Bukti lain dari tidak berkenannya Allah akan korban bakaran Perjanjian Lama [karena sudah diganti Korban Kristus di Perjanjian Baru] adalah kesaksian dari para Rabbi yahudi sendiri akan berhentinya keajaiban lama dan terjadinya keajaiban baru berkenaan dengan telah disalibnya Yesus sang korban tahir. Seperti tertulis di talmud Babilonia:
Forty years before the Temple was destroyed the chosen lot was not picked with the right hand, nor did the crimson stripe turn white, nor did the westernmost light burn; and the doors of the Temple’s Holy Place swung open by themselves, until Rabbi Yochanon ben Zakkai spoke saying: "O most Holy Place, why have you become disturbed? I know full well that your destiny will be destruction, for the prophet Zechariah ben Iddo has already spoken regarding you saying: 'Open thy doors, O Lebanon, that the fire may devour the cedars' (Zech. 11:1)." (Babylonian Talmud, Yoma 39b)
Empat puluh tahun sebelum Kuil dihancurkan, undian tidak terpilih dengan tangan yang benar, ataupun utas [kain] merah [kirmizi] menjadi putih, ataupun bara api paling barat menyala; dan Pintu dari Ruang Kudus Kuil membuka sendiri, sampai Rabbi Yochanon ben Zakhai berkata: "Oh, Ruang Terkudus, kenapa engkau menjadi terganggu? Aku tahu benar bahwa takdirmu adalah kehancuran, karena nabi Zakharia anak Iddo telah berbicara mengenaimu dengan berkata: 'Bukalah pintu-pintumu, hai Libanon, suapaya api dapat memakan pohon arasmu' (Za 11:1)"
Kutipan diatas menunjukkan terjadinya "sesuatu" sekitar 40 tahun sebelum kehancuran Kuil Yahudi. Kuil Yahudi sendiri hancur pada tahun 70 masehi (dihancurkan orang Romawi), ini berarti sekitar 40 tahun sebelum 70 Masehi adalah tahun 30 masehi. Ini bertepatan dengan kematian Kristus (Kristus mati pada 33 Masehi)!
Ada empat peristiwa sejarah luar biasa yang terjadi:
#1 undian tidak terpilih dengan tangan yang benar
Sesuai Imamat 16:8-10, Imam Agung Israel akan mengambil undian bagi dua ekor kambing. Prosedurnya sebagai berikut. Sang Imam Agung mengambil dua batu, satu putih dan satu hitam, dengan dua tangannya tanpa melihat batu warna apa di tangan yang mana. Kemudian Imam Agung meletakkan kedua kepalan tangannya yang berisi batu keatas kepala kedua kambing. Lalu dia membuka kepalan tangannya. Kambing yang kejatuhan warna putih menjadi kambing La Adonai (untuk Tuhan), kambing yang kejatuhan warna hitam menjadi kambing La Azazel (untuk Azazel, tidak jelas siapa Azazel, tradisi yahudi menyebutkan bahwa Azazel adalah salah satu malaikat yang jatuh).
Nah, menurut tradisi Yahudi, adalah petanda baik bila batu putih ternyata berada di tangan kanan (dan yang hitam di kiri) sang Imam Agung. Namun setelah Yesus mati selama 40 tahun, batu putih SELALU berada di tangan kiri (dan yang hitam di kanan). Jadi yang muncul adalah petanda buruk. Tentunya petanda buruk bagi sistem korban Perjanjian Lama yang sudah ditingalkan dan tak terpakai lagi dan petanda buruk bagi mereka yang amsih menggantungkan diri atas sistem Perjanjian Lama.
#2 utas [kain] merah [kirmizi tidak pernah] menjadi putih lagi
Bila undian terpilih batu hitam dan kambing Azazel terpilih, maka Imam Agung kemudian menumpangkan tangan diatas Azazel sambil menyebutkan dosa-dosa Israel (Im 16:21). Setelah itu, kambing yang membawa semua kesalahan Israel ini akan dilepas di padang tandus (Im 16:22). Sesuai Tradisi, Azazel diberi kain merah yang diletakkan ditanduknya. Sebagian dari kain juga diletakkan di pintu Kuil. Keajaiban terjadi ketika kemudian kain tersebut menjadi putih:
Yesaya 1:18
Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Namun, berdasarkan pengakuan Talmud Yahudi sendiri, keajaiban ini berhenti dan tidak pernah terjadi lagi! Kain merah tidak pernah lagi menjadi putih!
Ini adalah tanda dari Allah bahwa silih dosa telah dilakukan Kristus dengan sempurna sehingga peran Azazel tidak diperlukan.
#3 bara api paling barat [tidak pernah] menyala
Dalam agama Yahudi dikenal dian tujuh lilin yang menyimbolkan hubungan dengan Allah, RohNya dan keberadaanNya. Dalam kuil pun Yahudi ada tujuh lampu sebagaimana dian tujuh lilin tersebut. Di siang hari empat lampu ditengah tidak dinyalakan dan baru dinyalakan saat matahari terbenam (sementara dua lampu di Timur menyala di siang hari). Sementara itu lampu paling barat harus selalu menyala siang dan malam tanpa kecuali. Dari lampu paling barat inilah api diambil untuk menyalakan kembali lampu-lampu lainnya. Karena itu para Rabbi selalu mengawasi agar minyak zaitun cukup dan tidak habis bagi nyala api di lampu paling barat. Namun setelah kematian Yesus, setiap malam selama empatpuluh tahun lampu paling barat selalu mati meskipun para Rabbi mengusahakan dengan berbagai cara agar lampu itu terus hidup sepanjang malam dengan segala cara (Ernest Martin, Research Update, April 1994, p.4)!!
#4 Pintu dari Ruang Kudus Kuil membuka sendiri
Kesaksian dari Rabbi Yochanon ben Zakkai yang terekam di Talmud. Pintu Ruang [Maha] Kudus di kuil terus menerus terbuka dengan sendirinya. Dan ini terjadi setiap malam sejak Yesus mati sampai kehancuran kuil itu sendiri (70 masehi).
Sang Rabbi merasa bahwa terbukanya pintu Ruang Maha Kudus dengan sendirinya tersebut merupakan tanda kehancuran. Namun, seusai iman Kristus kita tahu bahwa alasan sebenarnya adalah dimulainya hubungan baru antara Allah dan manusia. Semua orang sekarang boleh mendekat ke Allah dan Allah akan tinggal bersamanya (Wah 3:20).
Tuntaslah sudah korban binatang Perjanjian Lama. Sekarang, di merata dunia, dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari, para imam-imam Katolik merayakan Misa yang merupakan kepenerusan dari Korban Kristus. Di misa-misa tersebut satu-satunya korban yang berkenan dihadapan Allah, yaitu Tubuh Kristus (Ibr 10:5,10), dirayakan dengan penuh kekudusan. Malakhi 1:11 telah terpenuhi. Amin.
PS
Ungkapan "Kambing Hitam" atau "Scape Goat" atau "Escape Goat" berasal dari Tradisi kambing Azazel Yahudi yang terpilih karena kejatuhan undian batu hitam. Dialah kambing yang kepadanya semua kesalahan ditimpakan (Im 16:21-22 bdk Yes 53:4-6).
Selesai.