudnya, seorang perempuan merelakan dirinya mengandung anak dari pasangan lain. Ibu pengganti (surrogate mother) dapat bersifat PERTAMA: mengandung anak di mana sel sperma berasal dari laki-laki yang merupakan suami sah suatu pasangan. Misalnya pasangan suami istri menemukan bahwa sang istri mandul sehingga tidak bisa melahirkan anak, sementara pasangan suami istri ini sangat menginginkan anak. Mereka bisa memutuskan untuk memiliki anak melalui ibu pengganti (surrogate mother). Dalam kasus seperti ini, ibu yang mengandung dan melahirkan anak yang merupakan pembuahan dengan sel sperma dari laki-laki beristri itu merupakan ibu biologis anak tersebut. Berdasarkan perjanjian legal dan didukung oleh hukum positif negara, begitu melahirkan anak, sang ibu pengganti harus menyerahkan anak itu kepada “pasangan suami istri” yang telah memintanya menjadi ibu pengganti itu.

KEDUA: pasangan suami istri yang subur, berpotensi memiliki anak tetapi tidak mau repot-repot mengandung (hamil) dan tidak mau menderita sakit sewaktu melahirkan. Atau juga alasan-alasan lain. Pasangan suami istri ini bisa “menyewa” rahim dari ibu tertentu yang memang rela mengandung janin orang lain. Melalui pembuahan in-vitro fertilization (pembuahan in-vitro), sel telur yang sudah dibuahi itu kemudian disuntikkan ke dalam rahim sang ibu pengganti. Ini yang disebut ibu pengganti gestasional (gestational surrogate mother). Perempuan yang mengandung anak orang ini sama sekali bukan ibu biologis dari bagi tersebut. Dia hanya “meminjamkan” rahimnya. Ini yang dilarang di Cina dan di banyak negara lain.

Tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar ibu pengganti sangatlah mahal. Karena alasan ekonomi, India menjadi salah satu negara di dunia yang paling tinggi angka surrogate mother-nya. Banyak sekali perempuan India yang “meminjamkan” rahimnya untuk mengandung anak orang lain, terutama dalam kasus ibu pengganti gestasional. Biasanya seorang ibu pengganti dibayar cukup mahal, mencapai sekitar 15 ribu Euro atau hampir dua ratus juta rupiah.

Nah, kembali ke kasus foto di atas. Pasangan suami istri kaya diklaim sebagai pemilik kedelapan bayi ini. Selain mengandung sendiri (yang hasilnya adalah kembar dua), pasangan suami istri ini juga menyewa rahim dua perempuan lain di mana masing-masingnya melahirkan kembar tiga. Media massa menyebut kedelapan bayi ini sebagai “delapan bayi skandal”. Yang menarik di balik semuanya itu adalah fakta bahwa ternyata di Cina sendiri sedang berkembang pesat pasar gelap surrogasi. Mengingat tahun 2012 adalah tahun Naga, di mana dipercaya bahwa memiliki anak yang lahir pada tahun ini adalah berkah, maka beramai-ramailah orang ingin memiliki anak. Masalahnya, kebijakan pemerintah Cina adalah melarang pasangan suami istri memiliki anak lebih dari satu. Salah satu jalan keluar menyiasati ini adalah dengan menyewa ibu pengganti. Dengan cara ini, pasangan suami istri yang kaya dapat memiliki lebih dari satu anak karena jasa ibu pengganti tadi.

Harian The Guardian di Inggris merujuk ke salah satu ulasan yang terbit di mingguan Southern Metropolis Weekly yang berbasis di Guangzhou, diperkirakan tahun lalu terdapat 25.000 anak di Cina terlahir dari rahim ibu pengganti, dan ini merupakan angka tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Dewasa ini terdapat lebih dari 100 media online yang mempromosikan lembaga surogasi. Pada tahun Naga ini mereka sangat sibuk berpromosi.

Tentu ini merupakan bisnis yang menarik dan mendatangkan laba berlimpah mengingat cukup banyak wanita miskin yang menginginkan uang. Sementara pasangan suami istri kaya dan berlimpah harta tidak bisa leluasa memiliki anak lebih dari satu karena kebijakan negara. Para broker pun menangkap peluang bisnis ini dan menjalankannya secara gencar, apalagi ini adalah tahun naga. Sementara itu, aktivis hak asasi manusia memprotes praktik ini sebagai mempromosikan ketidaksetaraan dan melanggar martabat perempuan. “Ini tidak adil untuk masyarakat miskin. Orang kaya menginginkan anak sebanyak-banyaknya tetapi mereka tidak bisa sewenang-wenang,” demikian kata Zhai Zhenwu, direktur sekolah Sosiologi dan Populasi dari Renmin University kepada harian The Guardian. “Ini sinyal negatif ke masyarakat, bahwa uang dapat membeli apapun di tengah upaya kita mengajari orang bahwa kunci emas tidak dapat membuka semua pintu,” lanjut Zhai Zhenwu.

Seorang kolumnis setengah resmi China Daily sangat marah dan bereaksi keras terhadap praktik semacam ini. Dia menulis bahwa praktik ibu pengganti pasti akan menimbulkan “kelas peternak” perempuan miskin yang akhirnya “menyewa rahim mereka kepada orang-orang kaya.”

Ya, perempuan idealis mungkin tidak akan menyewa rahimnya karena alasan uang, meskipun dia miskin. Tetapi, ada berapakah perempuan yang idealis semacam ini di tengah kampanye konsumerisme yang merebak ke seantero dunia? Menyewa rahim selama sembilan bulan mungkin menjadi jalan keluar dari kemiskinan yang mencekik itu.[]

Dikutip dari http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/16/pasar-gelap-ibu-pengganti-di-cina/


Ternyata ada 2 macam surrogate mother.

1. Sang ibu mandul sehingga sel sperma sang suami di inject kan ke sel telur ibu surrogate. Waahh ini termasuk zina.  :o :o :o

2. Sang ibu tidak mandul tetapi karena aneka macam hal maka mencari rahim wanita lain untuk dititipi embryo.   :'o :'o :'o


Any comment ???
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #20 on: October 28, 2012, 12:04:41 AM »
Damai bagimu Jenova.
...
IMHO, memilih "surrogate pregnancy" itu tidak lebih dari sekedar memenuhi ego orang tua, dan bukan utk berusaha menjalankan kehendak dan rencana Allah.

Any comments dari rekan2 semua?
Saya sependapat.

Bila bercermin dari iman percaya Apostel Paulus terhadap Tuhan Jesus dalam Filippi 2:6, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, seharusnya, para orang tua tidak harus mencari berbagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan eksistensi biologisnya yang akan diwariskan kepada keturunannya. Tuhan sendiri sudah memberi contoh bahwa ketuhananNya bukan milik yang harus dipertahankan, apalgi hanya sekedar genetika biologis?

Tetapi, itu tadi, ternyata ilmu pengetahuan yang bagi yang percaya adalah berasal dari Tuhan, mampu menghasilkan teknik reproduksi, dimana dimungkinkan menumpangkan janin bukan pada ibu biologis dari janin. Dalam hal seperti itu, nilai moral apa yang ditabrak? Menurut hemat saya, tidak ada, atau belum saya lihat ada pelanggaran moral di sana.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #21 on: October 29, 2012, 12:19:29 AM »
Damai bagimu Jenova.Saya sependapat.

Bila bercermin dari iman percaya Apostel Paulus terhadap Tuhan Jesus dalam Filippi 2:6, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, seharusnya, para orang tua tidak harus mencari berbagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan eksistensi biologisnya yang akan diwariskan kepada keturunannya. Tuhan sendiri sudah memberi contoh bahwa ketuhananNya bukan milik yang harus dipertahankan, apalgi hanya sekedar genetika biologis?

Tetapi, itu tadi, ternyata ilmu pengetahuan yang bagi yang percaya adalah berasal dari Tuhan, mampu menghasilkan teknik reproduksi, dimana dimungkinkan menumpangkan janin bukan pada ibu biologis dari janin. Dalam hal seperti itu, nilai moral apa yang ditabrak? Menurut hemat saya, tidak ada, atau belum saya lihat ada pelanggaran moral di sana.

Damai, damai, damai.

Quote
Setelah menanti selama bertahun-tahun & menjalani berbagai macam pengobatan baik medis maupun alternatif akhirnya kami mengambil keputusan untuk proses bayi tabung, hal ini juga atas anjuran dokter.

Untuk memulai proses bayi tabung dibutuhkan tekad yang kuat mengingat prosesnya yang tidak mudah. Berikut ini adalah tahap-tahap proses bayi tabung di salah satu rumah sakit di Singapore yang telah saya jalani.

1.  Persiapan mental diwajibkan bagi pasangan lewat konseling yang diberikan oleh pekerja sosial yang disediakan oleh rumah sakit. Intinya kita disuruh bersiap untuk menghadapi keadaan kalau proses bayi tabung berhasil maupun tidak berhasil.
 
2.  Perkembangan hormon yang terkontrol dimulai sesaat setelah mendapatkan mens, tepatnya pada hari ke dua lewat suntikan yang diberikan setiap hari selama kurang lebih tiga minggu… ya betul 3 minggu! sampai mencapai ukuran telur yang diharapkan.

3.  Tahap pematangan telur melalui injeksi obat hormon satu hari sebelum sel telur yang matang dikeluarkan.

4.  Pengeluaran telur melalui proses operasi kecil, telur diambil sebanyak-banyaknya.
   
5.  Tahapan proses pembuahan sel telur dengan sperma menjadi embrio, dilakukan oleh embriologist di rumah sakit.
 
6.  Setelah dua hari pembuahan, embrio yang terbaik dipilih dan dimasukkan kedalam rahim. Kali ini prosesnya mudah, hanya memerlukan wantu sekitar 10 menit.
   
7.  Agar emrio dalam rahim dapat bertahan & berkembang dengan baik maka saya harus mengalami suntikan hormon setiap hari selama 17 hari. Setelah itu barulah didapatkan kepastian hamil atau tidak.

Dikutip dari http://bayi-tabung.com/proses/


IMHO dari apa yang selama ini saya baca, teknik bayi tabung, baik yang ditempatkan pada rahim ibu kandung maupun ditempatkan pada rahim ibu surrogate.
Secara prinsip dilakukan dilaboratorium.

Sang ibu diberi obat penyubur sehingga didapatkan sel telur sebanyak2nya.
Kemudian dari sang bapak, diambil pula sel sperma.

Kemudian sel sperma dan sel telur ditempatkan di petry dish kemudian dilakukan pembuahan.
Dari hasil pembuahan didapatkan zygot yang nantinya menjadi embryo.
Dari beberapa embryo, kemudian dipilih yang paling baik dan sehat, yang nantinya ditempatkan di rahim.

Sisa Embryo yang tidak dipilih, kemudian pasti dibuang (bold merah diatas).

Nah inilah nilai moral yang ditabrak.
Gereja Katolik selama ini berprinsip Pro Life dan bersebrangan dengan Pro Choice.
Gereja Katolik berprinsip sejak pertemuan antara sel sperma dan sel telur sehingga menjadi zygot, ini sudah terbentuk kehidupan.

Jadi secara otomatis, yang dibuang pun adalah bersifat Abortif.

Menurut saya seperti itu Mod Husada.
Selama proses tersebut, pasti ada yang dibuang (Abortif)

CMIIW


Tapi yang dibahas kan "Nitip Embryo di rahim ibu sewaan ya"    :giggle:

GBU
 :)
« Last Edit: October 29, 2012, 12:22:46 AM by Phooey »
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline RHCP

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1033
  • Reputation Power:
  • KASIH
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #22 on: October 29, 2012, 01:32:40 AM »
tapi koq saya liat....proses pembuahan dlm bayi tabung sama dengan pembuahan alami. Prosess alami berjuta sperma bertemu dengan sel telur pasti hanya satu atau lebih sedikit (anak kembar) yang bisa bertumbuh jadi bayi dan sisanya mati atau dibuang. Tidak mungkin jadi semua. Sama seperti proses bayi tabung hanya satu yang bisa diketemukan dengan sel telur dan sisanya mati. Bisakah proses bayi tabung menghasilkan anak kembar sesuai dengan keinginan orangtua?
Iman dan harapan akan hilang tapi Kasih adalah kekal.

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #23 on: October 29, 2012, 05:53:09 AM »
tapi koq saya liat....proses pembuahan dlm bayi tabung sama dengan pembuahan alami. Prosess alami berjuta sperma bertemu dengan sel telur pasti hanya satu atau lebih sedikit (anak kembar) yang bisa bertumbuh jadi bayi dan sisanya mati atau dibuang. Tidak mungkin jadi semua. Sama seperti proses bayi tabung hanya satu yang bisa diketemukan dengan sel telur dan sisanya mati. Bisakah proses bayi tabung menghasilkan anak kembar sesuai dengan keinginan orangtua?

Bukan begitu Bro...
Sperma diseleksi dicari yang paling lincah.
Sel telur diseleksi dicari yang bagus2.

Kemudian dalam beberapa petry dish (misal 7 petry dish), dipertemukan sperma dan sel telur yang nantinya menjadi embryo.
Kemudian dari 7 embryo dicari yang paling sehat, misal dibutuhkan 2 embryo, ya 2 embryo tersebut yang ditempatkan di rahim.

5 embryo sisanya dibuang. Yang ini bersifat abortif.
Begitu maksudnya Bro RHCP


GBU
 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #24 on: October 29, 2012, 07:53:45 AM »
wah menarik nih....
Mungkin yg ditanyakan oleh bro Phooey adalah "surrogate pregnancy" ya?

Kalo surrogate mother itu artiannya lebih luas, generally berarti "ibu angkat" atau "berperan sbg wali yg menggantikan posisi seorang ibu".
Surrogate mother dalam arti ini jelas2 tidak ada masalah, tidak bertentangan dengan norma2 manapun, bahkan IMHO  sangat didukung oleh Alkitab.

Mengenai "surrogate pregnancy", IMHO, TIDAK bertentangan dengan Alkitab.  :'o :'o
Alkitab justru telah memberikan contoh yg nyata bahwa memang pernah terjadi "surrogate pregnancy" yg begitu misterius dan agung, yang dialami oleh "Theotokos", yg mengandung Allah Putra yg berinkarnasi.

*just my two cents...*
Maksudnya "surrogate pregnancy terhadap Theotokos " bagaimana bro Jeno...apakah tidak ada unsur dari bunda Maria terhadap pribadi Yesus yang selain Allah juga punya kodrat manusia...?

mohon pencerahannya... :)
In Omnibus Caritas

Offline Lily

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #25 on: October 29, 2012, 09:06:30 AM »
Harian The Guardian di Inggris merujuk ke salah satu ulasan yang terbit di mingguan Southern Metropolis Weekly yang berbasis di Guangzhou, diperkirakan tahun lalu terdapat 25.000 anak di Cina terlahir dari rahim ibu pengganti, dan ini merupakan angka tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Dewasa ini terdapat lebih dari 100 media online yang mempromosikan lembaga surogasi. Pada tahun Naga ini mereka sangat sibuk berpromosi.

Tentu ini merupakan bisnis yang menarik dan mendatangkan laba berlimpah mengingat cukup banyak wanita miskin yang menginginkan uang. Sementara pasangan suami istri kaya dan berlimpah harta tidak bisa leluasa memiliki anak lebih dari satu karena kebijakan negara. Para broker pun menangkap peluang bisnis ini dan menjalankannya secara gencar, apalagi ini adalah tahun naga. Sementara itu, aktivis hak asasi manusia memprotes praktik ini sebagai mempromosikan ketidaksetaraan dan melanggar martabat perempuan. “Ini tidak adil untuk masyarakat miskin. Orang kaya menginginkan anak sebanyak-banyaknya tetapi mereka tidak bisa sewenang-wenang,” demikian kata Zhai Zhenwu, direktur sekolah Sosiologi dan Populasi dari Renmin University kepada harian The Guardian. “Ini sinyal negatif ke masyarakat, bahwa uang dapat membeli apapun di tengah upaya kita mengajari orang bahwa kunci emas tidak dapat membuka semua pintu,” lanjut Zhai Zhenwu.

Seorang kolumnis setengah resmi China Daily sangat marah dan bereaksi keras terhadap praktik semacam ini. Dia menulis bahwa praktik ibu pengganti pasti akan menimbulkan “kelas peternak” perempuan miskin yang akhirnya “menyewa rahim mereka kepada orang-orang kaya.”

Ya, perempuan idealis mungkin tidak akan menyewa rahimnya karena alasan uang, meskipun dia miskin. Tetapi, ada berapakah perempuan yang idealis semacam ini di tengah kampanye konsumerisme yang merebak ke seantero dunia? Menyewa rahim selama sembilan bulan mungkin menjadi jalan keluar dari kemiskinan yang mencekik itu.

ckckckck... mengandung selama 9 bulan itu bukan waktu yang relatif singkat, dan tentunya ada ikatan batin antara ibu dengan anak yang dikandung. bagaimana tega menyerahkan bayi tsb kepada pasangan penyewa rahim  :swt:

saya pernah menyediakan diri menjadi surrogate pregnancy untuk kakak sy, tapi suami melarang, mengingat saya suka sekali dengan anak kecil, jangan2 nanti bayinya saya besarkan sendiri. dan setelah berkonsultasi dengan Romo, ternyata memang engga boleh dan bertentangan dengan Kitab Suci  :giggle:

“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #26 on: October 29, 2012, 09:09:06 AM »
ckckckck... mengandung selama 9 bulan itu bukan waktu yang relatif singkat, dan tentunya ada ikatan batin antara ibu dengan anak yang dikandung. bagaimana tega menyerahkan bayi tsb kepada pasangan penyewa rahim  :swt:

saya pernah menyediakan diri menjadi surrogate pregnancy untuk kakak sy, tapi suami melarang, mengingat saya suka sekali dengan anak kecil, jangan2 nanti bayinya saya besarkan sendiri. dan setelah berkonsultasi dengan Romo, ternyata memang engga boleh dan bertentangan dengan Kitab Suci :giggle:

Ayatnya Sis atau mungkin tinjauan Teologisnya


 :nod: :nod: :nod:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Lily

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #27 on: October 29, 2012, 09:28:24 AM »
Ayatnya Sis atau mungkin tinjauan Teologisnya


 :nod: :nod: :nod:

tinjauannya aja ya Kung, krn waktu itu saya berkonsultasi via phone.
pada intinya surrogate pregnancy itu sama dengan bayi tabung, hanya beda media saja. kalo bayi tabung kan sel telur + sperma dipertemukan di luar, lalu ditanamkan ke rahim ibu biologisnya. nah kalo surrogate pregnancy, sel telur dan sperma dipertemukan di luar lalu ditanamkan ke rahim wanita lain.  Romo mengatakan manusia sudah terlalu jauh campur tangan atas penentuan penciptaan manusia yang seharusnya adalah hak veto Tuhan, seolah2 Tuhan dipaksa dan didikte oleh keinginan manusia.

namun ada pula kasus2 bayi tabung / inseminasi yang berhasil. saya punya teman sekolah yang merupakan hasil dari bayi tabung, dan akhir2 ini beberapa teman saya juga menempuh proses bayi tabung untuk memperoleh keturunan.
kalo bayi tabung bertentangan dengan Kitab Suci, lalu mengapa ada yang berhasil?
saya rasa jawabnya adalah karena Tuhan Maha Kasih, akhirnya luluh juga dengan usaha dan keinginan anak2Nya, manusia berusaha Tuhan yang menentukan  :nod:

memang suatu kepedihan bagi wanita bila tidak bisa mendapatkan keturunan. apabila melakukan adopsi, akan bertemu dengan proses antrian panjang di Panti Asuhan / RSIA, disertai dengan interview2 yang melelahkan. teman saya barusan mengadopsi bayi berumur 2 bulan, pasangan ini Chinese dan mendapat bayi pribumi, beda kulit apakah kelak tidak menimbulkan pertanyaan dari si anak. belum ketahuan pula bibit, bobot dan bebetnya atau riwayat kesehatan si anak selama dalam kandungan, apakah pernah coba digugurkan. mungkin itu sebabnya ya banyak yang bersikeras menempuh prosedur inseminasi / bayi tabung / surrogate pregnancy  :swt:
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline RHCP

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1033
  • Reputation Power:
  • KASIH
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #28 on: October 29, 2012, 12:46:47 PM »
Bukan begitu Bro...
Sperma diseleksi dicari yang paling lincah.
Sel telur diseleksi dicari yang bagus2.

Kemudian dalam beberapa petry dish (misal 7 petry dish), dipertemukan sperma dan sel telur yang nantinya menjadi embryo.
Kemudian dari 7 embryo dicari yang paling sehat, misal dibutuhkan 2 embryo, ya 2 embryo tersebut yang ditempatkan di rahim.

5 embryo sisanya dibuang. Yang ini bersifat abortif.
Begitu maksudnya Bro RHCP


GBU
 :)

ohhh.....yang sudah jadi embrio tp tidak terpakai kemudian dibuang ya.....jika proses spt itu bisa dibilang mengakhiri kehidupan atau sama dengan pembunuhan dan melanggar perintah Allah. Thank u bro.... :afro:
Iman dan harapan akan hilang tapi Kasih adalah kekal.

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Surrogate Mother, bertentangan dng Alkitab ?
« Reply #29 on: October 29, 2012, 02:54:06 PM »
Damai bagimu Jenova.

... ... ...

Tetapi, itu tadi, ternyata ilmu pengetahuan yang bagi yang percaya adalah berasal dari Tuhan, mampu menghasilkan teknik reproduksi, dimana dimungkinkan menumpangkan janin bukan pada ibu biologis dari janin. Dalam hal seperti itu, nilai moral apa yang ditabrak? Menurut hemat saya, tidak ada, atau belum saya lihat ada pelanggaran moral di sana.

Damai, damai, damai.

IMHO, nilai moral yg ditabrak adalah yang ini, bro Husada:

The act which brings the child into existence is no longer an act by which two persons give themselves to one another, but one that "entrusts the life and identity of the embryo into the power of doctors and biologists and establishes the domination of technology over the origin and destiny of the human person. Such a relationship of domination is in itself contrary to the dignity and equality that must be common to parents and children. (CCC 2377)
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)