Damai bagimu, Bud.
Tapi, kok bisa gitu? Siapa yg membuat aturan begitu (bahwa yg kelmpok lebih berotoritas daripada yg individu)? Atas otoritas apa/siapa/dari mana aturan tsb berlaku?
Kayaknya, pikiran saya mengenai itu sudah pernah saya
posting. Baiklah saya ulangi.
Pikiran seperti itu saya artikan dari Mat 28:20,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Ayat itu dikatakan Tuhan Jesus Kristus hanya kepada 11 muridNya. Dari Mat 28:20 tersebut, saya artikan bahwa tidak semua pengikut Kristus memiliki otoritas mengajar. Mengapa? Karena pada saat itu (saat Mat 28:20 itu dikatakan Jesus Kristus) pengikut Kristus sudah banyak, meskipun tidak ada sumber informasi yang saya peroleh selain Alkitab. Saya menyimpulkan banyaknya pengikut Kristus, dari berduyun-duyunnya orang mengikuti kemana Jesus Kristus pergi. Dari sekian banyak pengikut Kristus itu, yang memiliki otoritas mengajar adalah yang 11 murid pendengar Mat 28:20 tersebut. Bila ada pihak diluar yang 11 itu, keputusan penetapannya tergantung pada ke-11 murid itu.
Si pemegang otoritas tsb, IMO, ga bisa ngapa-ngapain kalo pembaca tidak memberikan otoritas kepada mereka untuk mengatur pembacaannya. Pembacaan itu event yg personal. Sewaktu ada orang yg berkeputusan untuk berserah pada suatu kelompok tertentu dalam menginterpretasikan Alkitab, itu pun adalah keputusan personalnya.
Sedikit berbeda dengan pemahaman saya. Pemahaman saya, berdasarkan Mat 28:20 itu, yang memegang otoritas adalah ke-11 murid yang mendengar Mat 28:20 itu diperintahkan oleh Jesus Kristus sendiri.
IMO, yang benar-benar bisa mengatur pembaca adalah/hanyalah Allah.
Sependapat.
Lha, the so-called "pihak yg menentukan Scriptura sebagai landasan resmi dan utama" (atau "pihak yg menentukan Scriptura bukan landasan utama")adalah pembaca Alkitab kan? Ya, kita-kita ini. Anda, saya, teman-teman di sini, masing-masing.
Setelah
Scriptura dalam bentuk yang sekarang, apabila
Scriptura tersebut adalah yang diajarkan oleh ke-11 murid pendengar Mat 28:20 dan orang-orang yang ditetapkan oleh ke-11 murid itu, memang setiap orang bebas membaca dan mengartikan
scriptura sepanjang tidak bertentangan dengan yang diajarkan oleh murid Jesus Kristus yang perdana.
Kita masing-masing yang menentukan Alkitab itu apa, musti dibaca secara bagaimana. Ada yang musti menuruti kata suatu kelompok tertentu. Ada yg berpedoman 'teks menginterpretasi teks". Ada yg hanya membacanya sebagai buku dongeng. Ada yg membacanya untuk cari-cari polemik. dst dst...
Berbeda dengan pemahaman saya. Saya bebas merdeka membaca
Scriptura, bebas merdeka mengartikannya, dengan catatan, bahwa
Scriptura yang saya baca itu adalah yang diajarkan oleh ke-11 murid perdana dan penerus estafet kepengajarannya. Bila ada pembaca selain saya yang mengartikan berbeda dengan yang saya artikan, harus merujuk ke apa yang diajarkan oleh murid perdana dan penerus estafet otoritas mengajar mereka.
IMO, pembacaan Alkitab adalah event personal. IMO, interpretasi adalah tanggung jawab individu. Saya rasa hal ini bukan hal yang luar biasa, melainkan hal yg memang terjadi sehari-hari.
Sependapat, sepanjang untuk konsumsi sendiri. Kalau ingin diajarkan kepada orang lain, menurut saya, adalah yang sesuai denga apa yang diajarkan oleh murid perdana.
Salam
Damai, damai, damai.
Salam
Damai, damai, damai.