Mengenai image yang anda sebutkan di atas, saya masih tidak sependapat. Image Allah adalah sempurna. Maka dosa dan ketidak taatan, jelas bukan image Allah.
Yak betul sekali. Image Allah itu sempurna ...dan saya juga nggak pernah bilang kalau image Allah itu nggak sempurna
Ini yg saya katakan ttg image Allah --> "MO, "imageNya" itu ada dua aspek: freewill dan kesucian/ke-benar-an"
Dengan freewill, memang memiliki konsekuensi untuk menentang kehendak Allah, tetapi itu freewill yang gagal. Ibarat murid anda yang memilih (dengan pertimbangannya sendiri) untuk tidak ikut ujian.
Freewill yang sempurna bukanlah freewill yang bisa menentang Allah. Freewill yang sempurna adalah taat kepada perintah Allah dengan keputusannya sendiri, bukan dipaksa. Ibarat murid anda (yang dengan pertimbangannya sendiri) memilih untuk rajin belajar saat menghadapi ujian, tanpa dipaksa ataupun diancam.
Kalo murid saya milih ikut ujian
tanpa dipaksa atau diancam --> 100% freewill
Kalo murid saya milih tidak ikut ujian
tanpa dipaksa atau diancam --> 100 % freewill
Orang taat perintah Allah
dng keputusan sendiri, bukan dipaksa --> 100% freewill
Orang melawan perintah
Allah dng keputusan sendiri, bukan dipaksa --> 100% freewill
Jadi, apapun pilihan orang, selama itu didasarkan pada keputusan sendiri tanpa rasa terpaksa atau terancam maka itulah freewill yg 100%, kan?
Nah, apa yg saya katakan di post saya di atas adalah bahwa
ekspresi freewill AdamHawa yg sempurna adalah melawan Allah, atau menjadi tandingan Allah. Sebab, materi2 pertimbangannya 100% berasal dari diri si manusia itu sendiri (dari imajinasinya sendiri, bukan dari realita eksternal di luar dirinya). Jadi benar2 free. Expresi freewill seperti ini adalah seperti ekspresi kedaulatan Allah sendiri.
Namun, tentu saja AdamHawa tidak bisa mewujudkan freewill yg seperti itu
tanpa jatuh ke dalam dosa. Ekspresi freewill yg sempurna seperti itu hanya bisa diwujudkan oleh Allah saja (karena Allah memang tidak butuh realita eksternal di luar diriNya sebagai bahan pertimbangan. Hehehe...mempertimbangkan saja nggak perlu). Ketika manusia hendak menjadi seperti Allah, ia pasti jatuh karena ia memang bukan Allah.
Cheers
Cheers