Bro, apa yg perlu diribetkan dari laki-laki sih???
Kepala laki-laki adalah Kristus.
Iyaa ... yg bold sependapat kook
.
Daaannn.... kepala wanita adalah laki2.
Sekalipun wanita tsb belon kawin (perawan tuing2)... kepalanya tetep laki2.
Begitu loh maksud saya, siip
.
Itu jd problem krn kamu buat njelimet sndiri.
iyah saya ngaku... hehehe
.
Cuma ini kan karena sedang mencoba mengertikan atas pertanyaan shakes yg di thread board Kristen tsb, siip.
Shakes membuat thread berdasarkan pengertian bhw ttg tudung-kepala tsb "kayaknya/sepertinya" bukan dikarenakan kultur/sosial saat itu, melainkan teologikal.
Paulus mngangkat topik suami-isteri utk mngantisipasi potensi masalah tkait suami-isteri.
bold juga awalnya saya berpendapat begitu, siip.
(dimana saya sempet "cerewet" ama saleh utk "mempertahankan" pendapat ini )Cuma
setelah saya nge-gugel, akhirnya saya mengetahui bhw kosakata "suami-istri" itu sendiri emang gak terdapat di bahasa aslinya ... makanya saya jadi berubah pendapat bhw kata "laki-perempuan" yg terdapat di ayat2 tsb kayaknya/sepertinya emang dimaksudkan secara general.
Jd skali lagi, ayat ini konteksnya adl suami-isteri terkait dg berdoa-bernubuat.
Hurufiahnya tidak, tetapi maksudnya memang suami-isteri.
Paulus pd konteks itu ngga lagi ngurusi yg perjaka-perawan.
oke ... oke deh
.
Patut BERDASARKAN norma yg berlaku di masa itu.
Nah itulah... yang saya tangkep ... pada dasarnya shakes (dan saya) juga sudah mempunyai pendapat spt quote diatas. Namun ketika dia perhatikan lagi, sepertinya shakes (juga saya jadinya ikutan) merasa ada alasan "teologikal" disitu mengacu dari ayat 3 tsb .... bukan sekedar karena
kultur jaman tsb ya begitu adanya.
Tidak patutnya menurut ukuran apa?
Menurut ukuran Kristen
.
Kl di JAMAN SEKARANG, seorang perawan/istri yg cepak bnubuat di mimbar apakah patut?
Patut saja Bro.
Makanya saya sempet curhat ke Oom Han... mungkin karena saya yang kolot ato apa deh .... karena pandangan saya (secara nonK) tidak patut
.
Entah pula kalo dari pandangan sesama Kristen, saya nggak tau.
IMO, sekalipun dari pandangan sesama Kristen adalah patut2 aja ... saya cuma sekedar bertanya-tanya ... secara manusia hidup bersosial, tidakkah umat Kristen
consider mana yg patut / mana yg tidak patut yg ditinjau secara umum ?
Maksud saya disini, bukan secara individual - melainkan secara "cerminan" yang menampilkan "jiwa" Kristen
.
Krn masa kini soal model rambut tidak jadi soal.
Secara general, betul ... nggak menjadi soal ... namun dikala penampilan pada sikon spesifik yang berbau keKristenan, tidakkah diharapkan para individu-nya "mencerminkan"
(yah.. walopun mungkin cuma sekedar tanda-jasmani/lahiriah dari suatu penampilan) Kristen ?
Kira harus hubungkan konteks ayat ini dg kseluruhan prinsip Injil.
Taurat Musa sudah batal, aspek lahiriah tidak lagi mjd standar pmbenaran.
Saya mengerti maksud siip. Aspek lahiriah/jasmaniah tudak menjadi standard pembenaran ... saya pun juga sependapat kook
.
Patut/Tidak Patut adl soal kultur.
Sependapat juga kook.
Dan sampe sekarangpun, manusia gak akan terlepas dari kultur.
Pertanyaan-nya : apakah para manusia ini juga
consider/concern dgn apa yang sedang berlaku secara sosial di kultur tsb ?
.
Tulisan Paulus ini tidak bisa digeneralisasikan sampai masa kini, krn skrg ukuran Patut/Tidak Patut sudah beda.
Ukuran-nya, ya memang sudah berbeda siip. Namun (imo) patut/tidak-patutnya
(kalo sso mao consider secara hidup bersama dgn masyarakat luas) TETEP ADA
.
Phatikan ya Bro :
Paulus mngatakan bhw jemaat Korintus sudah PATUT.
Yah... sepertinya saya berbeda "cara pandangnya" ...
.
Yang odading tangkep, Jemaat Korintus sudah PATUH dgn ajaran yang Paulus ajarkan ... namun sepertinya ada yang tidak-patut dilakukan oleh beberapa Jemaat Korintus tsb
.
Yaitu bhw para istri di Korintus menggunakan tudung kepala saat sdg bdoa/bnubuat.
Mngapa bgitu, krn itulah praktek yg bredar luas pd jaman itu shg jemaat Korintus sudah patut.
tapi kalo SEMUA Jemaat Korintus sudah PATUT, kenapa Paulus memberikan statement merah sbb, siip ?
(16) Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.dan apa yang perlu dipertimbangkan lagi, kalo jemaat2 tsb sudah patut ?
(13) Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?Mksd saya gini bro...
Ada agama ttentu yg mbawa kultur asal-muasal agama itu kemanapun agama itu dsebarkan.
Ke-Kristen-an tidak bgitu.
Kita ga wajib mbaca Alkitab dlm wujud bahasa asli,
Kita ga wajib pakai baju ala Yahudi/Romawi,
Kita bahkan ga wajib mnyebut gelar dan nama Tuhan scr sama persis dg lafal bahasa asli.
Kl masuk ke Cina, sebutlah Thian dan YeShu,
Kl masuk ke US, sebutlah God dan Jesus,
Kl masuk ke Indonesia, sebutlah Allah dan Yesus.
Maka itu, kultur dan ukuran PATUT ala Yahudi dan Romawi ga perlu masuk sampai kemanapun Injil dsebarkan.
saya mengerti dan sependapat siip.
Namun sekali lagi, patut/tidak-patut itu akan tetep ada .... ukurannya yang berbeda... Begitu maksud saya siip.
Ukuran jaman Yahudi/Romawi berbeda dgn jaman sekarang ... udah gak bisa diaplikasikan lagi di jaman sekarang ukuran2 patut/tidakpatut yg seperti itu...... namun di jaman sekarang, patut/tidak-patut itu sendiri masih mempunyai ukuran-nya sejalan dgn kultur/sosial lokasi, waktu, sikon dlsb yg berlaku
.
Ukuran Patut/Tidak Patut akan bgantung pd kultur stempat spanjang tidak mlanggar nafas Injil.
IMO, yang saya tangkep ... Paulus memang tidak mem-back-ground-in pemaparannya secara nafas injil, namun dia mem-back-ground-in berdasarkan Penciptaan
.
Ukuran bisa/boleh berubah-rubah karena perubahan jaman, namun natur berdasarkan Penciptaan (imo)
(maunya Paulus) jangan sampai berubah ---> Adam diciptakan duluan dari Hawa ---> Adam mempunyai kepala yang berambut kayak begimana - Hawa mempunyai kepala yang berambut kayak begimana ---> natur-nya adalah wanita mempunyai kepala yang
setidaknya berambut lebih panjang dari pria .... ukuran panjang/pendek-nya tergantung jaman yang berlaku ---> natur-nya wanita "dibawah" pria
.
(mohon kata "dibawah" jangan sampe di konotasikan negative meaning, yaaa ).Pd masa itu, prempuan yg tidak btudung pd saat bdoa/bnubuat dianggap tidak hormat pd 'kepala'-nya, maka itu tidak patut utk tidak btudung.
Di masa kini ngga gitu lagi.
pertanyaannya : ada atau tidak, ungu pada masa itu ?
.
Yg jd kebiasaan jemaat Korintus pd saat itu para istri dan wanita menggunakan tudung artifisial pd saat berdoa dan bnubuat.
dan odading jadi bingung
.
Makasih atas masukan2nya ya siip.
salam.