kalo menyerang duluan saya juga menolak bro, tp kalau kita diremehkan spt waktu lalu oleh malaysia.....mereka sudah masuk daerah perairan kita dengan sengaja dan terjadi kejar2 an.....mereka sudah meremhkan kita sebagai bangsa yang utuh....batas perbatasan juga sering digeser.....apakah kita tidak berhak mengusir mereka dengan kekuatan? Kalo soal persenjataan kita memang kalah makanya saya bilang jangan sekarang perangnya.....kalau saya tidak salah ingat, saya pernah baca atau dengar bahwa ilmuwan kita sudah bisa membuat rudal jarak sangat jauh....itu berarti kita tidak sepenuhnya lemah....hanya saja negara kita belom mengucurkan dana untuk mengeluarkan keahlian sdm kita sendiri.....banyak ilmuwan kita dibidang yang lain bekerja diluar negri....jika sudah saatnya negara ini memanggil pulang semua ilmuwannya dr luar negri......tidak akan ada lagi negara lain yg mendikte/meremehkan negara kita......inilah harapan saya, bagaimana dengan harapan anda bro?
Bro, selama bangsa kita masih memilih milih di antara anak bangsanya sendiri, oh yang ini ngga bisa jadi gubernur karena begini, oh yang itu ngga bisa jadi presiden karena bukan itu, oh yang ini jangan diangkat nanti begitu, dan seterusnya, kita tidak akan pernah beranjak dari kedudukan kita sekarang.
Bukan pesimis, ya, tetapi lihat kenyataan di dunia nyata, sungguh membuat semakin hari semakin berat dalam menghela nafas.
Segala prestasi yang pernah kita capai, semua hilang. Apa yang dulu menjadi kebanggaan, sekarang tinggal kenangan.
Tahun 70an, Singapura masih sejajar dengan kita, tahun 80an Malaysia masih sejajar dengan kita, sekarang? Bahkan dengan Kamboja, negara yang berpuluh tahun perang, kita baru bisa bersaing. Sementara dengan Vietnam kita sebentar lagi tertinggal.
Dulu Sepak bola kita pernah ikut sampai babak 16 besar Worldcup, sekarang? Dulu Bulutangkis kita terbaik di dunia, sekarang?
Bahkan saat tahun 60an, Indonesia adalah negara terkuat di belahan bumi bagian selatan. Bayangkan, bahkan Australia saja menganggap Indonesia adalah negara yang paling membahayakan mereka, hingga mereka membuat pakta pertahanan ANZUS (Australia NewZeland United State). Bagaimana sekarang?
Bangsa kita bukan bangsa bodoh, bro, bangsa kita cerdas cerdas, itu terbukti kalau sekolah di luar negeri. Tetapi, bagaimana perilaku bangsa kita terhadap anak anak yang cerdas itu? Apakah dihargai? Bagaimana dengan anak anak pemenang lomba olympiade Fisik dan matematika itu? Adakah perhatian dari pemerintah kita? Jangankan perhatian untuk yang berprestasi, bahkan sekolah sekolah yang didirakn saja sudah mulai ambruk, tanpa guru, dan tanpa prasarana.
Saya pernah membaca sejarah Singapore, ketika tahun 1967 mereka berpisah dari Malaysia, penduduk mereka 60-70% buta huruf. Leekuanyeuw sadar, bahwa negaranya akan bangkit kalau mereka terpelajar. maka investasi negara di bidang pendidikan luar biasa. Bahkan bahasa nasional mereka gunakan bahasa Inggris karena dianggap untuk berhubungan dengan dunia luar butuh bahasa internasional. Dan terbukti.
India. Pendidikan di sana sepertinya belum kita pandang sebelah mata. Padahal India memiliki sekolah sekolah tinggi yang berkualitas dengan biaya sanga murah. Kualitas dosen mereka berstandar cambridge, dan mengajar di Australia, Inggris dan America. Tetapi, secara berkala mereka pulang ke India, mengajar di kampus kampus mereka. Kampus di India tidak mewah, tanpa AC, tapi kualitasnya jauh diatas univ di Indonesia. Maka, India pada tahun 2050 diperkirakan akan menjadi negara no 3 dunia. Setelah China dan Amerika.
Indonesia? Dimana pemimpin kita yang punya visi? Jangankan visi, jujurpun sulit.
Haduuuh.