Menambah riuh rendahnya trit ini, berikut artikel, eh, berita saja deh, yang dikopi:
Paus Fransiskus 'tak mau hakimi' gay
30 Juli 2013
Paus menyampaikan sikap dalam wawancara dengan wartawan Vatikan di pesawat.
Paus Fransiskus mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan tentang bagaimana kelompok gay yang tak selayaknya dipinggirkan namun dirangkul oleh masyarakat.
Saat berbicara dengan para wartawan yang mengikuti perjalanannya kembali dengan pesawat dari Brazil, Paus menegaskan kembali posisi Gereja Katolik Roma yang menyatakan tindak homoseksual itu dosa, namun orientasi ke arah homoseksual tidak.
Saat itu sang Paus menjawab pertanyaan tentang apakah ada "lobi bagi gay " di Vatikan.
"Jika ada seseorang yang gay dan mencari Tuhan dan berniat baik, siapa lah saya ini untuk menghakimi mereka?"
Pernyataan tersebut sangat berbeda dengan sikap yang dilontarkan pendahulunya terkait isu yang sama.
Paus Benediktus XVI meneken sebuah dokumen tahun 2005 yang menyatakan pria yang punya kecenderungan homoseksual parah tak boleh jadi Pendeta.
Namun menurut Paus Fransiskus pastor gay mestinya diampuni dan kesalahannya dilupakan.
Lobi terburuk
Ajaran Gereja Katolik Roma, menurut Paus sudah menegaskan hal itu.
"Ajaran itu mengatakan mereka tak boleh dipinggirkan karena kecenderungan ini tapi harus dirangkul masuk dalam masyarakat."
Meski demikian ia juga mencela apa yang disebutnya sebagai lobi kelompok gay untuk Gereja.
"Masalahnya bukan orientasi (homoseksualnya)," tegas Paus. "Kita harus jadi saudara. Problemnya adalah lobi untuk mendapat dukungan bagi kecenderungan orientasi ini, atau lobi orang-orang tamak, lobi politik, lobi kelompok Masonis, macam-macam lobi. Ini problem paling buruk."
Paus yang dianggap pahlawan kaum papa ini juga menghendaki diberikannya peran lebih besar pada perempuan dalam Gereja, namun menurutnya perempuan tetap tak boleh jadi Pendeta.
Ia kembali ke Roma Senin (29/07) setelah sepekan melawat ke Brazil - perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri selaku pemimpin tertinggi kaum katolik dunia - yang berpuncak pada sambutan ratusan ribu orang di pantai Copacabana Rio de Janeiro dalam acara Festival Pemuda Katolik.
Jadi, menurut Husada, Gereja tidak menikahkan gay atau lesbi. Gereja menikahkan dua insan berlawanan jenis. Jika ternyata pasangan suami istri ada yang mengidap gay atau lesbi, dan itu tidak terungkap pada saat penelitian kanonik, maka Sakramen Pernikahan mereka tidak dibatalkan, sepanjang mereka komit pada janji kawinnya.
Tentang gay atau lesbi, dihimbau agar jemaat Roma Katolik tidak mendiskreditkan mereka dalam pergaulan masyarakat hanya karena orientasi seksnya.
Bagaimana pendapat kawan-kawan?
Damai, dmai, damai.