Biasalah, Tik. Itu adalah kodrat kemanusiaan. Kalau ada argumen yang alkitabiah, monggo disharingkan saja. Jadi, menurutku, Jesus ditolak di kampugNya, tidak lain karena diremehkan, disepelekan, dipandang sebagai anak tukang kayu, dan kerabat dari garis ibuNya dan dari Yosep (Bapa asuhNya) masih banyak di kampungNya, maka Jesus Kristus dipandang biasa-biasa saja.