Orang tua yang kecanduan narkoba akan menjadi orang tua yg buruk bagi anaknya. Kemampuan parenting yang buruk (karena pengaruh narkoba) akan membuat anak stress sejak bayi (suara ribut, respon thd tangisan yg lambat, lingkungan rumah yg jorok, udara pengap, dll dll). Anak yg stress sejak bayi akan jadi anak yg psikologinya jadi tidak sehat. Ia akan jadi anak yg suka berontak tanpa alasan (rebel without a cause). Ia akan mudah berdosa. Dan dosa mendatangkan maut.
Saya sudah berusaha menangkep maksud budi ... namun saya belon menemukan koneksinya dgn AdamHawa, bud. Karena ....
Jadi, memang bukan 'efek' genetis atau biologis yang saya bahas di situ, tapi 'efek' yang lebih 'sosial' atau 'psikologis' atau.. yah semacam itulah. (mudah2an bro oda tahu maksud saya).
Karena dari Kain dan Habil ... ilustrasi ortu narkoba tsb tetep menuntun saya bhw itu masih didalam ranah "terbuka kemungkinan" untuk bold ungu diatas - jadi itu bukan sebuah kepastian
.
Saya percaya birahi itu tetap ada sebelum AdamHAwa jatuh. Namun, ayat tsb sepertinya menunjukan suatu perubahan 'kualitas' dari birahi tsb. Saya tidak yakin kalo kata 'kualitas' sudah cukup tepat di sini. Namun, kejatuhan AdamHawa membuat hal birahi menjadi tidak sebagaimana mestinya.
Saya sempet berimajinasi begini: seandainya kita kirim sebuah majalah porno pake mesin waktu ke AdamHAwa sebelum kejatuhan, apakah majalah porno tsb akan memicu efek yang sama dng efek yg timbul pada manusia kebanyakan pasca-Kejatuhan? Pastinya saya nggak tahu, tapi rasa-rasanya sih AdamHawa cuma akan bilang "so?"
Ya... bold, apabila memang cuma AdamHawa cuma satu2nya manusia laki dan satu2nya manusia perempuan yg bertelanjang ria .... hehehe
.
Anyway, mungkin saya perlu kasih tau ke budi ... kisah kejatuhan AdamHawa itu saya mengertikan secara simbolis, bud. Kisah manusia di jaman yang "paling sederhana" - dan kejatuhan dalam dosa-nya pun "sederhana" simbolisasinya, yakni gara2 makan buah
.
Terus terang sangat sulit buat saya untuk membayangkan AdamHawa tak jatuh berdosa. Itu bagaikan membayangkan sebuah batu yg seperti air (sesuatu yg nggak masuk akal buat saya).
Budi bertanya dalam hati
"apakah majalah porno tsb akan memicu efek yang sama dng efek yg timbul pada manusia kebanyakan pasca-Kejatuhan?"
Pertanyaan saya bukan ttg "yang sama" dari efek tsb ... namun efek itu sendiri ada atau kagak, ketika tidak ada kejatuhan dan adanya kejatuhan ?
So maksud saya disini sebenernya lagi nggak berfokus pada "andai2" ... melainkan logik-nya ---> ada kejatuhan = ada warisan, tidak ada kejatuhan = tidak ada warisan ---> dan ini yang saya belon menangkap/mengertikannya akan konsep ini ... sehingga saya merasa "janggal".
Efek warisan ini logiknya menjadi : AdamHawa tidak jatuh kedalam dosa = tidak ada warisan ---> generasi berikutnya
live happily ever after ampe bumi penuh sesak - beranak terasa nyaman - buku porno tidak pernah terbit
.
Sedangkan dari pengertian saya, sekalipun itu bukan AdamHawa yang jatuh kedalam dosa ... maka generasi2 berikutnya yg sudah semakin bertambah banyak pada suatu
titik pasti berbuat dosa ... tidak memerlukan
efek warisan gara2 Adam utk manusia birahi/terangsang ke orang lain, tidak pula memerlukan
efek warisan gara2 Adam utk manusia mempunyai ide nyetak buku porno
Dan khayalan saya, dalam kurun sebelum titik orange tsb - Firman Allah yang awalnya "sederhana" banget buat Adam tsb, tentu sudah lebih kompleks ketimbang cuma "jangan makan buah"
.
Anyway, saya memang menyimpulkan bahwa manusia jadi 'kayak begini' di jaman sekarang gara2 AdamHawa.
pada post sebelumnya saya tulis "kayak begini", maksudnya adalah dalam konotasi negatif.
Nah, bagaimana dengan Kain dan Habil ?
Apa yang dirasakan mereka "kayak begini" tsb yg didalam konotasi negatif gara2 perbuatan dosa emak-bapak mereka ?
Atau mungkin para hewan merasakan perubahan "kayak begini" gara2 DosaWarisanAdam menurut budi
(tidak menurut saya) ? yang jinak menjadi ganas - yang ganas menjadi jinak, singa pemakan rumput menjadi pemakan daging - sapi pemakan rumput jadi pemakan apa ya???
. (bunga mawar tidak berduri jadi berduri ??? Gajah bisa menghindari nginjek semut jadi tidak bisa menghindari nginjek semut ??).
Ya, saya juga setuju bahwa sexual desire adalah God's Gift. Sexual Desire, or any desire, merupakan turunan dari image Allah. Namun, pasca kejatuhan, ada yg error dengan sexual desire ini.
Jadi, saya tidak mengatakan bahwa sexual desire baru ada setelah kejatuhan. Sexual desire itu sudah ada sejak AdamHawa diciptakan, tapi setelah kejatuhan ia menjadi tidak sebagaimana mestinya.
Apakah maksud budi disini, apabila tidak ada kejatuhan 1000 juta juta juta manusia setelah generasi Adam akan mempunyai sexual desire yang tetep
sebagaimana mestinya sama seperti AdamHawa ketika mereka cuma berduaan aja ?
Sama dng perihal sexual desire, perihal kekuasaan (Power) juga sudah ada sejak AdamHawa diciptakan. Namun, pasca-Kejatuhan, perihal kekuasaan (Power)ini menjadi error, menjadi tidak sebagaimana mestinya.
Duh... suliiittt banget saya utk mengertikan bhw ada yg tadinya nggak error sekarang menjadi error gara2 AdamHawa punya warisan
.
IMO, yang error itu ya manusianya bud, BUKAN sexual-desire-nya ataupun power-nya. Lust itu ada di manusianya. Tergiur itu natural ... bisa error karena manusianya, bisa juga gak error karena manusia-nya juga.
Hawa, dia ini juga sudah tergiur ama buah pohon tsb loh ...
.
Note:
Saya lagi mikir2 memakai dua istilah untuk menjelaskan perihal kondisi sexual desire dan kekuasaan pascaKejatuhan, begini bunyinya: Setelah jatuh dalam dosa, Will to Pleasure dan Will to Power
bold (imo) natural, bud.
menjadi dua life forces yang menggairahkan sekaligus memenjarakan setiap individu manusia dalam kehidupan di dunia ini.
bisa tolong budi jelaskan maksud dari
"Will to Pleasure dan Will to Power" itu memenjarakan setiap individu manusia ?
Kok saya nggak menemukan bhw coklat ya ?
IMO, Kehendak itu natural. Apakah manusia menjadi terpenjara atau tidak oleh kehendak tsb - ya tergantung individu ybs itu sendiri.
Apabila kehendak individu ybs tidak terwujud ke perbuatan yg tidak sesuai dgn kehendak Tuhan, maka individu ini memenjarakan kehendak duniawi.
Apabila kehendak individu ybs cenderung eksesif berbau duniawi dan mewujudkannya dalam perbuatan yg tidak sesuai kehendak Tuhan, maka ybs itu terpenjara oleh kehendaknya sendiri.
salam.