Lha, kalo Adam dan Hawa nggak berdosa ya nggak perlu keselamatan kan? Kalo memang nggak berdosa, terus mau selamat dari apa?
pinoq mengertikannya, Kasih Allah yg berupa Firman di Kej 2 itu - cuma utk nunjukin : kalo dimakan Allah bunuh, kalo nggak makan Allah biarkan mereka hidup.
Ceritanya kan begini: Allah kasih tahu ke Adam dan Hawa: Kalo nggak makan buah itu, maka mereka hidup. Kalo makan buah itu, maka mereka mati. (Ingat Allah udah kasih tahu duluan lho. Berarti Allah kasih kan?)
Sepertinya pinoq TIDAK mengertikan bahwa
dikasih tau dulu itu = dikarenakan Allah ingin AdamHawa selamat. Melainkan karena Allah tidak menginginkan utk membunuh AdamHawa ?
Sementara saya mengertikannya
dikasih tau dulu itu karena Allah ingin AdamHawa selamat SEKALIPUN kondisi AdamHawa saat itu sedang selamat.
Ini gimana sih bro oda??? Saya jadi bingung....
Beneran deh, saya bingung...
Analogi ini ttg “obeng” atau “colokan listrik” atau “piso”?
Terus ada “alat bantu dengar” pula. Ini menganalogikan apa?
Terus ada “keduanya jadi tuli dan menerima gamparan sang ayah”. Ini menganalogikan apa?
he-he-he... saya ajak ber-imajinasi yaa ...
==========================
Pinoq bilang disaat Allah berkata : kalo dimakan kamu mati --- itu = kalo kamu makan saya bikin kamu mati. (ibarat ortu bilang : kalo dimakan saya bikin mukamu lebam).
Saya tidak menemukan sama sekali hal yg bersangkutan dgn Kasih pada kalimat tsb. (3 x saya tanyakan utk memastikan ---
apakah pinoq sedang berpendapat demikian ... dan 2 x kamu jawab, YA).
Karena menurut saya, Firman di Kej 2 itu BUKAN ttg : Kehendak Allah membiarkan AdamHawa hidup atopun Kehendak Allah utk membuat mati AdamHawa.
Dan pinoq mengertikannya kebalikan dari pendapat saya diatas.
Allah sekedar kasih tau, bhw kalo dimakan
Allah biarkan hidup - kalo tidak dimakan
Allah buat mati AdamHawa.
Oleh karena itu saya analogikan pada ayah+anak.
Kalo si anak nurutin kata ayah --- maka ayah tidak akan apa apain si anak, Kalo si anak tidak nurut kata ayah --- maka ayah akan menggampar si anak.
Jadi sampe sini sudah jelas ya...
Allah membuat mati AdamHawa = ayah membuat lebam muka anak.
berikut saya jelaskan pada analogi tuli.
Tuli adalah akibat dari kesalahan si anak.
Dosa warisan adalah akibat dari kesalahan AdamHawa.
Pinoq mengatakan bahwa setelah AdamHawa berdosa, semua keturunannya mati, tidak bisa mendengar lagi apa kata Allah (FirmanNYA).
Dua anak ayah itu telah menjadi tuli --- keduanya tidak bisa mendengar lagi apa kata sang ayah.
Setara kan analoginya ?
Sampe sini udah jelas kan yaaa ...
Berikutnya : alat bantu dengar.
Allah menarik Habil, sehingga bisa mendengar dan memilih lagi apa kata Allah (FirmanNYA).
Ayah membelikan Habol alat bantu dengar, sehingga Habol bisa mendengar lagi apa kata ayah.
jelas pinoq sampe sini ?
Allah tidak menarik Kain, sehingga Kain tidak akan pernah bisa mendengar apalagi memilih dari apa yang Allah Firmankan.
Ayah tidak membelikan Kayin alat bantu dengar, sehingga Kayin tidak akan pernah bisa mendengar apa kata ayah.
Masih setara kan analoginya, pinoq ?
Dan yang terakhir, nasehat ayah yang lainnya adalah : jangan masukin piso kedalam mulut
Firman Allah kan bukan cuma satu ...
Maka ketika Allah berFirman yg lain, Habil bisa mendengar (karena dia ditarik Allah), menerima dan memilih utk melakukannya ato tidak melakukannya --- Kain tidak bisa spt kondisi yg dimiliki Habil.
Maka ketika ayah mengeluarkan nasehat yang lain, Habol bisa mendengar (karena dia dibelikan alat bantu dengar) nasehat ayah, Kayin tidak bisa.
==========================
Dimana yg pinoq bingung dari analogi tsb ?
Bukankah itu semua setara dgn yg pinoq mengertikan ?
.
Pinoq : Firman di Kej 2 : Allah cuma sekedar kasih tau :
Kalo tidak makan, SAYA biarkan hidup <---> Kalo dimakan, SAYA bikin kamu mati.
odading : Firman di Kej 2 : Allah INGIN AdamHawa selamat.
Kalo tidak dimakan, KAMU dekat dgn Saya <---> Kalo dimakan, KAMU lepas dari Saya.
pinoq :
pengertian dari kata "KASIH" itu, lebih bersifat ke : saya, saya dan saya ...
.
odading :
pengertian dari kata "KASIH" itu, lebih bersifat ke : kamu, kamu, dan kamu ...(Ruth Sahanaya "Kaulah Segalanya")
.
“No God is independent from human” → ini saya tidak sependapat. God is independent. Bapa mencintai Anak, Anak mencintai Bapa, Roh bersaksi akan cinta-cintaan ini “di dalam” mereka. Bapa, Anak, Roh adalah tiga pribadi, satu hakikat.
Bukankah antara yg biru dgn yg ijo terlihat suatu dependensi ?
btw, kok pinoq nulis anak, pake kapital A(nak) ? ini maksudnya pinoq siapa ya ? manusia (human) atokah Yesus ?
God is independent
pinoq,
bagaimana bisa Allah itu independent ?
Disaat Dia melakukan 6 hari penciptaan --- maka semuanya, ada saling dependensi antara Pencipta dgn yg diciptakanNYA, kan ?
Mohon jangan pinoq mengertikan bhw saya sedang berpendapat "dependensi" tsb adalah : Allah berketergantungan kepada manusia ---> (
helpless).
Karena saya mengertikan "dependensi" tsb adalah
Mutual ---> Saling.
Dng Alkitab.
Nah... kalo gitu tolong kasih tau donk ...
.
Sekalian juga pertanyaan yg sebelumnya :
Kalo ditanyakan: kenapa yg ditarik Habil, bukan Kain atau dua-duanya sekalian?
bersambung