12 Angry Men
Ketika iseng, pas ada di MGM channel, sedang diputar film jadul, berjudul 12 Angry Men.
Sepanjang film hanya berputar di dalam satu ruangan saja, yakni ruang isolasi untuk para juri yang berjumlah 12 orang. Luar biasa idea dan pesan yang ditampilkan oleh film ini.
Kisahnya tentang sebuah pengadilan perkara pembunuhan. Seorang anak berusia 18 tahun yang dituduh membunuh ayahnya sendiri. Pengacara yang membelanya, karena dari keluarga miskin, hanya sekedar menjalankan tugas tanpa usaha berarti dan tanpa semangat.
Singkatnya, sidang sampai pada keputusan juri, dan untuk itu 12 orang juri harus diisolasi dan dibiarkan tanpa gangguan hingga berhasil mengambil keputusan, bersalah atau tidak bersalah. Keputusan itu harus bulat, mengingat perkara yang diputus adalah perkara pembunuhan tingkat satu (berencana) dan ancaman hukumannya adalah suntik mati.
Kedua belas orang itu masuk ruang karantina sambil bersungut sungut, karena ruangan ac nya mati, dan udara saat itu sedang panas dan pengap. Tetapi mereka optimis, bahwa keputusan bulat dapat dicapai dengan mudah, karena sebagian besar sudah menyimpan keputusan sendiri di kepala mereka. Sebagian lagi sudah ngobrol tentang acara keluarga yang sudah mereka siapkan malam nanti.
Ketika saat pengambilan keputusan yang dilakukan dengan mengangkat tangan, seorang tua tdak mengangkat tangannya. Semua tentu heran dan jengkel. Bukankah kamu telah mendengar sendiri segala bukti bukti dan fakta persidangan> Mengapa sekarang kamu justru menyatakan tidak bersalah?
Si tua hanya berkata dengan lambat, saya bukan menyatakan tidak bersalah, hanya sepertinya kita harus bicara dulu, tentu kita tidak bisa tiba tiba mengambil suara dan menyatakan seseorang harus mati. Jadi mari kita beri waktu kepada setiap orang untuk mengucapkan apa yang ada dipikirannya masing masing.
Maka mulailah seorang demi seorang berkisah tentang kesaksian di pengadilan yang sama sama mereka saksikan. Akhirnya keraguan demi keraguan mulai timbul, mulai dari pisau, saksi, dan sebagainya. Hingga saat voting ulang jumlah yang menolak sudah bertambah. Smeakin dibicarakan, semakin bertambah. Hingga akhirnya keputusan yang diambil adalah bulat untuk menyatakan tidak bersalah.
Suatu pemikiran yang baik, bahwa setiap perkara yang menyangkut nyawa manusia, memang tidak bisa diambil secara singkat dan segera. Butuh pertimbangan masak, karena kesalahan putusan, sekali sudah dieksekusi, tidak bisa diperbaiki lagi.
Seorang hakim yang bijak mengatakan, jika situasi meragukan, maka lebih baik melepas seorang yang bersalah dibanding menghukum orang yang tidak bersalah.
Karenanya, hukuman mati harus dicabut dari muka bumi ini.
Syalom