Author Topic: Rehobot Literature Ministries  (Read 1203 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Rehobot Literature Ministries
« on: July 17, 2013, 07:27:41 AM »
Quote
http://english.truth-media.com/

Wrong Worry
Published July 17, 2013 | By admin

BAHASA VERSION

July 17

Bible in a year: Psalm 73-76

In the Sermon on the Mount, the Lord Jesus mentioned about worry (Matt. 6:25-34). The texts concluded that we should not worry.  The word “worry” always becomes a negative connotation. Why so? It’s because many people do not pay attention to the context when Jesus was speaking regarding the worry. The context of the conversation at that time was that believers were collecting treasures on earth, and moving their hearts  to the kingdom of Heaven, it was an advice that wealth can darken understanding and initially that each one should only devote to God, that is to say, only to God or not at all. Related to the context, all of the interest should be eliminated besides preparing to enter a real life later in Heaven by sharpening the understanding to know the truth and interests to serve the Lord. Certainly God Himself will fully support His will in order to manifest in the life of believers.

What exactly is the worry? Worry is a feeling of being threatened by something that can or will happen upon someone, which in turn can cause no peace in his heart. It may or may not happen. Thus, it means anxiety can make a person react to avoid himself from possible threats. So, if there is no concern at all, it can make someone become unaware of a situation that could afflict the person. The Lord Jesus said: “Do not worry about your life, of what you will eat or drink, nor about your body, what you will put on. Is not life is more than food and the body  more than clothing? (Matt. 6:25). This does not mean worry is always negative, it must be remembered that worry raises vigilance and standing guard. When looking at the context (as described above) in order for believers to make a living, food and clothing not for food or clothing itself. But for the purpose of God to believers will realize. Thus, in this case one cannot have worldly or bodily target. The target is to collect treasures in heaven, build the understanding to know the truth and completely dedicated to God (Matt. 6:19-24). A wrong worry is feeling threatened against something that is more than worrying not to have the heavenly treasure and throw away from the presence of God. People who have wrong worries will not appreciate the eternal ​​or spiritual values.

A wrong worry is feeling threatened against something that is more than worrying not to have the heavenly treasure and throw away from the presence of God.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #1 on: July 17, 2013, 07:31:36 AM »
Quote
http://www.truth-media.com/

Kekuatiran Yang Salah
July 17th, 2013 | Author: admin

ENGLISH VERSION

17 Juli 2013

Alkitab dalam setahun: Mazmur 73-76
Mind Map Kekuatiran yang Salah

Mind Map Kekuatiran yang Salah

Dalam khotbah di Bukit, Tuhan Yesus menyinggung mengenai kekuatiran (Mat. 6:25-34). Dari teks-teks tersebut disimpulkan agar kita tidak kuatir. Kekuatiran menjadi kata yang selalu berkonotasi negatif. Mengapa demikian? Sebab hal ini terjadi karena banyak orang tidak memperhatikan konteks ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai kekuatiran tersebut. Konteks percakapan pada waktu itu adalah agar orang percaya tidak mengumpulkan harta di bumi, dan memindahkan hati di Kerajaan Sorga, nasihat bahwa kekayaan bisa menggelapkan pengertian dan puncaknya adalah agar setiap orang mengabdi hanya kepada Tuhan. Kepada Tuhan saja atau tidak sama sekali. Direlasikan dengan konteks tersebut maka segala kepentingan harus ditiadakan selain mempersiapkan diri memasuki kehidupan yang sesungguhnya nanti di Sorga, dengan mempertajam pengertian untuk mengenal kebenaran dan kepentingan untuk mengabdi kepada Tuhan. Tentu saja Tuhan sendiri akan mendukung penuh kehendak-Nya ini terwujud dalam kehidupan orang percaya.

Apa sebenarnya kekuatiran itu? Kekuatiran adalah perasaan terancam oleh sesuatu hal yang dapat atau akan terjadi menimpa dirinya sehingga menimbulkan ketidak tenangan dalam hati. Bisa terjadi artinya bisa benar-benar terjadi atau tidak. Jika demikian berarti kekuatiran bisa membuat seseorang bereaksi menghindarkan diri dari ancaman tersebut. Jadi, kalau tidak ada kekuatiran sama sekali membuat seseorang menjadi tidak waspada terhadap suatu keadaan yang bisa terjadi menimpa diri seseorang. Tuhan Yesus berkata:”Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? (Mat. 6:25). Ini bukan berarti kekuatiran selalu negatif, harus diingat bahwa kekuatiran membangkitkan kewaspadaan dan sikap berjaga-jaga. Kalau dilihat konteksnya (seperti yang dijelaskan di atas) agar orang percaya mencari nafkah, makanan dan pakaian bukan demi makanan dan pakaian itu sendiri. Tetapi demi agar maksud Tuhan menempatkan manusia sebagai orang percaya diwujudkan. Sehingga dalam hal ini seseorang tidak boleh memiliki target duniawi atau jasmani. Targetnya adalah mengumpulkan harta di Sorga, membangun pengertian untuk mengenal kebenaran dan mengabdi sepenuhnya kepada Tuhan (Mat. 6:19-24). Kekuatiran yang salah adalah perasaan terancam terhadap sesuatu lebih dari kekuatirannya tidak memiliki harta sorgawi dan terbuang dari hadirat Allah. Orang orang yang memiliki kekuatiran yang salah tidak akan menghargai nilai-nilai kekekalan atau nilai-nilai rohani.

Kekuatiran yang salah adalah perasaan terancam terhadap sesuatu

lebih dari kekuatirannya terbuang dari hadirat Allah.

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #2 on: July 17, 2013, 08:07:42 AM »
Hal yang buruk sekalipun (hal negatif) pasti punya sisi positifnya


Tuhan Yesus memberkati


Han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #3 on: April 01, 2015, 06:25:06 AM »
Hal yang buruk sekalipun (hal negatif) pasti punya sisi positifnya


Tuhan Yesus memberkati


Han

Tuhan Yesus memberkati bro om Hanhalim..

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #4 on: April 01, 2015, 06:25:45 AM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/01-APRIL-2015-PERMISAHAN-DARI-DUNIA.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/01-APRIL-2015-PERMISAHAN-DARI-DUNIA.amr

1. Pemisahan Dari Dunia
  1 April 2015 | Renungan Harian

Alkitab MENGATAKAN BAHWA “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah”.1 Kalimat ini sukar dipahami oleh orang-orang pada zaman surat ini ditulis, apalagi bagi kita sekarang. Walaupun sukar dimengerti, tetapi untuk orang Kristen di abad mula-mula, lebih mudah dimengerti dan dikenakan, karena mereka tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk dapat menikmati hidup dalam ketenangan dan kenyamanan. Aniaya yang dialami orang Kristen pada abad mula-mula tersebut merupakan cara Tuhan untuk memisahkan Ke-kristenan dari agama Yahudi dan dari dunia kafir yang tidak sesuai dengan nafas kebenaran Injil. Pintu dunia tertutup bagi orang percaya saat itu.

Di Yerusalem, orang-orang Yahudi yang dimotori oleh para pemimpin agama, berusaha menghambat Kekristenan dan menganiaya orang percaya. Hal ini diijinkan oleh Tuhan agar Kekristenan terpisah dari agama Yahudi, sebab selama itu orang-orang Kristen masih melakukan ibadah seperti orang-orang Yahudi di Bait Allah. Hal ini terbukti ketika Petrus dan Yohanes masih pergi sembahyang di Bait Allah, dimana terjadi peristiwa kesembuhan di Pintu Elok.2 Gereja mula-mula yang sebagian besar adalah orang-orang Yahudi, masih pergi ke Bait Allah untuk menyembah Yahwe dengan cara agama Yahudi. Aniaya yang terjadi luar biasa kejamnya, membuat orang percaya terpisah dari masyarakat. Karena kalau gereja tidak mendapat perlawanan dari agama Yahudi, maka gereja masih menyatu dengan agama Yahudi, sehingga gereja tercemari oleh pola keberagamaan.

Tuhan juga mengijinkan aniaya hebat terjadi atas orang percaya dari pihak kekaisaran Romawi. Tuhan menginjinkan kondisi tersebut supaya gereja yang masih muda pada waktu itu tidak dicemari oleh cara hidup orang kafir. Situasi aniaya tersebut digambarkan Paulus sebagai “bahaya maut” sehingga orang-orang Kristen seperti domba-domba sembelihan. Seruan orang percaya tercatat sebagai berikut: Oleh  karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.3 Aniaya orang percaya ini digambarkan oleh Yohanes dalam kitab Wahyu. Dalam Wahyu 12:6, tertulis: Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Perempuan dalam teks ini bisa mewakili gereja yang dilahirkan oleh Roh Kudus. Agar gereja tetap eksis dengan keberadaan yang kudus atau tidak bercacat dan tidak bercela, maka harus mengalami perjalanan di padang gurun. Padang gurun menunjuk sebuah kesengsaraan. Tidak ada cara lain yang dipakai Tuhan untuk memisahkan gereja dari dunia, selain dengan aniaya.

Situasi hidup orang Kristen pada zaman itu adalah situasi dimana mereka tidak dapat menikmati kesenangan hidup sama sekali. Mereka tidak bisa berharap dapat menikmati kebahagiaan dari dunia ini. Itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa orang percaya sudah mati.4 Kondisi kehidupan orang percaya seperti ini berlaku juga bagi semua orang Kristen; bahwa orang percaya harus selalu dalam kondisi tidak menaruh harapan dapat menemukan kebahagiaan dari dunia ini. Ini situasi kondusif yang sangat membantu orang percaya dalam menumbuhkan Kekristenan sejati yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Banyak orang Kristen tidak memahami hal ini. Ketika dalam keadaan sulit, mereka mau cepat-cepat keluar dari kesulitan tanpa berusaha mengerti maksud Tuhan di dalamnya. Padahal kondisi itu diijinkan Tuhan. Kalau sudah bisa melewati keadaan yang sulit tersebut maka orang percaya bisa menjadi dewasa. Sebaliknya, orang percaya walaupun dalan kondisi nyaman, tetap hanya mengingini Tuhan dan Kerajaan-Nya. Kalau dikatakan pintu dunia tertutup, artinya tidak ada kemungkinan menikmati dunia, maka kita dipanggil mewarisi kerajaan Allah. Itu bukan suatu kegagalan. Tetapi idealnya, walau pintu dunia terbuka untuk kita, tetapi kita tetap memilih Tuhan dan Kerajaan-Nya.

1) Kolose 3:1-3; 2) Kisah 3; 3) Roma 8:36; 4) Kolose 3:3

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #5 on: April 02, 2015, 06:07:22 AM »
 http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/02-APRIL-2015-MENGIKUT-Tuhan-Yesus-BERARTI-BERANI-MATI.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/02-APRIL-2015-MENGIKUT-Tuhan-Yesus-BERARTI-BERANI-MATI.mp3

2. Mengikut Tuhan Yesus Berarti Berani Mati
  2 April 2015 | Renungan Harian

PERNAHKAH KITA BERPIKIR bahwa orang-orang yang mau mengikut Tuhan Yesus pada zaman Kekristenan mula-mula adalah orang-orang yang mempertaruhkan nyawa? Berani percaya kepada Tuhan Yesus dan mengaku di muka umum berarti bersedia mati. Mati ekonominya, mati pergaulannya dan mati nyawanya. Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dengan kehilangan nyawa. Pada waktu itu kalau orang berani mengikut Tuhan Yesus, ia harus menghadapi aniaya dari orang-orang yang memusuhi Injil, sementara mereka tidak boleh melawan. Bila ditampar pipi sebelah kanan harus memberikan pipi sebelah kiri, kalau dianiaya di sebuah kota harus lari ke kota lain, bahkan terhadap musuh harus mendoakan dan mengasihi. Sungguh, ini suatu posisi yang sangat sulit. Kalau orang percaya boleh mengangkat pedang, maka bisa sedikit membela diri, tetapi orang percaya seperti domba-doma sembelihan yang tidak berdaya digiring ke pembantaian.1

Jarang ditemukan agama yang cara menyebarkannya dengan cara yang sangat damai seperti Injil diberitakan. Tanpa pedang, tanpa perang dan tekanan atau intimidasi. Kekristenan tidak membuka peluang atau celah sekecil apa pun bagi orang percaya untuk memberitakan Injil dengan kekerasan. Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi saksi, artinya cukup dengan perbuatan yang sempurna seperti Tuhan Yesus. Sebab memang penyebaran Injil bukan sekadar penyebaran agama, tetapi mengajarkan kebenaran agar mereka yang percaya memiliki gaya hidup seperti Tuhan Yesus. Oleh sebab itu, baik Tuhan Yesus maupun orang percaya, dalam segala halnya bisa dicontoh.

Realitas di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa mengikut Tuhan Yesus harus meninggalkan segala sesuatu. Hal ini juga dinyatakan Tuhan dalam berbagai kesempatan dan dalam berbagai ungkapan. Ungkapan-ungkapan tersebut misalnya kehilangan nyawa, menjual segala yang dimiliki dan membagikan kepada orang miskin kemudian mengikut Tuhan Yesus, melepaskan segala sesuatu, membenci  nyawa sendiri, menyangkal diri dan dan lain sebagainya. Semua ini merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. Inilah sesungguhnya harga percaya yang benar yang harus dipenuhi oleh orang yang mau mengikut Tuhan Yesus. Harga ini tidak pernah berkurang dan berubah ditelan waktu.

Kalau jujur, kita menyaksikan Kekristenan hari ini banyak dijalani tanpa syarat tersebut. Bisakah Kekristenan yang sejati dapat diwujudkan dengan cara dan keadaan demikian? Tentu saja tidak. Dari dulu sampai sekarang Kekristenan harganya tidak berubah. Orang yang berani percaya berarti berani mati. Sangatlah tidak mungkin kalau orang percaya di zaman tertentu membayar harga Kekristenannya berbeda dengan orang Kristen lain di zaman yang berbeda. Kapan pun dan dimana pun harga Kekristenan tetap sama yaitu menyerahkan nyawa. Menyerahkan nyawa intinya berarti rela tidak memiliki kesenangan hidup di bumi ini.

Dunia hari ini mengkondisi Kekristenan dapat dijalani dengan diam-diam. Biasanya orang Kristen merasa sudah menjadi orang percaya yang baik dan membela diri dengan pernyataan bahwa yang penting percaya di hati. Padahal, percaya berarti menyerahkan diri kepada obyek yang dipercayainya. Ini berarti percaya adalah sebuah tindakan, yaitu melakukan yang diinginkan oleh Dia yang dipercayai; dalam hal ini Tuhan Yesus. Masalahnya adalah apakah kita mengerti yang dikehendaki Tuhan untuk kita lakukan? Jika kita bertanya kepada Tuhan, pasti jawaban-Nya adalah: “Ikutilah jejak-Ku”. Mengikut jejak Tuhan Yesus berarti mengikuti cara hidup-Nya. Cara hidup-Nya berarti seluruh prinsip-prinsip dan tujuan hidup-Nya. Untuk bisa menyelenggarakan kehidupan seperti cara hidup-Nya, seseorang harus rela kehilangan nyawa atau kesenangan. Hal ini sama dengan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, Ia meninggalkan segala kemuliaan dan kesenangan, mengosongkan diri dan menderita.

1) Roma 8:36

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #6 on: April 03, 2015, 01:10:12 PM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/03-APRIL-2015-KEMATIAN-JALAN-KEMENANGAN.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/03-APRIL-2015-KEMATIAN-JALAN-KEMENANGAN.amr


3. Kematian Jalan Kemenangan
  3 April 2015 | Renungan Harian

DALAM Alkitab KITA menemukan usaha Iblis menghindarkan dan mencegah Tuhan Yesus dari kematian di kayu salib. Tetapi Tuhan Yesus dalam integritas-Nya yang tinggi tetap taat dan setia pada tugas yang Allah Bapa percayakan sampai mati di kayu salib. Pada akhirnya, Iblis pun tidak bisa menghindarkan Tuhan Yesus dari kematian. Sebagaimana Iblis melukai Ayub dengan sakit penyakit, ia juga melukai Tuhan Yesus dengan siksaan sampai kematian Tuhan Yesus. Kematian di kayu salib berarti sebagai “yang terkutuk” tergantung antara langit dan bumi.1 Dengan kematian-Nya sebagai “yang terkutuk”, maka semua kutuk bisa dicabut atau dipatahkan. Kematian Tuhan Yesus dapat mematahkan segala kutuk (hukuman), sehingga manusia dibebaskan dari segala kutuk.

Kematian Tuhan Yesus di kayu salib dalam ketaatan kepada Bapa adalah kematian yang sangat mengerikan bagi Lusifer. Dengan ketaatan-Nya sampai kematian dapat membuktikan Iblis bersalah dan hukuman atas Iblis dapat dijatuhkan. Ada semacam “rule of the game” dalam pergulatan antara Kerajaan Terang dan kerajaan kegelapan. Kalau ada yang bisa melakukan kehendak Bapa dengan sempurna berarti kesalahan Lusifer dapat dibuktikan. Tetapi kalau tidak ada yang bisa membuktikan, maka Lusifer tidak terbukti berbuat kesalahan. Ini berarti kemenangannya. Dengan demikian Iblis bisa menguasai sebagian atau seluruh jagad raya, manusia dan Tuhan Yesus Kristus sendiri.

Manusia yang juga disebut sebagai Adam terakhir yang menjadi “jago” Allah Bapa yang sesungguhnya adalah Tuhan Yesus. Ia menjadi pertaruhan untuk bertarung melawan Lusifer. Kalau Tuhan Yesus gagal, maka tidak bisa dibayangkan betapa rusaknya jagad raya ini. Bisa-bisa surga dan bumi dalam kekuasaan Lusifer. Ini berarti Iblis bisa menjadi “Bintang Timur:” artinya akan memiliki kekuasaan baik di surga maupun di bumi. Tetapi ternyata, Tuhan Yesus lah yang memenangkannya sehingga segala kuasa diberikan ke dalam tangan-Nya.2

Kemenangan Tuhan Yesus membuahkan hak untuk memproklamirkan suatu fakta bahwa segala kuasa di surga dan di bumi ada dalam tangan-Nya. Sejak itu Iblis tidak bisa bertahan di surga seperti zaman Ayub.3 Kekuasaan suatu pemerintahan kekal telah berdiri, Tuhan Yesuslah Penguasanya. Dengan demikian, sejatinya, sebutan Kristus (Yang Diurapi) menjadi sah bagi Tuhan Yesus setelah kematian-Nya. Jadi, tidak ada pengurapan sebagai Kristus bagi Yesus tanpa kematian-Nya. Dalam hal ini betapa berartinya kematian Tuhan Yesus Kristus bagi surga dan bumi; bagi penduduk surga, para malaikat yang kudus dan manusia di bumi. Dalam hal ini kematian adalah jalan menuju pengurapan sebagai Tuan (Yun. Kurios).

Kalau seandainya Tuhan Yesus kalah, berarti tidak ada keselamatan atas umat ciptaan-Nya. Kalah di sini maksudnya bahwa Tuhan Yesus gagal hidup dalam ketaatan yang sempurna kepada Bapa di surga.4 Kalau Tuhan Yesus tidak taat kepada Bapa sampai mati, berarti Ia kalah atau gagal. Sebagai akibatnya, cita-cita Lusifer untuk bisa berkuasa menyamai Allah dapat tercapai. Inilah yang memang diingini dan terus diupayakan oleh oknum jahat tersebut. Dalam hal ini betapa berat beban yang dipikul oleh Tuhan Yesus. Ia harus menang untuk menjadi Tuhan “bagi kemuliaan Allah Bapa”.5 Untuk ini maka Tuhan Yesus harus menang untuk merebut hak dan gelar “Bintang Timur”.

Nyatalah bahwa fakta kematian haruslah dialami oleh Tuhan Yesus, sebab kematian-Nya adalah jalan menuju kemenangan. Kematian Tuhan Yesus bukanlah sesuatu yang mengurangi supremasi-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Seperti pertanyaan yang bernada sindirian: Kalau Dia adalah Allah sendiri mengapa bisa mati? Justru di sinilah letak keunggulan-Nya. Allah menjadi manusia seratus persen yang bisa mati. Tanpa kematian-Nya, tidak akan pernah ada keselamatan. Hal ini tidak bisa dimengerti oleh mereka yang tidak memahami seluk beluk karya penyelamatan versi Alkitab; versi Allah yang benar.

1) Galatia 3:13 ; 2) Wahyu 22:16 ; 3) Wahyu 12:10-11; 4) Ibrani 2:9 ; 5) Filipi 2:11

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #7 on: April 04, 2015, 12:52:08 PM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/04-APRIL-2015-MENJADI-SAMA-DENGAN-KEMATIAN-Tuhan.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/04-APRIL-2015-MENJADI-SAMA-DENGAN-KEMATIAN-Tuhan.amr


4. Menjadi Sama Dengan Kematian Tuhan
  4 April 2015 | Renungan Harian

MENJADI SAMA DENGAN Tuhan dalam kematian-Nya berarti usaha untuk mematikan keinginan daging yang bertentangan dengan kehendak Allah dalam diri seseorang. Ini adalah tindakan untuk memadamkan cita-cita pribadi dan ambisi pribadi, kemudian mengarahkan diri sepenuhnya untuk melakukan kehendak Allah. Ini berarti rela kehilangan segala hak demi Tuhan. Semua ini menunjuk kepada suatu proses perjalanan hidup Kekristenan yang benar. Jadi sebelum kita mati secara fisik dan dikubur, maka kita harus terlebih dahulu memasuki proses kematian manusia lama.

Proses kematian manusia lama mendahului kelahiran baru yang Tuhan berikan atau bisa berjalan secara bersamaan. Dalam Tuhan Yesus kita menjadi ciptaan yang baru (a new creature atau a new being). Alkitab sebutkan bahwa kita telah dilahirkan oleh Allah.1 Kita tidak boleh menganggap hal ini sebagai hal biasa sehingga kita mengabaikannya. Kita harus menganggap hal ini sebagai sesuatu yang luar biasa. Oleh anugerah-Nya kita bisa dilahirkan oleh Allah dengan natur baru. Dilahirkan oleh Allah adalah anugerah terbesar yang dimiliki manusia. Tentu hal ini terjadi oleh karena pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Sebab oleh penebusan-Nya-lah kita dijadikan sebagai anak-anak Allah. Pengangkatan sebagai anak disahkan dengan materai yaitu Allah menaruh Roh Kudus dalam diri kita.2 Menjadi anak-anak Allah yang penting bukan saja kita berstatus anak Allah dimana kita memiliki jaminan pemeliharaan, perlindungan dan berkat-berkat-Nya, tetapi kita juga memiliki kodrat baru atau natur baru. Roh Kudus selain berfungsi sebagai materai, juga sebagai pendamping yang membawa kita bertumbuh dalam natur baru, dimana kita sampai kepada kematian diri sendiri melalui proses panjang. Ini adalah proses mati sebelum mati.

Panggilan untuk mengalami kematian diri sendiri sama dengan apa yang dikemukakan Paulus: menjadi sama dengan kematian Tuhan Yesus. Hal ini berlaku bagi semua orang percaya.3 Serupa dengan Dia dalam kematian-Nya pada dasarnya adalah kehidupan yang ditujukan untuk kepentingan kerajaan Allah sepenuhnya. Kata mati dalam teks aslinya di sini adalah thanatos (θάνατος) kata yang sama digunakan dalam Kolose 3:3; bahwa kita telah mati. Thanatos hendak menunjukkan terpisahnya tubuh dari roh. Mengapa Alkitab memilih kata thanatos? Sebab kata ini hendak menunjukkan bahwa setelah menjadi anak Tuhan maka tujuan hidup kita dibedakan dari anak-anak dunia. Kalau dahulu tujuan hidup kita sama dengan anak dunia, maka sekarang harus berbeda. Memang pemisahan ini tidak terjadi dalam satu hari tetapi melalui proses panjang. Maka pembaharuan pikiran -dimana kita tidak sama dengan dunia ini- harus terjadi setiap hari.4 Dalam hal ini hanya Firman Tuhan yang dapat memisahkan.5

Pemisahan ini berlangsung secara bertahap, tetapi pasti. Dalam proses ini dibutuhkan keaktifan masing-masing individu. Ini bukan sesuatu yang dapat terjadi secara otomatis, tetapi harus sungguh-sungguh diusahakan dengan sangat serius. Seberapa jauh seseorang mengalami pemisahan dari dunia ini dan manjadi manusia baru, tergantung kepada usaha masing-masing individu. Dari hal ini akan nampak keseriusan seseorang berurusan dengan Tuhan dalam meresponi anugerah Allah. Menjadi kesalahan yang fatal kalau seseorang berpikir bahwa manusia tidak perlu berusaha memberi respon, sebab semua dikerjakan oleh Tuhan berdasarkan penentuan-Nya. Padahal Paulus jelas sekali mengatakan “yang kukehendaki… aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya”.6 Pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa untuk menjadi serupa dengan Tuhan dalam kematian-Nya seseorang harus memiliki niat atau tekad dari diri sendiri dan mengusahakannya. Selanjutnya Paulus juga berkata “…tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.7

1) Yohanes 1:13 ; 2) Efesus 1:13; 3) Filipi 3:10; 4) Roma 12:2; 5) Ibrani 4:12 ; 6) Filipi 3:10 ; 7) Filipi 3:13-14

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #8 on: April 05, 2015, 12:54:36 PM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/05-APRIL-2015-KEBANGKITAN-TANDA-KESALEHAN.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/05-APRIL-2015-KEBANGKITAN-TANDA-KESALEHAN.amr


5. Kebangkitan Tanda Kesalehan-Nya
  5 April 2015 | Renungan Harian

MENGAPA Tuhan Yesus bangkit? Apakah karena kuasa Allah yang luar biasa yang membangkitkan-Nya? Kalau karena kuasa Allah yang membangkitkan tanpa mempertimbangkan kelakuan Tuhan Yesus, maka berarti Allah tidak adil dan nepotisme. Sejatinya, Tuhan Yesus bangkit karena Tuhan Yesus “saleh”. Dalam Ibrani 5:7 tersurat: Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Perhatikan kalimat “karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan”. Kata kesalehan dari teks aslinya eulabeias (εὐλαβείας) yang artinya takut atau penghormatan kepada Allah (fear of God), piety (kesucian), kesalehan.

Kalau Tuhan Yesus tidak saleh, Ia akan tetap ada dalam kubur. Jadi kebangkitan-Nya adalah bukti bahwa Ia “lulus”; telah taat kepada Bapa, taat sampai mati bahkan mati di kayu salib. Itu adalah prestasi-Nya sendiri, maksudnya adalah bahwa Bapa tidak memberikan kemudahan-kemudahan agar Ia dapat menang atau bisa hidup saleh dengan mudah. Harus diingat bahwa karya Tuhan Yesus bukanlah sandiwara. Bukan suatu cerita yang dikarang atau sebuah skenario yang alur ceritanya sudah ditentukan. Kehidupan Tuhan Yesus diarahkan sepenuh kepada kehendak Bapa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tuhan Yesus sebelumnya, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.1 Filosofi ini bertentangan atau kebalikan dari filosofi Lusifer yang jatuh. Filosofi atau prinsip Lusifer adalah, “Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi.2 Dua pribadi yang sangat kontras.

Bicara mengenai kuasa kebangkitan Tuhan,3 hendaknya kita tidak hanya menghubungkannya dengan kuasa spektakuler Allah yang bersifat mistik atau adi kodrati. Penyebab utama kebangkitan Tuhan Yesus bukan karena kuasa Allah yang spektakuler atau adi kodrati yang mampu membangkitkan tubuh dari kematian, tetapi ketaatan-Nya kepada Bapa.4 Kuasa kebangkitan Tuhan Yesus terletak kepada ketaatan-Nya kepada Bapa. Ketaatan ini bukan sekedar ketaatan melakukan hukum tetapi ketaatan kepada apa yang diingini atau dikehendaki oleh Bapa. Ada semacam “rule” yang harus ditegakkan. Kalau Tuhan Yesus tidak taat kepada Bapa, maka Bapa tidak akan membangkitkan-Nya. Kalau Bapa membangkitkan Tuhan Yesus karena Ia adalah Anak Allah -bukan karena ketaatan-Nya- berarti Allah bersikap nepotisme dan curang.

Dengan tegas Allah menetapkan kalau seandainya Tuhan Yesus tidak taat sampai mati, maka Ia tidak akan pernah dibangkitkan. Apakah Bapa bisa tega? Tentu. Sebagaimana Bapa tidak menyayangkan Lusifer, pangeran-Nya, dengan membuangnya ke bumi dan nantinya akan terbuang ke dalam kegelapan abadi, demikian pula Bapa pasti bertindak tegas pula kepada Anak Tunggal-Nya kalau Ia tidak taat. Halleluyah, Anak Domba Allah taat kepada Bapa di Surga. Itu berarti kemenangan-Nya. Kemenangan-Nya bukan hanya kemenangan bagi diri-Nya sendiri, tetapi justru adalah kemenangan bagi Bapa dan semua umat pilihan.

Untuk memiliki kebangkitan seperti kebangkitan Tuhan Yesus dengan kualitas kebangkitan-Nya (mungkin juga dengan kualitas tubuh kemuliaan seperti Tuhan Yesus), seseorang harus memiliki ketaatan seperti ketaatan Tuhan Yesus. Itulah sebabnya dikatakan bahwa kita harus menang seperti Dia menang.5 Kebangkitan Tuhan Yesus bisa terjadi bukan karena kedahsyatan kuasa Allah dan Tuhan Yesus sendiri, tetapi sesungguhnya karena ketaatan-Nya. Ketaatan sampai mati, sebuah ketaatan mutlak dan tak bersyarat kepada Bapa (artinya apa pun yang terjadi tetap taat) merupakan kunci kemenangan atau syarat kemenangan-Nya. Tentu saja kita yang mau dibangkitkan juga harus mengalami kematian; kematian bagi dosa dan kesenangan dunia.

1) Yohanes 4:34; 2) Yesaya 14:14 ; 3) Filipi 3:9-10 ; 4) Ibrani 5:7 ; 5) Wahyu 2:7,11,17,26; 3:5,12,21

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #9 on: April 13, 2015, 01:26:09 PM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/13-APRIL-2015-SUDAH-MENYELAMATKAN-DIRI.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/13-APRIL-2015-SUDAH-MENYELAMATKAN-DIRI.amr


13. Sudah Menyelamatkan Dirinya
  13 April 2015 | Renungan Harian

UNTUK MENJADI ORANG percaya yang benar, seseorang harus belajar kebenaran Firman yang murniyang diajarkan oleh Tuhan seperti teologia kemakmuran yang salah. Pemberitaan Firman yang salah justru membuat jemaat tidak mengenali panggilan-Nya untuk menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga yang layak. Ketika Paulus mengajarkan agar kita serupa dengan Tuhan dalam kematian-Nya, konteksnya adalah panggilan untuk memfokuskan diri pada perwujudan fisik kerajaan Allah. Dengan demikian kita mengerti mengapa Tuhan berkata: Dimana ada hartamu di situ hatimu berada.1 Oleh karena itu orang percaya harus mengumpulkan harta di surga. Mengumpulkan harta di surga berarti berusaha untuk hidup tidak bercacat dan tidak bercela. Di dalamnya termasuk membuang segala kesenangan pribadi dan hidup hanya untuk Kerajaan Surga. Kesediaan kita untuk tidak mengumpulkan harta di surga merupakan cara kita menghayati kehidupan kita sebagai warga kerajaan Allah. Sampai kita menyadari sedalam-dalamnya bahwa dunia ini bukan rumah kita. Bahwa kita bukan berasal dari dunia ini dan kita telah mati bagi kesenangan dunia. Sampai tingkat ini, Iblis tidak lagi bisa membujuk kita untuk menyembahnya.2 Inilah orang-orang yang hidup untuk kepentingan Kristus.

Tidak sedikit orang Kristen yang matahatinya tertutup terhadap kepentingan Kristus. Selama ini hidup dalam egoisme yang sangat menyedihkan hati Tuhan. Ironisnya, banyak orang tidak menyadari keegoisannya tersebut.Kita tidak mau mengerti prinsip yang terdapat dalam 2Korintus 5:14-15 dan Filipi 1:21. Hidup untuk kepentingan Kristus artinya hidup bagi pemberitaan karya salib Tuhan, hidup untuk pelebaran Kerajaan Allah agar jiwa-jiwa yang belum diselamatkan dapat terselamatkan oleh Tuhan sendiri. Tentu saja orang-orang yang mengusahakan keselamatan orang lain harus sudah mengalami keselamatannya sendiri. Dengan demikianlah kita memenuhi apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, yaitu mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Kalau seseorang belum bisa mengasihi diri sendiri, maka ia tidak dapat mengasihi orang lain. Kalau seseorang belum menyelamatkan dirinya sendiri maka ia tidak dapat menyelamatkan orang lain.

Dalam Kolose 3:4 Alkitab berkata: “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah”. Kalimat ini sering tidak dimengerti orang banyak orang Kristen yang tidak rela kehilangan “kehidupannya”. Padahal jelas Alkitab katakan bahwa kamu telah mati. Ketidakrelaan ini sangat merugikan kita sendiri. Memang berat dan kedengarannya aneh benar, tetapi inilah jalan sukses kehidupan Kristen yang sejati.Karena ini adalah hal yang penting dalam kehidupan ini maka Tuhan Yesus berkata: Kalau kamu mau mengikut aku kamu harus menyangkal diri dan memikul salib.3 Kata “kehilangan nyawa” pada ayat 25 berarti kehilangan kehidupan atau mati bersama dengan Kristus dan hidup dalam kehidupan yang baru. Untuk penggarapan ini kadang Tuhan perlu meremukkan kita dengan segala cara, bahkan sampai tingkat sangat menyakitkan, tetapi inilah jalan berkat yang Bapa sediakan bagi kita. Untuk ini haruslah kita berpikir seperti yang dianjurkan Paulus oleh ilham Roh: Pikirkan perkara yang di atas, carilah perkara yang di atas; yang mana ini sejajar dengan perkataan Tuhan Yesus “kumpulkan harta di surga bukan di bumi”.

Kekristenan yang sejati seperti ini sudah nyaris tidak terdengar lagi, sebab kebenaran ini telah digantikan dengan kebenaran manusia yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan jasmani. Tetapi ajaran yang salah tersebut justru yang laris di pasaran, diminati sebagain besar orang Kristen. Sebagai akibatnya, bangunan iman Kristen yang benar tidak pernah bisa terbangun dalam kehidupan orang-orang Kristen. Penyesatan ini begitu meluas di seluruh dunia. Sampai-sampai justru ajaran yang benar yang dianggap sesat, sebab standar kebenaran mereka adalah ajaran yang meleset dari kebenaran.

1) Matius 6:21; 2) Lukas 4:5-8 ; 3) Matius 16:24-25

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #10 on: April 14, 2015, 06:19:36 AM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/14-APRIL-2015-CIPTAAN-BARU.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/14-APRIL-2015-CIPTAAN-BARU.amr


14. Ciptaan Baru
  14 April 2015 | Renungan Harian

MENJADI CIPTAAN BARU atau hidup baru memiliki ukuran yang sangat tinggi.Bukan hanya melakukan suatu kegiatan rohani, dari seorang non Kristen menjadi Kristen atau dari seorang tidak bergereja menjadi anggota gereja.Dari seorang yang tidak aktif dalam kegiatan gereja kini mulai aktif dalam kegiatan gereja. Kegiatan rohani hanya memberi ciri orang beragama, sedangkan hidup baru dalam Tuhan sesuatu yang sangat berbeda. Dalam hal ini kita diingatkan agar tidak salah menilai diri sendiri. Jangan merasa ada dalam hubungan yang benar dengan Tuhan (Yun. dedikaimenos), padahal tidak.1

Orang yang benar-benar hidup baru dalam Tuhan akan menunjukkan kualitasnya, ketika menghadapi berbagai pengaruh dunia.2 Ia tidak akan terhanyut dalam pola hidup makan minum, kawin dikawinkan.3 Ia telah menghayati apa yang dikatakan Tuhan, dimana ada hartamu di situ hatimu berada.4 Penghayatan ini dibahasakan Paulus dengan istilah: Tidak memperhatikan yang kelihatan.5 Yang kelihatan bersifat sementara (ngengat dan karat bisa merusak dan pencuri bisa mencuri serta membongkarnya). Yang tidak kelihatan bersifat kekal. Adalah suatu kemalangan kalau kita terbelenggu dengan apa yang kelihatan. Penghayatan ini membuat seseorang memiliki logika rohani, yaitu pola pikir yang berbasis atau berlandaskan kepada kehidupan yang akan datang.6

Keistimewaan seorang Kristen sejati bukan pada hidup keberagamaannya. Juga bukan pada etika lahiriahnya (mengenai hal ini kita dapat jumpai orang-orang non Kristen yang juga nampak benar-benar baik). Keistimewaan orang percaya terletak pada kenyataan bahwa mereka dilahirkan dari atas.7 Keberadaan ini yang harus dihayati dengan sungguh-sungguh. Kita akan gagal menjadi anak Tuhan yang berkenan kepada-Nya kalau tidak menyadari bahwa kita telah memiliki status dan keberadaan yang berbeda dengan anak-anak dunia. Status kita adalah anak-anak Allah sekaligus memiliki keberadaan yang istimewa yaitu dilahirkan dari atas. Setiap orang percaya harus menyadari siapa dirinya; bahwa kita ini memiliki status dan kondisi yang berbeda dengan mereka yang tidak terpilih. Pertanyaan yang kita perlu persoalkan adalah: Apakah kita sungguh-sungguh telah hidup baru? Apa ciri-ciri hidup baru dalam Tuhan Yesus Kristus? Ciri-ciri hidup baru dalam Tuhan bisa dilihat dari ayat-ayat sekitar 2Korintus5:17. Jangan orang merasa memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan, padahal hubungannya belum benar. Seperti dalam Lukas 18:14, orang yang kelihatan beragama yang diwakili oleh orang Farisi, ternyata tidak dalam hubungan yang benar. Inilah yang sebenarnya harus diingatkan atau dibuka dengan sejujur-jujurnya, yaitu keadaan kita yang sebenarnya dihadapan Tuhan.

Jangan sampai nanti ternyata kita tidak dikenal oleh Tuhan, walaupun sekarang kita yakin bahwa kita pasti dikenal Tuhan. Perhatikan perikop sebelumnya, perumpamaan mengenai janda dan hakim yang tidak takut Tuhan. Di akhir perumpamaan ini, Tuhan Yesus menyebutkannya: “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika AnakManusiaitu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Iman di sini adalah keadaan kehidupan anak Tuhan yang memenuhi standar. Untuk mengerti maksud perkataan Tuhan ini haruslah dilihat pasal sebelumnya.8 Dalam Lukas 17, Tuhan Yesus menyinggung mengenai keadaan manusia pada akhir zaman yang sibuk dengan kepentingan duniawi. Pada dasarnya keadaan manusia sekarang adalah tidak mengutamakan Tuhan dan kerajaan-Nya. Hal ini disebabkan karena mereka telah memiliki kerajaannya sendiri. Jadi, dalam teks ini menunjukan suatu kesimpulan dari apa yang telah dijelaskan pada kalimat sebelumnya. Apa yang dikatakan pada ayat-ayat sebelumnya merupakan ciri-ciri dari kehidupan baru dalam Tuhan Yesus. Pada prinsipnya, orang yang telah lahir baru adalah orang yang tidak mencintai dunia sama sekali. Kerinduannya adalah Kerajaan Surga atau kedatangan Tuhan.

1) Lukas 18:14 ; 2) Lukas 18:1-8 ; 3) Lukas 17:22-37 ; 4) Matius 6:21 ; 5) 2Korintus 4:18 6) 1Korintus 15:32 ; 7) Yohanes 1:12-13 ; 8)Lukas 17:22-37

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #11 on: April 15, 2015, 06:23:52 AM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/15-APRIL-2015-BASIS-OPLA-BERPIKIR.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/15-APRIL-2015-BASIS-OPLA-BERPIKIR.amr


15. Basis Pola Berpikir
  15 April 2015 | Renungan Harian

KETIKA SESEORANG MENGAMBIL keputusan untuk memilih Kerajaan Tuhan sebagai tujuan akhir dan kegiatan utamanya adalah mendahulukan kerajaan Allah, maka sebenarnya ia sedang mengembangkan logika rohaninya dan Tuhan akan menanamkan kerinduan terhadap Kerajaan-Nya. Logika di sini maksudnya pola dan landasan berpikirnya. Rohani maksudnya sesuatu yang memiliki nilai lebih dari kefanaan dunia ini. Jadi logika rohani artinya pola pikir yang berbasis atau berlandaskan pada dunia yang akan datang. Logika rohani ini dikemukakan Paulus dalam suratnya yang tertulis: Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.1 Kata memperhatikan dalam teks aslinya adalah skopounton dari akar kata skopeo yang artinya take heed (memperhatikan secara serius); consider (memikirkan dengan hati-hati dan respek); to take aim at (mengambil arah atau tujuan). Mengapa Paulus menulis: “Kami memberi perhatian serius dan mengarahkan tujuan kepada apa yang tidak kelihatan (unseen)”? Sebab yang kelihatan bersifat sementara tetapi yang tidak kelihatan bersifat kekal.Adalah bodoh kalau seseorang tidak memperhatikan dan menghargai (consider) yang bernilai kekal. Dalam Injil Matius, Tuhan Yesus berkata: di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.2

Basis pola pikiran manusia hari ini pada umumnya bukan Kerajaan Tuhan, tetapi dunia. Inilah orang-orang yang telah termakan bujukan kuasa dunia, seperti yang dibujukkan kepada Tuhan Yesus.3 Ciri dari orang yang terkena bujukan Iblis ini adalah mengutamakan dan menghargai segala sesuatu yang ada dalam hidup hari ini lebih dari Tuhan. Itulah logika duniawi. Pola pikir yang berbasis pada dunia hari ini, yang kelihatan (Yun. blepomena; Ing. which are seen). Ini bernilai sementara (Yun. proskaira; Ing. temporal, for a season, for the occasion only; hanya semusim atau sesaat). Amsal mengajar kita untuk belajar dari semut: “semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas”.4 Musim panas akan diganti musim hujan dimana semut tidak dapt bekerja. Nasihat ini sinkron dengan nasihat Tuhan Yesus di Lukas 16:9 “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.”

Kita harus rela meninggalkan pola pikir yang salah, pola pikir yang berbasis pada dunia hari ini. Kita harus memikirkan hal ini dengan serius dan memahaminya dengan lengkap, agar kita memiliki basis berpikir yang mengarah pada Kerajaan Allah. Ini adalah keberadaan yang dahsyat. Menghayati hal ini kita akan merasakan sukacita yang tidak terkira, tak terucapkan. Sebagai orang-orang pilihan Tuhan, hendaknya kita melangkah dengan langkah pasti untuk mensinkronkan status dan keberadaan dahsyat kita dengan perilaku setiap hari. Ironisnya, banyak orang Kristen yang belum siap menjadi seperti Abraham yang meninggalkan Ur-kasdim tanpa mengerti tujuan perjalanan tersebut. Seperti orang Israel yang enggan meninggalkan Mesir untuk menerima tanah perjanjian yang telah dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang mereka. Apa yang Tuhan janjikan pasti berkat yang luar biasa, dahsyat.

Karenanya kita tidak perlu takut dan khawatir terhadap hari esok. Baik hari esok selama kita hidup di dunia ini maupun hari esok di kekekalan. Orang percaya memang dirancang untuk mewarisi kerajaan-Nya. Seperti yang telah dikemukakan bahwa mulai sekarang sudah nampak apakah seseorang menjuruskan dirinya menjadi sekutu Tuhan atau seteru Tuhan. Dari pihak manusia, hal itu tergantung pada keputusan dan pilihannya. Menjadi pergumulan berat adalah bagaimana memindahkan perhatian dan pikiran kita dari dunia ini ke kerajaan-Nya. Hanya kebenaran Tuhanlah yang dapat memerdekakan.5 Kemerdekaan inilah yang membuat seseorang hatinya tertaruh dalam kerajaan Bapa. Ingat, “dimana ada hartamu disitu hatimu berada”.6

1) 2Korintus 4:18 ; 2) Matius 6:19 ; 3) Lukas 4:6-7 ; 4) Amsal 30:25 ; 5) Yohanes 8:31-32 6) Matius 6:21

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #12 on: April 16, 2015, 06:07:34 AM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/16-APRIL-2015-PRESTASI-PELAYANAN-BUKANLAH-UKURAN.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/16-APRIL-2015-PRESTASI-PELAYANAN-BUKANLAH-UKURAN.amr


16. Prestasi Pelayanan Bukanlah Ukuran
  16 April 2015 | Renungan Harian

TIDAK ADA YANG lebih penting dalam hidup ini selain “melakukan kehendak Bapa”. Hal inilah yang akan menjadi ukuran Tuhan Yesus untuk mengaku mengenal kita atau tidak. Dalam Matius 7:21-23 Tuhan Yesus mengatakan bahwa hanya orang yang melakukan kehendak Bapa yang diperkenan masuk ke dalam kemuliaan Bapa. Kata “berterus terang” dalam Matius 7:23 berasal dari kata Yunani homologeo yang dalam Alkitab King James diterjemahkan confess. Kata homologeo berarti mengakui di depan umum. Hari ini Tuhan belum mengakui kita di depan umum atau belum berterus terang. Tetapi nanti setiap kita akan diperhadapkan kepada kenyataan, diakui Tuhan di depan umum atau tidak. Tidak diakui oleh Allah sebagai anak-Nya adalah bencana di atas segala bencana. Kita harus serius memperkarakannya dalam hidup kita sekarang ini.

Dengan pernyataan Tuhan Yesus tersebut kita memperoleh pelajaran rohani bahwa keselamatan tidak berhenti sampai kita percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat saja, tetapi harus terus bertumbuh sampai dapat berstatus sebagai telah melakukan kehendak Bapa. Setelah percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat kita harus dimuridkan, didewasakan dan bertumbuh agar menjadi seorang yang “melakukan kehendak Bapa”. Tentu orang-orang yang ditolak Tuhan dalam Matius 7:21-23 bukan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus sebagai Tuhan, mereka mengenal Tuhan Yesus tetapi mereka tidak melakukan kehendak Bapa. Bahkan mereka adalah orang-orang yang “berprestasi” dalam pelayanan, seperti mengadakan banyak mukjizat, mengusir setan dan lain sebagainya.

Menjadi pertanyaan yang sangat penting adalah apakah kita sudah melakukan kehendak Bapa? Tetapi sebelumnya kita harus mengerti apa yang sebenarnya dimaksud dengan melakukan kehendak Bapa. Bila kita melihat konteks, bilamana Tuhan Yesus mengemukakan pernyataan tersebut, ternyata berangkat dari pengajaran sesat. Pengaja­ran sesat yang dibawa oleh nabi-nabi palsu. Nabi adalah seorang yang berdiri di depan umat untuk menyampaikan Firman Tuhan. Kalau dilihat dengan konteks zaman kita, nabi di sini adalah orang-orang yang berdiri di mimbar menyampaikan Firman Tuhan. Tatkala Iblis gagal mencegah orang bertobat menerima Tuhan Yesus, ternyata ia masih memiliki kesempatan untuk menyesatkan orang percaya dengan tujuan agar mereka gagal melakukan kehendak Bapa, yaitu melalui nabi palsu.

Mengantisipasi penyesatan ini, anak Tuhan harus sungguh-sungguh belajar kebenaran yang murni. Kebenaran inilah yang harus diperjuangkan dan dipergumulkan setiap hari. Kebenaran itu hanya ada di dalam Alkitab yang dipahami secara lengkap dan benar. Setelah memahami Alkitab secara lengkap dan benar, barulah mereka mengerti kehendak Bapa. Setelah mengerti kehendak Bapa, maka barulah mereka dapat melakukannya. Buah yang dimaksud adalah kebenaran Tuhan yang dilakukan secara konkrit dalam kehidupan. Tuhan menghendaki “buah’ seperti yang Dia mau. Tuhan tidak menghendaki buah yang berasal dari sumber lain, buah yang cita rasanya bukan dari diri-Nya sendiri. Yang jelas buah yang menyenangkan Tuhan adalah pribadi Kristus yang nampak dalam hidup kita. Pribadi seperti inilah yang Bapa kehendaki. Bukan hanya tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri dan dosa-dosa moral umum lainnya.

Perhatikan Matius 7:22, dimana terdapat orang-orang yang sudah bernubuat, mengusir setan dan mengadakan banyak mukjizat tetapi tidak dikenal oleh Allah. Bagaimanapun Iblis tidak akan dapat menyembunyikan diri. Oleh hikmat Tuhan kita dapat menangkap pemalsuannya. Dan seorang hamba Tuhan yang tidak memiliki api yang benar dari Tuhan akan dikenali dengan jelas. Pernyataan-pernyataan yang tidak Alkitabiah akan membuka kedok pemalsuan seorang nabi palsu. Oleh sebab itu jemaat harus belajar Firman Tuhan yang murni supaya dapat membedakan roh.Roh Allah dan roh nabi palsu.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #13 on: April 17, 2015, 06:01:45 AM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/17-APRIL-2015-MEMBERKATI-PEKERJAAN-Tuhan.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/17-APRIL-2015-MEMBERKATI-PEKERJAAN-Tuhan.amr


17. Memberkati Pekerjaan Tuhan
  17 April 2015 | Renungan Harian

PERCAYA KEPADA Tuhan Yesus bukan berarti dapat menggunakan Tuhan untuk kepentingan kita, tetapi hidup untuk kepentingan-Nya. Konsekuensi menerima Yesus sebagai Kurios (Tuhan) berarti hidup kita disita untuk mengabdi kepada-Nya. Kebenaran ini hanya dapat dipahami dan dikenakan untuk orang yang sudah dikuasai kasih Kristus.1 Kristus telah mati bagi mereka.Harus disadari sedalam-dalamnya bahwa Kristus mati bukan bagi keuntungan-Nya tetapi demi kita.Tanpa kematian-Nya, kita dikurung dalam kekuasaan Iblis dan digiring ke dalam kegelapan abadi. Ia datang untuk membebaskan kita. Penebusan itu mengakibatkan kita menjadi milik Allah.2 Pemilikan Allah ini harus disadari supaya kita “tahu diri”.Kalau kita tidak menyadari hal ini, kita tidak pernah menerima keselamatan menjadi milik yang pasti.Jadi, “diselamatkan” berarti dikuasai menjadi milik Tuhan. Tidak mengerti hal ini berarti juga kita tidak mengerti prinsip keselamatan. Hidup ini harus ada yang memiliki. Orang yang diselamatkan harus mempersembahkan hidupnya sepenuh bagi Tuhan.

Dalam Roma 12:1-2 Paulus menjelaskan arti ibadah, yaitu mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus dan yang berkenan. Ini artinya membudidayakan tubuh untuk kepentingan kehidupan sesuai dengan maksud Tuhan dan tidak menggunakan tubuh dalam bentuk perbuatan yang melanggar Firman Tuhan. Ini merupakan kewajiban agar anak-anak Tuhan meningkatkan kualitas kemampuan kerja dalam membudidayakan semua potensi yang ada di dalam dirinya dan belajar kebenaran Alkitab untuk mengerti bagaimana menggunakan tubuh sesuai dengan Firman Tuhan.

Pernahkan kita benar-benar berperkara dengan Tuhan, yaitu apakah kita sungguh-sungguh telah termasuk manusia yang berdiri di pihak Tuhan atau tidak? Apakah kita sungguh-sungguh telah mengabdi kepada Tuhan atau tidak? Menjadi orang percaya, menjadi anak-anak-Nya bukan hanya untuk menerima fasilitas berkat-Nya, tetapi juga memberkati pekerjaan-Nya. Kita dipanggil untuk menderita bersama-sama dengan Dia.3 Paulus adalah sosok manusia yang benar-benar termasuk kelompok orang yang mengabdi kepada Tuhan. Inilah yang Tuhan kehendaki, agar kita memiliki pergumulan yang sama dengan Paulus. Kehidupan seperti itulah yang dikatakan sebagai “berpadanan dengan Injil”.4 Injil yang merasuki seseorang akan menjadikan orang itu “pejuang bagi Kristus”. Anda belum dirasuki jiwa injil yang benar bila belum tampil sebagai “pejuang Kristus”. Injil itu seperti ragi.5 Ragi itu pasti mengubah. Perubahan tersebut sampai tingkat radikal. Inilah yang diharapkan dan dikehendaki Tuhan bahwa kebenaran Tuhan menjadikan kita pejuang-pejuang Injil, pejuang kebenaran, pejuang bagi Kristus. Bila tidak demikian, berarti Injil yang diterima salah. Tidak ada orang yang menerima Injil yang benar yang tidak menjadi pejuang bagi Kristus.

Tuhan Yesus berkata: barang siapa tidak mengumpulkan bersama Yesus, ia mencerai-beraikan.6 Merupakan keharusan untuk membantu (melayani) Tuhan bagi kepentingan-Nya. Dalam hal ini orang Kristen dewasa berpendirian bahwa ia tidak berhak menuntut Tuhan tetapi Tuhanlah yang berhak menuntutnya. Orang Kristen yang dewasa tidak melibatkan Tuhan dalam masalahnya, tetapi melibatkan dirinya dalam masalah Tuhan. Harus disadari bahwa setiap orang yang telah ditebus, maka hidupnya bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk hidup bagi Dia yang sudah mati bagi dia, yaitu hidup bagi Yesus.7 Tuhan Yesus menuntut ketegasan kita, kepada siapa kita bersekutu dan untuk siapa kita hidup. Dunia adalah sebuah realitas yang harus dihadapi dengan serius. Kita tidak boleh plin-plan, karena sangat berbahaya. Banyak orang Kristen yang tidak hidup serius. Mereka seperti orang yang sedang tidur. Mereka dibuat Iblis kehilangan arah hidup Kekristenan yang benar. Oleh sebab itu kita harus selalu berjaga-jaga dan bekerja bagi Tuhan dengan segenap hati.8

1) 2Korintus 5:14-15 ; 2) 1Korintus 6:19-20 ; 3)Filipi 1:27-30 ; 4) Filipi 1:27 ; 5) Matius13 ; 6) Lukas 11:23 ; 7) 2Korintus 5:14-15 ; 8) Yohanes 6:27

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Rehobot Literature Ministries
« Reply #14 on: April 18, 2015, 07:12:53 AM »
http://www.truth-media.com/2015/04/
http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/18-APRIL-2015-MANUSIA-YANG-GAGAL.mp3

http://www.truth-media.com/wp-content/uploads/2015/03/18-APRIL-2015-MANUSIA-YANG-GAGAL.amr


18. Manusia Yang Gagal
  18 April 2015 | Renungan Harian

KEAGUNGAN HIDUP Kekristenan bukan karena menjadi aktivis atau menjadi Pendeta, tetapi senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh ini, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh ini.1 Inilah yang Paulus maksudkan dengan “persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya”.2 Apa maksud pernyataan Paulus ini? Untuk menjawabnya, perlulah kita memeriksa secara teliti seluruh perikop di dalam 2Korintus 4. Perikop ini berbicara mengenai perjuangan mengenakan kehidupan sebagai anak-anak Allah di tengah-tengah masyarakat Korintus yang sangat fasik dan kafir. Anak-anak Allah harus memiliki posisi atau keberadaan yang berbeda dengan mereka yang bukan anak-anak Allah.

Paulus aktif dalam pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepadanya.3 Hidup Paulus sepenuhnya merupakan perjuangan untuk pekerjaan Tuhan. Pengorbanannya berupa harta, jiwa sampai penderitaan fisik. Hal itu akan membentuk gaya hidup yang diperagakan oleh Tuhan Yesus. Ini adalah profil dari seorang yang telah kehilangan hidup, tetapi memperoleh hidup yang baru. Gaya hidup seperti ini jika terus dikembangkan terus akan sampai pada kualitas hidup “hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”.4 Ini juga yang dimaksud dalam Kolose 3:1-4, bahwa orang percaya sudah mati, hidupnya tersembunyi bersama dengan kristus di dalam Allah. Sampai pada level ini seseorang dapat disebut sebagai “hidup baru” di dalam Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang pantas disebut sebagai pengikut Kristus dan layak disebut sebagai “Kristen” yang artinya seperti Kristus. Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh Paulus dalam 2Korintus 4:10, yaitu supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Dengan demikian, seseorang barulah menjadi saksi yang efektif -yang dapat membuktikan bahwa Tuhan Yesus bukan tokoh dongeng, bahwa Dia adalah Anak Allah yang mati dan bangkit, bahwa Dia hidup dan berkuasa yang suatu hari akan tampil sebagai Raja. Kehidupan seperti inilah yang dirindukan oleh Allah Bapa sehingga seseorang pantas mendapat sertifikat yang berbunyi: Inilah anak-Ku yang Ku-kasihi, kepadanya Aku berkenan. Dalam hal ini proses keselamatan harus terselenggara dengan baik. Pengalaman ini tidak dialami oleh orang yang tidak mengalami kelahiran baru. Gaya hidup seperti ini adalah gaya hidup bangsawan Surgawi yang bisa diajak menderita bersama dengan Tuhan Yesus. Tentu saja hanya orang-orang seperti ini yang dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus Kristus.5 Hanya, untuk mencapai level ini seseorang harus berjuang dengan perjuangan keras tanpa batas. Tidak mungkin dapat dialami secara otomatis atau kerja setengah-setengah. Hal ini sangat tergantung pada masing-masing individu. Tuhan memberikan fasilitas keselamatan, tergantung masing-masing orang apakah memanfaatkannya atau tidak.

Untuk mewujudkan kehidupan yang luar biasa ini seseorang harus berani meninggalkan pola hidup wajar pada umumnya. Manusia pada umumnya adalah manusia yang tidak mencapai standar tata laksana hidup yang dikehendaki Allah. Mereka tergolong manusia yang gagal. Bukan berarti manusia menjadi biadab seperti hewan, tetapi manusia berkeadaan tidak menjadi persis seperti yang Allah Bapa kehendaki. Standar yang benar seperti yang Allah kehendaki adalah kehidupan yang diperagakan oleh Tuhan Yesus. Kehidupan Tuhan Yesus adalah kehidupan dalam ketaatan yang tidak bersyarat kepada Allah Bapa,6 penghormatan yang sempurna kepada Bapa dan kasih cintanya yang sangat mendalam kepada Allah Bapa tanpa batas. Walaupun status seseorang di mata masyarakat adalah orang baik, sukses dalam studi, karir, ekonomi, rumah tangga dan lain sebagainya, tetapi jika mereka tidak pernah mengenakan gairah hidup yang dimiliki oleh Tuhan Yesus, maka sesungguhnya mereka tidak memiliki keharuman yang menyukakan hati Tuhan.

1) 2Korintus 4:10 ; 2) Filipi 3:10 ; 3) 2Korintus 4:1; 4) Galatia 2:19-20 ; 5) Roma 8:17 6) Filipi 2:7-10