Nahhh yang atas ini bener2 enggak obyektif ....
Sis Kitty disamakan dengan Sis Lily...
yo oloh ! maap... seribu maap Kitty.
Saya kurang naro perhatian bhw post itu dari hello Kitty ... maapken yaaa
Untuk mencapai kelulusan tersebut tentunya ada ujian2 yang harus dilewati.
Dan tentu ujian2 ini bersifat obyektif berupa penilaian angka, sehingga memudahkan bagi si anak tersebut menyadari bahwa dirinya berada pada posisi dimana.
Bila tidak ada ukuran obyektif, jangan2 sudah berpuas diri merasa telah melampui standar yang ada padahal kenyataannya belum.
Seorang anak telah melalui event ulangan/ujian.
1 + 1 dia isi = 10
2 x 2 dia isi = 2
dst yang jawabannya banyak yang salah.
subjektifAda yang nanya ke ni anak :
Q : gimana ulangannya ?
A (dgn yakin) : keciiilll... gecel
Q : kamu bisa ngisinya dan isinya bener ?
A (dgn yakin) : ya... tentu bener donk isinya
objektifDari hasil nilai ybs.... anak ini gak lulus.
Mungkin begitu yah maksudnya phooey ?
Kok perasaan saya nggak gitu cocok ya kalo diterapin ke Iman sso ?
.
IMO ibarat orang parisi dijaman Yesus tsb, sepertinya baik secara objektif maupun secara subjektif = OKE .... namun sepertinya, secara perkataan Yesus - kayaknya nggak OKE ? Dan itu yang ngomong Yesus loh ....
(apakah ada sso dijaman sekarang yg bisa mewakili Yesus, dengan berkata kira kira seperti yang dikatakan Yesus semasa Dia hidup ?) Please CMIIW.
salam.