Author Topic: Polusi Keagamaan  (Read 892 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline jakajayagiri-2

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 76
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Anti-Bruce
Polusi Keagamaan
« on: April 20, 2013, 12:52:36 PM »


Bruce, waktumu sudah habis, keluargamu akan hancur, nyawa dibayar nyawa, malu dibayar malu, hancur dibayar hancur! pasukanmu sudah tidak ada, buktikan ucapan saya, tidak lama lagi, bruce dan seluruh pengikutnya akan habis sehabis- habisnya! DEEEMIII.. TUUUU.. HAAAANNN..

Offline jakajayagiri-2

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 76
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Anti-Bruce
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #1 on: April 20, 2013, 12:53:23 PM »
Ilmuwan dari Maastrcht University mendapati bahwa nyala lilin dan dupa di dalam gereja bisa melepaskan partikel yang berpotensi menyebabkan kanker dalam tingkat membahayakan.

Demikian hasil penelitian yang dilaporkan pada awal Desember tahun lalu di European Respiratory Journal.

“Dari lilin yang menyala sehari penuh kami mendapati partikel 20 kali lebih banyak dibanding jalan yang sibuk lalu lintasnya,” ujar salah satu penggagas penelitian itu, Theo de Kok. “Sulit dipercaya kadarnya sangat tinggi sehingga kami harus melaporkannya ke masyarakat.”

Setelah serangkaian misa yang berlangsung secara berturut-turut, udara di sebuah gereja di Maastricht didapati mengandung partikel PM 10 sebanyak 20 kali lebih tinggi dari batas yang ditetapkan Uni Eropa. Partikel PM10 yang kecil dapat terhirup napas dan mendatangkan potensi bahaya. Menurut British Thoracic Society (BTS) polusi partikel, di luar maupun di dalam ruang, berbahaya bagi kesehatan paru-paru dan bisa menyebabkan penyakit pernapasan seperti emphysema dan bronkitis.

Di Maastricht, periset juga menemukan senyawa pemicu kanker seperti polycyclic aromatic hydrocarbons serta berbagai radikal bebas yang tidak diketahui jenisnya dengan kadar yang tinggi dari nyala lilin dan dupa tersebut.   

Atom-atom radikal bebas adalah sumber dan pemicu berbagai jenis tumor dan kanker.

“Paparan bahan-bahan tersebut tentu saja mengkhawatirkan, bukan bagi mereka yang hanya pada waktu-waktu tertentu saja datang ke gereja. tapi bagi pastur dan mereka yang bekerja di gereja,” kata de Kok.

Dikatakan, pengurus gereja di Maastricht segera memperbaiki ventilasi setelah penelitian tersebut. Ada pula gereja yang mulai menghentikan penggunaan lilin asli guna melindungi dan memelihara keawetan karya-karya seni yang menjadi kelengkapan interior gereja.

“Mereka, mengurangi pemakaian lilin, menggunakan lilin elektrik atau memperbaiki ventilasi,” tambah de Kok. [taz/okz/kcm]

http://voa-islam.com/islamia/christology/2010/12/01/2195/awas-bahaya-lilin-dan-lampu-natal/
Bruce, waktumu sudah habis, keluargamu akan hancur, nyawa dibayar nyawa, malu dibayar malu, hancur dibayar hancur! pasukanmu sudah tidak ada, buktikan ucapan saya, tidak lama lagi, bruce dan seluruh pengikutnya akan habis sehabis- habisnya! DEEEMIII.. TUUUU.. HAAAANNN..

Offline jakajayagiri-2

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 76
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Anti-Bruce
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #2 on: April 20, 2013, 12:54:00 PM »
Saintis: Dupa Sebabkan Kerusakan Paru-Paru

California, Amerika Serikat – Para saintis (ilmuwan) telah mendokumentasikan bukti bahwa dupa (hio) dapat merusak kesehatan manusia. Dupa populer di negara-negara Asia dan umum digunakan sehari-hari dalam agama Buddha dan Tao.

Di Amerika Serikat, dupa sering dijual di toko-toko makanan kesehatan dan digunakan untuk tujuan keagamaan ataupun untuk mengharumkan ruangan. Namun, menurut para saintis, dupa dapat membahayakan kesehatan.

Lin dan kolega, para peneliti yang mempelajari dupa, mengatakan bahwa ”komposisi yang khas dalam sebatang dupa terdiri dari 21% (dari berat) herbal dan bubuk kayu, 35% bahan pengharum, 11% bubuk adhesi, dan 33% batang bambu.”

Lin menyarankan masyarakat untuk mengurangi penggunaan dupa dan memberikan ventilasi pada ruangan ketika sedang membakar dupa, Ling mengutip bahwa ,”Polusi udara di dalam dan di sekitar berbagai kuil telah didokumentasikan dapat memberikan dampak merusak bagi kesehatan.”

Seperti halnya asap rokok dan asap kayu, asap dupa mengandung partikel-partikel, penghasil gas (karbonmonoksida, kadiodioksida, dan sulfurdioksida) dan bahan-bahan organik lainnya (benzena, toluena, xilena, aldehid dan polihidrokarbon policyclic aromatik ) yang menunjukkan dapat merusak kesehatan manusia.

Pembakaran dupa menghasilkan partikel-partikel empat (4) kali lebih banyak dibandingkan dengan asap rokok.

Menurut Agency for Toxic Substances and Disease Registry (Lembaga Pencatatan Racun dan Penyakit) toluena dapat menyebabkan sakit kepala, kekalutan, dan kehilangan ingatan. Xilena dapat menyebabkan sakit kepala, berkurangnya koordinasi otot, pening, kekalutan, dan merubah keseimbangan seseorang, iritasi pada kulit, mata, hidung, dan tenggorokan, dan kesulitan bernapas.

Menghirup asap dupa dapat menyebabkan kelainan fungsi tubuh , alergi, alergi kontak kulit, pertumbuhan, tumor, dan mutasi genetik.

http://berita.bhagavant.com/2008/06/05/saintis-dupa-sebabkan-kerusakan-paru-paru.html
Bruce, waktumu sudah habis, keluargamu akan hancur, nyawa dibayar nyawa, malu dibayar malu, hancur dibayar hancur! pasukanmu sudah tidak ada, buktikan ucapan saya, tidak lama lagi, bruce dan seluruh pengikutnya akan habis sehabis- habisnya! DEEEMIII.. TUUUU.. HAAAANNN..

Offline jakajayagiri-2

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 76
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Anti-Bruce
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #3 on: April 20, 2013, 12:54:25 PM »
Dupa sebagai Polusi dan Tidak Menyehatkan!
OPINI | 20 January 2012 | 23:07 Dibaca: 136 Komentar: 1 Nihil

Tiga hari lagi kita harus mengucapkan Terima Kasih kepada Mendiang Pak Abdurrahman Wahid karena telah mencabut Inpres Nomor 14/1967 yang akhirnya Imlek dilihat waktu solar yang menandai dimulainya musim semi resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional. Perayaan Imlek tidak jauh-jauh dari yang namanya Tradisi Angpao, Lampion, Kue Keranjang dan tentunya sembahyang di Klenteng-klenteng (walau sekarang sudah tergerus oleh jaman, lebih memilih untuk jalan-jalan ke pusat perbelanjaan) (baca: http://bit.ly/aqEtzk)

Ketika kita mengunjungi Klenteng, apalagi pada saat perayaan IMLEK, Dupa-dupa dan Lilin setinggi 2 meter sudah sangat biasa dijumpai, asap dupa yang mengepul-ngepul dilangit hingga menyesakkan paru-paru dan membuat perih mata. Pada awal mula diciptakan Dupa hingga sekarang ini, Dupa memiliki banyak fungsi, mulai dari ritual agama untuk persembahan dewa-dewa, mengusir roh-roh jahat, untuk relaksasi bahkan untuk pengobatan (baca: http://bbc.in/zHXKXv), namun perlu diperhatikan, Dupa akan bermanfaat apabila dalam jumlah yang sedikit dan Dupa terbuat dari bahan alami yang memang berfungsi untuk pengobatan/relaksasi.

Sekarang ini dupa telah banyak mengalami perubahan, mulai dari corak, aroma serta bahan-bahan pembuatannya. Zaman serba cepat ini mana mungkin produsen bisa menunggu bahan baku alami yang prosesnya harus memakan waktu lama. Bahan kimia seperti bibit pewangi, pewarna dan beberapa macam lagi sudah dipakai bahan kimiawi.

Dan penelitian yang sekarang mencuat adalah Dupa dapat menyebabkan ASMA karena Dupa menciptakan zat berbahaya, seperti bensol dan poliaromatik hidrokarbon. Menghirup asap Dupa terlalu banyak dapat menyebabkan berbagai kanker pernafasan, termasuk kanker oral, saluran pernafasan dan paru-paru. Paparan dalam waktu yang lama dan sering terhadap pembakaran dupa berhubungan dengan peningkatan risiko signifikan dari squamous cell cancers pada organ pernafasan bagian atas. (baca: http://bit.ly/dtmgZA)

Membakar dupa dengan pengertian yang tidak benar adalah perbuatan bodoh dan sia-sia bahkan sangat merugikan. Menurut saya secara personal, dari pada membakar Dupa segepok banyaknya, segaban besarnya. Lebih baik uang untuk membeli dupa didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan. Atau digunakan untuk membeli bibit pohon untuk ditanam. Secara akal sehat, hal itu lebih berarti dan bermanfaat.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/20/dupa-sebagai-polusi-dan-tidak-menyehatkan-432576.html
Bruce, waktumu sudah habis, keluargamu akan hancur, nyawa dibayar nyawa, malu dibayar malu, hancur dibayar hancur! pasukanmu sudah tidak ada, buktikan ucapan saya, tidak lama lagi, bruce dan seluruh pengikutnya akan habis sehabis- habisnya! DEEEMIII.. TUUUU.. HAAAANNN..

Offline jakajayagiri-2

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 76
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Anti-Bruce
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #4 on: April 20, 2013, 12:54:51 PM »
Bakar Dupa, Rentan Picu Asma Anak

Anak-anak di rumah yang biasa membakar dupa kemungkinan lebih rentan menderita asma, menurut penelitian Taiwan yang mengusulkan keterkaitan dengan variasi genetika tertentu.

Dupa biasa digunakan selama ribuan tahun dalam berbagai ritual keagamaan dan upacara spiritual. Dalam beberapa bagian di Asia, orang umumnya membakar dupa dalam rumahnya -- kebiasaan yang menjadi populer di negara Barat juga.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Yungling Leo Lee dari Universitas Nasional Taiwan di Taipei menemukan bahwa sekitar 3.800 anak usia sekolah menengah, tiga persen umumnya menderita asma akut dan lebih dari lima persen sesak nafas bila berolah raga.

Anak yang orang tuanya biasa membakar dupa 36 persen cenderung menderita asma akut dan 64 persen sesak nafas saat mereka berolah raga, menurut penemuan yang diterbitkan di Jurnal Resperasi Eropa.

Di antara anak-anak itu, 48 persen tidak memiliki gen varian yang dikenal dengan GSTT1, yang membantu meregulasi sekelompok enzim yang melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif, termasuk reaksi yang disebabkan oleh asap rokok dan racun kimiawi lainnya.

Orang tanpa varian ini telah ditemukan lebih rentan terhadap alergi dan asma.

"Membakar dupa merupakan faktor risiko pada asma dan sesak nafas, khususnya pada anak tanpa GSTT1 yang rentan secara genetis," tulis Lee dan koleganya.

Anak-anak dalam penelitian Taiwan itu yang tidak memiliki gen tersebut terhitung 43 persen lebih cenderung mendapati asma daripada anak seusianya yang memiliki setidaknya satu varian gen itu.

Anak yang setiap hari terbiasa dengan asap dupa di rumahnya 78 persen kemungkinan menderita asma dibanding anak yang tidak terekspos oleh asap itu -- sebuah pola yang berbeda pada anak yang memiliki varian gen GSTT1.

Dupa umumnya berbahan dari tanaman wangi, seperti kulit kayu, damar, akar, bunga dan minyak nabati.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa membakar bahan-bahan tersebut dapat menciptakan zat berbahaya, seperti bensol dan poliaromatik hidrokarbon.

Penelitian pada 2008 yang diikuti lebih dari 61.000 orang dewasa China yang telah terpantau selama 12 tahun menunjukkan keterkaitan dengan penggunaan dupa akut dan berbagai kanker pernafasan, termasuk kanker oral, saluran pernafasan dan paru-paru.

Sementara kedua penelitian tersebut tidak dapat membuktikan bahwa dupa merupakan penyebab yang meninggikan resiko penyakit, penelitian terkini menguak kemungkinan penggunaan dupa secara terbatas di rumah dapat membantu mengurangi resiko asma untuk beberapa anak, kata Lee kepada Reuters Health melalui email.

Beberapa penelitian di negara-negara Asia telah menemukan hubungan antara pembakaran dupa dan gejala masalah pernafasan pada anak, tetapi lainnya -- termasuk seorang anak di Hong Kong -- tidak menemukan keterkaitan tersebut, kata Lee dan tim penelitinya.

Penelitian tersebut belum menjelaskan apakah penemuan tersebut dapat disamaratakan di negara lain, katanya.

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=5&id=45971
Bruce, waktumu sudah habis, keluargamu akan hancur, nyawa dibayar nyawa, malu dibayar malu, hancur dibayar hancur! pasukanmu sudah tidak ada, buktikan ucapan saya, tidak lama lagi, bruce dan seluruh pengikutnya akan habis sehabis- habisnya! DEEEMIII.. TUUUU.. HAAAANNN..

Offline jakajayagiri-2

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 76
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Anti-Bruce
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #5 on: April 20, 2013, 12:55:38 PM »
Asap Dupa Sebabkan Kanker

Bila Anda tinggal di lingkungan yang terpapar asap pembakaran dupa atau kemenyan sebaiknya waspada. Bisa jadi Anda adalah kalangan yang berisiko tinggi mengalami penyakit kanker.

Hasil sebuah riset di Singapura belum lama ini mengindikasikan, orang yang terpapar asap dupa atau kemenyan dalam waktu lama berisiko lebih tinggi mengidap penyakit kanker seperti kanker mulut, lidah dan kanker paru-paru. Bahkan, risiko ini tetap tinggi meski mereka bukan seorang perokok.

Menurut penelitian, paparan terhadap asap dupa dalam waktu lama dapat memperbesar risiko mengalami jenis-jenis kanker yang menyerang alat pernafasan bagian atas serta kanker paru-paru squamous. Jenis kanker paru-paru squamous merupakan kanker yang banyak ditemukan pada perokok.

Menurut pimpinan riset Jeppe T. Friborg, MD, PhD, dari Statens Serum Institut Kopenhagen, tingginya risiko pada perokok atau non-perokok mengindikasikan bahwa paparan asap dupa merupakan faktor risiko independen untuk kanker-kanker organ pernafasan.

Digunakan sejak beribu-ribu tahun lalu, dupa merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Asia dan India. Di Amerika dan Eropa, dupa juga banyak di bakar untuk keperluan sehari-hari.

Beragam tanaman dan minyak digunakan sebagai bahan pembuat dupa. Ketika dibakar, bahan campuran ini terbukti menghasilkan zat yang menyebabkan kanker (karsinogen) yang juga ditemukan pada asap tembakau. Karenanya, banyak penelitian yang telah menguji hubungan antara asap dupa yang terhirup ke paru-paru dengan kanker. Namun riset tersebut belum menemukan kesimpulan final.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan Jurnal Cancer ini merupakan riset pertama yanga memantau orang sehat dalam waktu yang lama sebagai upaya dalam memahami pengaruh paparan asap dupa terhadap risiko kanker

Lebih dari 60.000 keturunan China yang tinggal di Singapura dilibatkan dalam penelitian ini. Mereka dipantau selama beberapa tahun dan tak satu pun yang mengidap kanker. Para peneliti melakukan wawancara secara detil mengenai kebiasaan diet dan gaya hidup, termasuk penggunaan dupa.

Peneliti mencatat sekitar tiga perempat partisipan (wanita dan pria) dilaporkan adalah pengguna aktif dupa. Selama proses penelitian, ditemukan 325 kasus kanker organ pernafasan bagian atas dan 821 kanker paru-paru. Paparan dalam waktu yang lama dan sering terhadap pembakaran dupa berhubungan dengan peningkatan risiko signifikan dari squamous cell cancers pada organ pernafasan bagian atas.

http://nasional.kompas.com/read/2008/08/26/1254136/asap.dupa.sebabkan.kanker
Bruce, waktumu sudah habis, keluargamu akan hancur, nyawa dibayar nyawa, malu dibayar malu, hancur dibayar hancur! pasukanmu sudah tidak ada, buktikan ucapan saya, tidak lama lagi, bruce dan seluruh pengikutnya akan habis sehabis- habisnya! DEEEMIII.. TUUUU.. HAAAANNN..

Offline sniperX

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1954
  • Reputation Power:
  • Denominasi: ****
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #6 on: April 20, 2013, 01:12:32 PM »
TS pasti tidak tahu, bahwa penggunaan dupa pada ritual keagamaan justru terbanyak dilakukan oleh penganut Buddhist dan konghucu.

Coba cek lagi literatur yang tersedia online, agar terlihat lebih cerdas. Daripada menampilkan foto foto Katolik untuk menghina di forum ini.

Moderator tolong member ini diberi teguran.


Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #7 on: April 20, 2013, 10:08:21 PM »


Topik yang aneh dan enggak jelas nih ??

Apanya yang mau dibahas ?


 :think1:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #8 on: April 21, 2013, 11:15:43 AM »

Topik yang aneh dan enggak jelas nih ??

Apanya yang mau dibahas ?


 :think1:

Bau baunya kayak dendam kesumat

Tuhan Yesus memberkati

han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline sniperX

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1954
  • Reputation Power:
  • Denominasi: ****
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #9 on: April 21, 2013, 03:40:39 PM »
Dendam kepada Katolik? Memang Katolik salah apa sama TS, om?
Lagipula kalau soal penggunaan dupa, jelas umat agama lain (Buddha dan Konghucu) lebih banyak menggunakan dupa dan lilin.
Mengapa yang ditampilkan cuma dari ritual agama Katolik?

Seharusnya moderator peka dan teliti, posting seperti di atas sudah layak dijadikan perhatian.


Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #10 on: April 22, 2013, 01:29:45 PM »
Saran saya....... banned IP saja...
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Polusi Keagamaan
« Reply #11 on: April 22, 2013, 02:14:27 PM »
Sumber berita dari voa-islam? yang benar saja...situs ini selalu menyebar kebencian terhadap kekristenan. Lagipula berita di atas tidak berimbang dan tidak valid.

Peringatan untuk jakajayagiri alias worldpeace!

Nampaknya anda belum introspeksi diri untuk mengubah gaya diskusi dan posting anda ya? Topik saya lock.
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ