Damai bagimu striker.
Saya tertarik dengan kutipanmu ini,
3:20. Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi[190]: "Apakah kamu (mau) masuk Islam." Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Kalau saya tidak salah menagkap maknanya, di ayat itu dikisahkan bahwa
Allah menyediakan jawaban yang dapat dipakai Muhammad menjawab para pendebat Muhammad, bukan? Dan memang, kalau dicermati secara seksama, dari ayat-ayat sejenis itu, yaitu ayat yang membela Muhammad dari hadapan pihak lain, mau tidak mau, suka tidak suka, membawa pemahaman bahwa Al Qur'an itu memang tulisan Muhammad dengan menggunakan Allah sebagai bemper. Artinya, Allah siap sedia membantu Muhammad dari pertanyaan (bahasa halus dari serangan) kepada Muhammad.
Dikatakannya bahwa Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tetapi untuk membela Muhammad, Allah menurunkan ayat yang mengijinkan memenggal kepala orang lain, asalkan tidak menghujat Muhammad.
Dikatakannya, Allah itu mencipta Hawa (
sorangan wae) untuk menjadi istri Adam, tetapi Allah mau menurunkan ayat untuk 'menghalalkan' perkawinan Muhammad dengan sejumlah perempuan setelah Khadijah wafat. Allah juga menurunkan ayat-ayat untuk memberikan hak kepada Muhammad untuk mengawini bekas istri anak angkatnya, mengawini anak sahabtnya.
Pertanyaannya, "Benarkah ayat-ayat seperti itu turun dari Allah Yang Maha Adil?"
Lebih lanjut, apakah nalar sehat memberi ruang bagi seseorang untuk mengikut orang yang sangat egois?
Cermati lagi
postinganmu, strik.
Damai, damai, damai.