Kesimpulan saya: the greatest di antara para rasul tidak merujuk pada seorang individu/pribadi, melainkan pada setiap murid Yesus yg bersikap/mentalitas melayani.
Sementara itu, bro oda menyimpulkan bahwa the greatest di antara para rasul memang berkaitan dengan sikap/mentalitas melayani, tetapi sekaligus merujuk ada seorang individu/pribadi tertentu, yakni Petrus.
Ya, betul bud
.
Saya membaca bahwa Yesus bermaksud menyampaikan bahwa sistem kepemimpinan para murid (persekutuan/community of practice) tidak sama dng sistem kepemimpinan kaum gentiles (otoritas/benefactor).
Sementara itu bro oda membaca bahwa Yesus bermaksud menyampaikan bahwa dalam "cara memimpin" dalam sistem kepemimpinan para murid berbeda dng "cara memimpin" dalam sistem kaum gentiles.
Ya.... disini juga rangkuman budi betul
Sekali lagi, bro oda, ini sepenangkapan saya. Jadi, please CMIIW.
Ya... betul penangkapan budi .... dan dari dari dua quote pertama diatas, sebenernya memang sudah menunjukan pengertian awal kita dasarnya sudah berbeda.
Konteks menunjukan bahwa dalam diri para murid masih ada pemahaman yg sama pemahaman kaum gentiles perihal sistem kepemimpinan ini.
Yang menarik buat saya adalah yang diambil sebagai paralel-nya : kenapa Gentile ?
Kalo cuma mao menyatakan ke-kontrasan tidak adanya sistem otoritas, bukankah Yesus bisa cukup menggunakan contoh raja2 seperti Daud, Salomo, dll ? Cuma ini menjadi tambah rumit buat saya, karena saya mesti cari tau lagi apakah raja2 Israel jaman dulu itu MEMANG tidak mempunyai sistem otoritas - makanya tidak digunakan Yesus sebagai perbandingannya ? makanya digunakan raja Gentile, karena hanya dari kaum Gentile yg memiliki sistem otoritas dan mudah utk dibandingkan kontras ke ayat berikutnya ? Ini tambah ribet jadinya buat saya ... hehehe
.
Yesus tahu bahwa mereka semua sama-sama masih berpemahaman seperti kaum gentiles, yakni menjadi "atasan" berarti "lord it over them" atau "exercise authority over them"
Nah disini kita berbeda, bud
.
Kembali lagi ... "kenapa gentile ?".
Oleh karena itu saya menemukan kontrasnya adalah bhw para Rasul justru sebaliknya ... yakni melayani ... so bukan ttg tidak ada yang utama seperti para Gentile yg ada yang utama
.
Simpelnya begini bud :
"melayani" = positive sense dari pov Yesus (ayat 26).
Lalu apa yg bersifat kontras-nya dari yg positive sense dimata Yesus ? Ada di ayat 25 ... yakni "perintah sana - perintah sini" in negative sense
.
Yesus tahu bahwa mereka semua sama-sama masih berpemahaman seperti kaum gentiles, yakni menjadi "atasan" berarti "lord it over them" atau "exercise authority over them"
ya... in the sense "perintah sana - perintah sini".
Fokusnya adalah pada "memimpin itu seperti apa?", bukan "pemimpin itu siapa orangnya?".
Sependapat.
Yesus tahu bahwa akan ada seorang pribadi di antara muridNya yg kelak akan jadi "pemimpin", atau "the greatest", tapi belum tahu siapa namanya.
Ini yang di Matius 20 ya bud ? Nggak... saya nggak melibatkan keMahaTahuan Yesus, bud
.
Secara "manusiawi" Yesus memang berkehendak ada pengganti dia as a person berjasmani --- blekplek percis ibarat seorang raja dunia ingin mempunyai pengganti dia as a person berjasmani kalau raja tidak ada lagi di bumi
Dengan memberikan "cue" itu, Yesus semacam men-trigger proses "seleksi"nya.
Tidak... dari pov Yesus - saya tidak berpendapat bhw Yesus memberikan "cue" .... namun bagi murid yang mendengar kalimat "whoever wishes" tsb ...dari pov murid, kalimat Yesus itu bisa terbuka kemungkinan disimpulkan para Rasul sebagai "cue".
Apabila penangkapan saya itu sudah benar, ada beberapa hal yg menurut saya tidak pas.
So, pada quote 1 dan 2 diatas - penangkapan budi ke odading belon bener ... hehehe
.
Logikanya, pada point ini, para murid telah memahami definisi pemimpin yg benar dan sekarang mereka mulai "berlomba-lomba". Namun, pada kenyataannya di kemudian hari Yesus masih mengoreksi pemahaman mereka ttg definisi pemimpin yg benar (di event Lukas 22)
Nah ini idem dari penangkapan odading akan pendapat budi ... kalimat odading menjadi :
Logikanya, pada point ini para murid telah memahami bahwa tidak ada yang terbesar diantara mereka di Matius 20. Namun, pada kenyataannya mereka masih
ngedableg dgn meributkan siapa yg terbesar di Lukas 22
.
In fact, para murid sudah memulai "perlombaan" itu, yakni ketika mereka berhasrat untuk jadi "pemimpin", atau "atasan", atau "yg utama".
Yang di Matius itu baru dua orang yg berhasrat jadi "yg utama" ... dimana (imo) sisanya mungkin memang belon terpikir ttg hal tsb
. Dari pov odading, bold terjadi setelah mereka mendengar "whoever wishes".
3. Kesimpulan yg biru itu berangkat dari pembacaan kalimat yg merah sebagai "cue".
Kalimat merah dari pov murid bisa terbuka kemungkinannya ibarat "cue". Kesimpulan biru adalah dari pov Yesus, saya nggak gitu fokuskan pov Yesus yg di Matiurs. Coklat adalah kesimpulan keseluruhan berdasarkan Matius 20 dan Lukas 22
.
Padahal, kalimat merah itu bukan "cue" dan tidak berfungsi sebagai "cue" juga
Saya tidak melibatkan pov Yesus, whether itu bold diatas ato kagak bold, bud
.
Saya cuma memposisikan diri sebagai murid yg berstatus sebagai pendengar kalimat merah Yesus tsb. Apabila saya ada disitu sebagai murid - maka pengertian saya secara
plain & simple adalah literal bhw kalimat merah itu =
"whoever wants to be the first / become great" diantara kami (saya dan teman2)
mesti melayani dan
menjadi pelayan teman2 .
Ijo adalah dasar - dan tentu memang
sudah menjadi kepastian tugas para Rasul (termasuk saling strengthen, saling melayani, ikut Yesus, dll). Merah tentu belum bisa berlaku saat Yesus masih dibumi, karena Yesus-lah yang jadi "pelayan" para Rasul
.
Saya mengerti maksud budi, bhw Yesus adalah "pelayan" para Rasul sekalipun tidak lagi berada di bumi ---> dan ini bersifat rohani. Namun secara dari pov saya, adalah wajar apabila ketika Yesus tidak ada dibumi lagi ... maka akan ada satu "pelayan" berjasmani bagi para Rasul
.
IMO, Dua duanya
(baik A maupun B dibawah ini) adalah spekulasi, kalo dikatakan :
- A. Hanya kepada Petrus Yesus berbicara ttg "whatever you bind/loose" = sertamerta itu cuma Petrus - sisanya tidak akan pernah/bisa mempunyai "power" tsb.
- B. Perkataan tsb aplikasinya BUKAN hanya kepada Petrus - melainkan Yesus bermaksud menyatakan hal tsb ke semua para Rasul ketika Dia berbicara orange disaat itu.
Saya posisikan lagi diri saya sebagai salah seorang murid dan berada disitu ketika Yesus berkata
"ketika kamu kembali - kuatkanlah saudara2mu". Dengan mata-kepala-kuping saya sendiri
(dan temen2 lain saya yg para Rasul ) saya mendengar kalimat tsb, maka saya secara logika ... kalo nanti saya
"ada apa apa" dan sudah mentok,
maka saya akan cari Petrus ....
(kenapa nggak ? ). ---- apakah budi nyari yang lainnya krn asumsinya
ngapain cari Petrus yg sering gagal maning gagal maning itu ? Please CMIIW.
salam.