Benar, Yesus, dan kita semua sesungguhnya adalah mahkluk roh yg sementara memiliki jasmani ketika hidup di dunia. We are spirit!!
Bukankah kamu bilang bahwa Allah itu zat?
Kenapa bisa ada udara di paru2 mu tapi sekaligus ada di paru2 bermilyar2 orang di dunia?
Ketika air mengalir di sungai, kenapa masih ada air di laut?
Cobalah hindari melihat Allah yg roh (kamu bilang zat) itu seperti melihat mahkluk daging?...
Sepertinya saya sdh pernah menjelaskan mengenai Dzat Allah, kalau kamu mau berkelana dulu di forum ini:
Ternyata tidak sedikit umat Kristen yang tidak, atau belum, memahami konsep ketuhanan dalam Islam masih “terperangkap” dalam ruang berfikir sempit yang mengira bahwa Allah (atau eksistensi-Nya) yang sering “digambarkan” oleh umat Muslim dengan sebutan “DZAT” adalah sama dengan berbagai dzat yang diciptakan oleh Allah sendiri.
Sebagian dari mereka memang benar-benar bertanya, namun sebagian lagi menjadikannya sebagai olok-olok, bahkan ada yang menuntut untuk “diperlihatkan” wujud Allah sebagai bukti bahwa Allah yang disembah oleh umat Islam itu ada!
Perhatikanlah Firman Allah subhanahu wata’ala ini:
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas[112]:4)
”Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia (Allah), dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. As-Syuuraa[26]:11)
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’Aam[6]:103)
Dengan demikian, maka setiap kali kita menyebut Dzat Allah, tidak berarti bahwa dzat yang dimaksud adalah dzat yang sama dengan berbagai dzat ciptaan-Nya sendiri seperti zat cair, zat padat, zat gas, atau zat-zat lain yang menyerupai itu. Sama hal nya dengan ketika kita berkata bahwa Allah Maha Mendengar. Ini juga tidak bisa diartikan sesederhana sebagaimana makhluk ciptaan-Nya mendengar dengan bantuan panca indera telinga.
Menurut seorang pakar Leksikografi/Linguistik Arab yang bernama Louis Ma’luf, seorang Arab Kristen Katolik asal Beirut, Lebanon dalam karyanya yang berjudul al-Munjid fil Lughah wal ‘Alam page 16 (terbitan Lebanon: Dar al-Masyriq, 1986) beliau mengatakan bahwa al-Ilah: al-ma’bud muthlaqan (al-Ilah itu adalah Pribadi Yang Disembah secara Mutlak/Benar [the Only True God]), sedangkan Allah: ismu al-Dzat al-Wajib al-Wujud (Allah itu adalah suatu nama DZAT Yang Maha ADA yang menyebabkan segala sesuatu menjadi ADA (the name of the DZAT as Causa Prima).
Sementara itu, Hans Wehr, seorang ahli Linguistik Arab asal Jerman yang beragama Kristen Protestan dalam karyanya yang berjudul A Dictionary of Modern Written Arabic, page 314-315 (terbitan Munster, 1960) mengatakan bahwa istilah DZAT dalam bahasa Arab artinya Essence, Self, Jadi, berdasarkan penjelasan dari dua pakar bahasa Arab yang berlatar bangsa Arab dan bangsa Barat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah adalah sebuah NAMA dari al-Ilah.
Jelaslah sudah bahwa DZAT adalah Essence/ Self, yakni Pribadi Yang Menyebabkan segala sesuatu menjadi ada. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi DZAT al-wajib al-wujud.
Dengan demikian istilah Dzat ==> bhs Arab = Self/ Essence yang artinya TIDAK SAMA dengan ZAT ==> bhs Indonesia = Matter/ MATERI yang berarti sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan ==> ini pasti TERBATAS,
Sedangkan DZAT dalam bahasa Arab tidak bermakna MATERI/ MATTER. Jadi makna DZAT (bhs Arab) bukanlah sejajar maknanya dengan ZAT (bhs Indonesia), meskipun istilah ZAT diadopsi dari kata DZAT. Namun, maknanya 180% berbeda scr diametral. Dan, kami tidak pernah mengatakan bahwa makna DZAT sama dengan ZAT.