Ketika umat Allah berjalan melenceng dari Allah, di dalam kesetiaan-Nya, Allah terus memanggil agar mereka kembali. Allah bisa memanggil dengan mengirimkan para nabi untuk menyampaikan firman Tuhan, tetapi Allah juga bisa memanggil melalui pukulan yang berat yang menyentak kita.
Allah tidak berhenti memanggil bangsa Israel untuk kembali kepada-Nya. Akan tetapi, karena mereka tetap mengeraskan hati, maka tidak ada pilihan lain, dengan peringatan keras kepada bangsa Israel, Allah mengirimkan tentara-tentara dari utara (Yeremia 4:6). Yakni bangsa Babel datang untuk menjajah mereka dan mengangkut mereka ke pembuangan. Karena hal ini, bangsa Israel kemudian menjadi bangsa yang kering dan tandus, penuh kedukaan dan penderitaan.
Tindakan Allah yang kadang-kadang mendatangkan atau membiarkan suatu kesusahan terjadi atas diri kita adalah bertujuan untuk mendidik kita, seperti yang Ia lakukan terhadap bangsa Israel. Hal tersebut Ia lakukan supaya kita menyadari betapa bodohnya kita bila kita tidak mau sungguh-sungguh mengenal-Nya (Yeremia 4:22). Betapa sia-sianya segala kemewahan duniawi (Yeremia 4:30), serta betapa celakanya hidup kita tanpa Allah (Yeremia 4:31)
Allah memang tidak selalu mengingatkan kita dengan cara yang keras seperti yang dilakukan-Nya terhadap bangsa Israel. Tapi baiklah jika kita selalu hidup sebagai hamba yang taat, bijak dan peka terhadap pernyataan, teguran dan peringatan-Nya. Karena berbahagialah orang yang senantiasa takut kepada-Nya, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka (Amsal28:14)
Ibrani 12:10b
tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-NyaRenungan harian Hikmat
Gbu