Author Topic: justified by faith, ALONE ?  (Read 14084 times)

0 Members and 10 Guests are viewing this topic.

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #120 on: August 12, 2013, 11:27:06 AM »
Mungkin anda masih belum bisa membedakan antara iman yang sejati dengan banyak iman yang palsu seperti diperingatkan Alkitab.

Iman yang sejati pasti tercermin dari buah buah roh seperti di kitab Galatia tsb.

Alkitab sudah mengatakan keselamatan sama sekali bukan hasil perbuatan manusia :


Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri


He he he he, mungkin juga, bro.
Tetapi mungkin juga karena saya tidak pernah melihat apa yang disebut dengan iman sejati itu.
Karena iman sejati tanpa perbuatan tentulah tidak ada.
Apakah anda sependapat?

Syalom

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #121 on: August 12, 2013, 12:53:06 PM »
Dan memang keselamatan hanya karena iman saja bukan perbuatan.

Iman yang berdasar kasih karunia adalah iman yang di implementasikan dengan perbuatan
bukan iman yang Tongkosong
dan sebagai contoh ketika Tuhan Yesus menjabarkan kasih kepada sesama manusia adalah seperti yang dilakukan orang samaria yang murah hati
bukan iman si Imam atau iman si orang lewi yang lewat lebih dahulu

jadi sekali lagi IMan kasih karunia adalah iman dengan perbuatan nyata
bukan iman Tongkosong

Tuhan Yesus memberkati


han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #122 on: August 12, 2013, 01:04:14 PM »
Dari ayat Injil Lukas berikut, sebenarnya sudah sangat jelas apa maksud Iman Sejati itu :

  Luk 10:25    Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

  Luk 10:26    Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"

  Luk 10:27    Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

  Luk 10:28    Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

  Luk 10:29    Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

  Luk 10:30    Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

  Luk 10:31    Kebetulan ada seorangimam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

  Luk 10:32    Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

  Luk 10:33    Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

  Luk 10:34    Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

  Luk 10:35    Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

  Luk 10:36    Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"

  Luk 10:37    Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"


Sangat simple dan to the point. Imam dan Lewi adalah orang orang yang 'beriman' tetapi tanpa perbuatan kasih, iman mereka hanyalah iman yang kosong, alias mati.

Syalom

Offline quovadis

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 166
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #123 on: August 12, 2013, 01:05:46 PM »
He he he he, mungkin juga, bro.
Tetapi mungkin juga karena saya tidak pernah melihat apa yang disebut dengan iman sejati itu.
Karena iman sejati tanpa perbuatan tentulah tidak ada.
Apakah anda sependapat?

Syalom

Perbuatan baik bisa dilakukan oleh banyak penganut agama kalau baik itu menurut ukuran manusia.

Tetapi perbuatan baik menurut ukuran Allah hanya yang keluar dari iman yang sejati saja yang berkenan bagi Allah.

Iman merupakan sumber perbuatan baik bagi Allah bukan sebaliknya bro,karena tanpa iman tidak ada yang berkenan bagi Allah.

Penjahat yg berbuat jahat selama hidupnya dan dia pula yang pertama bersama Kristus di Firdaus,hanya karena imannya saja.




« Last Edit: August 12, 2013, 01:08:16 PM by quovadis »

Offline quovadis

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 166
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #124 on: August 12, 2013, 01:07:23 PM »
Iman yang berdasar kasih karunia adalah iman yang di implementasikan dengan perbuatan
bukan iman yang Tongkosong
dan sebagai contoh ketika Tuhan Yesus menjabarkan kasih kepada sesama manusia adalah seperti yang dilakukan orang samaria yang murah hati
bukan iman si Imam atau iman si orang lewi yang lewat lebih dahulu

jadi sekali lagi IMan kasih karunia adalah iman dengan perbuatan nyata
bukan iman Tongkosong

Tuhan Yesus memberkati


han

Setahu saya tidak ada iman sejati yang tidak disertai perbuatan yang baik karena itu merupakan satu kesatuan.


Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #125 on: August 12, 2013, 01:08:40 PM »
Perbuatan baik bisa dilakukan oleh banyak penganut agama kalau baik itu menurut ukuran manusia.

Tetapi perbuatan baik menurut ukuran Allah hanya yang keluar dari iman yang sejati saja yang berkenan bagi Allah.

Iman merupakan sumber perbuatan baik bagi Allah bukan sebaliknya bro,karena tanpa iman tidak ada yang berkenan bagi Allah.

Penjahat yg berbuat jahat selama hidupnya dan dia pula yang pertama bersama Kristus di Firdaus.

Coba anda tafsirkan ayat ayat dari Injil Lukas di atas itu, bro.

Syalom

Offline quovadis

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 166
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #126 on: August 12, 2013, 02:17:17 PM »
Coba anda tafsirkan ayat ayat dari Injil Lukas di atas itu, bro.

Syalom

Itu contoh untuk menunjukkan siapa sesama saudara itu,tetapi bukan ajaran bahwa tanpa iman manusia bisa selamat.


Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #127 on: August 12, 2013, 02:28:28 PM »
Itu contoh untuk menunjukkan siapa sesama saudara itu,tetapi bukan ajaran bahwa tanpa iman manusia bisa selamat.

He he he he, imam jelas beriman, betul? Orang Lewi adalah suku yang dipercaya terhadap pengurusan Bait Allah, maka seharusnya beriman, betul? Orang Samaria adalah suku yang dihina oleh Israel, dianggap tidak punya iman, tidak layak diselamatkan, betul?

Jika Jesus saja menilai perbuatan orang Samaria itu lebih bernilai dibanding orang yang hanya 'mengaku' beriman tetapi ternyata kosong, maka apa yang akan anda tafsrikan lagi? Mengecilkan pesan Tuhan? Sya tidak berani, bro. Tuhan sudah jelas jelas menyatakannya.

Syalom

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #128 on: August 12, 2013, 05:14:39 PM »
Menurut saya iman sejati sudah mengandung kasih yang sejati pula, dan keselamatan hanya karena iman saja kata Alkitab.
quovadis,

dari yang bold ungu, saya sempet menemukan ayat yg menuntun saya utk berpendapat bhw Iman tidak sertamerta mengandung Kasih.

IMO, Iman sejati itu tumbuh ---> dan sifatnya makin kuat, BUKAN makin banyak ataupun makin sempurna dalam perbuatan2 baik kepada sesama.

Dilain sisi,
Kasih sejati itu tumbuh ---> dan sifatnya makin banyak ataupun makin sempurna dalam perbuatan2 baik kepada sesama.

apabila bold ungu = true, mengapa Paulus repot2 membedakan antara Kasih, Iman dan Pengharapan ?

Karena sudah banyaknya post disini, quovadis mungkin kelewatan membaca respond saya di #89 http://forumimankristen.com/index.php/topic,1498.msg49701.html#msg49701

anyway saya kutip sebaris ayat dimana kalimat2 ayat sbb tidak menuntun saya untuk bisa berpendapat bold ungu diatas :

dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna

Bagaimana menurut quovadis dgn ayat tsb ?

Quote
Dan memang keselamatan hanya karena iman saja bukan perbuatan.
sebenernya thread saya ini belon mau fokus dulu ke Keselamatan, melainkan mencoba mengerti dulu ttg Iman :).

Kesulitan saya disini sepertinya teman2 amat sangat buru2 mengaitkan Iman ke perihal Keselamatan (ada iman ada Keselamatan) - sehingga pengertian Keselamatan itu sendiri bagi saya menjadi "rancu" antara iman dan perbuatan (ada iman ada perbuatan ada Keselamatan).

Saya sebenernya lagi mau tau, apakah pengertian saya "masuk" atau kagak di keKristenan bhw Iman dan Kasih itu adalah dua unsur.

Iman menyangkut "perbuatan" (dengan tanda petik) personal antara individu manusia ybs dgn person/being rohaninya ---> tidak memfokuskan apakah ada individu manusia lainnya (sebagai pihak ke-3) yang perlu tahu secara nyata/literal/aksi yg terlihat/audible/visible (misal : berdoa, menahan diri /self-control, berharap, memohon, meminta, bersyukur, dlsb pokok tidak mementingkan apakah orang lain tau atau tidak - melainkan antara 2 person itu saja sudah cukup).

Kasih menyangkut perbuatan nyata dimana aksi si subjek literally visible ataupun audible bagi si objek yg berupa individu manusia lainnya.

Contoh orang Samaria, Lewi dan Imam ... (imo) tidak sedang membicarakan iman --- melainkan perbuatan kasih ke sesama manusia berdasarkan Kasih.

Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian![/u]"

Yang "menyedihkan" bagi saya ... sepertinya keKristenan membuat asumsi adalah : iman diluar Kristen adalah iman palsu, tidak bisa dikatakan iman, iman kosong, iman salah, tidak bisa dikatakan orang beriman, dlsb ... dan PASTI tidak mungkin bisa berbuat demikian ---- padahal dari contoh parabel orang Samaria tsb, saat itu Yesus belum mati - dan kalimat Dia sederhana, simpel dan tegas :

Perbuatlah demikian!

ataukah memang mesti diTAMBAHIN embel2 "tapi kalian mesti beriman dulu bhw Saya nanti mati disalib" ??? :D.

:)
salam.

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #129 on: August 12, 2013, 10:38:38 PM »

Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian![/u]"

Yang "menyedihkan" bagi saya ... sepertinya keKristenan membuat asumsi adalah : iman diluar Kristen adalah iman palsu, tidak bisa dikatakan iman, iman kosong, iman salah, tidak bisa dikatakan orang beriman, dlsb ... dan PASTI tidak mungkin bisa berbuat demikian ---- padahal dari contoh parabel orang Samaria tsb, saat itu Yesus belum mati - dan kalimat Dia sederhana, simpel dan tegas :

Perbuatlah demikian!

ataukah memang mesti diTAMBAHIN embel2 "tapi kalian mesti beriman dulu bhw Saya nanti mati disalib" ??? :D.


Bro oda, saya tertarik sama yg di atas nih hehehe...:D

Apakah kalimat "perbuatlah demikian" pasti selalu berfungsi sbg perintah positif (intruktif) yg dibaliknya ada asumsi "kamu bisa melakukannya"? (contoh: seorang guru tk mengajari anak didiknya membuat huruf "A" guru itu bilang "perbuatlah demikian")

IMO, tidak selalu. Kembali kepada konteks...hehehe  :D

Tapi, tentu saja bro oda bisa memaknai kalimat Yesus "perbuatlah demikian!" sebagai perintah positif (seperti yg dilakukan si guru TK dalam contoh saya). Itu sepenuhnya pilihan bro oda, dan pilihan selalu ada konsekuensi-konsekuensinya.

Saya sendiri memilih untuk memaknainya dng cara yg berbeda. IMO, fungsi kalimat Yesus "perbuatlah demikian!" dalam event komunikasi tsb adalah sindiran. Yesus semacam bilang "In your face, mister." hahaha... :D (http://www.urbandictionary.com/define.php?term=in%20your%20face)

Ada beberapa hal (konteks) yg membuat saya memilih untuk memaknainya begitu, antara lain: Lukas menyampaikan kepada pembaca bahwa event komunikasi tsb terjadi "untuk mencobai Yesus" (ayat 25)dan "untuk membenarkan dirinya" (ayat 29).

Salam

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: justified by faith, ALONE ?
« Reply #130 on: August 13, 2013, 12:41:02 AM »

    Nah dari yang bold :
    • 1. apakah hanya Allah yang membenarkan ?
    • 2. apakah manusia juga bisa membenarkan ?
    • 3. apakah iman saja dibenarkan - perbuatan2 dihakimi ?
    • 4. ataukah perbuatan2 dulu - baru iman dibenarkan ?
    • 5. ataukah Allah MEMERLUKAN iman dan perbuatan utk penjustify-an Dia ?
    • 6. yang apabila sso bertobat didalam hati (anggota tubuhnya porak poranda) gak lama mati ... Allah jadi kebingungan utk menjustify iman ybs karena BELUM/TIDAK ADA PERBUATAN dari orang tsb ?
    • 7. dengan demikian, justified by faith alone = impossible ?

    Bro oda, saya mau memenuhi undangan bro oda untuk urun jawaban.

    Pertanyaan2 tsb di dasarkan pada "yg bold", which is "dibenarkan oleh Allah". Jadi:

    • 1. apakah hanya Allah yang membenarkan ?
    --> Ya. Karena di yg bold itu tertulisnya "dibenarkan oleh Allah"
    • 2. apakah manusia juga bisa membenarkan ?
    --> Bisa. Tapi, dalam konteks yg bold itu pembenaran manusia tidak dibicarakan.
    • 3. apakah iman saja dibenarkan - perbuatan2 dihakimi ?
    --> saya nggak paham pertanyaannya. Setahu saya, tidak ada wacana pembenaran iman. Yg ada: pembenaran oleh karena iman.
    • 4. ataukah perbuatan2 dulu - baru iman dibenarkan ?
    --> ini juga saya nggak paham.
    • 5. ataukah Allah MEMERLUKAN iman dan perbuatan utk penjustify-an Dia ?
    IMO, justifikasi Allah berkaitan dng iman saja.
    • 6. yang apabila sso bertobat didalam hati (anggota tubuhnya porak poranda) gak lama mati ... Allah jadi kebingungan utk menjustify iman ybs karena BELUM/TIDAK ADA PERBUATAN dari orang tsb ?
    --> IMO, Allah tidak jadi kebingungan di situ krn iman bukan hasil pekerjaan manusia.
    • 7. dengan demikian, justified by faith alone = impossible ?
    --> ini juga saya nggak paham
    [/list]


    Salam

    Offline odading

    • Super Hero
    • ******
    • Posts: 3314
    • Reputation Power:
    • Denominasi: non-agama
    Re: justified by faith, ALONE ?
    « Reply #131 on: August 13, 2013, 01:22:59 AM »
    Bro oda, saya tertarik sama yg di atas nih hehehe...:D

    Apakah kalimat "perbuatlah demikian" pasti selalu berfungsi sbg perintah positif (intruktif) yg dibaliknya ada asumsi "kamu bisa melakukannya"? (contoh: seorang guru tk mengajari anak didiknya membuat huruf "A" guru itu bilang "perbuatlah demikian")

    IMO, tidak selalu. Kembali kepada konteks...hehehe  :D
    Ya... saya mengakuinya juga bud... tidak selalu .. hehehe :D.

    "perbuatlah demikian" bisa juga terbuka kemungkinannya : "hayooo... bisa gak luh ?" :D :lol:

    Quote
    Saya sendiri memilih untuk memaknainya dng cara yg berbeda. IMO, fungsi kalimat Yesus "perbuatlah demikian!" dalam event komunikasi tsb adalah sindiran. Yesus semacam bilang "In your face, mister." hahaha... :D (http://www.urbandictionary.com/define.php?term=in%20your%20face)
    Barusan tak baca link-nya, tapi saya masih gak nangkep ungkapan "in your face" tsb, bud ... apa ini semacem  "muke lu !" or "muke lu gile!" or "muke lu jauh !" ?? :D :lol:

    Quote
    Ada beberapa hal (konteks) yg membuat saya memilih untuk memaknainya begitu, antara lain: Lukas menyampaikan kepada pembaca bahwa event komunikasi tsb terjadi "untuk mencobai Yesus" (ayat 25)dan "untuk membenarkan dirinya" (ayat 29).
    Yang bold, ya bold ... dan (tebakan saya) orang tsb salah karena perbuatan dia adalah (imo) "membenci musuh, melakukan perbuatan baik ke yg kenal2 aja". "membenarkan dirinya" = coklat adalah yang benar ---> padahal dia tau, sebenernya itu salah.

    Ya, saya mengerti dari penjelasan budi mengapa budi cenderung mengartikannya "in your face" ... :) --- namun barusan tak liat2 versi inggrisnya, saya masih cenderung utk mengertikan bhw Yesus sedang bermaksud menyatakan : "nah tuh lu tau ... lakukan donk ..."

    "Go and do likewise."
    "Yes, now go and do the same."
    "Go and do what he did."
    "Go and imitate his example!"
    "Go," said Jesus, "and act in the same way."

    Namun point saya sebenernya adalah : ayat ini mengenai hal perbuatan, DAN Yesus tidak menambahkan embel2 "beriman Kristen dan perbuatlah demikian" dikalimatnya itu :D.

    Tidak ada kalimat2 dari blok ayat tsb yg bisa menuntun saya utk menyimpulkan ibarat : Yesus bertanya : "eh ... iman elu iman apa dulu nih ? iman Allah Tritunggal ? kalo ya iman Allah Tritunggal, perbuatlah demikian" - karena tidak ada kata "iman" satupun pada blok ayat tsb.

    Sehingga menjadi pertanyaan saya :
    Kenapa imanKristen dan perbuatan2 baik kepada sesama oleh keKristenan dimengertikan secara menjadi satu ?

    Dalam pengertian saya,
    "menjadi satu" itu seperti yg quovadis katakan : "imanKristen yg benar/sempurna/sejati SUDAH mengandung Kasih yg benar/sempurna/sejati"

    "menjadi satu" itu ibarat mr.X dan mr.Y kembar gentet.
    Mr.X naek tangga - mr.Y ikut naek tangga
    Mr.X turun tangga - mr.Y ikut turun tangga
    Mr.Y naek tangga - mr.X ikut naek tangga
    Mr.Y turun tangga - mr.X ikut turun tangga
    (dua mata koin kalo gak salah istilah budi, ya ?)

    Secara ayat yg saya post-kan ---dan ini kalo memang ayat tsb begitulah adanya berbunyi, sederhana - plain & simple tanpa ada tambahan embel2 interpretasi lain---, saya tidak/belum menemukan bhw : iman = mr.X, perbuatan baik kepada sesama = mr.Y --- oleh karena itulah saya masih belon sependapat dgn ungu diatas :D.

    :)
    salam.

    Offline odading

    • Super Hero
    • ******
    • Posts: 3314
    • Reputation Power:
    • Denominasi: non-agama
    Re: justified by faith, ALONE ?
    « Reply #132 on: August 13, 2013, 02:04:00 AM »
      Budi,

      terimakasih sudah meluangkan waktu untuk merespond pertanyaan saya  :afro: :)

      Pertanyaan2 tsb di dasarkan pada "yg bold", which is "
    dibenarkan oleh Allah". Jadi:

    1. apakah hanya Allah yang membenarkan ?[/li][/list]--> Ya. Karena di yg bold itu tertulisnya "dibenarkan oleh Allah"
    disitu saya taruh kata "hanya" ... jadi maksud saya begini bud ... :
    "apakah HANYA Allah yang bisa/berhak/boleh/mampu menilai iman seseorang - sampai Dia memutuskan justify/tidak justify ?"

    Quote
    2. apakah manusia juga bisa membenarkan ?[--> Bisa. Tapi, dalam konteks yg bold itu pembenaran manusia tidak dibicarakan.
    Budi punya jawaban no-1 = ya, HANYA Allah dan jawaban no-2 = manusia juga bisa menilai dan justify/tidak justify ---> pertanyaan lanjutannya :
    apa peran Allah dalam penilaian iman sso ini, kalau manusiapun JUGA BISA menilai iman seseorang sampai manusia ini juga bisa justify/tidak justify ?

    Quote
    3. apakah iman saja dibenarkan - perbuatan2 dihakimi ? --> saya nggak paham pertanyaannya. Setahu saya, tidak ada wacana pembenaran iman. Yg ada: pembenaran oleh karena iman.
    Ya... maksud saya yang bold :) (maap, saya kurang tepat menggunakan kata2...  :P).

    Maksud saya, apabila jawaban no-1 = YA dan jawaban no-2 = TIDAK, manusia tidak bisa menilai iman sso lalu justify/tidak justify ---> maka jawaban no.3 = YA, pembenaran oleh karena iman saja.

    Quote
    4. ataukah perbuatan2 dulu - baru iman dibenarkan ?--> ini juga saya nggak paham.
    Iman tanpa perbuatan2 baik kepada sesama = iman palsu, iman kosong, tidak beriman = tidak mungkin orang yg kayak begini dibenarkan karena imannya ---> dengan begitu, Allah mesti "nunggu dulu" ngeliat perbuatan2 ybs - baru imannya bisa Dia justify/tidak justify. (idem kayak manusia, mesti ngliat dulu perbuatan2 sso - baru ngejustify iman ybs).

    Quote
    5. ataukah Allah MEMERLUKAN iman dan perbuatan utk penjustify-an Dia ? ---> IMO, justifikasi Allah berkaitan dng iman saja.
    so, faith alone ? :).

    Quote
    6. yang apabila sso bertobat didalam hati (anggota tubuhnya porak poranda) gak lama mati ... Allah jadi kebingungan utk menjustify iman ybs karena BELUM/TIDAK ADA PERBUATAN dari orang tsb ? --> IMO, Allah tidak jadi kebingungan di situ krn iman bukan hasil pekerjaan manusia.
    so, faith alone juga ? :)

    Quote
    7. dengan demikian, justified by faith alone = impossible ?[/li][/list] --> ini juga saya nggak paham
    pertanyaan no-7 adalah kesinambungan dari pertanyaan no-6, apabila jawaban no-6 adalah YA, kebingungan :). Dan karena jawaban no-6 dari budi adalah TIDAK, Allah tidak jadi kebingungan, maka justified by faith alone = possible :D.

    Saya kembali ke no.2 diatas,
    selain pertanyaan ijo diatas, bisa tolong budi terangkan - kenapa manusia juga bisa = seperti Allah ? yakni menjustifikasi iman seseorang ?

    :)
    salam.

    Offline budi

    • FIK - Senior
    • ****
    • Posts: 488
    • Reputation Power:
    • Denominasi: kristen
    Re: justified by faith, ALONE ?
    « Reply #133 on: August 13, 2013, 03:37:40 AM »
    Namun point saya sebenernya adalah : ayat ini mengenai hal perbuatan, DAN Yesus tidak menambahkan embel2 "beriman Kristen dan perbuatlah demikian" dikalimatnya itu :D.

    Tidak ada kalimat2 dari blok ayat tsb yg bisa menuntun saya utk menyimpulkan ibarat : Yesus bertanya : "eh ... iman elu iman apa dulu nih ? iman Allah Tritunggal ? kalo ya iman Allah Tritunggal, perbuatlah demikian" - karena tidak ada kata "iman" satupun pada blok ayat tsb.


    Dari yg saya warnai ungu, saya menangkap bahwa bro oda ingin menunjukan kalau Allah memperlakukan perbuatan dan iman sebagai dua hal yg terpisah/berbeda. Lalu bro oda menemukan ayat tsb dan menjadikannya dasar bagi argumen bro oda.

    Saya tidak akan mempermasalahkan argumen bro oda tsb sekarang. Namun, saya ingin mempermasalahkan sejauh apa ayat tsb bisa dijadikan teks yg tepat untuk men-support argumen bro oda tsb?

    IMO, ayat tsb kurang 'efektif' bila hendak dipakai untuk men-suport argumen bro oda. Mengapa? kembali ke lingkaran context of situation (masih ingat diagram yg itu kan? :D)

    Ya memang tidak ada kata "iman" dalam event komunikasi tsb. Tapi, itu tidak lantas menjadi bukti bahwa Allah memperlakukan iman dan perbuatan sebaai dua hal yg terpisah dalam wacana justifikasi Allah. Sebab, discourse dari event komunikasi tsb memang bukan ttg justifikasi Allah. Discourse-nya adl Yesus menjawab kedegilan para penantangNya. Partisipan2 yg terlibat dalam discourse tsb adalah Yesus dan para penantangNya (ahli Taurat), yg notabene berada dalam hubungan yg tidak friendly. Mode komunikasinya adalah tanya-jawab lisan dalam event tatap muka yg casual (bukan seperti tanya-jawab dalam acara formal seperti seminar atau press conference).

    Ringkasnya (saya pakai istilah2 yg sudah pernah saya bahas sama bro oda ya..):
    Field (what?): Ahli Taurat mencobai Yesus dan Yesus menyikatnya
    Tenor (who?): Yesus dan Ahli Taurat. Hubungan: saling sebal, musuhan
    Mode (how?): tatap muka, tanya jawab, non-formal.

    Kalimat "perbuatlah demikian" yg muncul dalam context of situation seperti itu tentunya akan memiliki fungsi yg berbeda bila muncul dalam context of situation seperti ini (misalkan saja ya)

    Field: Murid bertanya dan Yesus menjawab
    Tenor: Murid Yesus dan Yesus. Hubungan: guru-murid, teman,
    Mode: tatap muka, tanya-jawab, kelas


    Nah, IMO, kalau ayat tsb muncul dalam context of situation seperti yg ijo itu, maka ayat tsb efektif utk men-support argumen bro oda dan bro oda bisa bilang seperti yg ungu di atas.

    Hmmm...kira-kira saya cukup jelas nggak, bro? :swt: nggak yakin neh...


    Quote
    Sehingga menjadi pertanyaan saya :
    Kenapa imanKristen dan perbuatan2 baik kepada sesama oleh keKristenan dimengertikan secara menjadi satu ?

    Dalam pengertian saya,
    "menjadi satu" itu seperti yg quovadis katakan : "imanKristen yg benar/sempurna/sejati SUDAH mengandung Kasih yg benar/sempurna/sejati"

    "menjadi satu" itu ibarat mr.X dan mr.Y kembar gentet.
    Mr.X naek tangga - mr.Y ikut naek tangga
    Mr.X turun tangga - mr.Y ikut turun tangga
    Mr.Y naek tangga - mr.X ikut naek tangga
    Mr.Y turun tangga - mr.X ikut turun tangga
    (dua mata koin kalo gak salah istilah budi, ya ?)

    Secara ayat yg saya post-kan ---dan ini kalo memang ayat tsb begitulah adanya berbunyi, sederhana - plain & simple tanpa ada tambahan embel2 interpretasi lain---, saya tidak/belum menemukan bhw : iman = mr.X, perbuatan baik kepada sesama = mr.Y --- oleh karena itulah saya masih belon sependapat dgn ungu diatas :D.

    Ttg yg saya garis bawahi, saya sudah respon di atas ya.

    Ttg yg saya tebali, saya, sbg orang Kristen, ingin menjawab dng: karena memang begitu iman Kristen itu  :D. Kalo nggak begitu, namanya bukan iman Kristen  :lol: (Yakobus meyebutnya iman yg mati).

    Salam

    Offline budi

    • FIK - Senior
    • ****
    • Posts: 488
    • Reputation Power:
    • Denominasi: kristen
    Re: justified by faith, ALONE ?
    « Reply #134 on: August 13, 2013, 04:09:21 AM »
    disitu saya taruh kata "hanya" ... jadi maksud saya begini bud ... :
    "apakah HANYA Allah yang bisa/berhak/boleh/mampu menilai iman seseorang - sampai Dia memutuskan justify/tidak justify ?"

    Ya hanya Allah. Lha wong yg "punya gawe" kan Dia dalam konteks ini  :D. (sayangnya bro oda sudah keburu bilang nggak mau bicara soal "gawe"nya Allah dulu di sini --> keselamatan)

    Quote
    Budi punya jawaban no-1 = ya, HANYA Allah dan jawaban no-2 = manusia juga bisa menilai dan justify/tidak justify ---> pertanyaan lanjutannya :
    apa peran Allah dalam penilaian iman sso ini, kalau manusiapun JUGA BISA menilai iman seseorang sampai manusia ini juga bisa justify/tidak justify ?

    Justifikasi manusia tentunya beda dng justfikasi Allah. Contoh justifikasi manusia: oleh karena KTP, pemerintah menjustifikasi bahwa saya beriman Kristen :D. Atau, oleh karena pakai kalung salib dan gemar mendesiskan "Yessuss, Yesssuss", orang menjustifikasi bahwa saya beriman Kristen  :giggle:.

    Sementara justifikasi Allah itu beneran. Menurut Efesus 1, orang yg ada "materai"Nya terjamin selamat (justified). Yg nggak ada 'materai'Nya terjamin tidak selamat (tidak justified).

    Quote
    Maksud saya, apabila jawaban no-1 = YA dan jawaban no-2 = TIDAK, manusia tidak bisa menilai iman sso lalu justify/tidak justify ---> maka jawaban no.3 = YA, pembenaran oleh karena iman saja.

    Well, jawaban saya buat no.2 sih: Bisa.
    Tapi, jawaban saya utk no.3 (ya sekarang saya sudah paham pertanyaannya): Ya, pembenaran oleh karena iman saja dan perbuatan2 dihakimi.

    Tapi, sekali lagi, sayangnya bro oda sudah keburu mencabut konteks 'keselamatan' dari 'justifikasi Allah' .. jadi ya jawaban saya itu bakal menimbulkan tanda tanya lagi.

    Quote
    Iman tanpa perbuatan2 baik kepada sesama = iman palsu, iman kosong, tidak beriman = tidak mungkin orang yg kayak begini dibenarkan karena imannya ---> dengan begitu, Allah mesti "nunggu dulu" ngeliat perbuatan2 ybs - baru imannya bisa Dia justify/tidak justify. (idem kayak manusia, mesti ngliat dulu perbuatan2 sso - baru ngejustify iman ybs).

    Kalo versi saya, yg saya tebali itu mustinya "...= tidak mungkin orang ini dibenarkan." Tidak perlu pakai "karena imannya". Kan emang nggak ada imannya?

    Jadi, Allah nggak nunggu-nungguin begitu.

    Quote
    so, faith alone ? :).
     so, faith alone juga ? :)

    Ya, faith alone, yakni faith yg hidup, yg beneran,

    Quote
    Saya kembali ke no.2 diatas,
    selain pertanyaan ijo diatas, bisa tolong budi terangkan - kenapa manusia juga bisa = seperti Allah ? yakni menjustifikasi iman seseorang ?

    Sudah saya jelaskan di atas ya. Sama-sama justifikasi, tapi konteksnya beda. Justifikasi Allah ada dalam konteks keselamatan. Justifikasi manusia ada dalam konteks, mungkin, identifikasi.


    Salam