Bukankah Alkitab yg pakai Deuterokanonika dan Alkitab yg tidak pakai Deuterokanonika sama-sama bilang bahwa Yesus Kristus adalah Allah Putra yg berinkarnasi jadi Anak Manusia untuk mati berkorban menebus dosa manusia? Bukankah di keduanya ada Injil?
Orang Katholik pakai Alkitab dng Deuterokanonika, ya namanya juga orang beriman Katholik, kan?
Orang Protestan nggak pakai Deuterkanonika, ya namanya juga orang beriman Protestan, kan?
Keduanya pakai Injil, ya namanya juga orang-orang beriman Kristen, kan?
Mengapa dipolemikkan? Ada motif-motif tersembunyi di sini?
Salam
Damai sejahteras bagi FIKers sekalian.
Saya kira, perlu juga dipolemikkan untuk menghindari salah persepsi yang berkepanjangan. Bukan karena ada motif tersembunyi.
Sampai sejauh ini, saya menangkap pengertian dari beberapa
poster, bahwa mereka yang menamakan diri sebagai pengikut Kristus, mengartikan bahwa Deuterokanonika seolah ditambahkan ke Alkitab terkanon. Padahal, dari namanya, Deuterokanonika, menunjukkan bahwa itu adalah hasil kanon yang
deutero, bukan hasil kanon yang
proto. Ketika Martin Luther pada abad XVI memisahkan diri dari kumpulan awal, beliau menerjemahkan Alkitab ke Bahasa Jerman, masih memuat kitab-kitab Deuterokanonika. Entah mengapa, pada abad XIX, Alkitab berikutnya dicetak tanpa kitab Deuterokanonika, sampai sekarang tercetak demikian itu.
Artinya, kitab-kitab Deuterokanonika itu dikurangkan dari Alkitab oleh kalangan Protestan. Sangat disayangkan, beberapa
poster seolah menuduh bahwa kalangan Katoliklah yang menambahkan kitab Deuterokanonika ke Alkitab.
Di depan, kelihatannya sudah ada juga komentar tentang nuansa judul trit, yang kalau dicermati, judul trit ini mengandung nuansa bahwa Pihak Katoliklah yang menambah Deoterokanonika ke Alkitab. Saya kurang dapat menangkap apakah tujuan penyajian trit adalah untuk mencari tahu, atau sudah condong ke menghakimi. Nah, kalo trit ini didorong oleh rasa ingin tahu, saya pikir, trit ini bisa menjadi bahan untuk memberitahu. Bila trit ini didorong oleh semangat untuk mempersalahkan Katolik karena di Alkitab Katolik terdapat kitab-kitab Deuterokanonika, saya pikir, tidak ada salahnya diinformasikan sejarah terdapatnya kitab-kitab Deuterokanonika itu.
Begitu, Bud. Jadi, menurut saya, memang perlu dipolemikkan untuk mendudukkan di tempat yang pas. Dan dalam hal itu, sangat terasa manfaat
internet, sebab semua pihak bisa mengakses polemik, dan akan menghasilkan sesuatu yang lebih obyektif, mampu mengakomodir pikiran banyak pihak.
Pun kalau masing-masing
poster memiliki gaya tersendiri, saya kira bisa dimaklumi. Sepanjang masih ada partisipan yang bisa mengendalikan gaya
posting-nya, semuanya akan berujung pada kebaikan. Terutama kalau masing-masing dengan kesadaran penuh mengaku sebagai pengikut Kritus. Kristus tidak protes ketika hendak disalibkan, bukan? Dia diam saja seperti domba yang digiring ke pembantaian.
Damai, damai, damai.