Berbahasa lidah menurut perspektif Kristen Orthodox
Rm. George Nicozisin
Berbahasa lidah, atau "Glossolalia," yaitu suatu praktek populer dalam banyak gereja saat ini, adalah sebuah fenomena yang dapat ditelusuri sampai sejak zaman para Rasul. Satu dekade yang lalu, berbahasa lidah didapati hanya dalam denominasi Pantekosta, KKR, pertemuan para Quaker dan beberapa kelompok Methodist. Kini, Glossolalia juga terjadi dalam beberapa Gereja Katolik Roma dan Protestan.
Gereja Orthodox Yunani tidak menghalangi penggunaan Glossolalia, namun memandangnya sebagai salah satu karunia kecil dari Roh Kudus. Jika Glossolalia telah hampir tidak pernah digunakan, itu karena ia telah menyelesaikan tujuannya di zaman Perjanjian Baru dan tidak lagi diperlukan. Namun, bahkan ketika digunakan, Glossolalia adalah hadiah pribadi dan personal, suatu bentuk doa yang lebih rendah. Gereja Orthodox berbeda dari kelompok-kelompok Pantekosta dan Karismatik yang menganggap Glossolalia sebagai prasyarat untuk menjadi seorang Kristen dan saat dianggap dipenuhi Roh Kudus.
Serapion dari Mesir, seorang rekan St Athansios di abad keempat, meringkas teologi Orthodox Timur:
"Pengurapan setelah Baptisan adalah bagi Karunia Roh Kudus, bahwa setelah dilahirkan kembali melalui Baptisan dan dibuat baru melalui bejana pembaharuan, para calon baptis dapat diperbaharui melalui karunia-karunia Roh Kudus dan dimeteraikan dengan Meterai (baptisan) ini sehingga dapat terus berdiri teguh."
Uskup Maximos Aghiorghoussis, dari Keuskupan Orthodox Yunani Pittsburgh serta seorang teolog Orthodox yang terkemuka berkaitan dengan Roh Kudus menyatakan hal ini: "Bagi seorang Kristen Orthodox, Baptisan adalah Kebangkitan Paskah pribadi dan Pengurapan dengan Minyak (Krisma) adalah Pentakosta pribadi kita dan tanda berdiamnya Roh Kudus."
Ada dua bentuk Glossolalia:
Glossolalia Pentakosta yang terjadi seperti ini:
Lima puluh hari setelah peristiwa Kebangkitan, sementara para murid sedang berkumpul bersama-sama, Roh Kudus turun ke atas mereka dan mereka mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain. Orang Yahudi dari seluruh dunia yang beradab yang saat itu berkumpul di Yerusalem untuk merayakan Paskah berdiri dengan takjub ketika mereka mendengar para murid berkhotbah dalam bahasa tertentu dan dialek mereka sendiri-sendiri (seperti dalam Majelis PBB). Mereka memahami (bahasa-bahasa tersebut)!
Glossolalia Korintus yang berbeda. Rasul Paulus, yang telah mendirikan Gereja di Korintus, merasa perlu untuk menanggapi beberapa masalah mereka, yaitu pembagian kewenangan, masalah moral dan etika, ekaristi, masalah kematian dan kebangkitan dan bagaimana Karunia Roh Kudus dijalankan. Dalam 1 Korintus pasal 12, Rasul Paulus membuat daftar sembilan dari Karunia Roh Kudus, yaitu, pengetahuan, kebijaksanaan, karunia membedakan roh, iman, kesembuhan, mujizat, nubuat, berbicara dalam bahasa roh dan menafsirkan apa yang sedang dikatakan orang lain ketika berbicara dalam bahasa roh.
Secara khusus, Glossolalia Korintus merupakan kegiatan Roh Kudus yang turun atas seseorang dan membuatnya mengekspresikan secara eksternal kepada Allah, tetapi tidak dimengerti oleh orang lain. Pada Glossolalia Pentakosta, ketika berbicara dalam bahasa yang berbeda, baik pembicara maupun pendengar dapat mengerti apa yang diucapkan. Glossolalia Korintus adalah ucapan kata-kata, frasa, kalimat, dll, yang dimengerti oleh Allah tetapi tidak dipahami oleh orang yang mengucapkannya. Apa yang diucapkan perlu ditafsirkan oleh orang lain yang memiliki karunia penafsiran.
Ketika seseorang berbicara dalam bahasa roh, jiwanya menjadi pasif dan pemahamannya menjadi tidak aktif. Dia sedang dalam keadaan ekstase. Sedangkan kata-kata atau suara-suara tersebut adalah doa dan pujian, mereka tidak jelas maknanya dan memberi kesan sesuatu yang misterius. Gejalanya termasuk mendesah, keluhan-keluhan, erangan, teriakan dan ucapan-ucapan terputus, terkadang gembira dan juga ekstatik. Tidak perlu dipertanyakan lagi - Gereja Korintus mengalami Glossolalia; Rasul Paulus memberi kesaksian atas hal tersebut dan membahas juga hal itu. Tapi ia juga memperingatkan orang-orang Kristen di Korintus tentang penggunaannya yang berlebihan, terutama karena mengesampingkan karunia yang lebih penting lainnya.
Tampaknya Rasul Paulus diberi pertanyaan tentang karya Roh Kudus melalui Karunia-karunia tersebut. Wilayah Korintus sangat dipengaruhi oleh paganisme Yunani termasuk diantaranya demonstrasi, kegilaan, dan pesta pora, yang kesemuanya terjalin rumit dalam praktek keagamaan mereka. Pada masa setelah Homer, kultus pesta pora Dionysius masuk ke dalam dunia Yunani. Menurut kultus tersebut, musik, tarian berputar, kemabukan dan ucapan-ucapan memiliki daya untuk membuat manusia menjadi ilahi, untuk menghasilkan suatu kondisi di mana keadaan normal tertinggal, dan orang terinspirasi oleh apa yang dirasakan luar diri dan indranya sendiri.
Dengan kata lain, jiwa diandaikan meninggalkan tubuh, maka dari situlah muncul kata ekstasi (ek stasis). Mereka percaya bahwa sementara ciptaan itu meninggalkan tubuhnya, jiwanya bersatu dengan yang illahi. Pada saat itu, orang yang dalam keadaan ekstasi tidak memiliki kesadaran sendiri.
Gereja Korintus pada masa Rasul Paulus hidup di bawah pengaruh kultus Dionysius ini. Maka wajarlah jika mereka mendapati bahwa kesamaan tertentu ternyata lebih tidak asing dan justru menarik. Dengan demikian, Gereja Korintus mulai lebih menekankan pada karunia tertentu seperti glossolalia. Tidak diragukan lagi bahwa Rasul Paulus menjadi prihatin bahwa hubungan dan kenangan dari kehidupan lama mereka perlu diatur oleh karena keberadaan Glossolalia ini. Dalam pasal 14, ia mengatakan:
1Co 14:5 Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
1Co 14:6 Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?