Author Topic: Tanpa ada manusia, Yesus itu tidak akan ada? Tanpa ada manusia, Yesus tidak ...  (Read 3858 times)

0 Members and 10 Guests are viewing this topic.

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Nabi Nuh membawa siapa mas? Nabi Luth membawa siapa mas?
Makanya, di thread lain saya sudah minta anda untuk buatlah thread terpisah, jelaskan tenang nabi nabi menurut anda, beserta referensi ayatnya, biar jelas. Karena sepertinya anda tidak tahu kisah nabi nabi anda koq.

Salam

thread sdh dibuka bang, besok dilanjut ya..  :peace: ;)

bruce

  • Guest
thread sdh dibuka bang, besok dilanjut ya..  :peace: ;)

Oke, mas, sedang dibaca, thanks

Salam

Offline jalu2012

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 37
  • Reputation Power:
  • Denominasi: nondenom
O begitu maksud bro jalu. Ijinkan saya berkomentar sedikit ya.

Ada beberapa hal dari pemahaman bro jalu yang menurut saya kurang tepat. Tentu saja saya menilainya dari sudut pandang saya sebagai orang kristen dan berdasarkan pemahaman saya atas Alkitab sebagai Kitab Suci orang kristen.

1. ttg Yesus: bagi orang kristen spt saya, Yesus adalah Allah yang berinkarnasi jadi manusia. Jadi, Yesus memiliki dua natur: manusia dan ilahi (Allah). Hal ini menerangkan keterbatasan Yesus (bernatur manusia) sekaligus perbedaanNya dengan manusia lain (bernatur Allah). Yesus bukan manusia yang dijadikan Allah, atau Allah yang merasuk ke dalam tubuh seseorang yang bernama Yesus ketika ia berusia 30 tahun.

2.Manusia tidak pasif. Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang memiliki hasrat untuk Allah. Hanya saja hasrat ini kemudian rusak oleh dosa sehingga ia tidak lagi dapat mengidentifikasi Allah secara pasti. Manusia tetap mencari Allah (note: "a" kecil) karena pada dirinya sendiri manusia butuh Allah. Tapi, karena dosa, manusia hanya menemukan atau menciptakan Allah-Allah bagi diri mereka sendiri.

3. Sapaan Allah kepada manusia disebut wahyu. Menurut orang kristen spt saya, wahyu ada dua macam: wahyu umum dan wahyu khusus. Wahyu umum adalah sapaan Allah kepada semua manusia yg telah berdosa melalui anugerah-anugerah umum seperti alam, ilmu, kesehatan, cinta, dll. Wahyu khusus adalah sapaan Allah kepada manusia yg telah berdosa ttg Jalan, Kebenaran, dan Hidup (anugerah khusus: penebusan dosa dan keselamatan).

Memang benar bahwa selama berinkarnasi di bumi, Yesus hanya ada di tanah Israel. Tetapi, hakikat atau esensi Yesus (Allah) tidak hanya ada di Palestina. Yesus ada bahkan sebelum dunia dijadikan, Yesus ada sebelum Abraham. Inkarnasi Yesus memang hanya terjadi di tanah Israel karena di situlah Ia harus mati. Ia mati demi sebuah misi, dan efektifitas dari misiNya inilah yg menembus batas-batas ruang, waktu, ras, budaya, dll . Dng kata lain, efektifitas penebusan dosa yg direalisasikan Allah di tanah Israel melalui kematian Yesus menembus batas-batas ruang, waktu, ras, budaya, dll.

Jadi, apakah Allah orang kristen tidak menyapa orang Indonesia jaman dulu? Jawabannya adalah tidak, Allah menyapa semua orang di seluruh dunia di sepanjang sejarah.

Apabila Yesus hanya dimengerti sebagai manusia yg dirasuki Allah, maka benarlah anggapan bro jalu tsb. Apabila Allah tidak dimengerti sebagai Tritunggal, maka benarlah juga anggapan bro jalu tsb.

Jadi, apabila selama ini bro jalu tidak menemukan "jalan keluar" bagi problem "apakah Allah menyapa semua manusia di seluruh dunia?", itu karena pemahaman bro jalu akan Allah bukan pemahaman kristen.

Tentu saja, pemahaman bro jalu tsb adalah sepenuhnya pilihan bro jalu, dan saya hanya menjelaskan posisi saya sebagai orang kristen.


Salam.

Ketika Yesus disalib, adalah momentum penebusan seluruh dosa dosa manusia di muka bumi ini, betul? Semua dosa manusia akan terhapus, tapi ada syaratnya. Syaratnya adalah mengakui bahwa yang disalib adalah Tuhan Yesus sang penyelamat.

Bagimana bagi yang tidak mengakui atau menolak manusia yang disalib itu adalah Tuhan? Jawabnya adalah tidak akan diberi keselamatan.

Rekonstruksi logikanya adalah:

Tuhan, selama ini tinggal di alam yang tidak nampak, Tuhan cinta ciptaannya, ciptaannya dianggap telah menanggung dosa turunan adam/hawa. Tuhan ingin menebusnya, maka Tuhan menjelma menjadi manusia, dan menyalib dirinya supaya  dosa dosa manusia terhapus. Tapi syaratnya manusia harus percaya bahwa yang menebus dosa (dengan penyaliban)  itu adalah Tuhan.

Pertanyaannya, mengapa Tuhan harus memberi prasyarat dalam pengampunan dosa tsb? Apa tidak terkesan Tuhan tidak PD bahwa ia adalah Tuhan?

Pertanyaan berikut.
Seberapa pentingkah pesan bahwa manusia jika ingin dosanya diampuni harus percaya Tuhan disalib untuk menebus dosa dosa manusia? Jawabannya tentu sangat penting. Jika sangat penting mengapa Tuhan menyampaikan pesan tersebut dengan cara yang sangat konvensional, dari mulut ke mulut dengan resiko pesan tsb akan tidak sampai ke seluruh manusia di pelosok muka bumi ini. Dan terbukti, pesan tersebut baru sampai ke (misalnya  nusantara) setelah 1400 tahunan. Mengapa pesan yang sangat penting bagi manusia di muka bumi ini, dibiarkan terlantar sedemikian lama. Manusia, yang hidup di nusantara dan di belahan bumi lainnya yang selama berabad abad tidak tersentuh oleh pesan keselamatan itu, seyogyanya dapat menuntut ketidakadilan ini.

Tuhan, mengapa pesan yang sangat penting itu kau letakan di pundak manusia untuk menyampaikannya. Mengapa engkau, dengan kecanggihanmu, tidak menyampaikannya dengan cara "BREAKING NEWS" secera serempak ke seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini. Sehingga setiap manusia dapat mengetahuinya secara serempak dan bersamaan waktunya. Dan, engkau menuntut kami percaya, sedangkan kami berada di dimensi waktu dan ruang yang berbeda ketika engkau melakukan penebusan dosa itu. Untuk manusia manusia yang mengalami suasana bathin peristiwa penyaliban itu, mungkin akan lebih mudah mempercayainya. Tapi kami, kami tidak diberikan kesempatan yang sama dengan mereka. Dan, engkau menuntut kami percaya. Dimanakah keadilan itu... Dan, bagaimana manusia manusia yang belum sempat mendengar kabar itu tapi telah mati terlebih dahulu. Apakah mereka akan selamat. Apa tolok ukur keselamatan bagi mereka? Jika engkau masukan mereka yang tidak/atau belum mendengar ke dalam surga, mengapa pula kami harus mendengar pesan itu, karena ketika kami mendengar pesan itu, kami dihadapkan kepada pilihan percaya atau tidak, Tidak percaya berarti tidak selamat. Sementara mereka yang tidak mendengar atau belum mendengar tapi keburu mati, mereka terbebas untuk melakukan pilihan dan mereka engkau putuskan masuk surga. Kalau begitu lebih baik pesan itu tidak sampai ke telingga kami....

itulah, bro, kira kira keluh kesah manusia, bila memang apa yang saya sampaikan itu benar adanya.

Salam



Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
jalu, ikutan yah ...

Untuk manusia manusia yang mengalami suasana bathin peristiwa penyaliban itu, mungkin akan lebih mudah mempercayainya
Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya

engkau menuntut kami percaya, sedangkan kami berada di dimensi waktu dan ruang yang berbeda ketika engkau melakukan penebusan dosa itu
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya, barangkali ? :)

Sebagai nonK, terus terang kalimat tsb bagi saya mengagumkan.
"Kok bisa bisa-nya Dia tau yah seperti apa nanti ... makanya Dia kasih penghiburan seperti itu ?"   :think1:

salam.
« Last Edit: August 12, 2012, 03:55:32 AM by odading »

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Damai sejahtera menyertaimu jalu. Saya mau kasi komentar, boleh, ya?
Pertanyaannya, mengapa Tuhan harus memberi prasyarat dalam pengampunan dosa tsb? Apa tidak terkesan Tuhan tidak PD bahwa ia adalah Tuhan?
Menurut pemahaman saya, berdasarkan pengertian saya atas kisah penciptaan di Kitab Kejadian, pada mulanya, Tuhan memberikan kemerdekaan kepada manusia. Tuhan memberitahukan keinginanNya, agar manusia taat kepada Tuhan. Kepada manusia diberitahukan bahwa kebahagiaan adalah upah manusia yang taat.

Tapi apa lacur? Manusia jatuh ke dalam dosa, tidak taat. Maka konsekuensinya, jika manusia ingin memperoleh kebahagiaan itu kembali, manusia harus melalui "jalan, kebenaran, dan hidup". Prasyarat itu bukan mengesankan kekurang-PD-an Tuhan, justru meperlihatkan bahwa Tuhan itu murah, tetapi tidak murahan.

Saya pikir, pemikiran orang Indonesia dahulu sudah menangkap esensi seperti itu, maka orang Indonesia tempo doeloe mengemukakan pepatah "Tangan mencencang, bahu memikul," yang artinya kira-kira selain pengkhususan tugas, juga menggambarkan siap menanggung konsekuensi. DIpertajam dengan "Berani berbuat, berani bertanggung jawab".

Jadi, agar manusia itu dapat sampai kepada kebahagiaan sejati seperti yang dahulu kala sudah diberikan kepada Adam pada saat penciptaan, maka kepada manusia itu diberikan syarat. Bukan tidak mampu Tuhan memberikan keselamatan tanpa syarat, tetapi menurut pemahaman saya, Tuhan menghormati kemerdekaan yang telah diberikan kepada manusia. Bahwa manusia harus menggunakan kemerdekaan itu untuk menjalani "jalan, kebenaran, dan hidup", agar dapat datang kepada Bapa. Sekali lagi, syarat itu tidak menggambarkan kekurang-PD-an Tuhan, tetapi itu memeperlihatkan bahwa Tuhan itu murah hati, tetapi tudak murahan.
Quote
Tuhan, mengapa pesan yang sangat penting itu kau letakan di pundak manusia untuk menyampaikannya. Mengapa engkau, dengan kecanggihanmu, tidak menyampaikannya dengan cara "BREAKING NEWS" secera serempak ke seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini. Sehingga setiap manusia dapat mengetahuinya secara serempak dan bersamaan waktunya. Dan, engkau menuntut kami percaya, sedangkan kami berada di dimensi waktu dan ruang yang berbeda ketika engkau melakukan penebusan dosa itu. Untuk manusia manusia yang mengalami suasana bathin peristiwa penyaliban itu, mungkin akan lebih mudah mempercayainya. Tapi kami, kami tidak diberikan kesempatan yang sama dengan mereka. Dan, engkau menuntut kami percaya. Dimanakah keadilan itu... Dan, bagaimana manusia manusia yang belum sempat mendengar kabar itu tapi telah mati terlebih dahulu. Apakah mereka akan selamat. Apa tolok ukur keselamatan bagi mereka? Jika engkau masukan mereka yang tidak/atau belum mendengar ke dalam surga, mengapa pula kami harus mendengar pesan itu, karena ketika kami mendengar pesan itu, kami dihadapkan kepada pilihan percaya atau tidak, Tidak percaya berarti tidak selamat. Sementara mereka yang tidak mendengar atau belum mendengar tapi keburu mati, mereka terbebas untuk melakukan pilihan dan mereka engkau putuskan masuk surga. Kalau begitu lebih baik pesan itu tidak sampai ke telingga kami....
Atas paragraf panjang ini, saya ingin katakan bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia. Pikiran Tuhan bukanlah pikiran manusia. Rencana Chalik, tidaklah rencana makhluk.

Adalah bagus kalau bathin manusia ingin mengenal Penciptanya, namun menjadi bablas kalau ciptaan menginginkan agar Pencipta berbuat seperti yang diinginkan ciptaan.

Khusus yang saya tebalkan itu, mengingatkan saya pada pengalaman ketika saya 'dipenjarakan' orang tua di suatu asrama persekolahan dulu. Teman sekamar saya mempunyai kakak, yang juga cowok. Mungkin orang tua mereka sudah 'menjatahi' mereka dengan hitung-hitungan yang pas. Namun, sang kakak mungkin karena sudah mulai pacaran, menjadikan kebutuhannya lebih besar, maka si kakak sering kehabisan krim rambut.

Suatu hari, tanpa ba-bi-bu, ketika sang adik main bola di lapangan, si kakak mengambil krim rambut si adik agak lebih banyak, si kakak memindahkan ke tabung yang sudah disediakan untuk dibawa ke kamarnya. Begitu selesai main bola, si adik (yang sekamar saya itu) saya beritahu bahwa tadi kakak datang mengambil krim rambut. Teman saya itu melihat krimnya, mungkin kecewa atau bagaimana, langsung membanting tabung kaca itu, maka krim yang tersisa menjadi berceceran di lantai di antara beling tabung.

Usut punya usut, ternyata si adik menganut pikiran mirip seperti bagian posting yang saya tebalkan di atas.  Kalimat "Kalau begitu lebih baik pesan itu tidak sampai ke telingga kami...." dirubah menjadi, "Kalau begitu, sekalian saja krim ini jangan disisakan," sambil membanting tabung ke lantai sampai berantakan.

Karena kelas saya lebih senior daripada kelas teman sekamar itu, sambil senyum-senyum saya katakan padanya, "Mmmm... kalau saja tabung krim itu tidak engkau banting, mungkin masih bisa saya manfaatkan. Tapi karena sudah terburai di lantai, silahkan bersihkan lantai kita," gitu.

Yang ingin saya sampaikan, khusus yang saya tebalkan itu, apakah memang begitu? Bagi saya, itu terkesan ingin mendikte Tuhan.

Damai sejahtera menyertai FIKers, sekarang dan selamanya.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam


Saya pikir, pemikiran orang Indonesia dahulu sudah menangkap esensi seperti itu, maka orang Indonesia tempo doeloe mengemukakan pepatah "Tangan mencencang, bahu memikul," yang artinya kira-kira selain pengkhususan tugas, juga menggambarkan siap menanggung konsekuensi. DIpertajam dengan "Berani berbuat, berani bertanggung jawab".



kalau boleh mengomentari sedikit kang mas, bukankah dengan penebusan dosa oleh Yesus malah mengajari manusia utk TIDAK bertanggung jawab atas apa yg dilakukannya selama hidupnya? karena Yesuslah yg harus menanggung atas dosa dan perbuatan manusia, bukan manusia itu sendiri.

jadi makna "Berani berbuat, berani bertanggung jawab", jadi gak berlaku karena Yesus sdh mempertanggung jawabkan apa yg diperbuat oleh Adam dan anak keturunannya.

salam  :)

bruce

  • Guest
kalau boleh mengomentari sedikit kang mas, bukankah dengan penebusan dosa oleh Yesus malah mengajari manusia utk TIDAK bertanggung jawab atas apa yg dilakukannya selama hidupnya? karena Yesuslah yg harus menanggung atas dosa dan perbuatan manusia, bukan manusia itu sendiri.

jadi makna "Berani berbuat, berani bertanggung jawab", jadi gak berlaku karena Yesus sdh mempertanggung jawabkan apa yg diperbuat oleh Adam dan anak keturunannya.

salam  :)

Manusia tetap harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya, mas. Jesus hanya memberi jalan keselamatan yang harus diikuti. Tanpa mengikuti jalan keselamatan yang ditentukanNya, manusia juga tidak akan selamat.

Salam

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Damai sejahtera menyertaimu strik.
kalau boleh mengomentari sedikit kang mas, bukankah dengan penebusan dosa oleh Yesus malah mengajari manusia utk TIDAK bertanggung jawab atas apa yg dilakukannya selama hidupnya? karena Yesuslah yg harus menanggung atas dosa dan perbuatan manusia, bukan manusia itu sendiri.

jadi makna "Berani berbuat, berani bertanggung jawab", jadi gak berlaku karena Yesus sdh mempertanggung jawabkan apa yg diperbuat oleh Adam dan anak keturunannya.

salam  :)
Terima kasih komennya. Pesan saya, masih sama, merenungkan suatu ayat dari Alkitab, jika hanya mengeksplore satu ayat bersendiriran, besar kemungkinan tidak akan memperoleh makna yang dimaksudkan ayat tersebut. Satu hal yang saya bangga dengan striker, striker banyak membaca Alkitab. Namun, agar striker memperoleh pemaknaan yang lebih utuh, betapa baiknya kalau striker tidak hanya mengeksplore ayat yang striker inginkan pada saat tertentu. Coba memaknainya lebih luas, satu perikop, kemudian satu kitab.

Damai bagimu striker.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline jalu2012

  • FIK - Newbie
  • *
  • Posts: 37
  • Reputation Power:
  • Denominasi: nondenom
Damai sejahtera menyertaimu jalu. Saya mau kasi komentar, boleh, ya?Menurut pemahaman saya, berdasarkan pengertian saya atas kisah penciptaan di Kitab Kejadian, pada mulanya, Tuhan memberikan kemerdekaan kepada manusia. Tuhan memberitahukan keinginanNya, agar manusia taat kepada Tuhan. Kepada manusia diberitahukan bahwa kebahagiaan adalah upah manusia yang taat.

Tapi apa lacur? Manusia jatuh ke dalam dosa, tidak taat. Maka konsekuensinya, jika manusia ingin memperoleh kebahagiaan itu kembali, manusia harus melalui "jalan, kebenaran, dan hidup". Prasyarat itu bukan mengesankan kekurang-PD-an Tuhan, justru meperlihatkan bahwa Tuhan itu murah, tetapi tidak murahan.

Saya pikir, pemikiran orang Indonesia dahulu sudah menangkap esensi seperti itu, maka orang Indonesia tempo doeloe mengemukakan pepatah "Tangan mencencang, bahu memikul," yang artinya kira-kira selain pengkhususan tugas, juga menggambarkan siap menanggung konsekuensi. DIpertajam dengan "Berani berbuat, berani bertanggung jawab".

Jadi, agar manusia itu dapat sampai kepada kebahagiaan sejati seperti yang dahulu kala sudah diberikan kepada Adam pada saat penciptaan, maka kepada manusia itu diberikan syarat. Bukan tidak mampu Tuhan memberikan keselamatan tanpa syarat, tetapi menurut pemahaman saya, Tuhan menghormati kemerdekaan yang telah diberikan kepada manusia. Bahwa manusia harus menggunakan kemerdekaan itu untuk menjalani "jalan, kebenaran, dan hidup", agar dapat datang kepada Bapa. Sekali lagi, syarat itu tidak menggambarkan kekurang-PD-an Tuhan, tetapi itu memeperlihatkan bahwa Tuhan itu murah hati, tetapi tudak murahan.Atas paragraf panjang ini, saya ingin katakan bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia. Pikiran Tuhan bukanlah pikiran manusia. Rencana Chalik, tidaklah rencana makhluk.

Adalah bagus kalau bathin manusia ingin mengenal Penciptanya, namun menjadi bablas kalau ciptaan menginginkan agar Pencipta berbuat seperti yang diinginkan ciptaan.

Khusus yang saya tebalkan itu, mengingatkan saya pada pengalaman ketika saya 'dipenjarakan' orang tua di suatu asrama persekolahan dulu. Teman sekamar saya mempunyai kakak, yang juga cowok. Mungkin orang tua mereka sudah 'menjatahi' mereka dengan hitung-hitungan yang pas. Namun, sang kakak mungkin karena sudah mulai pacaran, menjadikan kebutuhannya lebih besar, maka si kakak sering kehabisan krim rambut.

Suatu hari, tanpa ba-bi-bu, ketika sang adik main bola di lapangan, si kakak mengambil krim rambut si adik agak lebih banyak, si kakak memindahkan ke tabung yang sudah disediakan untuk dibawa ke kamarnya. Begitu selesai main bola, si adik (yang sekamar saya itu) saya beritahu bahwa tadi kakak datang mengambil krim rambut. Teman saya itu melihat krimnya, mungkin kecewa atau bagaimana, langsung membanting tabung kaca itu, maka krim yang tersisa menjadi berceceran di lantai di antara beling tabung.

Usut punya usut, ternyata si adik menganut pikiran mirip seperti bagian posting yang saya tebalkan di atas.  Kalimat "Kalau begitu lebih baik pesan itu tidak sampai ke telingga kami...." dirubah menjadi, "Kalau begitu, sekalian saja krim ini jangan disisakan," sambil membanting tabung ke lantai sampai berantakan.

Karena kelas saya lebih senior daripada kelas teman sekamar itu, sambil senyum-senyum saya katakan padanya, "Mmmm... kalau saja tabung krim itu tidak engkau banting, mungkin masih bisa saya manfaatkan. Tapi karena sudah terburai di lantai, silahkan bersihkan lantai kita," gitu.

Yang ingin saya sampaikan, khusus yang saya tebalkan itu, apakah memang begitu? Bagi saya, itu terkesan ingin mendikte Tuhan.

Damai sejahtera menyertai FIKers, sekarang dan selamanya.


Terima kasih bro, atas pandangannya.

Supaya bisa lebih simple, saya rangkum narasi saya, sehingga bro dapat menangkap esensi apa yang saya ingin tanyakan:

Waktu:   Hari x, Tanggal x, Tahun 30 Masehi
Tempat: Sungai Jordan
Acara:    Baptist/Pengukuhan Yesus sebagai Tuhan (*)

*) maka sejak dikukuhkannya Yesus sebagai Tuhan, tidak ada Tuhan yang lain lagi yang ada   dimuka bumi ini, bagi yang tidak percaya, balasannya neraka.


Waktu:    Hari x tanggal x tahun 33 Masehi (kurang lebih).
Tempat:  Yerusalem
Acara:     Penebusan Dosa seluruh Manusia (*)
*) maka setelah dosa ditebus oleh Yesus, tidak ada lagi dosa manusia, tapi
    ini hanya berlaku bagi yang percaya. Yang tidak percaya, akan masuk neraka.

Sampai di sini, setuju kan jika dikatakan dua peristiwa di atas adalah dua peristiwa yang paling heboh, bombastis, sangat sangat penting bagi ras manusia di muka bumi ini. Karena ini menyangkut hak asasi manusia yang hanya diberi 2/dua pilihan tempat setelah kematian, yaitu surga dan neraka.

Bagaimana dengan manusia lainnya yang ada di luar dimensi waktu dan ruang, sebelum dan sesudahnya peristiwa itu terjadi.

Kristen masuk ke nusantara dibawa oleh pedagang portugis, pada abad ke-15.
Bayangkan peristiwa yang sangat penting mengendap kurang lebih 15 abad, dan baru sampai ke telinga manusia lainnya di muka bumi ini. Bagaimana nasib manusia manusia yang mati sebelum mendengar dua peristiwa penting itu. Kalau diampuni dan masuk surga, ya beruntung sekali mereka. Mereka tidak pernah dihadapkan untuk memilih percaya atau tidak percaya sebagai prasyarat keselamatan. Makanya saya katakan mungkin lebih baik tidak mendengar, karena dengan tidak mendengar otomatis mereka semua masuk surga.

bruce

  • Guest
Quote
Waktu:   Hari x, Tanggal x, Tahun 30 Masehi
Tempat: Sungai Jordan
Acara:    Baptist/Pengukuhan Yesus sebagai Tuhan (*)

*) maka sejak dikukuhkannya Yesus sebagai Tuhan, tidak ada Tuhan yang lain lagi yang ada   dimuka bumi ini, bagi yang tidak percaya, balasannya neraka.

ini dan ini

Quote
Waktu:    Hari x tanggal x tahun 33 Masehi (kurang lebih).
Tempat:  Yerusalem
Acara:     Penebusan Dosa seluruh Manusia (*)
*) maka setelah dosa ditebus oleh Yesus, tidak ada lagi dosa manusia, tapi
    ini hanya berlaku bagi yang percaya. Yang tidak percaya, akan masuk neraka.

Dapat kesimpulan darimana ya?

Mengenai yang ini :

Quote
Sampai di sini, setuju kan jika dikatakan dua peristiwa di atas adalah dua peristiwa yang paling heboh, bombastis, sangat sangat penting bagi ras manusia di muka bumi ini. Karena ini menyangkut hak asasi manusia yang hanya diberi 2/dua pilihan tempat setelah kematian, yaitu surga dan neraka.

Bagaimana dengan manusia lainnya yang ada di luar dimensi waktu dan ruang, sebelum dan sesudahnya peristiwa itu terjadi.

Kristen masuk ke nusantara dibawa oleh pedagang portugis, pada abad ke-15.
Bayangkan peristiwa yang sangat penting mengendap kurang lebih 15 abad, dan baru sampai ke telinga manusia lainnya di muka bumi ini. Bagaimana nasib manusia manusia yang mati sebelum mendengar dua peristiwa penting itu. Kalau diampuni dan masuk surga, ya beruntung sekali mereka. Mereka tidak pernah dihadapkan untuk memilih percaya atau tidak percaya sebagai prasyarat keselamatan. Makanya saya katakan mungkin lebih baik tidak mendengar, karena dengan tidak mendengar otomatis mereka semua masuk surga.

Apa Tuhan terikat pada batasan waktu?


Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Manusia tetap harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya, mas. Jesus hanya memberi jalan keselamatan yang harus diikuti. Tanpa mengikuti jalan keselamatan yang ditentukanNya, manusia juga tidak akan selamat.

Salam

saya setuju dengan pemikiran mas bruce, tapi saya rasa pihak protestan tdk akan setuju dengan pernyataan mas bruce tersebut.  :)

Offline striker

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1093
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Isa Ibnu Mariam
Damai sejahtera menyertaimu strik.Terima kasih komennya. Pesan saya, masih sama, merenungkan suatu ayat dari Alkitab, jika hanya mengeksplore satu ayat bersendiriran, besar kemungkinan tidak akan memperoleh makna yang dimaksudkan ayat tersebut. Satu hal yang saya bangga dengan striker, striker banyak membaca Alkitab. Namun, agar striker memperoleh pemaknaan yang lebih utuh, betapa baiknya kalau striker tidak hanya mengeksplore ayat yang striker inginkan pada saat tertentu. Coba memaknainya lebih luas, satu perikop, kemudian satu kitab.

Damai bagimu striker.

maaf mas, saya lebih suka jawaban mas bruce yg jelas dan lugas.  :)

kalau pemaknaan saya belum utuh, seharusnya njenengan bisa menjelasaknnya lebih utuh lagi, dan saya tdk mencoba tuk mengeksplor ayat tertentu, tapi hanya mengomentari pernyataan anda saja.

kalau njenengan tdk setuju, sejatinya anda bisa menjelaskan lebih dalam sehingga menjadi penjelasan yg lebih utuh dan bisa diterima.

Salam

bruce

  • Guest
saya setuju dengan pemikiran mas bruce, tapi saya rasa pihak protestan tdk akan setuju dengan pernyataan mas bruce tersebut.  :)

Sebenarnya sama, mas, cuma penekanannya pada 'sebelum atau setelah'.

Salam

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Damai sejahtera menyertaimu strik.
maaf mas, saya lebih suka jawaban mas bruce yg jelas dan lugas.  :)
Puji Tuhan. Gunakanlah itu.
Quote
kalau pemaknaan saya belum utuh, seharusnya njenengan bisa menjelasaknnya lebih utuh lagi, dan saya tdk mencoba tuk mengeksplor ayat tertentu, tapi hanya mengomentari pernyataan anda saja.

kalau njenengan tdk setuju, sejatinya anda bisa menjelaskan lebih dalam sehingga menjadi penjelasan yg lebih utuh dan bisa diterima.
:grining: Di bagian posting saya yang ini,
Namun, agar striker memperoleh pemaknaan yang lebih utuh, betapa baiknya kalau striker tidak hanya mengeksplore ayat yang striker inginkan pada saat tertentu. Coba memaknainya lebih luas, satu perikop, kemudian satu kitab.
Tuh, perhatikan dan lakukan yang bergaris bawah itu. Jangan artikan satu kitab itu sebagai Alkitab keseluruhan. Perlahan-lahan saja, Injil Matius, Inil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, lanjut ke Kisah Para Rasul, dst, dst. Gitu strik. Ngomong-ngomong, diskusi dengan Ayahanda masih lanjut?

Damai sejahtera bagimu striker.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Terima kasih bro, atas pandangannya.
Sama-sama jal.
Quote
Supaya bisa lebih simple, saya rangkum narasi saya, sehingga bro dapat menangkap esensi apa yang saya ingin tanyakan:

Waktu:   Hari x, Tanggal x, Tahun 30 Masehi
Tempat: Sungai Jordan
Acara:    Baptist/Pengukuhan Yesus sebagai Tuhan (*)

*) maka sejak dikukuhkannya Yesus sebagai Tuhan, tidak ada Tuhan yang lain lagi yang ada   dimuka bumi ini, bagi yang tidak percaya, balasannya neraka.
Sabar dulu jalu. Saat permandian Jesus Kristus di Sungai Jordan itu, bukan pengukuhanNya sebagai Tuhan. Kalau jalu teliti keempat Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) itu, sejak dikabarkan oleh Malaikat Gabriel kepada Maria bahwa Maria dipilih menjadi perempuan yang penuh rahmat untuk melahirkan Jesus, jalu akan mengetahui bahwa Iesus Kristus yang adalah Tuhan akan dilahirkan. Jadi, bukan peristiwa permandian Jesus di Sungai Jordan itu pengukuhanNya sebagai Tuhan. Peristiwa Jordan itu hanya merupakan maklumat, bahwa manusia diperintahkan untuk mendengarkan Dia yang dipermandikan itu.
Quote
Waktu:    Hari x tanggal x tahun 33 Masehi (kurang lebih).
Tempat:  Yerusalem
Acara:     Penebusan Dosa seluruh Manusia (*)
*) maka setelah dosa ditebus oleh Yesus, tidak ada lagi dosa manusia, tapi
    ini hanya berlaku bagi yang percaya. Yang tidak percaya, akan masuk neraka.
Saya ingin tahu, apa referensi jalu menyimpulkan bahwa dosa seluruh manusia sudah ditebus dan setelah itu tidak ada lagi dosa manusia? Enak benar dong ya?

Pernahkah jalu tahu bahwa dikatakanNya, tidak semua yang berseru Tuhan, Tuhan kepadaNya akan masuk Kerajaan Sorga?

Jalu, yang dijamin oleh Jesus Kristus masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang percaya dengan hati dan mengaku dengan mulut bahwa Jesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat. Sebab, walau mulut mengaku bahwa Jesus Kristus adalah Juru Selamat, tetapi hatinya tidak percaya, tidak berguna.

Pernahkah jalu tahu ajakan Jesus Kristus agar orang yang letih lesu datang kepadaNya? Meski sudah diajak, jika orang tidak mau datang, Jesus tidak akan memaksa. Jesus mau orang merdeka secara merdeka datang kepadaNya, mempercayaiNya dengan hati, dan megakuiNya dengan mulut. 

Quote
Sampai di sini, setuju kan jika dikatakan dua peristiwa di atas adalah dua peristiwa yang paling heboh, bombastis, sangat sangat penting bagi ras manusia di muka bumi ini. Karena ini menyangkut hak asasi manusia yang hanya diberi 2/dua pilihan tempat setelah kematian, yaitu surga dan neraka.
Bahwa peristiwa itu peristiwa besar, ya, saya setuju.
Quote
Bagaimana dengan manusia lainnya yang ada di luar dimensi waktu dan ruang, sebelum dan sesudahnya peristiwa itu terjadi.
Bagaimana? Hanya Tuhan yang tahu. Namun, berdasar pengajaran Gereja, Kristen tahu bahwa mereka yang sungguh-sungguh dengan tulus hati mencari Tuhan dan hidupnya berkenan kepada Tuhan, akan dianugerahi keselamatan. Berbeda dengan mereka yang meski sudah mendengar dan tahu tentang Jesus Kristus, tetapi mengeraskan hati tidak mengakui, tidak menerima, malah mengira bahwa Jesus Kristus hanya pembual, yang begitu itu tidak akan beroleh keselamatan.

Quote
Kristen masuk ke nusantara dibawa oleh pedagang portugis, pada abad ke-15.
Bayangkan peristiwa yang sangat penting mengendap kurang lebih 15 abad, dan baru sampai ke telinga manusia lainnya di muka bumi ini. Bagaimana nasib manusia manusia yang mati sebelum mendengar dua peristiwa penting itu. Kalau diampuni dan masuk surga, ya beruntung sekali mereka. Mereka tidak pernah dihadapkan untuk memilih percaya atau tidak percaya sebagai prasyarat keselamatan. Makanya saya katakan mungkin lebih baik tidak mendengar, karena dengan tidak mendengar otomatis mereka semua masuk surga.
Hehhehheee... siapa bilang otomatis? Tidak ada yang bisa datang kepada Bapa kalau tidak melalui Jesus Kristus Tentang 15 abad mengendap itu, kayaknya bukan urusan kita deh. Tetapi menjadi urusan kita setelah kita tahu, dan tetap mengeraskan hati tidak mengakui dan tidak menerima.

Damai, damai, damai.
« Last Edit: August 12, 2012, 07:53:56 PM by Husada »
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA