Alkisah, hidup seorang petapa yang di kenal sangat khusyuk dalam bertapa dan jika bertapa tidak bisa tertarik oleh godaan apapun. Hal itu di ketahui iblis sehingga ia datang menggodanya. Ia menaruk pikiran tentang kekuasaan. Petapa itu tak bergeming. Iblis lalu menaruh pikiran soal kekayaan, hasilnya sama. Juga saat ditaruh pikiran tentang seks, wajah si petapa tetap tenang. Hingga akhirnya, satu iblis lain maju mendekatinya. Ia membisikinya dan wajah si petapa langsung berubah.
Ternyata, iblis berbisik "Adik seperguruanmu sekarang dilantik menjadi kepala perguruan oleh gurumu"
Iri hati bisa dikatakan adalah salah satu dosa tertua. Kain membunuh Habel karena iri. Hawa juga bisa dikatakan memberontak dan makan buah pengetahuan baik dan buruk dengan motivasi serupa, ia ingin menjadi seperti Allah. Karena iri, dan ahli Taurat bersekongkol dengan pemerintahan Romawi untuk menyalibkan Yesus. Berbagai pertikaian, kriminalitas dan perang pun terjadi karena iri hati, yaitu karena manusia saling mengingini apa yang orang lain miliki.
Kita semua tahu bahwa iri hati memang bukan hal yang baik. Alkitab pun membicarakan iri hati selalu sebagai hal yang negatif. Hanya masalahnya, iri hati sering kali terjadi tanpa kita sadari. Iri hati seolah seperti musuh yang datang secara sembunyi-sembunyi untik kemudian tiba-tiba sudah menguasai pikiran kita sehingga kita bahkan bisa melakukan hal-hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Kain sampai tega membunuh Habel meskipun ia tidak pernah melihat manusia membunuh satu sama lain sebelumnya.
Para ahli Taurat bahkan memilih Barabas, yang pandangannya amat berlawanan dengan mereka dan menyerahkan Yesus (yang pengajaran-Nya sebenarnya menyempurnakan hukum Taurat yang mereka pegang). Mengapa? Karena iri !
Iri hati terjadi ketika kita salah melihat diri kita sendiri. Entah kita menempatkan diri sendiri terlalu tinggi atau terlalu rendah, hal itulah yang memunculkan iri hati. Maka, sebenarnya kunci mengatasi iri hati ini cukup sederhana : lihat diri kita dan lihat orang lain sebagaimana Allah melihatnya. Percaya diri tapi tidak sombong, rendah hati tapi tidak minder, karena kita tahu bahwa berkat yang kita atau orang lain dapat adalah seizin Tuhan.
Matius 27:18
Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Mengatasi iri hati adalah dengan melihat segala sesuatu dari sudut pandang AllahRenungan Harian Spirit
Arie
Gbu