Dear all,
untuk lebih memperkaya pandangan kita ...
Bagian 1.Tradisi Yahwis dan Elohis
Exodus
Pembebasan dari perbudakan di Mesir, dan Exodus menuju Kanaan, Tanah Perjanjian adalah pengalaman penting bagi bangsa Israel. Peristiwa-peristiwa tersebut membuat bangsa Israel "menemukan" Tuhan sebagai pembebas dan penyelamat.
Kerajaan Jerusalem (Daud dan Solomo)
Sekitar tahun 1000SM Daud menaklukkan Jerusalem, menjadikannya sebagai ibukota kerajaan, dan menyatukan suku-suku Israel di Utara dan Selatan. Salomo, anaknya, mengorganisasikan, melengkapi, dan menyempurnakan atribut kerajaan. Pada saat kekuasaan Salomo, bangsa Israel sudah memiliki tanah, raja, dan Bait Allah (tempat Tuhan menyatakan diri-Nya kepada manusia).
a. Tradisi Yahwis [J]
Naskah yang berasal dari tradisi ini disebut naskah Yahwis karena menggunakan kata Yahweh (YHWH) untuk menyebut Tuhan. Dalam Alkitab bahasa Inggris kata Yahweh diterjemahkan sebagai LORD (huruf besar semua), dalam Alkitab bahasa Indonesia sebagai Tuhan (huruf besar semua). Yahweh dipercaya sebagai penulis hukum Israel. Pengucapannya tidak diketahui dengan pasti karena jarang disebut-sebut. YHWH biasanya diartikan "Adalah Dia", atau sebagai kata pertama dari nama "yahwer-ser-yihweh" yang berarti "Dia yang menciptakan segala yang diciptakan". Ini berarti penamaanNya sebagai Sang Pencipta. Yahwist berarti pengikut Tuhan. Seorang Yahwist percaya hanya Tuhan Maha Pencipta, pencipta segala termasuk diriNya sendiri, penentu nasib, penyelamat dan penghukum umat manusia. Tradisi Yahwist sangat monoteistik, percaya bahwa Tuhan hanyalah Yahweh dan tidak ada Tuhan lain. Yahwist juga berarti para penulis atau sumber awal dari Alkitab (PL). Sumber-sumber ini bermasa sekitar tahun 950 SM. Tulisan-tulisan bertradisi J, lazim dikenali dari ciri tulisan yang bergaya jelas dan indah, berkonsep anthropomorfisme, pandangan positif terhadap masyarakat agraris, pemerintahan dan sistem raja.
b. Kitab-kitab
Sebagian Torah (dari tradisi Yahwis [J], yaitu Kej; Kel; dan Bil). Bagian yang paling mudah dikenali terdapat dalam Kisah Penciptaan, Kitab Kejadian Pasal 2 dan 3.
Kerajaan Israel (utara) (935~722 SM)
a. Latar belakang
Situasi geografis. Kerajaan Israel terletak di perbukitan Samaria, dan dataran Sharon dan Jezreel. Semula beribukota di Tirzah yang menghadap ke Jordan, lalu dipindahkan ke Samaria pada masa Raja Omri. Sejak saat itu Israel mempunyai hubungan yang lebih mudah dengan para pangeran Kanaan di bagian Utara (sekarang Libanon dan Siria).
Situasi ekonomi. Keadaan ekonomi relatif bagus, berkat hubungan internasional yang mudah dan perdagangan gading dan kayu hitam, tetapi tidak memberikan keadilan sosial (Am.3:12, 5:11, 6:4).
Situasi religi. Penduduk Israel banyak melakukan kontak dengan kaum Kanaan, Tyre, Sidon dan Damaskus, dibandingkan dengan penduduk Jehuda. Kepercayaan Kanaan sangat menarik bagi masyarakat agraris karena berpusat pada kekuasaan dewa-dewa bumi, Baal dan Astartes, yang dipercaya memberikan kesuburan pada tanah, dan kemakmuran bagi manusia. Penduduk Israel banyak yang mempraktekkan dua kepercayaan sekaligus, menyembah Baal dan Yahweh. Karena persaingannya dengan Jehuda, Yerobeam berupaya mencegah penduduk Israel beribadah ke Bait Allah, di Jerusalem (Jehuda), dengan membangun dua patung lembu di Dan dan Bethel (Raj.12:26), seperti pedestal untuk tabernakel.
Situasi politik. Israel bersistem monarki, melanjutkan cara yang diterapkan Daud dan Salomo. Penduduknya dari beberapa suku Jahudi. Para rajanya bukan dari keturunan Daud, mereka bahkan berasal dari kalangan yang tidak puas dengan Salomo yang terlalu berpihak pada sukunya sendiri (Jehuda). Para rajanya bukan jaminan kebersatuan rakyat seperti di Jehuda.
Situasi internasional. Dalam masa kerajaan Israel, pengaruh Mesir menyurut, sementara Asiria menguat.
b.Tradisi Elohis [E]
Dalam bahasa Ibrani, "Elohim" berarti "Tuhan-Tuhan", bentuk jamak. Bentuk tunggalnya "El" dapat ditemukan di Kitab Ayub, berasal dari akar kata yang berarti "Tuhan". "El" dan "Elohim" ditemukan saling bergantian dalam PL. Walaupun kadang-kadang digunakan untuk menyebut "Tuhan" (dengan "t" kecil), atau dewa, atau makhluk supranatural lainnya, biasanya "Elohim" dipakai untuk menyebut Tuhan bangsa Israel, yang punya nama "pribadi" Yahweh. Penggunaan bentuk jamak (Elohim) untuk menyebut Tuhan yang Esa bangsa Israel, biasa digunakan untuk mereflesikan keagunganNya yang jamak. Cerita atau tulisan dalam PL yang menggunakan "Elohim" untuk menyebut Tuhan, lazim disebut sebagai tulisan bertradisi "E", atau "Elohist". "Elohist" merujuk pada koleksi tradisi lisan yang menjadi sumber penulisan kitab Yahudi, dalam cerita-cerita jaman sebelum dan semasa Musa. Tradisi Elohist berasal dari kerajaan Utara, Israel, sehingga terutama berhubungan dengan cerita yang timbul atau beredar di bagian Utara. Salah satu contohnya adalah penggunaan kata "Horeb" untuk menyebut gunung yang suci dan "Amorites" untuk penduduk asli Kanaan. Berbeda dengan tradisi lain yang menyebut "Sinai" dan "Orang Kanaan". Tradisi Elohist terutama bertema sejarah sakral, panggilan untuk Israel, kepergian dari Mesir, pengembaraan dalam gurun, dan tanah perjanjian. Dalam tradisi ini Musa disebut sebagai nabi besar dan pencipta hukum. Tradisi Elohist menekankan kepatuhan iman dan kepatuhan pada hukum yang disebut "takut akan Tuhan".
c. Kitab-kitab
Sebagian Torah (dari tradisi Elohis [E], yaitu Kej; Kel; dan Bil); Amos; Hosea
Tradisi Jehovis, Deuteronomis, Priestly
Kerajaan Jehuda (925~587 SM)
a. Latar belakang
Situasi geografis. Wilayah kekuasaan Jehuda lebih kecil dibandingkan Israel. Posisinya terjepit di antara Israel di Utara, Gurun Nejeb di Selatan, Dataran Sefelah yang diikuasai Kaum Filistin di Barat. Beribukota di Jerusalem, melanjutkan kerajaan Israel bersatu di bawah Daud dan Salomo.
Situasi ekonomi. Perekonomian Jehuda terutama berasal dari hasil pertanian dan beternak, terutama domba. Jehuda mempunyai hubungan dagang dengan Mesir dan Arabia.
Situasi politik. Jehuda bersistem monarki, melanjutkan cara yang diterapkan Daud dan Salomo. Penduduknya terdiri dari suku Jehuda. Para rajanya dari keturunan Daud, dan dianggap merupakan jaminan kebersatuan rakyat, tidak seperti di Israel.
b. Tradisi Jehovis [JE]
Setelah jatuhnya Samaria, sebagian penduduk dan para imam kerajaan Israel mengungsi ke Selatan, Kerajaan Juheda, dengan membawa serta kekayaan tradisinya. Dalam masa akhir Jehuda, dilakukan penggabungan tradisi Yahwis [J] dari kerajaan Jehuda dengan Elohis [E] dari kerajaan Israel.
c. Tradisi Deuteronomis [D]
Bertunas di kerajaan Israel di Utara, tetapi mencapai perkembangan puncaknya di wilayah kerajaan Jehuda, setelah jatuhnya Samaria.
d. Kitab-kitab
Bagian dari Torah (bertradisi Deuteronomis [D]: Ulangan); Yosua; Hakim-hakim; 1 dan 2 Samuel; 1 dan 2 Raja-raja; Nahum; Zefanya; Habakuk; Yeremia; Yesaya-I (Yes.1-23, 28-33); Mikha; Sebagian Amsal (Ams.25-29, 22-24)
bersambung.....