Author Topic: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?  (Read 58025 times)

0 Members and 7 Guests are viewing this topic.

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #495 on: February 27, 2013, 04:36:40 PM »

@ Bro. Husada,

Quote
25. Dalam kaitan itu, apakah orang Kristen yang tidak menerapkan ‘MEDIA’ seperti yang diajarkan dalam Katolik akan masuk sorga? Rasul Yakobus yang tidak sempat mengenyam bahkan nama ‘Gereja Katolik’, apakah dia masuk sorga? Rasul Paulus yang melarang peraturan tentang hari-hari yang terkait perayaan-perayaan, dan cerita-cerita dongeng, dll., serta yang diutus melayani non-Jews sehingga tidak mewariskan kebiasaan Yudaisme dalam ibadah gereja yang dirintisnya, apakah ia masuk sorga? Bahkan rasul Petrus, yang tidak sempat memiliki rumah ibadah resmi model Gereja Katolik sekarang (masih beribadah di rumah-rumah), sehingga tidak sempat menerapkannya bahkan tidak pernah mendengar berbagai julukan/gelar untuk Maria, apakah masuk sorga?

Sorga? Emang ada manusia yang tahu sorga secara persis? Apakah ada manusia yang tahu kriteria pasti yang diberlakukan oleh Tuhan dan dapat diketahui orang lain secara pasti? Pertanyaan Epafras itu salah arah. Untuk mendapat jawaban pasti, itu pertanyaan ke Tuhan Jesus Kristus.


Hehehe… nanti saya cari tahu bagaimana Tuhan Yesus Kristus menjawab doa seseorang, ya... Soalnya dia ga punya for-dis, sih….  :pray3:




Walaupun di Mat 16:19 tertulis Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga, saya belum dapat mengetahui apakah Petrus masuk Sorga atau tidak. Siapa tahu dia hanya ditugaskan memegang kunci tanpa dapat masuk ke dalamnya, kan?:D  :grining:  :) Tetapi, mengingat Jesus Kristus tidak pernah berbohong, kayaknya Petrus tidak akan mengikat dirinya sendiri. Dengan iman kepada Tuhan Jesus Kristus, saya percaya orang-orang yang Epafras sebut itu sudah masuk Sorga.


Jadi, mereka masuk sorga karena ‘Gereja Katolik’ (“EENS”)? Atau hanya “dengan iman kepada Tuhan Jesus Kristus”?

Kalau misalnya, mereka memang dapat ‘masuk sorga’ tanpa ‘MEDIA’ penyembahan seperti yang dicanangkan Katolik sekarang, apakah itu berarti orang tetap dapat ‘menyembah Allah TANPA MEDIA’ tersebut di dalam gereja (rumah ibadah) mereka?



Quote
Lalu, sehubungan dengan ‘pemurnian’ di atas, kalau tidak mau ‘ketinggalan’, maka mau ‘lari’ dengan kecepatan berapa? Atau dengan ‘percepatan’, mungkin? Makin banyak, lho, orang yang mengejar bukan hanya ‘kesucian’, melainkan juga ‘kemurnian’…
Maksudnya?

Maksudnya, ya, yang di atas itu tadi… plus ilustrasi pendakian puncak gunung terjal itu… plus ilustrasi tentang ‘keberatan hati nurani’.

Kalau seorang Katolik meninggalkan ‘MEDIA’ itu (karena alasan demi ‘menggubris’ keberatan hati nurani orang lain), dan tetap dapat masuk surga, bahkan tetap dapat diperhitungkan sebagai ‘menyembah Allah’, bukankah itu berarti bahwa ‘MEDIA’ itu tidak memberikan tambahan apa pun yang bernilai untuk masuk sorga dan untuk menyembah Allah selagi kita hidup di dunia ini?

Kalau ternyata ‘MEDIA’ itu malah makin membebani (banyak konsekuensi logis dan moral jika melanggarnya), berarti ‘tanpa’ Media itu sebenarnya orang Kristen lebih ‘murni’, bukan?

Kesucian dan kemurnian adalah dua hal yang berbeda. Kesucian berkaitan dengan tindakan atau perilaku (termasuk pikiran). Tetapi kemurnian berkaitan dengan ‘motif’, ketidak-bercelaan batiniah, bernuansa bening dan ‘hati yang tulus/lurus’(tidak terbagi atau terpecah oleh hal-hal lain selain Allah Tritunggal).



Terima kasih Epafras. Damai, damai, damai.

Terima kasih juga, Husada…

Damai, damai, damai…  :)

(Epafras)




Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #496 on: February 27, 2013, 04:47:16 PM »

@Bro. Leo,


Imho yang dibicarakan Paulus adalah mengingatkan kembali bahwa umat jangan terpecah pada individu2 hamba Tuhan tetapi yang dilihat pekerjaan mereka yaitu menanam, menyiram...semua itu diletakkan pada dasar yang sama yaitu Yesus Kristus...


Baca2 lagi, dong, Leo, pendapat Anda dan saya tidak berbeda, tuh…



pertanyaannya apakah Yesus mengajarkan ajaran yang berbeda2 bagi tiap murid...di ayat mana silahkan anda sebutkan...ayat Yesus mengajarkan ajaran A bagi Petrus di lain kesempatan ayat B pada Yohanes atau ayat C pada Paulus...


Sudah dijawab di postingan sebelumnya ….



Menanam dan menyiram justru menyiratkan menanam dan menyiram pada ladang yang sama dan tumbuhan yang sama bukan beda ladang atau beda tanaman.


Sudah saya tanggapi di postingan sebelumnya.



Orang yang menanam biji apel tidak akan mungkin berbuah jeruk begitu seturusnya.Lalu di bagian mana perbedaan pengajaran ajaran iman dari Paulus dan Apolos atau Kefas hingga mereka repot2 menyatukan pendapat dalam konsili Yerusalem.


Sudah saya tanggapi di postingan sebelumnya.



Jika perbedaan ajaran iman itu fine2 saja maka mereka tidak akan kumpul bareng, rapat , etc untuk membicarakan masalah perbedaan pendapat.

Karena bagi Paulus dan Kefas ajaran Kristen itu adalah satu , seia dan sekata...
Jadi kalau ada perbedaan pendapat mereka akan kumpul dalam sebuah konsili.


Sudah saya tanggapi di postingan sebelumnya… Lihat tentang ‘Batas-batas”.



Perbedaan ajaran tidak sama dengan saling melengkapi ....


Kalau konteksnya ajaran para penulis Kitab Suci, ya, terserah Anda, saja Bro… Saya sudah ungkapkan pendapat saya.



Injil yang berbeda antara sinoptis dan Yohanes tidak menjadi bukti ada perpecahan ajaran...karena tulisan2 tersebut saling melengkapi...


Memangnya siapa yang mengatakan perbedaan sinoptis dan Injil Yohanes itu sebagai bukti perpecahan ajaran? Saya? Anda tidak menyimak tulisan saya, ya….
Wah… repot, nih, kalau begini… Cape, deh….



bedakan dengan ajaran berbeda antara TUlip dan non Tulip atau OSAS dan non OSAS atau makanan haram dan tidak.

Karena hal tersebut adalah contoh ajaran yang saling bertolak belakang bukan saling melengkapi seperti injil sinoptis dan Injil Yohanes...

sampai di sini dulu apakah sudah jelas  :)

salam  :)

Jelas, sangat jelas, bahwa perbedaan ajaran para penulis Kanon PB adalah saling melengkapi. Tetapi perbedaan ajaran mereka yang ‘bukan’ penulis Kanon PB tidak dapat serta merta disebut ‘saling melengkapi’… Begitu, ‘kan? Itu termasuk perbedaan ajaran para bapa gereja, ‘kan?

Ya, itu karena kita membedakan antara WORD (Kitab Suci) dengan WORLD, yaitu fenomena yang terjadi di dunia (perbedaan ajaran dalam gereja-gereja).

Saya sudah mengungkapkan apa kata Kitab Suci (WORD) tentang ‘perpecahan’, yaitu HARUS berorientasi kepada sosok individu pemimpin.

Tentang pemaparan Anda, yang saya masih belum paham adalah: Anda terus mempermasalahkan perbedaan ajaran di dunia (WOLRD), tapi tidak didahului dengan penemuan dari Kitab Suci (WORD) tentang ‘perpecahan’ yang berdasar pada perbedaan ajaran…

Saran saya, cobalah temukan lebih dahulu topik dalam Kitab Suci (WORD) tentang ‘perpecahan’ yang penyebabnya adalah perbedaan ajaran.

Setelah itu barulah Anda coba mengimplikasikannya pada fenomena ajaran-ajaran yang ada di dunia (WORLD).

Itulah satu-satunya pintu yang masih terbuka dan memungkinkan untuk Anda menggugat fenomena perbedaan ajaran yang terjadi di kalangan Protestan (Reformasi) yang akan Anda tuding sebagai ‘perpecahan’. Saya siap melayani Anda pada topik demikian.

Seandainya Anda berhasil menemukannya, maka tetap tidak boleh mereduksi, terlebih lagi mengabaikan, konsep Kitab Suci (yang saya ungkapkan di atas) tentang ‘perpecahan’ yang didasari oleh orientasi pada sosok individu pemimpin.


Salam  :)

(Epafras)





Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #497 on: February 27, 2013, 04:58:37 PM »

@ Bro. Gavin,


Epafras, solideogratia ini dari dulu sudah dibilangi bahwa haruslah dibedakan antara AJARAN YG BERTOLAK BELAKANG, dengan jemaat yg berbeda (seperti yg ditulis dalam surat Paulus itu)

Yang dikritik Paulus adalah jemaat yg berbeda, karena Paulus berpendapat bahwa meskipun jemaat beda, tetapi PENGAJARAN kira-kira sama dan bisa saling melengkapi.

Sedangkan yg terjadi pada pengikut martin luther adalah PENGAJARAN yg BUKAN SALING MELENGKAPI, tetapi pengajaran yang BERTOLAK BELAKANG dari pengajaran yg sudah ada.


hehehe... Siapa, sih, solideogratia? Saya tidak kenal, Bro...   :what:

Saya tahunya hanya Solideogloria, rekan Anda bercengkerama itu…  :drool:

Hehehe, sorry, Bro, saya tidak mengerti postingan Anda...  :what:

Mana kalimat solideogratia dan mana yang merupakan kalimat Anda?  :think1:

Lagi pula, kalau Anda sudah mengetahui pendapat kami masing-masing, komentar Anda apa? Nah, komentar Anda tentang tulisan sayalah yang akan saya tanggapi. Kalau komentar Anda tentang tulisan solideogratia, ya, tanyakan sendiri ke orangnya… iya, ‘kan?  :nod:

Buat masukan saja, nih, kalau ada jemaat yang berbeda, biasanya dikatakan dalam Kitab Suci berdasarkan asal kota mereka (lihat surat I Petrus 1:1-3), bukan berdasarkan nama orang (golongan Apolos, golongan Paulus, Golongan Kefas..). Nah, yang Anda maksudkan ‘jemaat yang berbeda’ itu dari kota mana saja  (sedangkan Paulus menuliskan kitabnya itu dalam bentuk surat kepada satu jemaat, yaitu jemaat di kota Korintus)?

Tentang pengajaran yang 'berbeda' yang terjadi di dunia ini (WORLD) oleh 'non-penulis Kitab Suci', komen saya sama dengan yang saya ajukan ke Bro. Leo di atas...

Tambahan: ajaran tentang 'DASAR' Gereja menurut Katolik, ternyata berbeda dengan ajaran Paulus, salah satu dari penulis Kita Suci (yaitu Yesus Kristus sebagai 'batu karang' dan sebagai 'dasar' Gereja, ayatnya ada di I Kor 3:11; 10:4)...   :think1:

Demikian, Bro. Gavin…

Salam,  :grining:

(Epafras)


Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #498 on: February 27, 2013, 05:23:30 PM »
@ Bro. Husada,


Ini ayatnya:

I Kor 3:11  Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Dan Yesus sebagai ‘batukarang’ ada dalam ayat ini:

1 Kor 10:4, “sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Jadi, tafsiran Katolik bahwa ‘batu karang’ dalam Mat 16:18 itu adalah Petrus, jelas melanggar Kitab Suci (dua ayat di atas).

Wow...

Memang benar kok bahwa Yesus adalah batukarang.

Tapi yg dimaksudkan dalam Mat 16:18 adalah bukan BATU KARANG = Yesus, melainkan Petrus.

Yesus BUKAN membicarakan diriNYA sendiri dalam ayat itu melainkan membicarakan si Petrus.
Lihat dong konteksnya dari ayat 15-19

Peter the Rock : http://forumimankristen.com/index.php/topic,1311.0.html
Back to TOPIC!

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #499 on: February 27, 2013, 05:29:38 PM »
@ Bro. Gavin,


Lagi pula, kalau Anda sudah mengetahui pendapat kami masing-masing, komentar Anda apa? Nah, komentar Anda tentang tulisan sayalah yang akan saya tanggapi. Kalau komentar Anda tentang tulisan solideogratia, ya, tanyakan sendiri ke orangnya… iya, ‘kan?  :nod:


Anda ini seperti si lembut saja.

Kan sudah saya berikan komentar saya :

Epafras, solideogratia ini dari dulu sudah dibilangi bahwa haruslah dibedakan antara AJARAN YG BERTOLAK BELAKANG, dengan jemaat yg berbeda (seperti yg ditulis dalam surat Paulus itu)

Yang dikritik Paulus adalah jemaat yg berbeda, karena Paulus berpendapat bahwa meskipun jemaat beda, tetapi PENGAJARAN kira-kira sama dan bisa saling melengkapi.

Sedangkan yg terjadi pada pengikut martin luther adalah PENGAJARAN yg BUKAN SALING MELENGKAPI, tetapi pengajaran yang BERTOLAK BELAKANG dari pengajaran yg sudah ada.
Back to TOPIC!

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #500 on: February 27, 2013, 05:37:20 PM »
@ Bro. Gavin,


Buat masukan saja, nih, kalau ada jemaat yang berbeda, biasanya dikatakan dalam Kitab Suci berdasarkan asal kota mereka (lihat surat I Petrus 1:1-3), bukan berdasarkan nama orang (golongan Apolos, golongan Paulus, Golongan Kefas..). Nah, yang Anda maksudkan ‘jemaat yang berbeda’ itu dari kota mana saja  (sedangkan Paulus menuliskan kitabnya itu dalam bentuk surat kepada satu jemaat, yaitu jemaat di kota Korintus)?


Jemaat yg berbeda yg terdapat di kota korintus. Itu yang dibicarakan , bukan.....????????

duh baaanggg...abang...... dari tadi ngga nyambung toh apa yg saya tuliskan....??

Tentang pengajaran yang 'berbeda' yang terjadi di dunia ini (WORLD) oleh 'non-penulis Kitab Suci', komen saya sama dengan yang saya ajukan ke Bro. Leo di atas...

Pengajaran yg berbeda di dunia ini, koment saya adalah : bahwa perbedaan pengajaran tsb SANGAT DITOLAK oleh Paulus.

Kan sudah dibilangi, bedakan antara PERBEDAAN PENGAJARAN, dengan perbedaan jemaat.

Kalau PERBEDAAN PENGAJARAN itu sangat ditolak Paulus, tetapi perbedaan jemaat, itu tidak ditolak, sebab Paulus berpendapat, bahwa meski jemaat berbeda, tetapi masih dalam satu tubuh Kristus, dan saling melengkapi dan mengisi.

Tetapi yg disalahartikan oleh kau epafras adalah, bahwa PERBEDAAN PENGAJARAN adalah normal dengan menggunakan ayat Paulus yg mengatakan jemaat berbeda masih dalam satu tubuh Kristus.
Itu artinya, kau efapras, tidak bisa bedakan antara PERBEDAAN PENGAJARA, dengan perbedaan JEMAAT yg dimaksud Rasul Paulus.

Sudah jelas sekarang ??????



Tambahan: ajaran tentang 'DASAR' Gereja menurut Katolik, ternyata berbeda dengan ajaran Paulus, salah satu dari penulis Kita Suci (yaitu Yesus Kristus sebagai 'batu karang' dan sebagai 'dasar' Gereja, ayatnya ada di I Kor 3:11; 10:4)...   :think1:


Peter the Rock : http://forumimankristen.com/index.php/topic,1311.0.html
Back to TOPIC!

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #501 on: February 27, 2013, 05:40:02 PM »
@Epafras,
terima kasih atas responsnya. Mohon maaf, saya belum mempunyai waktu untuk cari-cari bahan untuk mereply. Kalau ada teman lain yang ingin bergabung, saling berbagi pemahaman, dipersilahkan.

Epafras, ini ada trit tentang Petrus. Sebagai bacaan selingan, kelihatannya cukup bagus, meskipun saya percaya Epafras sudah pernah membaca seluruh ayat acuannya. http://forumimankristen.com/index.php/topic,110.msg1487.html#msg1487

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #502 on: February 28, 2013, 02:33:09 PM »
@Epafras, damai bagimu.

Meski tidak akan mengomentari secara penuh (karena keterbatasan waktu), saya coba beberapa bagian yang saya pandang ingin saya komentari.
Tentang Mat 16:18 akan sangat panjang bahasannya.
Saya setuju dengan kalimat Anda di atas, kini tinggal menafsirkan ‘apa’ atau ‘siapa’ yang dimaksudkan dengan ‘batu karang’ (Yun.: ‘petra’) itu…
Saat ini saya sedang mendiskusikan topik ini dengan katolisitas.org pada artikel berjudul, “Tentang ‘Petros’ atau ‘Petra’” (http://katolisitas.org/4606/tentang-petros-dan-petra). Disana saya menggunakan nama “Hamba02” (disambung, bukan “Hamba 02”).
Wah, bagus itu. Semakin banyak berdiskusi, semoga saja menuntun Epafras menemukan pemahaman sebenarnya dan obyektif.
Ceritanya begini:
Dalam surat Paulus (I Korintus 3) di atas ada satu bangunan yang dasarnya adalah Kristus. Bangunan ini saya sebut sebagai BANGUNAN “A”.
Lalu, ada bangunan yang juga didirikan oleh Yesus dalam Mat 16:18. Pihak Gereja Katolik menafsirkan ‘batu karang’ (Yunani: ‘petra’) dalam ayat itu sebagai ‘Petrus’. Nah, ‘batu karang’ ini adalah dasar Gereja. Maka jadilah Petrus sebagai dasar Gereja Katolik… Inilah tafsiran Gereja Katolik atas ‘batukarang’ (atau ‘petra’) itu. Ini saya sebut dengan BANGUNAN “B”.
Dengan kata lain, Epafras mengartikan bahwa ada dua Gereja (jemaat), yang satu didirikan oleh Jesus Kristus (menurut Mat 16:18), dan satu lagi didirikan oleh Paulus (melalui peletakan dasarnya oleh Paulus), begitu? Menurut pemahaman Epafras, jemaat (Gereja) yang didirikan oleh Jesus Kristus itu disalahtafsirkan oleh Katolik, begitu?

Kalau ada jemaat yang didirikan oleh Jesus Kristus di atas batu karang (Mat 16:18), dan ada bangunan yang dasarnya diletakkan oleh Paulus (1 Kor 3 :10-11), yang untuk sementara ini Epafras maknai sebagai dasar itu ialah Jesus Kristus, sehingga Epafras memaknai ada dua jemaat (Gereja), begitu? Muncul pula pertanyaan di benak saya, Epafras memaknainya bahwa bangunan yang didirikan Paulus, di atas dasar Jesus Kristus, lebih baik daripada jemaat (Gereja) yang didirikan oleh Jesus Kristus di atas batu karang, ya? Pertanyaan yang meggelitik ialah, sehebat apa sih kemampuan Paulus sehingga dia mampu meletakkan Jesus Kristus sebagai dasar bangunan, yang lebih baik daripada jemaat (Gereja) yang didirikan oleh Jesus Kristus di atsa batu karang?

Jadi, DUA bangunan itu didasarkan atas DUA ayat di atas, BUKAN didasarkan hanya dari satu ayat saja, yaitu Mat 16:18.
Hmmm... ya, saya menangkap sekarang setelah Anda kutipkan 1 Kor 3:11. Makasih. Dengan begitu, benak saya tidak lagi mengasosiasikan bahwa kita sedang berbicara mengenai Mat 16:18 saja. Sebelum Epafrasa menyebut 1 Kor 3:11, benak saya berpandangan bahwa kita hanya berbicara mengenai Mat 16:18.
Saya tidak pernah memelintir postingan orang lain. Tidak ada gunanya (malah mungkin merupakan dosa). Kalau ada kekeliruan, pastilah karena saya salah menangkap apa yang Husada tuliskan... CMIIW...
Yah, maafkan karena saya sempat berpikiran seperti itu, sebab, itu tadi, saya mengira kita berbicara mengenai 1 ayat, ternyata Epafras sudah menambahkan dengan ayat lain tanpa memberitahukan. Tapi sekarang, saya sudah menangkap bahwa Epafras memahami 2 kumpulan (Mat 16:18 dilukiskan sebagai jemaat; dan 1 Kor 3:11 dilukiskan sebagai bangunan).

Coba kita lihat lagi postingan Husada, ya…
Frasa, “jemaat yang didirikan… “ saya tafsirkan sebagai non-Katolik. Mengapa? Karena ada kalimat selanjutnya yang menyatakan, “… bukan lagi sebagai terusan… “ yang berarti ‘terlepas’.
Pertanyaannya, “Terlepas dari apa?” (atau, "bukan lagi terusan dari apa"?)
Jawabannya ada pada frasa berikutnya, “… dari kumpulan yang dasarnya telah diletakkan oleh Paulus…”. Kumpulan yang dimaksudkan itu adalah ‘gereja’ dengan dasar Yesus Kristus, bukan?
Dalam beberapa hal Epafras sepemahaman dengan saya.
Paulus bilang di 1 Kor 10-11 bahwa dia mendapat anugrah sehingga dia meletakkan dasar bangunan, yaitu Jesus Kristus. Perhatikan frase orang lain membangun terus di atasnya pada ayat 10. Pertanyaannya, benarkah 'bangunan-bangunan' yang telah berdiri sekarang ini dibangun di atas bangunan yang didirikan Paulus itu?. Apakah 'bangunan-bangunan' yang sekarang ini, dibangun dari perkembangbiakan bangunan yang 'melepaskan diri' dari bangunan yang telah dibangun Paulus itu?
Jadi, tafsiran saya atas kalimat Husada adalah: “Jemaat non-Katolik telah terlepas dari dasar Kristus”.
Nah, di sini perlu penegasan. Jemaat Non Katolik lepas dari jemaat Katolik, "YA". Jemaat Non Katolik lepas dari dasar Kristus, kayaknya saya tidak sependapat. Karena saya tidak membatasi kehendak Jesus Kristus, maka saya tidak tahu apakah ada jemaat yang lepas dari dasar Kristus. Tetapi kalo mengenai 'bangunan' yang didirikan Paulus menurut 1 Kor 3:10-11, saya condong mengatakan bahwa banyak  'bangunan' sekarang yang dibangun bukan lagi di atas bangunan yang dasarnya diletakkan oleh Paulus, meskipun 1 Kor 3:11 berkata, orang lain membangun terus di atasnya. Mengapa? Karena, sepanjang pengetahuan saya, jemaat (Gereja) /'bangunan' yang eksis berdiri sejak wafatNya Jesus Kristus, sampai tahun 1.500-an masih eksis dan hanya satu, yang orang lain membangun terus di atasnya. Sejak tahun 1.500-an, ada kelompok yang memisahkan diri dari jemaat (Gereja)/'bangunan' yang cikal-bakalnya didirikan oleh Paulus itu, yang kemudian berkembang biak seperti yang sduah ada dewasa ini. Nah, kalo itu Epafras artikan sebagai telah lepas dari Kristus, itu hak Epafras. Namun saya, saya katakan, bahwa 'bangunan' yang ada sekarang, banyak yang dibangun tidak di atas bangunan yang didirikan Paulus.
Maka kemudian muncullah pertanyaan saya: “Bagaimana Anda membuktikannya?”
Jadi, poinnya adalah: saya harus membuktikan bahwa Husada memang sedang membandingkan antara Katolik dengan non-Katolik. Satu bukti telah saya nyatakan tadi. Sekarang kita lihat bukti berikutnya, yaitu kalimat Anda ini:
Anda tidak akan menyebut kata ‘banyak’ atau ‘bangunan-bangunan’ (jamak) jika Anda ingin merujuk kepada Katolik, bukan? 
Nah, kalau disimpulkan, Anda ingin agar saya memahami postingan Anda bahwa Anda hanya membicarakan tentang Katolik saja (satu pihak saja), yaitu Gereja Katolik Roma. Sedangkan saya justru memahami postingan Anda itu sedang membicarakan dua pihak, yaitu Katolik dan non-Katolik. Maka muncullah pertanyaan saya: mohon buktikan bahwa gereja non-katolik terlepas dari Kristus. Namun, jika satu diskusi memang membicarakan tentang Katolik dan non-Katolik, tentu jawaban saya dalam postingan sebelumnya tetap berlaku.
Sekali lagi, kalau tafsiran saya atas kalimat Husada di atas ternyata keliru, saya mohon maaf.  :grining:(Bersambung…)
Tafsiran Epafras tidak salah-salah amat. Tadinya, memang saya berpikir kita bicara tentang Mat 16:18, sementara Epafras sudah mengikutkan 1 Kor 3:11 tanpa memberitahu sehingga terasa persimpangan pikiran kita. Setelah Epafras memberitahukan bahwa Epafras sudah mengambil 1 Kor 3:11, saya kira bahasan akan bergeser ke apakah jemaat yang dimaksudkan di Mat 16:18 adalah sama dengan bangunan yang di maksudkan di 1 Kor 3:11?

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #503 on: February 28, 2013, 04:41:12 PM »
Damai bagimu Epafras.
Ini ayatnya:
I Kor 3:11  Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Puji Jesus. Bagaimana pemahaman Epafras terhadap 1 Kor 3:11 itu?

Menurut saya, dengan harfiah, bisa diartikan bahwa tidak seorangpun (termasuk Paulus) yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Jesus Kristus. Tetapi memang, adalah gaya bahasa yang sering digunakan Paulus bahwa menurut pemahaman saya, meski bukan bermaksud untuk menyombong, namun tersirat pengertian bahwa dia (Paulus) tidak termasuk pada frasa tidak ada seorangpun. Sebab, di ayat 10, Paulus mengatakan bahwa dia telah mendapat kasih karunia dan anugrah untuk meletakkan dasar. Jadi, terkandung pengertian bahwa hanya Paulus yang diberi kasih karunia dan anugrah untuk meletakkan dasar suatu 'bangunan', di mana orang lain terus membangun di atasnya. Namun, membangun di atasnya harus berhati-hati.

Dan Yesus sebagai ‘batukarang’ ada dalam ayat ini:
1 Kor 10:4, “sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Jadi, tafsiran Katolik bahwa ‘batu karang’ dalam Mat 16:18 itu adalah Petrus, jelas melanggar Kitab Suci (dua ayat di atas). Karena itulah saya mengatakan tentang Katolik adalah ‘BENIH’ perpecahan, karena mengutamakan sosok individu Petrus (dan penerusnya, Paus, yang bersama Magisterium memproduksi “EENS” yang dianggap infallible).
Sabar Epafras. Jangan terlalu maju menuduhkan bahwa pihak lain selain pihak Anda yang sudah salah.

Tentang apakah batu karang dalam Mat 16:18, kayaknya merupakan bahasan tersendiri. Saya sudah sampaikan satu trit yang kiranya tidak salah Anda baca-baca. Juga ada trit lain, http://forumimankristen.com/index.php/topic,1311.0.html. Kalau berkenan, posting saja pemahaman Anda di sana, tanpa mempersalahkan pihak lain. Tentang istilah batu karang, tolong perhatikan perikopnya. Dengan perkataan lain, pernahkan Epafras menemukan istilah di Alkitab yang identik sama, tetapi artinya berbeda?

Tentang Katolik sebagai benih perpecahan, saya kira bisa ya, bisa tidak. Bila dipandang bahwa tidak benar Katolik mendapat mandat dari Jesus Kristus, bahwa telah diberi kewenangan mengajar, akan disertai sampai akahir zaman, dll, dll, maka jadilah, Katolik benih perpecahan (menurut saya lebih tepat dikatakan bahwa banyak pihak yang akan mearik diri dari Katolik). Sementara kalau dipandang Katolik mendapat mandat dari Jesus Kristus, bahwa telah diberi kewenangan mengajar, akan disertai sampai akahir zaman, dll, dll, yang dapat dibaca di Alkitab, maka judtru Katolik itu adalah pemersatu. Nah, terserah pada Epafras saja, apakah Anda mau membandingkan dengan ayat-ayat Alkitab atau tidak. Mungkin masalahnya adalah, pembandingan yang Anda lakukan, semata-mata berdasarkan pemahaman Anda, yang segera mempersalahkan pihak lain seperti yang telah Anda lakukan.

Dengan demikian sekarang sudah ada DUA bangunan. Bangunan Gereja Katolik dibangun di atas DASAR Petrus, sedangkan Bangunan ‘Gereja’ yang SATU itu dibangun di atas DASAR Kristus. Karena DASAR-nya berbeda, maka dapat disebutkan DUA bangunan itu ‘terlepas’ satu sama lainnya.
Sudut pengertian dari padangan berbeda telah saya posting.
BANGUNAN “A” adalah ‘Gereja’ dengan ‘DASAR’-nya Kristus, baik dari I Kor 3:11, maupun Yesus Kristus sebagai ‘batu karang’ dalam I Kor 10:4.
BANGUNAN “B” adalah ‘Gereja Katolik’ karena ‘DASAR’-nya Petrus (ditarik dari tafsiran atas ‘batukarang’/petra dalam Mat 16:18).
Kemudian saya bertanya: dari kedua bangunan itu, mana yang ‘terlepas’ dari ‘DASAR’ Kristus?
Tentang mana yang terlepas dari dasar Kristus, mengingat bahwa Jesus Kristus itu saya percayai adalah Tuhan, saya tidak tahu. Bisa saja terjadi, kelompok orang mau melepaskan diri dari Kristus, tetapi Kristus menariknya. Namun, contoh Yudas Iskariot telah menunjukkan bahwa kalau seseorang ingin terpisah dari Kristus, tidak akan dilarang.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #504 on: February 28, 2013, 04:42:54 PM »
Damai bagimu Epafras.

Tentang yang terlepas dari bangunan yang didirikan Paulus, berlandaskan pada frasa orang lain membangun terus di atasnya pada 1 Kor 3:10, dapat disimpulkan bahwa yang terlepas dari bangunan itu ialah bangunan yang didirikan bukan di atas bangunan yang didirikan Paulus. Kayaknya, jelas bukan? Paulus bilang agar bangunan terus dibangun di atas bangunan itu, tetapi ada kelompok orang yang membangun bangunan tidak di atas bangunan yang didirikan Paulus, lhah... tentu saja itulah yang lepas dari bangunan yang didirikan Paulus (perhatikan, saya tidak berani mengatakan lepas dari Kristus, sebab saya percaya Kristuslah Tuhan, yang tidak dapat saya batasi kehendaknya).
Akhirnya, coba pertimbangkan hal-hal berikut ini, dengan DUA DASAR yang BERBEDA di antara Katolik dan non-Kato lik, mana yang lebih berhak untuk:
1. Mengklaim bahwa gerejanyalah yang menyatu dengan Kristus?
2. Mengklaim bahwa gerejanyalah yang didirikan oleh Kristus?
3. Mengklaim bahwa anggotanya adalah anggota ‘Gereja’ yang SATU dan katolik?
4. Mengklaim bahwa pihak gereja lain telah melakukan ‘perpecahan’ dalam gereja-Nya?
5. Mengklaim bahwa gerejanyalah yang disertai oleh Yesus Kristus hingga akhir jaman?
6. Mengklaim bahwa gerejanyalah yang merupakan Mampelai Kristus?
7. Mengklaim bahwa anggota gerejanyalah yang merupakan anggota Tubuh Kristus?
1. Katolik, dengan dasar pikiran bahwa itu telah dikatakan oleh Jesus Kristus, yaitu Jesus Kristus akan menyertai kumpulan yang dulu selalu bersamanya (para muridNya) sampai akhir zaman.
2. Katolik. Sejak semula, para rasul berpencar ke berbagai penjuru dunia untuk mengabarkan Injil, tetapi selalu bersatu padu dalam iman dan ajaran, dan mengakui keutamaan Keuskupan Roma.
3. Katolik. Salah satu bunyi Pengakuan Iman ialah, Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
4. Kurang tahu. Dari semula, hanya ada satu Gereja yang kudus, katolik, dan apostolik. Kalau sekarang banyak kumpulan yang menamakan diri sebagai pengikut Kristus, saya tidak tahu kumpulan mana yang paling berhak mengklaim pihak gereja lain telah melakukan ‘perpecahan’ dalam gereja-Nya.
5. Katolik. Katolik itu adalah penerus garis waris persekutuan dengan Jesus Kristus, dimana Jesus Kristus pernah bilang agar kumpulan itu tidak takut, sebab Jesus Kristus akan menyertai sampai akhir zaman.
6. Katolik.
7. Katolik.
Postingan saya adalah tentang ‘Magisterium’, bukan tentang penggembalaan.
Magisterium adalah hak atau kompetensi mengajar. Penggembalaan adalah pengabaran kabar suka cita, seperti yang telah dilakukan Jesus Kristus kepada setiap orang yang mau mendengar, percaya, dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Guru serta Juru Selamat.
Magisterium terdiri dari banyak orang (yaitu Paus plus Uskup dan Kardinal?) dan haknya disebut ‘wewenang mengajar’, sedangkan penggembalaan (seperti yang Anda katakan), terbatas hanya kepada satu orang, yaitu Petrus, hak-nya Anda sebut sebagai ‘hak menggembalakan’.
Iya, yah? ENtah bagaimana mengartikannya, mungkin penyampaian saya kurang pas menggambarkan maksud sebenarnya. Yang pasti, meski para murid ada ber-12, ternyata hanya kepada Simon Petrus dikatakan oleh Tuhan Jesus Kristus, "Gembalakanlah domba-dombaKu." Itu bisa Epafras baca di Injil.
Ini postingan saya:
Kalau tidak salah, Paus adalah penerus Petrus, sedangkan Magisterium adalah penerus rasul (CMIIW).
Baiklah, saya jelaskan maksud saya…
1. Persidangan pertama di Yerusalem (Kis 15) terkadang oleh Katolik disebut sebagai Konsili pertama (CMIIW). Dalam konsili itu hadir unsur-unsur:
a. Para rasul. Katolik menyebutnya, “diketuai oleh Petrus”.
b. Para penatua. Disana hadir Yakobus. Dia bukan rasul (karena Rasul Yakobus telah wafat sebelumnya). Jadi, Yakobus ini adalah seseorang dengan jabatan ‘penatua’. Masuk dalam kategori ini adalah pengikut Yesus yang non-rasul.
c. Unsur Paulus, yang walaupun disebut ‘Rasul’ dan penulis Kitab Suci, tetapi dia bukan satu dari 12 anggota Murid Kristus (rasul).
2. Persidangan yang diklaim sebagai konsili oikumenis pertama itu, oleh Katolik juga sering diklaim sebagai ‘justifikasi’ untuk keberadaan Magisterium (CMIIW). Jika benar Katolik mengklaim demikian, maka perhatikan unsur-unsur di atas. Kita mulai dulu dua unsur pertama, yaitu para rasul dan para penatua.
3. Dari 12 rasul itu, masing-masing pati melaksanakan Mat 28:18-20, yaitu memberitakan Injil keluar Israel. Disana mereka juga punya murid-murid, dan para murid mereka itu pun memuridkan orang lain lagi… begitu seterusnya.
4. Tetapi kemudian, di masa kini, kita melihat bahwa Magisterium Gereja Katolik ROMA, hanya diwakili oleh murid-murid (yang disebut ‘penerus’) Rasul Petrus saja, bukan (CMIIW)? Kita ambil contoh, misalkan para ‘penerus Petrus’ ini berjumlah 300 orang (uskup plus kardinal). Penerus Andreas 50 orang. Penerus Yohanes 50 orang, Andreas 50 orang, dst… Anggaplah diluar penerus Petus, jumlah para ‘uskup’ ini adalah 700 orang, sehingga jumlah keseluruhan penerusnya adalah 1000 orang.
Pertanyaannya:
1. DIMASA KINI, yang disebut MAGISTERIUM Gereja Katolik itu apakah yang berjumlah 300 orang (hanya dari pihak Petrus saja) atau yang berjumlah 1000 orang (yaitu yang berasal dari dari penerus 11 murid Yasus lainnya plus penerus para penatua non-rasul)? Jadi ada kemungkinan ‘perbedaan’ komposisi antara Magisterium dalam konsili pertama (di Yerusalem) dengan Magisterium Katolik masa kini, bukan?
Betul. Dunia berubah, maka banyak hal, termasuk komposisi Magisterium berubah sesuai kebutuhan.
2. Jika memang benar ‘ada perbedaan komposisi’ Magisterium, maka apakah KEBERADAAN Magisterium MASA KINI (yang diklaim sebagai Magisterium Gereja universal) adalah SAH?
Masih ingat janji Kristus yang mengatakan akan menyertai sampai akhir zaman, bukan?
3. Jika memang benar ‘ada perbedaan komposisi’ pada kedua Magisterium, maka apakah penetapan berbagai dekrit definitif yang infallible OLEH Magisterium Gereja Katolik MASA KINI adalah SAH?
Masih ingat janji Kristus yang mengatakan akan menyertai sampai akhir zaman, bukan?
4. Jika penetapan dogma infalibilitas Paus (sekalipun dalam ex-cathedra) adalah dilakukan oleh Magisterium MASA KINI yang berbeda dengan komposisi Magisterium perdana, apakah penetapan dogma itu SAH?Masih ingat janji Kristus yang mengatakan akan menyertai sampai akhir zaman, bukan?
Sejak semula, para murid Jesus Kristus itu selalu mematuhi perintah ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.

Damai, damai, damai.
« Last Edit: February 28, 2013, 04:55:50 PM by Husada »
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline donalbebek

  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 577
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #505 on: March 01, 2013, 01:34:36 PM »
Siapakah Kepala RT di PL dan di PB?

Tks.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #506 on: March 02, 2013, 04:05:58 PM »
Damai bagimu Epafras.
Pertanyaannya:
1. DIMASA KINI, yang disebut MAGISTERIUM Gereja Katolik itu apakah yang berjumlah 300 orang (hanya dari pihak Petrus saja) atau yang berjumlah 1000 orang (yaitu yang berasal dari dari penerus 11 murid Yasus lainnya plus penerus para penatua non-rasul)? Jadi ada kemungkinan ‘perbedaan’ komposisi antara Magisterium dalam konsili pertama (di Yerusalem) dengan Magisterium Katolik masa kini, bukan?
Epafras, ketika Jesus Kristus bersabda, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Itu berada pada perikop Perintah untuk memberitakan Injil pada Mat 28:16-20. Seluruh sabda itu disampaikan kepada 11 murid Jesus Kristus (tanpa Yudas Iskariot).

Mengingat selama pelayanan yang diberikan oleh Jesus Kristus sudah selalu dihadiri banyak orang, kiranya bisa kita sepakati bahwa ketika sabda itu disampaikan, pengikut Kristus bukan hanya yang 11 itu, kan? Tetapi, sabda itu disampaikan hanya kepada ke-11 murid. Artinya, kesebelas murid itulah yang dijanjikan akan disertai sampai akhir zaman. Kesebelas orang itu pula yang memiliki kompetensi mengajar. Sebab, kepada mereka dikatakan Jesus Kristus, "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." Artinya, pengikut Kristus selain dari yang 11 orang itu tidak memiliki kompetensi mengajar.

Pada masa dewasa ini, raga ke-11 orang itu telah tiada. Apakah penyertaan Jesus Kristus seperti dijanjikanNya kepada ke-11 murid itu hanya janji kosong? Tentu tidak. Karena segala sesuatu yang diperintahkan oleh Jesus Kristus diwariskan yang disebut sebagai Tradisi Suci. Yang namanya Tradisi Suci itu tidak tertulis. Jadi, Tradisi Suci itu diwariskan turun temurun kepada pengikut atau murid ke-11 murid penerima sabda. Dan mereka adalah kelompok yang satu.

Apabila seiring dengan perjalanan waktu, murid dari murid dari murid dari murid... para nggota kelompok yang satu itu ada yang melepaskan diri dari kelompok yang satu itu, apakah menurut Epafras, kelompok yang memisahkan diri itu tetap mewarisi kompetensi mengajar? Menurut pemahaman saya, kelompok yang memisahkan diri dari kelompok yang satu itu, tidak lagi memiliki kompetensi mengajar, sebab kompetensi mengajar diberikan oleh Jesus Kristus hanya kepada kelompok 11, kelompok yang satu. Yang mewarisi kompetensi mengajar adalah para murid ke-11 murid itu, yang tidak memisahkan diri dari kelompok.

Nah, komposisi sekarang dari para murid pewaris kompetensi mengajar yang diturunkan dari 11 murid penerima kompetensi itu, sudah berbeda dengan komposisi ke-11 murid langsung Jesus Kristus. Dengan demikian, saya kira pertanyaan Epafras mengenai itu sudah terjawab.

2. Jika memang benar ‘ada perbedaan komposisi’ Magisterium, maka apakah KEBERADAAN Magisterium MASA KINI (yang diklaim sebagai Magisterium Gereja universal) adalah SAH?
Saya kira sebelum pertanyaan ini dijawab, baiklah kita menanyakan, apakah sabda Jesus Kristus yang bilang "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" dipandang SAH atau tidak? Jika itu dipandang SAH, maka kompetensi mengajar juga dipandang SAH. Jika itu dipandang TIDAK SAH, maka kompetensi mengajar yang dimiliki sekarang ini juga harus dipandang TIDAK SAH.

3. Jika memang benar ‘ada perbedaan komposisi’ pada kedua Magisterium, maka apakah penetapan berbagai dekrit definitif yang infallible OLEH Magisterium Gereja Katolik MASA KINI adalah SAH?
Komentar saya untuk ini, sama dengan komentar pada pertanyaan sebelum ini.

4. Jika penetapan dogma infalibilitas Paus (sekalipun dalam ex-cathedra) adalah dilakukan oleh Magisterium MASA KINI yang berbeda dengan komposisi Magisterium perdana, apakah penetapan dogma itu SAH?
Komentar saya atas ini juga sama dengan yang sebelumnya.

Semua pertanyaan di atas muncul karena Gereja Katolik memiliki sistemnya sendiri yang berbeda dengan model atau sistem yang dipaparkan dalam Kitab Suci, misalnya tentang komposisi Magisterium di atas.
Saya kira, ayat-ayat yang diacu pada adalah ayat Kitab Suci. Saya tidak mengerti apa dasar Epafras menyimpulkan ayat Kitab Suci berbeda dari ayat yang dipaparkan dalam Kitab Suci.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #507 on: March 02, 2013, 04:42:18 PM »
Damai bagimu Epafras.
Benar, Husada, saya mempercayai bahwa Katolik mengajarkan demikian. Tetapi postingan-postingan  saya yang Anda tanggapi di atas adalah upaya saya yang sedang berusaha menampilkan perspektif tentang implikasinya dari ayat itu dalam kaitannya dengan BANGUNAN “B” (yaitu Gereja Katolik) yang ‘terlepas dari ‘DASAR’ Kristus’.
Saya kurang dapat mengerti, Epafras mengatakan bahwa Epafras percaya bahwa Katolik mengajarkan pengikut Kristus untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Jesus Kristus, tetapi di sisi lain Epafras ingin menampilkan perspektif yang lepas dari dasar Kristus. Saya jadi ingat pada posting an yang menyimpulkan Kristus tidak sama dengan Kristus. Bagaimana mungkin? 
Saya juga tidak tahu pasti apakah Katolik melarangnya atau tidak.
Sepanjang yang saya pahami, Katolik tidak melarang itu, tetapi Katolik memilih produk Kristen daripada produk Yudaisme.
‘Nama diri’ gereja-gereja boleh berbeda-beda dan dengan demikian bisa menjadi sangat banyak. Tetapi tiap gereja itu adalah anggota dari ‘Gereja’ yang SATU yang didirikan Kristus di atas dasar batu karang, yaitu Diri-Nya sendiri. Masing-masing gereja itu punya nama diri dan tiap ‘nama diri’ boleh dikatakan, mewakili satu nama gereja lokal. Setiap orang anggota dari gereja lokal itu adalah anggota dari ‘Gereja yang SATU’ itu, yaitu yang didirikan oleh Yesus Kristus diatas dasar batu karang Kristus, karena mereka tetap meyakini Mat 16:16 dan Yoh 3:16.
Bagaimana mungkin mengatakan Gereja yang satu, kalau nyata-nyata ada kelompok yang memisahkan diri dari Gereja yang mula-mula?

Mat 16:16 disusul oleh Mat 16:17 yang adalah pernyataan Jesus Kristus kepada pribadi Simon bin Yunus. Di Mat 16:17, menurut saya adalah perkataan Jesus Kristus kepada Simon saja, tidak kepada semua muridNya. Bahkan Jesus Kristus masih mengaitkan Simon dengan Yunus ayah Simon. Jadi, menurut saya, itu hanya kepada Simon.

Tentang Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal, saya kira tidak terkait dengan kompetensi mengajar (Magisterium). Justru Yoh 3:16 itu mengatakan bahwa setiap orang yang menerima ajaran Jesus Kristus yang disampaikan melalui Magisterium akan beroleh hidup yang kekal.
Dengan demikian kita harus membedakan antara ‘gereja lokal’ (yang boleh berjumlah ribuan dengan nama diri denominasi masing-masing), dengan ‘Gereja’ yang berjumlah HANYA SATU saja.
Gereja lokal yang demikian banyak itu tidak dapat digeneralisasi sebagai ‘perpecahan’ sebelum kita dapat memastikan apakah tiap gereja lokal itu didirikan karena motif yang berorientasi kepada ‘sosok individu manusia’ atau bukan.
Kalau gereja lokal yang demikian banyak jumlahnya itu didirikan BUKAN karena motif yang berorientasi kepada ‘sosok’ individu, maka hal demikian tidak dapat dikategorikan ‘perpecahan’.
Saya kira, jika Gereja yang memiliki Pengakuan Iman seperti yang dirumuskan di Konsili Nicea, adalah Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Di luar itu, bukan lagi Gereja Yang Satu.
Fokus (orientasi) Protestan bukan soal dapat-tidaknya ditarik ‘garis waris’ secara historis hingga kepada Kristus, melainkan “Apakah mereka memiliki-atau-tidak ‘pengakuan’ yang diberikan Bapa kepada Petrus tentang Yesus Kristus”, yang mengacu kepada Mat 16:16 (‘bukan hanya’ pada Mat 16:18, maaf untuk sementara saya menggunakan kata ‘bukan hanya’).

Oleh karena hanya berbasiskan ‘pengakuan’, maka jelas tidaklah penting apakah terkait dengan garis-waris yang dirunut hingga kepada Petrus dan Kristus. Nah, ‘pengakuan’ itu dihargai Kristus, dan dihargai Allah karena ‘diberikan’ oleh Bapa, sekalipun mungkin tidak dihargai oleh Katolik karena mengabaikan nilai warisan sejarah. Tetapi perlu dinyatakan disini bahwa itu tidak berarti Protestan tidak menghargai warisan sejarah. Protestan hanya menempatkan warisan sejarah itu pada posisi fallible (yang tidak setara dengan Kitab Suci).
Tentang Mat 16:16, sudah saya komentari di atas.
Demikian juga, ajaran Protestan diperoleh dari Roh Kristus (Roh Kudus, Yoh 16 yang sudah Anda kutip sebelumnya), baik yang ada kaitannya dengan ajaran bapa gereja maupun tidak. Kalaupun terlepas dari warisan sejarah (ajaran para bapa gereja) dan Anda mempersepsinya sebagai ‘ujug-ujug‘ diperoleh dari Kristus, itu tidak menjadi masalah tetapi mereka tetap meyakini bahwa ajaran mereka tidak bertentangan dengan Kitab Suci (walaupun mungkin bertentangan dengan Tradisi Suci), dalam arti ‘dapat diuji’ dan terbuka kemungkinan untuk ‘terbukti keliru’ agar ditemukan ajaran/rumusan baru yang dapat diyakini sebagai ‘benar’, sekalipun ‘MUNGKIN’ tidak nampak ditekankan oleh para bapa gereja, dan ASALKAN tidak berorientasi kepada sosok individu sehingga dinilai Allah sebagai ‘perpecahan’.
Baiklah kalau begitu. Pemahaman saya sudah saya berikan, bahwa kumpulan yang bersama Jesus Kristus dijanjikan akan disertai oleh Jesus Kristus sampai akhir zaman. Kalau ada yang tadinya bagian dari kumpulan itu, kemudian memisahkan diri (lepas dari apapun alasannya), Epafras maknai masih setara dengan kumpulan yang ditinggalkannya (dengan berbagai argumen yang menurut Epafras cukup logis) ya sudah. Menurut pemahaman saya, Jesus Kristus hanya mendirikan satu jemaat (Gereja), yang dirumuskan oleh Konsili Nicea, Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline donalbebek

  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 577
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #508 on: March 02, 2013, 05:09:25 PM »
Wow...

Memang benar kok bahwa Yesus adalah batukarang.

Tapi yg dimaksudkan dalam Mat 16:18 adalah bukan BATU KARANG = Yesus, melainkan Petrus.

Yesus BUKAN membicarakan diriNYA sendiri dalam ayat itu melainkan membicarakan si Petrus.
Lihat dong konteksnya dari ayat 15-19

Peter the Rock : http://forumimankristen.com/index.php/topic,1311.0.html

Wow,,

Subyektif.

Tks.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Yang dimaksud "Perpecahan Jemaat" sampai dimana sih ?
« Reply #509 on: March 02, 2013, 05:17:45 PM »
Damai bagimu Efapras.
‘Gereja’ adalah SATU. ‘Gereja’ yang SATU itu bersifat ‘katolik’ dibangun di atas DASAR Kristus. Tetapi kemudian ada sekelompok orang yang menjadikan kata sifat ‘katolik’ itu menjadi ‘nama diri’, yaitu ‘Gereja Katolik’ (dalam analogi Anda adalah ‘mengaku diri sebagai keluarga besar’), yang dibangun di atas DASAR Petrus. Maka, jadilah ‘Gereja Katolik’ ini salah satu dari gereja lokal seperti gereja lokal Protestan (bedanya, DASARNYA bukan DASAR Kristus). Dengan pengubahan kata sifat menjadi nama diri ‘Gereja Katolik’ ini, ia bukanlah ‘keluarga besar’, melainkan ‘anak’ (dalam analogi Anda, tetapi apakah masih dapat dianalogikan dengan 'anak' jika DASAR-nya bukan Kristus?), sedangkan ‘Keluarga Besar’ itu adalah ‘Gereja yang SATU’ itu.

Karena Gereja Katolik ‘boleh’ memiliki nama diri, maka gereja-gereja Protestan pun boleh membuat nama diri untuk gereja lokal mereka masing-masing (sebagai 'anak' dalam analogi Anda), ASALKAN tidak memproduksi sejenis EENS, tidak membangun di atas dasar lain selain yang telah diletakkan yaitu Kristus, tidak membangun dogma infalibilitas, dll.

Bergabungnya gereja-gereja lokal Protestan itu dalam PGI maupun PGLII menjadi bukti bahwa mereka membuka diri terhadap kata ‘saling’ yang banyak diajarkan dalam Kitab Suci, termasuk saling mensehati, saling menegur, saling menguatkan dan sebagainya, sebagai bukti ‘saling mengasihi’ sebagai saudara seiman dan sesama anggota Tubuh Kristus (Gereja yang SATU, ‘Keluarga Besar’ dalam analogi Anda).

Perilaku ‘saling-saling’ inilah yang tidak dimungkinkan oleh Katolik (padahal sama-sama ‘anak’ dalam analogi Anda). Gereja Katolik, seperti yang Anda katakan, ‘tidak menggubris’ (jika ada teguran). Saya sudah tahu itu, makanya saya tuliskan di atas, bukan? Lalu, untuk apa saya cemberut? Saya justru prihatin, alias berbelas kasihan…
Maaf Epafras, Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya itu bukan saya yang mengatakannya. Itu adalah ayat Injil tulisan Matius. Ayat itu saya maknai, bahwa Jesus Kristus akan mendirikan jemaat (Gereja)Nya di atas batu karang (Petrus), sebab itu adalah perkataan Jesus Kristus sendiri.

Ooo, begitu, ya… Lalu apakah Anda bermaksud untuk mengenyampingkan dan membuang tafsiran yang mengatakan bahwa ‘menanam’ dan ‘menyiram’ adalah ‘ajaran’ dan/atau ‘pelayanan’?
Siapa yang menafsirkan? Dalam ayat itu, saya kira, apa yang dimaksudkan dengan 'menanam' dan 'menyiram' bukan perbedaan ajaran. Ajaran Jesus Kristuslah yang ditanamkan kepada manusia yang belum mendengar kabar suka cita mengenai Injil. Ajaran Jesus Kristuslah yang disiramkan kepada orang yang telah mendengar kabar suka cita, tetapi masih memerlukan pendalaman, penumbuhan. Apa yang ditanam, dan apa yang disiram, ya sama saja, AJARAN JESUS KRISTUS. Jika Anda mengartikan itu merupakan perbedaan ajaran, tampaknya kita berbeda pemahaman atas itu.

OK… semoga demikian, ya… Tapi yang pasti saya telah keliru memahami salah satu postingan Anda, bahkan mungkin yang terpenting.
Hmmm... maafkan saya kalau penyampaian saya tidak seperti yang Epafras inginkan. Namun, saya sudah berusaha semampu saya untuk menyampaikannnya dengan sesederhana mungkin.
‘Kan saya sudah bilang bahwa tidak ada yang tahu… Dan memang hal demikian bukan menjadi fokus saya. Yang menjadi fokus saya adalah keberatan hati nurani pihak lain yang seharusnya, kalau diakui sebagai saudara seiman yang kita kasihi (lihat Lumen Getium atau ‘KGK’ tentang ‘Gereja’ yang didahului dengan uraian tentang ‘kasih’ pada pasal-pasal pertamanya), maka kita harus mempedulikan, kita ‘care’, kita harus menggubris keberatan hati nurani mereka…

1Kor 10:29  “Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu. Mungkin ada orang yang berkata: "Mengapa kebebasanku harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain?
32  Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.
33  Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat”.


Jika Anda membaca keseluruhan pasalnya, maka Anda dapati bahwa ‘keberatan hati nurani’ adalah prinsip umum, tetapi kasus yang diangkat waktu itu adalah tentang ‘makanan’. Kalau seseorang keberatan hati nuraninya tentang apa yang Anda makan dalam salah satu kesempatan jamuan makan, maka Anda HARUS menggubris keberatan hati nurani orang itu. Demikian juga jika ada orang yang keberatan hati nuraninya dengan kasus lain, seperti berbagai gelar untuk Paus, bunda Maris, simbol dan ritual dalam Gereja Katolik…. jika ingin agar Katolik disebut sebagai ‘gereja’ kasih.

Kira-kira begitu penjelasan saya, Husada…
Baiklah, terima kasih. Namun, ijinkan saya komentari begini.

Katolik itu, bukan menginginkan jika dalam melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Jesus Kristus (baik lisan maupun tertulis) menjadi 'batu sandungan' bagi orang lain. Hanya saja, Katolik itu diajar untuk mengabarkan kabar suka cita sampai ke ujung bumi. Bila penerima kabar suka cita menginginkan agar metode pengajaran yang seharusnys dilakukan oleh Gereja sesuai dengan kehendak calon penerima, kayaknya itu tidak akan terpenuhi. Sebab, Gereja mengajarkan agar para murid Jesus Kristus mengajarkan segala sesuatu yang telah diperintahkan Jesus Kristus (baik lisan maupun tertulis) sampai ke ujung bumi. Jika itu menjadi 'batu sandungan' bagi orang yang menerimanya, pantas disesalkan, namun menjadi 'batu sandungan' bukan merupakan tujuan. Tujuan adalah mengenalkan ajaran Gereja yang diterima dari Jesus Kristus dan diwariskan turun temurun.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA