Setahu saya, untuk kembar identik, sel telur dan sel sperma tetap satu.
Karena tidak memungkinkan adanya dua sel sperma masuk kedalam satu sel telur.
Jadi begitu sel sperma masuk kedalam sel telur, maka dinding luar sel telur secara otomatis membentengi sehingga menolak adanya sel sperma lain. (Waduh....sel telur saja sudah monogami)
Tetapi embryo yg terjadi membelah menjadi 2, sehingga timbul kembar identik.
CMIIW
Hmmm... mungkin ingatan saya akan pelajaran Biologi itu, salah. Mungkin Phooey lebing ingat, karena ingatannya lebih segerrrr.
Salah satu poin yang ingin saya kemukakan sebenarnya adalah, dalam prokreasi alamiah, meski banyak sperma dalam waktu yang sama disemprotkan ke gugusan sel telur, yang dapat berkembang menjadi janin adalah pertautan sperma yang dewasa (
mature) dengan sel telur yang ranum. Jika salah satu dari kedua pasangan itu tidak memenuhi syarat, maka tidak terjadi pembuahan.
Jadi sperma yang 'berenang' kian kemari dalam rahim perempuan, dan tidak menemukan sel telur yang ranum, akan 'koit' dengan sendirinya, entah keletihan, atau kadaluwarsa, atau apa. Demikian juga sel telur yang ranum, bila tidak 'ditemui' oleh sperma dewasa, akan gugur, ya ituuu... perempuan inangnya 'datang bulan'. Jika sperma dewasa bertemu dengan sel telur ranum, berkembanglah menjadi janin, yang dalam perkembangannya juga akan berinteraksi dengan lingkungannya, jika terjaga aman dan nyaman, akan lahir orok yang sehat.
Nah, menurut pemahaman saya tentang bayi tabung, tapi yahhh... lagi-lagi ini hanya pemahman sekilas, tidak dilatari penelitian mendalam. Hanya berdasar berbagai berita. Proses mempertemukan sperma dan sel telur itu yang dilakukan dalam 'tabung', kemudian setelah menjadi janin, dicangkokkan ke rahim perempuan. Nah, dalam proses pencangkokan itu, dimungkinkan perempuan itu bukan inang dari sel telur yang dipertemukan dengan sperma itu, melainkan perempuan lain. Dalam hal seperti itu, mungkin terjadi penolakan ragawi dari perempuan yang dicangkoki dengan janin yang dicangkokkan. Seperti kasus-kasus penolakan ragawi seseorang penerima ginjal, atau hati, atau organ lain dari pendonor. Kalau tidak cocok, yahhh berantakan.
Sementara kloning yang saya pahami (kloning tumbuhan pernah dijelaskan pada saya), bukan mempertemukan sperma dan sel telur, melainkan merekayasa satu inti sel dari seseorang atau sesosok makhluk hidup, yang kemudian dikembangkan hingga menjadi makhluk utuh dewasa, tanpa proses kanak-kanak, eh, pokoknya seperti aslinya deh. Kalau kanak-kanak yang dikloning, ya dapatnya kanak-kanak juga. Karena hal seperti itu, maka kloning dapat menghasilkan sosok-sosok baru yang identik, seperti barang hasil pabrik, gitu. Tentang kloning ini, untuk tumbuhan, saya sudah pernah dijelaskan. Di daerah Jawa Barat, proses kloning tumbuhan sudah ada perusahaan mempraktikkannya, misalnya mengkloning kembang yang indah-indah.
Kembali ke soal awal, tentang 'pengadaan' manusia, menurut pemahaman saya, meski tidak detil dilukiskan dalam Alkitab, dari ketiga penggolongan yang TS ajukan, menurut saya, proses bayi tabung dan kloning, tidak dicontohkan Tuhan. Seperti pemahaman saya di atas, Tuhan tidak memberi contoh pembayitabungan terhadap Hawa, sebab dikisahkan, Hawa tidak dicipta dari pertemuan sel telur dan sperma. Juga bukan kloning seperti yang saya pahami di atas, sebab, sosok Hawa bukan sepeti sosok Adam, kelamin mereka berbeda, sementara kalau kloning yang saya pahami di atas, laki-laki dikloning menjadi laki-laki, tidak menjadi trans jender.
Damai, damai, damai.