Disinilah perbedaan kita saudara ku, bagi saya .. sebelum dan sesudah Inkarnasi, Hakikat atau Substansi, sekali lagi Hakikat ataupun Substansi Allah itu tetap Esa ( dalam Konsili Nicea dinyatakan sebagai Una Substantia, artinya : Satu Substansi ).
Sementara Tritunggal Maha Kudus, kami yakini dan percaya, sebagai Eksistensi ataupun Personality ataupun Keberadaan ataupun Kepribadian ataupun Kehadiran dari pada Sang Hakikat atau Sang Substansi ( Tress Personae, artinya : tiga kepribadian ).
Ringkasnya yang dimaksutkan dengan Tritunggal Maha Kudus, berdasarkan Konsili Nicea adalah :
"Sang Hakikat yang Esa", memiliki Eksistensi sebagai :
1). Bapa, sebab Sang Hakikat itu adalah Pencipta.
2). Anak, sebab Sang Hakikat itu adalah Penyelamat.
3). Roh Kudus ( Hakikat Sejati ), sebab Sang Hakikat itu sebagai penghibur dan penolong.
Jadi, Tritunggal Maha Kudus adalah "Tiga Eksistensi kepribadian Allah pada Satu Hakikat Tunggal". sehingga "Tritunggal Maha Kudus", tidak akan pernah ada, "JIKA" Adam tidak Jatuh kedalam dosa, tetapi yang akan ada adalah "Dwi Tunggal Maha Kudus", yaitu :"Eksistensi Allah sebagai Pencipta dan Penghibur / penolong"
Mengapa ???
Sebab Eksistensi Sang Hakikat sebagai Anak ( salah satu Eksistensi dari Tritunggal Maha Kudus ), adalah bertindak sebagai penyelamat dan penebus dosa, sehingga jika manusia ( adam ) tidak jatuh kedalam dosa, maka tidak akan pernah ada "misi penyelamatan dan penebusan dari Allah". atau dengan kata lain, "Allah tidak akan pernah menjadi manusia atau Yesus tidak akan pernah dilahirkan kedalam dunia ini".
Salam ...
IMHO, kunci dari perbedaan pemahaman kita akan ajaran konsili Kalsedon adalah terminologi yg kita gunakan.
Anda gunakan "eksistensi", kami gunakan "Pribadi".
Anda gunakan "hakikat", kami gunakan "Substansi".
Jadi kalo Anda bilang: "Bapa, sebab Sang
Hakikat itu adalah Pencipta", maka kami mengatakan: "Bapa, sebab Sang
Pribadi itu adalah Pencipta, yang melahirkan (beget)"
Jadi kalo Anda bilang: "Anak, sebab Sang
Hakikat itu adalah Penyelamat", maka kami mengatakan: "Anak, sebab Sang
Pribadi itu adalah Penyelamat, yang dilahirkan (begotten).
Jadi kalo Anda bilang: "Roh Kudus ( Hakikat Sejati ), sebab Sang
Hakikat itu sebagai penghibur dan penolong", maka kami mengatakan: "Roh Kudus
( Hakikat Sejati ), sebab Sang
Pribadi itu sebagai penghibur dan penolong, yang diturunkan (proceedeth)"
Bedanya, bagi kami Ketiga Pribadi itu adalah Satu Substansi yang setara (sehakekat) -->
Una Substantia Tress Personae, dan masing2 Pribadi disembah dan dimuliakan sebagai Allah yg Sejati dan Setara, jadi tidak ada iman kami yg mengatakan
Roh Kudus adalah Hakekat Sejati. Masing2 Pribadi adalah Substantia yg sama alias hakekat yang sejati.