Author Topic: Perilaku Manusia  (Read 1796 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

bruce

  • Guest
Perilaku Manusia
« on: July 14, 2012, 08:30:21 AM »
Upah

Ada sebuah acara menarik di Animal Planet, tentang seorang bule yang berkeliling dunia dan mengeksplore fauna di berbagai belahan dunia.

Beberapa hari lalu, ada kisah menarik, dimana si host (bule) berkeliling ke dataran tinggi di Cina. Di dataran tinggi itu, terdapat danau yang indah dengan hasil danau berupa ikan. Dimana saya terbayang mirip suasana danau Toba di tanah air kita.

Satu yang unik, cara menangkap ikan di danau itu dilakukan oleh nelayan tidak dengan jaring ataupun pancing, Tetapi menggunakan burung corcoran (cmiiw). Burung itu mirip seperti angsa, berwarna agak gelap, berleher agak panjang mirip angsa, dengan paruh berujung melengkung tajam khas burung penangkap ikan. Seorang nelayan bisa memiliki lebih dari belasan burung corcoran ini. Mereka dilatih khusus dan patuh pada majikannya.

Saat memancing tiba, burung burung itu bersama nelayan (dan host) naik perahu dan menuju ke tengah danau, ke tempat yang diduga banyak ikan oleh si nelayan. Setiba di daerah itu, burung burung itu melompat turun ke air, atau diusir turun oleh nelayan. Mereka berenang renang di sekitar perahu. Untuk memerintahkan menyelam, si nelayan memukul air dengan dayung atau batang bambu. Maka menyelamlah burung burung itu, mengejar ikan ikan di dalam air.

Setelah menyelam, dapat ataupun tidak, si burung akan berkuak kuak minta naik ke perahu, maka si nelayan mengangkat burung burung itu dengan cara memegang paruhnya dan mengangkat ke atas perahu. Setiba di atas perahu, burung burung itu akan membetangkan sayapnya lebar lebar, untuk mengeringkan dari air danau, karena burung ini berbeda dengan angsa/bebek, bulu mereka tidak dilapisi lilin.

Ada yag khas dari burung burung ini, yakni leher mereka dipasangi sejenis cincin. sehingga mereka tidak bisa menelan ikan besar hasil tangkapan mereka. Sebagai upah menangkap ikan, si nelayan memberikan ikan kecil kepada burung yang memperoleh ikan besar.

Saya terbahak bahak melihat akal nelayan itu dalam mengakali alam (baca : burung), sehigga tinggal duduk tenang di perahu dan menerima ikan besar hasil tangkapan burung itu, dan memberinya upah ikan kecil. Si burung senang karena 'diberi hadiah/makan' dan si nelayan senang karena dapat ikan besar. Suatu 'simbiosis mutualistis' yang sangat bermanfaat.

Tunggu dulu, saya tiba tiba berhenti tertawa ketika menyadari, bahwa perilaku seperti itu juga dilakukan leh manusia kepada manusia yang lain. Seorang boss memiliki anak buah yang bekerja dan mengumpulkan uang untuk boss, dengan imbalan uang kecil dari si boss sebagai upahnya. Sementara si boss duduk tenang dan nyaman di ruang kator yang mewah.

He he he, koq mirip ya?

 :wink:
« Last Edit: July 14, 2012, 08:36:51 AM by bruce »

bruce

  • Guest
Re: Perilaku Manusia
« Reply #1 on: July 14, 2012, 08:55:13 AM »
Menyenangkan

Saya dulu memiliki seekor anjing kecil, jenis pekingese. Seekor anjing lucu berwarna putih dan coklat pajang, dengan hidung pesek dan mata bulat besar. Anjing kecil ini punya perilaku aneh, saya lupa apa penyebabnya, yang jelas, setiap kali saya pulang kerja, ketika mobil masuk carport, si anjing kecil ini mulai menggonggngi saya. Bukan gonggong marah, beda dengan kalau dia menggongi tamu yang baru dikenalnya. Ketika didekati, dia lari menjauh, dan akhirnya saya kejar, dia lari terbirit birit, kadang sembuyi di kolong meja atau dibelakang pintu. Setelah posisinya terjepit, saya cukup menyentuhnya dan berkata 'kena', maka si anjing mungil ini akan melonjak lonjak ceria sambil minta digendong.

Kebiasaan minta dikejar, bagai bermain petak lari, itu tidak pernah hilang, dan tidak peduli jam berapapun saya pulang kerja. Tidak pedui siang atau sore bahkan malam. Tidak peduli saya pulang dengan lelah ataupun tidak. Baginya menyambut saya belum lengkap kalau belum mengajak bermain petak lari itu. Pernah juga saya acuhkan saja, karena betul betul sedang tidak mood untuk bercanda, dan akhirnya berhenti juga si anjing kecil ini menggonggongi saya, dan mendekat dega padangan sangat memelas dan sedih. Jadi, esoknya saya tidak tega mengacuhkan permintaan anjing saya itu untuk dikejar.

Ternyata, bagi seekor anjing, menyenangkan majikannya cukup dilakukan dengan bersenang senang menurut versinya sendiri. Kadang cukup dengan memandang dan minta dibelai. Hiburan baginya adalah menghibur tuannya, sungguh sangat sederhana dan tulus.

Saya membayangkan seandainya kitapun bisa melakukan hal yang sama. Menyenangkan Tuhan dengan cara yang menyenangkan diri kita. Atau, justru kita balik. Menyenangkan diri sediri dengan cara menyenangkan Tuhan. Mungkin dalam banyak hal, kita bisa belajar dari binatang peliharaan kita sendiri.

Syalom

Offline steavan_lop

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1955
  • Reputation Power:
    • lop
  • Denominasi: unknown
Re: Perilaku Manusia
« Reply #2 on: July 14, 2012, 12:07:31 PM »
jadi inget ama anjng gw.. tipenya westie..
dia paling suka kl dikelitikin sampe kakinya goyang2 sendiri..lucunya kl kita berhenti dia cari tangan kita utk minta dikelitikin lg..hehe.. oh i love my dog :)

bruce

  • Guest
Re: Perilaku Manusia
« Reply #3 on: July 14, 2012, 04:22:50 PM »
Setia

Anjing saya saat ini sejatinya sudah tidak jelas etnis nya, karena campuran dari  berbagai jenis anjing kecil. Yang saya dengar bapaknya agak besar, dan induknya dari jenis yang kecil. Akibatnya, anjing saya tidak kecil tapi juga tidak besar. Bulunya panjang, berwarna hitam dan putih, dengan 'topeng' hitam ala zorro di matanya serta jambul putih. Lucu, menurut saya.

Sejak diberikan kepada saya sekitar 4 tahun lalu, anjing betina ini mudah dididik, bisa memberi salam (dengan kaki kanan depan), bisa memberi salim (dengan kedua tangan dpan), bisa berdiri dengan kaki belakang, kecuali dilatih berguling, sulit sekali, hingga akhirnya saya enggan mengajarinya.

Kesukaannya adalah minta apapun yang sedang kami makan sebagai kudapan. Mulai dari kue hingga tempe goreng, prinsipnya adalah 'you eat I eat'. Kesukaannya yang lain adalah dibelai punggungnya, yang bisa menyebabkannya merem melek keenakan, atau bahkan menggerak-gerakkan kakinya sambil berbaring. Kadang kalau kami berhenti, anjing saya itu menyundul tangan kami dengan hidungnya, minta dibelai lagi. Kadang, justru dia senang jika dipijat punggungnya, mungkin, karena tubuhnya tidak proporsional, sehingga kalau duduk tubuhnya harus melengkung/membungkuk, mungkin punggungnya lelah. Entahlah, kami tidak bisa memperoleh konfirmasi, tetapi jelas dia senang kalau dipijat punggungnya.

Satu sifat khasnya lagi adalah, sifat setia tanpa batas kepada istri saya. Kalau istri saya di rumah, kemanapun istri saya beranjak, anjing saya itu tidak pernah lebih dari 3 meter dari istri saya. Bahkan saat tertidur di kaki kursi sekalipun, kalau istri saya ke dapur, segera anjing saya bangun dan mendampingi istri saya ke dapur.

Kalau saat hendak tidur malam, ketika istri saya masuk kamar, anjing saya selalu bersiap masuk kamar juga, dengan memandang kami dengan pandangan memohon. Kalau kami mengangguk, dengan gesit ia akan meneylip ketika pintu kamar dibuka, dan tidur di kaki ranjang. Tetapi, kalau kebetulan bulunya kotor karena belum dimandikan, kami menggeleng ketika ia memohon, ia tidak memaksa, hanya memberi tatapan sedih, dan membaringkan tubuhnya di pintu kamar. Tidak beranjak hingga pagi saat kami keluar kamar.

Pada urutan berikutnya setelah kepada istri saya, anjing saya sangat sayang pada putera saya. Kalau putera saya pulang sekolah dan mengetuk pintu, anjing saya tidak menggonggong. Itu agak mengaggumkan juga bagi saya, karena jarak pintu dan ruang keluarga (tempat anjing saya tiduran) lebih dari 15 meter. Sedangkan kalau bukan putera saya yang mengetuk, anjing saya langsung siaga dan menggonggong tanpa henti. Singkatnya, anjing saya tahu siapa yang datang bahkan sebelum orangnya mengetuk pintu, luar biasa. Ini saya sadari juga ketika istri saya yang mengetuk pintu, atau saya yang pulang dan mengetuk pintu, anjing saya baru menyambut saat kami tiba di ruang keluarga.

Jika kami semua sudah berkumpul di ruang keluarga, pada sore atau malam, anjing saya dengan damainya berbaring diantara kami, atau berbaring sambil minta dibelai/dipijat oleh salah satu dari kami. Jika hingga sore atau malam, masih ada diantara kami yang belum pulang, anjing saya masih tetap siaga dan menanti serta tidak mau tidur.

Kesetiaan yang mungkin harus kita contoh sebagai manusia kepada majikan (Tuhan) kita.

 :wink:

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Perilaku Manusia
« Reply #4 on: July 14, 2012, 04:37:02 PM »
Menyenangkan, menginspirasi, menyejukkan. Tapi kok terasa yang ditonjolkan adalah perilaku hewan peliharaan, sementara judul tritnya adalah perilaku manusia, ya?
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Perilaku Manusia
« Reply #5 on: July 14, 2012, 04:49:27 PM »
Menyenangkan, menginspirasi, menyejukkan. Tapi kok terasa yang ditonjolkan adalah perilaku hewan peliharaan, sementara judul tritnya adalah perilaku manusia, ya?

Ha ha ha ha, seperti biasa, sangat kritis dan teliti, khas Husada.

Betul sekali, bro, saya sengaja memberi judul Manusia, sedangkan kisah kisah yang saya tampilkan adalah interaksi antara hewan dan manusia.

Sengaja hewan yang jadi 'tokoh utama' agar bisa menjadi 'cemin' bagi kita, jika hewan saja seperti itu, apa yang kita manusia bisa lakukan, karena strata kita jauuuh diatas hewan.

Demikian, bro, semoga bisa dipahami.

 :wink:

Syalom

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Perilaku Manusia
« Reply #6 on: July 14, 2012, 06:07:03 PM »
Ha ha ha ha, seperti biasa, sangat kritis dan teliti, khas Husada.

Betul sekali, bro, saya sengaja memberi judul Manusia, sedangkan kisah kisah yang saya tampilkan adalah interaksi antara hewan dan manusia.

Sengaja hewan yang jadi 'tokoh utama' agar bisa menjadi 'cemin' bagi kita, jika hewan saja seperti itu, apa yang kita manusia bisa lakukan, karena strata kita jauuuh diatas hewan.

Demikian, bro, semoga bisa dipahami.

 :wink:

Syalom
Oala... ternyata sejenis 'trik mengemas' to? Tujuan utama tetap untuk manusia agar perilaku hewan yang setia itu dijadikan bahan pelajaran, ya? Hebat. Benar-benar mantan salesman, atau masih? :icon_salut: :):) :icon_tongue:
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Perilaku Manusia
« Reply #7 on: July 14, 2012, 08:08:57 PM »
Oala... ternyata sejenis 'trik mengemas' to? Tujuan utama tetap untuk manusia agar perilaku hewan yang setia itu dijadikan bahan pelajaran, ya? Hebat. Benar-benar mantan salesman, atau masih? :icon_salut: :):) :icon_tongue:

No comment, he he he

 :wink:

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Perilaku Manusia
« Reply #8 on: July 15, 2012, 09:37:37 AM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers.

Perilaku manusia, pada beberapa hal memang sama dengan perilaku hewan. Pada poin-poin tertentu (misalnya dalam kesetiaan seperti telah dikemukakan), justru manusia sebaiknya belajar kepada hewan. Hewan itu cenderung konsisten. Pada hewan, sekali setia, akan tetap setia sampai akhir. Sementara pada manusia, mungkin karena ilmu politiknya, sering inkonsisten. Hari ini menjadi sekutu, e'e'eee... kemudian hari menjadi seteru.

Tentang belajar dari hewan, sejak dari jaman Raja Sulaiman, sebenarnya sudah dihimbau, to? Kalau tidak salah ingat, Raja Sulaiman sudah belajar dari dan menhimbau agar manusia meniru semut, yang selalu gotong royong, dan selalu memberi salam saat berpapasan. Tetapi, yang namanya manusia, yang mempunyai ego, sangat suka pada lirik lagu siapa itu, yang bilang, "I did it my way", gitu. Cara orang lain, meski sudah teruji bagus, bongkar. Banyak yang pingin bilang, "I did it my way".

Kembali ke "perilaku manusia", menurut saya, sangat kompleks. Jadi, trit ini sangat baik, mengemukakan berbagai contoh kasus, atau berbagai bahan pelajaran, dengan tujuan agar tiap orang yang membacanya mendapat poin penting demi kebangunan bersama, selaku makhluk paling utama di bumi yang satu-satunya ini.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Perilaku Manusia
« Reply #9 on: July 15, 2012, 10:05:32 AM »
Niat baik

Dahulu, saat saya kuliah, dan tinggal bersama orang tua saya, kami memiliki seekor anjing besar. Campuran dari anjing gembala jerman dan anjing kampung. Jadi walau telinganya tidak berdiri seperti anjing gembala jerman, perilaku dan galaknya mirip anjing gembala jerman. Anjing saya ini tidak mudah menggonggong, tetapi kalau menggonggong gaungnya sungguh menggetarkan orang yang belum mengenalnya. Tikus yang kebetulan bertandang, pasti berakhir dengan tergeletak rapi di pintu belakang. Jika kebetulan malam itu terdapat dua tikus yang bertandang, maka esok pagi tertata rapi dua tikus di keset pintu belakang. Dan tentu saja anjing saya ini, yang diberi nama berbau belanda, duduk dengan bangga menunjukan hasil kerjanya. Dan biasanya, kami cukup memujinya dan mengusap kepalanya, anjing saya itu sudah sangat bangga dan mengibaskan ekornya dengan riang.

Saat itu, dari seorang kerabat di Jawa Timur, kami mendapat peliharaan baru, yakni 50 ekor burung puyuh, lengkap dengan kandangnya. Jadi, setiap pagi kami bisa mengumpulkan puluhan butir telur burung puyuh. Kemudian saya minta perangkat penetas telur burung, dan diberikan yang berkapasitas 300 butir telur. Jika kami tetaskan 200 butir, maka dalam waktu 17 hari, akan menetas burung puyuh sekitar 120-130 ekor. Dan sekitar 100 ekor bisa bertumbuh besar dengan cepat. Jadi bisa dibayangkan, dalam beberapa bulan saja, kami sudah memiliki lebih dari ribuan ekor burung puyuh.

Burung puyuh ini setiap hari harus dibersihkan kandangnya, dipungut telurnya, dan diberi makan serta minum yang tiada henti. Akhirnya karena kebosanan kami (saya dan adik), tugas merawat burung puyuh didelegasikan kepada pembantu kami.

Suatu pagi, ketika kami membuka pintu belakang, anjing kami duduk dengan bangga di tempat biasanya, dan dihadapannya, berderet dengan rapi puluhan ekor burung puyuh, sudah mati tentu saja.

Kami terkejut tentu saja. Usut punya usut, ternyata pembantu kami tidak cermat dalam mengunci pintu kandang. Sehingga burung puyuh yang kandangnya sudah over capacity itu berbondong bondong keluar mencari kebebasan. Tanpa menyadari bahwa di halaman belakang, ada petugas jaga malam kami yang sangat mahir dan tidak pernah lengah.

Apa yang harus dilakukan? Toh anjing kami melakukan tugas dengan benar. Kami hanya menghela nafas saja, sambil tetap memuji niat baik anjing kami yang salah sasaran.

;D

bruce

  • Guest
Re: Perilaku Manusia
« Reply #10 on: July 16, 2012, 02:05:17 PM »
Sulit diatur

Saat saya SMA dulu, selain memiliki anjing campuran gembala jerman seperti kisah di atas, saya pun memiliki beberapa hewan peliharaan lain lagi, ada burung berbagai jenis, dan ada monyet.

Monyet ini diberikan kepada saya oleh seorang teman ayah saya, aslinya adalah jenis monyet ekor panjang. Tetapi ekornya yang panjang sudah dipotong, tersisa sekitar 10 cm saja. Giginyapun sepertinya sudah dikikir, sehingga tidak tajam lagi.

Monyet ini sudah termasuk jinak, tetapi kami rantai juga dengan rantai kecil dan berujung pada sebuah batang besi yang tertanam di luar jendela ruang duduk kami. Kadang saya gemar menyaksikan perilaku monyet ini, cukup menggemaskan. Kadang rantai yang terikat di pinggangnya dipergunakannya sebagai sarana bermain, berayun ayun dengan menjejakkan kakinya ke dinding. Kadang dia duduk di jendela ruang tamu, dan mau di belai belai. Kalau sudah begitu, manjanya keluar, sambil menggumankan sesuatu, dan berbunyi nyem nyem nyem, dengan jarinya yang kecil kecil itu, dia mencari 'kutu' di lengan saya.

Sering pula tanpa sebab, perilakunya menjadi agresif, berteriak teriak dan menyeringai menunjukan giginya. Walau lebih sering monyet lucu ini bersikap tenang. Kacang, dan buah buahan memang menjadi kesukaannya. Saya teringat bagaimana serakahnya si monyet ini, jika diberi kacang, segera dimasukannya ke dalam mulut, diberi lagi, dimasukan lagi, hingga pipinya menggelembung penuh dengan makanan (kacang atau apapun).

Karena tampaknya jinak dan penurut, suatu kali saya ingin membiasakannya untuk tinggal di dalam rumah. Jadi, saya lepas rantai pengikatnya dari batang besi. Dan mengajaknya masuk ke rumah. Kebetulan anjing saya sudah mengenalnya, jadi resiko untuk diterkam bisa dihindari, disamping saya percaya anjing saya patuh pada perintah/larangan kami.

Ketika masuk ke dalam rumah, si monyet itu segera mengamati situasi rumah, mata serta kepalanya berputar kesana kemari, dan mulai menyeringai serta menunjukan giginya kepada anjing saya, yang acuh saja melihat polah si moye ini.

Tiba tiba, tanpa disangka siapapun, si monyet ini melompat ke punggung anjing saya, yang segerea bereaksi membalikan badan hendak menggigit monyet di punggungnya. Belum sempat kami berteriak, si monyet lompat ke atas lemari, lompat ke lampu gantung, dan terus berlompatan serta berteriak teriak mengacaukan seisi rumah. Anjing sayapun mulai merasa bahwa pengacau harus ditaklukan, dan mulai menggonggong serta mengancam.

Untunglah, sebelum semua menjadi berantakan, rantai yang masih terikat di pinggang monyet itu, berhasil dijangkau, dan saya tarik untuk memaksanya turun dari atas lemari. Petualangan monyet liar ini berakhir kembali pada batang besi di luar jendela yang memang menjadi habitatnya selama ini. Dan seminggu kemudian, kami berikan monyet ini kepada kebun binatang.

Satu pelajaran yang saya petik adalah, kadang apa yang kita anggap baik bagi orang lain, belum tentu baik bagi orang itu. Kadang orang yang memang pada dasarnya liar, justru merasa ketertiban tidaklah nyaman. Bagi mereka yang terbiasa liar suasana tertib dan teratur menjadi kungkungan. Bagi mereka yang liar, memang tersedia tempat yang memang lebih cocok baginya, di alam liar.

;D

Offline avila

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputation Power:
  • Denominasi: ikut Yesus
Re: Perilaku Manusia
« Reply #11 on: July 16, 2012, 02:13:06 PM »
Wwkwkwkwkwk...
kejelekan manusia..
kemuliaan bagi Bapa, Putera dan Roh Kudus...

bruce

  • Guest
Re: Perilaku Manusia
« Reply #12 on: July 16, 2012, 02:31:00 PM »
Wwkwkwkwkwk...
kejelekan manusia..

He he he he, kadang kita bisa belajar tentang manusia justru dari perilaku hewan peliharaan kita lho.

 :wink:

Offline Ignas

  • FIK council
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 451
  • Reputation Power:
Re: Perilaku Manusia
« Reply #13 on: July 16, 2012, 02:38:49 PM »
He he he he, kadang kita bisa belajar tentang manusia justru dari perilaku hewan peliharaan kita lho.

 :wink:

masa sih bro..??  :grin2:
Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa.

Offline Dan

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 63
  • Reputation Power:
  • sssttt
  • Denominasi: Protestan Konservatif
Re: Perilaku Manusia
« Reply #14 on: July 17, 2012, 11:06:32 PM »
He he he he, kadang kita bisa belajar tentang manusia justru dari perilaku hewan peliharaan kita lho.

 :wink:
sometimes hewan peliharaan better more than human..
kar'na rencanaMu indah bagiku.
ANTI Kristen LIBERAL