Masa Depan Koruptor Indonesia

[bruce]

Peras Pengusaha, Dua Jaksa Ditangkap
Penulis : Dian Maharani | Rabu, 10 Oktober 2012 | 06:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Satuan Tugas Bidang Jaksa Agung Muda Pengawasan Kejaksaan Agung menangkap dua oknum jaksa di lingkungan Kejaksaan Agung (Kejagung), Selasa (9/10/2012). Dua oknum jaksa berinisial AFP dan A itu diduga melakukan pemerasan terhadap sebuah perusahaan, yakni PT BIM, dalam kasus proyek pembangunan pelabuhan di Kalimantan Timur.

"Iya, benar. Saat ini sudah di pidsus," ujar Wakil Jaksa Agung Darmono di Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa.

Barang bukti yang diamankan berupa uang tunai dalam tas senilai Rp 50 juta. Dari pengakuan keduanya, perusahaan itu hendak diperas senilai Rp 2,5 miliar.

Keterlibatan dua oknum jaksa ini pun diketahui dari pengembangan pemeriksaan terhadap oknum jaksa gadungan, DP, yang ditangkap saat hendak bertransaksi dengan perwakilan PT BIM di halaman parkir Cilandak Town Square, Senin (8/10/2012).

Setelah penangkapan AFP dan A tersebut, Kejagung juga mengamankan S, seorang oknum pegawai di Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara. Keempat pelaku pemerasan tersebut telah menjalani pemeriksaan intensif oleh tim satuan khusus dari Jaksa Agung Muda Pidana Khusus.


Editor :Ana Shofiana Syatiri


Bisakah jaksa yang korup menuntut para koruptor ?

 

[hello kitty]

yang pantes jadi jaksa kelihatannya cuma Tuhan Yesus..
ada pendapat lain?

[Husada]

yang pantes jadi jaksa kelihatannya cuma Tuhan Yesus..
ada pendapat lain?

Bah. Kalo Tuhan Jesus jadi jaksa, bakalan tidak beda upah orang kerja seharian dan orang kerja satu jam, semua diupah sama, maka semua dituntut sama. Tapi tetep milih mengikut Tuhan Jesus, deh. 

[Husada]

Peras Pengusaha, Dua Jaksa Ditangkap
Penulis : Dian Maharani | Rabu, 10 Oktober 2012 | 06:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Satuan Tugas Bidang Jaksa Agung Muda Pengawasan Kejaksaan Agung menangkap dua oknum jaksa di lingkungan Kejaksaan Agung (Kejagung), Selasa (9/10/2012). Dua oknum jaksa berinisial AFP dan A itu diduga melakukan pemerasan terhadap sebuah perusahaan, yakni PT BIM, dalam kasus proyek pembangunan pelabuhan di Kalimantan Timur.

"Iya, benar. Saat ini sudah di pidsus," ujar Wakil Jaksa Agung Darmono di Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa.

Barang bukti yang diamankan berupa uang tunai dalam tas senilai Rp 50 juta. Dari pengakuan keduanya, perusahaan itu hendak diperas senilai Rp 2,5 miliar.

Keterlibatan dua oknum jaksa ini pun diketahui dari pengembangan pemeriksaan terhadap oknum jaksa gadungan, DP, yang ditangkap saat hendak bertransaksi dengan perwakilan PT BIM di halaman parkir Cilandak Town Square, Senin (8/10/2012).

Setelah penangkapan AFP dan A tersebut, Kejagung juga mengamankan S, seorang oknum pegawai di Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara. Keempat pelaku pemerasan tersebut telah menjalani pemeriksaan intensif oleh tim satuan khusus dari Jaksa Agung Muda Pidana Khusus.

Editor :Ana Shofiana Syatiri

Bisakah jaksa yang korup menuntut para koruptor ?
 

Judul trit ini cukup mantap. Tapi, sebenarnya masa depan koruptor bukan hanya di tangan jaksa, termasuk juga di tangan hakim. Lhaaa... kalau jaksa menuntut dengan pas, tetapi hakimnya memvonis sambil tidur, gimana coba? Selama ini, Anggota DPR yang sering disorot kamera ketika tidur di tengah rapat. Tadi pagi, berita satu TV swasta justru mengabarkan hakim yang tidur di sidang yang dipimpinnya. Ah, pokoke, Indonesia ini, adalah sorga bagi koruptor, bagi pengedar narkoba, bagi intoleransi ajaran agama.

[bruce]

Judul trit ini cukup mantap. Tapi, sebenarnya masa depan koruptor bukan hanya di tangan jaksa, termasuk juga di tangan hakim. Lhaaa... kalau jaksa menuntut dengan pas, tetapi hakimnya memvonis sambil tidur, gimana coba? Selama ini, Anggota DPR yang sering disorot kamera ketika tidur di tengah rapat. Tadi pagi, berita satu TV swasta justru mengabarkan hakim yang tidur di sidang yang dipimpinnya. Ah, pokoke, Indonesia ini, adalah sorga bagi koruptor, bagi pengedar narkoba, bagi intoleransi ajaran agama.

Polisi, KPK, Jaksa, Hakim, memang adalah rangkaian pemberantasan koruptor di Indonesia. Kalau salah satu fungsi itu ompong, ibarat mengunyah makanan tanpa gigi, Digigitpun melejit.