Author Topic: Predestinasi dalam Dogma Katolik  (Read 17073 times)

0 Members and 8 Guests are viewing this topic.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #60 on: April 12, 2013, 04:43:46 PM »
Yang kesatu ... pemikiran saya.
Yang kedua .... pemikiran Bro Oda.    :)


oalah.... baru nangkep saya sekarang, phooey :D.

Oke oke... ngerti ... ngerti saya sekarang (mudah2an :)).

Jadi begini ya maksudnya :
Firaun tetep punya freewill, jadi sekalipun Allah mengeraskan hatinya ... apabila pas menjelang event naek sadel kuda, masih terbuka kemungkinan tiba2 Firaun membatalkan niatnya utk mengejar Musa ... terwujud dgn masukin kuda ke kandangnya lagi.

bener gak yah ?

Lalu apa maksudnya Allah mengeraskan hatinya Firaun (meng-amplified keinginan Firaun) apabila toh Allah sudah TAU bhw Firaun pasti akan tetep nguber Musa, yaaa ???  :think1:

salam.
« Last Edit: April 12, 2013, 04:45:20 PM by odading »

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #61 on: April 12, 2013, 04:50:35 PM »
oalah.... baru nangkep saya sekarang, phooey :D.

Oke oke... ngerti ... ngerti saya sekarang (mudah2an :)).

Jadi begini ya maksudnya :
Firaun tetep punya freewill, jadi sekalipun Allah mengeraskan hatinya ... apabila pas menjelang event naek sadel kuda, masih terbuka kemungkinan tiba2 Firaun membatalkan niatnya utk mengejar Musa ... terwujud dgn masukin kuda ke kandangnya lagi.

bener gak yah ?

Lalu apa maksudnya si Allah mengeraskan hatinya Firaun (meng-amplified keinginan Firaun) apabila toh Allah sudah TAU bhw Firaun pasti akan tetep nguber Musa, yaaa ???  :think1:

salam.


 :headbang:


Allah dengan ke MahaKuasaan-Nya sudah tahu bahwa Firaun pasti mengejar dan tidak mungkin tidak mengejar, apalagi turun dari sadel kuda dan sempat2nya masukin kuda ke kandang.

Yang terjadi adalah awalnya mengajak pasukan infanteri saja.
Tetapi dikeraskan hatinya sehingga Firaun mengajak serta pula pasukan kavaleri, pasukan khusus, pasukan pemanah dan pasukan cadangan.

 :whistle:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #62 on: April 12, 2013, 04:56:29 PM »

 :headbang:


Allah dengan ke MahaKuasaan-Nya sudah tahu bahwa Firaun pasti mengejar dan tidak mungkin tidak mengejar, apalagi turun dari sadel kuda dan sempat2nya masukin kuda ke kandang.

Yang terjadi adalah awalnya mengajak pasukan infanteri saja.
Tetapi dikeraskan hatinya sehingga Firaun mengajak serta pula pasukan kavaleri, pasukan khusus, pasukan pemanah dan pasukan cadangan.

 :whistle:
Nah... pertanyaannya :
Apakah Allah tidak tau pasti bhw dalam pengejaran tsb, Firaun akan mengajak serta pula pasukan kavaleri, pasukan khusus, pasukan pemanah dan pasukan cadangan, bom si jagur, senjata kimia, dlsb ?

Hayoooo ....
hahaha .... :D.

salam.

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #63 on: April 12, 2013, 05:01:05 PM »
Nah... pertanyaannya :
Apakah Allah tidak tau pasti bhw dalam pengejaran tsb, Firaun akan mengajak serta pula pasukan kavaleri, pasukan khusus, pasukan pemanah dan pasukan cadangan, bom si jagur, senjata kimia, dlsb ?

Hayoooo ....
hahaha .... :D.

salam.


Sorry Bro Oda.
Pintu sudah mau dikunci. Kalo terkunci dan baru hari senin dibuka ........... saya bisa "kering"    :giggle:

Saya pulang dulu ya   :dance:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #64 on: April 12, 2013, 05:19:39 PM »

Sorry Bro Oda.
Pintu sudah mau dikunci. Kalo terkunci dan baru hari senin dibuka ........... saya bisa "kering"    :giggle:

Saya pulang dulu ya   :dance:
sip sip... ttdj ya phooey.
Besok jangan lupa yah, "PR" dari saya diatas itu ... :D.
Daaaggg....

:)
salam.

Offline Ignas

  • FIK council
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 451
  • Reputation Power:
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #65 on: April 12, 2013, 05:52:05 PM »
hehehe.. kita terlalu jauh membahas ke-absahan daftar dogma yang ditulis oleh Dr. Ludwig, dgn aku yang membelanya sedangkan bro jenova mempertanyakannya ke-valid-an tulisan2 tersebut; FYI, Daftar Dogma Ludwig digunakan oleh banyak kalangan evangelisasi baik didunia nyata maupun situs2 katolik yang valid dan baik dalam menjelaskan Dogma..

Dogma etimogically means "opinion" or "belief", atau “kepercayaan”.
Sedangkan arti ecclesiastical dari kata dogma adalah "dekrit mengenai iman (yg dikeluarkan oleh Gereja)".

Perlu diingat bahwa ada 2 elemen dalam dogma (ecclesiastical meaning):
  • inti ajaran (i.e. deposit iman)
  • dekrit dogma (i.e. rumusan ajaran)

Setuju, aku hanya ingin menambahkan :
Dogma => “A teaching of the Church revealed implicitly or explicitly by Sacred Scripture or Sacred Tradition, to be believed by the faithful by virtue of solemn definition or the Church’s ordinary Magisterium. For a teaching to be a “dogma,” the specific truth must have been formally revealed and taught as such by the Church; in addition, the dogma must be proposed as binding on the faithful. Hence, the dogma’s acceptance is necessary for salvation.” Peter M.J. Stravinskas, Ph.D., S.T.L.

Masing2 dari anggota gereja (khususnya GK): kaum awam, para clergy, para pemegang jabatan rasul (uskup), dan bahkan paus sekalipun (ketika tidak berbicara secara ex-cathedra), meskipun memegang eleman pertama yg sama dari dogma2 (deposit iman), bisa memiliki dekrit dogma (rumusan ajaran) yang beragam, dan tidak seorangpun memiliki infallibility dalam merumuskan dekrit dogma ini.

---cut---

kita terlalu jauh menuduh tulisan Dr. Ludwig memiliki kecenderungan salah tinggi padahal tulisannya dengan "Imprimatur" yang adalah seorang Bishop/Uskup yang mempunyai peran dalam magisterium, nanti kita terlalu sombong menterjemahkan dan menafsirkan kata2 dalam kanon yang ada malah BER-SOLA KANON (DOGMA).

Quote
Kata2 dalam Puji Syukur, ajaran2 dalam surat gembala para Uskup, ajaran2 para theologians (seperti tulisan Dr. Ludwig) , bisa jadi merupakan dogma (bahkan jika tidak ditemukan merusak iman katolik maka bisa mendapat status imprimatur & nihil obstat), tetapi tidak menjadikan rumusan kata2 / kalimatnya infallible atau setara dengan dekrit dogma yg dikeluarkan oleh lembaga infallibility.
ini juga aku setuju..
tetapi harus hati2 dalam menafsirkan Dogma takutnya kita merasa lebih benar daripada Imprimatur Uskup, misal seperti contoh yang Jenova (i.e. Canon Chasaledon) berikan Dwinatur Yesus.

Aku lebih takut jika aku mencoba menafsirkan sendiri kata2 kanon Council of Chalcedon dibawah, aku lebih aman mengikuti 'ijin' Uskup Jakarta yang telah merangkumnya menjadi "Yesus Sungguh Allah, Sungguh Manusia" atau 'ijin' Uskup Cornelius dalam Tulisan Dr. Ludwig "The Divine and human natures are united hypostatically in Christ, that is, joined to each other in one Person. (De Fide)"

Council of Chalcedon : So, following the saintly fathers, we all with one voice teach the confession of one and the same Son, our Lord Jesus Christ: the same perfect in divinity and perfect in humanity, the same truly God and truly man, of a rational soul and a body; consubstantial with the Father as regards his divinity, and the same consubstantial with us as regards his humanity; like us in all respects except for sin; begotten before the ages from the Father as regards his divinity, and in the last days the same for us and for our salvation from Mary, the virgin God-bearer as regards his humanity; one and the same Christ, Son, Lord, only-begotten, acknowledged in two natures which undergo no confusion, no change, no division, no separation; at no point was the difference between the natures taken away through the union, but rather the property of both natures is preserved and comes together into a single person and a single subsistent being; he is not parted or divided into two persons, but is one and the same only-begotten Son, God, Word, Lord Jesus Christ, just as the prophets taught from the beginning about him, and as the Lord Jesus Christ himself instructed us, and as the creed of the fathers handed it down to us.

===========
Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa.

Offline Ignas

  • FIK council
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 451
  • Reputation Power:
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #66 on: April 12, 2013, 05:52:15 PM »
Seperti yg aku tuliskan di reply #11

Dr. Ludwig:
God, by an Eternal Resolve of His Will, predestines certain men, on account of their foreseen sins, to eternal rejection


Konsili Trente (dekrit dogma):
CANON XVII.-If any one saith, that the grace of Justification is only attained to by those who are predestined unto life; but that all others who are called, are called indeed, but receive not grace, as being, by the divine power, predestined unto evil; let him be anathema


Konsili Trente, Kanon XVII "Barang siapa mengatakan bahwa rahmat pembenaran dibagikan hanya kepada mereka yang ditakdirkan untuk hidup, tetapi bahwa orang-orang lainnya dipanggil dan memang dipanggil untuk menerima bukan rahmat, seperti seolah mereka oleh kuasa ilahi ditakdirkan untuk menjadi jahat, biarlah ia menjadi anathema."

Kanon ini tidak bertentangan sama sekali dengan tulisan Ludwig :
Dr. Ludwig:
God, by an Eternal Resolve of His Will, predestines certain men, on account of their foreseen sins, to eternal rejection

Bro coba lihat satu kesatuan full, terutama yang kamu tidak warnai yaitu "on account of their foreseen sins" => Allah sudah mengetahui menetapkan bahwa orang tsb mendapat kemurkaan kekal karena Foreknown Allah yang melihat org tsbmenolak rahmat, BUKAN KARENA Allah TIDAK MEMBERIKAN RAHMATNYA KEPADA MEREKA MELAINKAN Allah SUDAH MENGETAHUI BAHWA ORG TSB AKAN MENOLAK RAHMAT Allah..

kemudian bro liat kalimat dogma yang ditulis Ludwig dibawahnya :
#  The Human Will remains free under the influence of efficacious grace, which is not irresistible. (De fide.)
#  There is a grace which is truly sufficient and yet remains inefficacious(gratia vere et mere sufficiens. (De fide.)

====

aku sama sekali tidak melihat Tulisan Ludwig bertolak belakang dgn Council Trente Canon XVII, malah aku melihat tulisan Ludwig adalah inti sari dari Canon XVII tsb...

Jika aku bandingkan kedua kalimat itu saja (tanpa melihat penjelasan di belakang rumusan kalimat Dr. Ludwig), ada perbedaan besar / pertentangan di sana.
Dr. Ludwig merumuskan bahwa Tuhan mentakdirkan orang2 tertentu ke neraka, Konsili Trente merumuskan bahwa Tuhan tidak mentakdirkan seorangpun ke neraka (anathema bagi yg mengajarkan demikian)

Jika ada kasus demikian, maka rumusan kalimat dalam kanon Konsili Trente harus ”over rule” rumusan kalimat Dr. Ludwig.
Kalo melihat website yg bro Ignas berikan, aku tidak meragukan bahwa Dr. Ludwig memang menuliskan artikel yg benar2 katolik dan dogmatik, tetapi bukan berarti tulisan beliau itu infallible, dan masih boleh dipertanyakan (rumusan kalimatnya).
IMHO aku tidak melakukan dosa heretic ketika mempertanyakan kalimat  / rumusan beliau, tapi aku akan melakukan dosa heretic kalau aku sampai mempertanyakan rumusan kalimat dalam Canon XVII dari Konsili Trente.

TIDAK.

Ludwig menuliskan bahwa orang2 yang mendapat "eternal rejection" karena "on account of their foreseen sins", jadi bukan karena rahmat Allah yang tidak diberikan kepada org2 tsb tetapi karena Foreknown Allah mengetahui bahwa mereka menolak Rahmat Allah..

Salam.
« Last Edit: April 12, 2013, 05:59:02 PM by Ignas »
Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa.

Offline Ignas

  • FIK council
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 451
  • Reputation Power:
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #67 on: April 12, 2013, 05:55:06 PM »
@bro Ignas,
My point is: artikel dalam link yg Anda berikan itu sangatlah baik utk dijadikan acuan dalam mempelajari dogma2 katolik, apalagi tulisan Dr. Ludwig telah memperoleh status imprimatur dari seorang gembala (uskup).
Mengingat rumusan dogma dalam dekrit2 infallibility itu relative sulit utk dipahami, maka tulisan2 seperti artikelnya Dr. Ludwig ini sangat2 membantu kaum awam dalam memahami dogma2 GK karena beliau menggunakan bahasa yg lugas dan mudah dimengerti.

Tapi perlu diingat, bahwa tulisan beliau itu bukan lah tulisan infallible, jadi bukan berarti kata per kata dari tulisan beliau itu 100% benar dan mutlak.
IMHO, utk memperoleh kemutlakan yg 100% dari ajaran2 dogma, maka kita harus kembali ke dekrit2 yg dikeluarkan oleh lembaga infallibility.

sudah aku jawab bro, bahwa aku lebih aman mengunakan tulisan yang sudah di-setujui oleh seorang pemangku magisterium (i.e. Uskup) DARIPADA aku menafsirkan sendiri kata2 dalam kanon yang dapat berakibat 'sola canon'..

Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa.

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #68 on: April 12, 2013, 06:22:47 PM »
hehehe.. kita terlalu jauh membahas ke-absahan daftar dogma yang ditulis oleh Dr. Ludwig, dgn aku yang membelanya sedangkan bro jenova mempertanyakannya ke-valid-an tulisan2 tersebut; FYI, Daftar Dogma Ludwig digunakan oleh banyak kalangan evangelisasi baik didunia nyata maupun situs2 katolik yang valid dan baik dalam menjelaskan Dogma..

That I don’t mind, bro Ignas.
Setelah membaca keseluruhan web site tersebut, I really understand if most of catholic evangelists refer to his articles when preaching the catholic dogmas. And I would do the same if I need a good reference to explain catholic dogmas.

Diskusi kita kan berawal dari 4 point yg bro Ignas sampaikan, di mana jika kalimat point-2 itu berdiri sendiri dan terpisah dari penjelasan2 di belakangnya, aku menemukan kontradiksi dibanding rumusan mutlak dari Konsili Trente.

Setuju, aku hanya ingin menambahkan :
Dogma => … … ….” Peter M.J. Stravinskas, Ph.D., S.T.L.

:afro:

kita terlalu jauh menuduh tulisan Dr. Ludwig memiliki kecenderungan salah tinggi padahal tulisannya dengan "Imprimatur" yang adalah seorang Bishop/Uskup yang mempunyai peran dalam magisterium, nanti kita terlalu sombong menterjemahkan dan menafsirkan kata2 dalam kanon yang ada malah BER-SOLA KANON (DOGMA).

Bro Ignas, please don’t get me wrong.
Aku tidak / belum menyimpulkan bahwa tulisan Dr. Ludwig itu benar atau salah.
Aku bahkan mengasumsikan bahwa ada penjelasan di balik kalimat yg aku persoalkan itu, yg tidak ditampilkan di website tersebut.
Aku jg telah menyatakan bahwa Jenova tidak dalam kapasitas utk mempertanyakan imprimatur tersebut.

ini juga aku setuju..
tetapi harus hati2 dalam menafsirkan Dogma takutnya kita merasa lebih benar daripada Imprimatur Uskup, misal seperti contoh yang Jenova (i.e. Canon Chasaledon) berikan Dwinatur Yesus.

Aku lebih takut jika aku mencoba menafsirkan sendiri kata2 kanon Council of Chalcedon dibawah, aku lebih aman mengikuti 'ijin' Uskup Jakarta yang telah merangkumnya menjadi "Yesus Sungguh Allah, Sungguh Manusia" atau 'ijin' Uskup Cornelius dalam Tulisan Dr. Ludwig "The Divine and human natures are united hypostatically in Christ, that is, joined to each other in one Person. (De Fide)"

Council of Chalcedon : So, following the saintly fathers, we all with one voice teach the confession of one and the same Son, our Lord Jesus Christ: the same perfect in divinity and perfect in humanity, the same truly God and truly man, of a rational soul and a body; consubstantial with the Father as regards his divinity, and the same consubstantial with us as regards his humanity; like us in all respects except for sin; begotten before the ages from the Father as regards his divinity, and in the last days the same for us and for our salvation from Mary, the virgin God-bearer as regards his humanity; one and the same Christ, Son, Lord, only-begotten, acknowledged in two natures which undergo no confusion, no change, no division, no separation; at no point was the difference between the natures taken away through the union, but rather the property of both natures is preserved and comes together into a single person and a single subsistent being; he is not parted or divided into two persons, but is one and the same only-begotten Son, God, Word, Lord Jesus Christ, just as the prophets taught from the beginning about him, and as the Lord Jesus Christ himself instructed us, and as the creed of the fathers handed it down to us.

===========

Bro Ignas,
Justru sikap seperti ini lah yg ingin aku kritisi sebagai seorang katolik.
Benar kita ini tidak lebih kompeten dari seorang ahli teologi, kita tidak lebih kompeten dari seorang romo, kita tidak lebih kompeten dari seorang uskup.
Tetapi sebagai seorang katolik, kita harus kritis juga, bahwa tidak seorangpun dari kita yg infallible, bahkan seorang paus pun ketika tidak sedang berbicara secara ex-cathedra, beliau juga tidak infallible.

Sebagai seorang katolik, jangan sampai kita jatuh dalam pola berpikir: "ah.. uskup sudah menginterpretasikan ajaran konsili, daripada aku salah dalam interpretasi pribadi, aku terima saja dan pokoknya yg diajarkan uskup pasti benar".
IMHO, ini pola pikir yg salah sebagai seorang katolik. Jika kita berandai2 lebih jauh, ketika uskup ini nanti memisahkan diri (entah skisma entah heresy), jika kita terjebak pada pola pikir ini, maka kita kan ikut terpisah dari Gereja Yang Satu itu ketika kita sudah menanamkan pola pikir: uskup (atau yg lebih pandai dari kita) pasti benar.

Jika kita menemukan referensi yg meng-klaim sebagai ”de fide”, maka kita harus kritis juga apakah tulisan itu adalah kutipan dari ”rumusan mutlak lembaga infallibility” sehingga harus kita terima inti ajaran berikut kalimatnya, atau harus dikritisi bahwa bisa jadi ajaran maupun kalimatnya masih harus di-cross check dgn dogma2 dari Konsili Ekumenis misalnya.

Again, IMHO, tulisan dalam web yg Anda acu ini berada pada kasus yg kedua (msh bisa dicross-check dgn ajaran2 Konsili Ekumenis atau ajaran2 ex-cathedra paus).
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #69 on: April 12, 2013, 06:34:17 PM »
Bro oda,
Sepertinya kita harus membedakan lagi antar urutan logika dengan urutan waktu. :)

Perlu diingat bahwa Allah tidak terbatas oleh dimensi waktu.
Dalam kekekalan Allah mengetahui bahwa oleh “free will”nya Firaun akan melawan Allah.
Dalam kekekalan Allah merencanakan utk mengeraskan hati Firaun agar ”keukeuh” berusaha melawan Allah, sehingga Allah dapat menunjukkan keperkasaanNya.
Urutan logika di sini:
Firaun memutuskan --> Allah mengetahui --> Allah bertindak

Berhubung Allah berinteraksi dengan manusia yg terikat dimensi waktu, maka logika di atas akan terangkai dalam alur waktu menjadi:
Allah bertindak (mengeraskan hati Firaun) --> Firaun memutuskan / bertindak utk melawan Allah --> Allah bereaksi atas keputusan / tindakan Firaun.

Yep... Betul demikian.
Bro Medice telah membantu memberikan ayatnya utk mengetahui urutan logika dan kejadiannya dalam kisah tersebut.

Like I said before, ketika kita melihat pov Allah, maka kita harus menggunakan alur logika (bukan alur waktu karena Allah tidak terbatas oleh dimensi waktu).
Jadi Allah mengetahui dulu keputusan sso berdasar free will nya (Allah tidak ikut campur ketika sso memutuskan berdasar free willnya). Lalu Allah mengeraskan hati seseorang (Firaun) berdasar keputusan yg telah diambilnya itu.
Jenova,

Makasih banyak atas kesabaran dan penjelasan2nya.
Saya berusaha setengah mati utk bisa mengerti, dan saya bisa saja "menutup mata" dgn menganggap seolah-olah saya akhirnya/sudah mengerti :).

Beda dgn thread DwiNatur Yesus, disitu setidaknya saya memang akhirnya ada mengerti walopun sedikit... tapi disini, saya masih terus bertanya-tanya di benak :

urutan Logika (pov diluar waktu) :
Firaun memutuskan --> Allah mengetahui --> Allah bertindak dgn mengeraskan hati Firaun (abu2 tambahan dari odading).

Yang saya masih gak "ketemu" logiknya itu :
Kenapa "berlanjut" ke ijo ? Kenapa ada ijo ?

Dari perkiraan saya, kesulitan ini timbul karena kisah Firaun tsb ada di will negatif ... menjadi tidak janggal apabila sso di will positif (sesuai kehendak Allah). Berikut ilustrasinya :

odading berniat memukul sso.
Tapi odading tidak langsung memutuskan utk mewujudkan aksi mukul tsb, melainkan odading memutuskan berdoa/memohon Allah agar odading dibikin bisa menguasai diri --- Allah mengetahui hal ini --- Allah bertindak dengan melunakkan hati odading.

Tapi kok perasaan jadi gak "masuk" yah kalo di aplikasikan ke kisah Firaun ? :D.

:)
salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #70 on: April 12, 2013, 06:59:21 PM »
hehehe.... maap nyambung.
Saya sebenernya barusan sudah log-out, sambil terus mikir2 nggak "masuk" nya kisah Firaun tsb saya udah naek motor, tiba2 muncul ide yang mungkin aplikasinya bisa "masuk" ... balik lagi deh login jadinya :

Firaun memutuskan --> Allah mengetahui --> Allah bertindak

Kayaknya antara Firaun memutuskan dan Allah mengetahui itu bukan sebuah sequence deh (jadi bukan urutan logik) --- melainkan suatu kondisi paralel. Simultan, tidak bisa ada urutan logik, baik apakah Firaun memutuskan ---> Allah mengetahui ... ataupun Allah mengetahui ---> Firaun memutuskan. Ibarat keduanya sebagai Cause yang berbarengan.

Maka pada kalimat "Allah bertindak" ---> ini jadi bisa dimengertikan ibarat "jadilah apa yang kau/Firaun/odading kehendaki".

Masuk gak yah ?  :think1: :D

:)
salam.

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #71 on: April 12, 2013, 07:07:52 PM »
Konsili Trente, Kanon XVII "Barang siapa mengatakan bahwa rahmat pembenaran dibagikan hanya kepada mereka yang ditakdirkan untuk hidup, tetapi bahwa orang-orang lainnya dipanggil dan memang dipanggil untuk menerima bukan rahmat, seperti seolah mereka oleh kuasa ilahi ditakdirkan untuk menjadi jahat, biarlah ia menjadi anathema."

Kanon ini tidak bertentangan sama sekali dengan tulisan Ludwig :
Dr. Ludwig:
God, by an Eternal Resolve of His Will, predestines certain men, on account of their foreseen sins, to eternal rejection

Bro coba lihat satu kesatuan full, terutama yang kamu tidak warnai yaitu "on account of their foreseen sins" => Allah sudah mengetahui menetapkan bahwa orang tsb mendapat kemurkaan kekal karena Foreknown Allah yang melihat org tsbmenolak rahmat, BUKAN KARENA Allah TIDAK MEMBERIKAN RAHMATNYA KEPADA MEREKA MELAINKAN Allah SUDAH MENGETAHUI BAHWA ORG TSB AKAN MENOLAK RAHMAT Allah..

kemudian bro liat kalimat dogma yang ditulis Ludwig dibawahnya :
#  The Human Will remains free under the influence of efficacious grace, which is not irresistible. (De fide.)
#  There is a grace which is truly sufficient and yet remains inefficacious(gratia vere et mere sufficiens. (De fide.)

====

aku sama sekali tidak melihat Tulisan Ludwig bertolak belakang dgn Council Trente Canon XVII, malah aku melihat tulisan Ludwig adalah inti sari dari Canon XVII tsb...

Hehe.. bro Ignas, lagi2 kita melihat dari sudut pandang yg berbeda, dan sepertinya Anda belum memahami maksudku.

Kita lihat dari kalimat rumusan Konsili Trente, di mana dikatakan bahwa ” seperti seolah mereka oleh kuasa ilahi ditakdirkan untuk menjadi jahat --> anathema”.
Jika mengatakan seolah2 saja sudah dianathema. Ketika mengandaikan bahwa Tuhan mentakdirkan seseorang menjadi jahat saja sudah dianathema.
Kalo kita melihat kalimatnya Dr. Ludwig (kalimat point 2 saja), secara gamblang dituliskan bahwa dengan melihat dosa yg dilakukan seseorang di masa depan, maka Tuhan mentakdirkan seseorang utk ke neraka --> bukan mengandai2kan lagi, tetapi Tuhan lah yg mentakdirkan mereka utk ke neraka.

Mgkn dengan penjelasan2 di belakangnya, maka ajaran yg disampaikan ini tidak bertentangan dgn ajaran Konsili. Tapi dari kalimat ini saja, maka rumusan kata2nya IMHO telah bertentangan.

Benar yg Anda katakan, point2 tersebut adalah inti sari dari ajaran Konsili Trente.
Tetapi, sekali lagi, kalimat2 yg disusun oleh Dr. Ludwig itu bukan kalimat yg mutlak benar, dan IMHO kalimat point ke2 itu menurutku kurang tepat jika berdiri sendiri tanpa penjelasan2 di belakangnya.

TIDAK.

Ludwig menuliskan bahwa orang2 yang mendapat "eternal rejection" karena "on account of their foreseen sins", jadi bukan karena rahmat Allah yang tidak diberikan kepada org2 tsb tetapi karena Foreknown Allah mengetahui bahwa mereka menolak Rahmat Allah..

Salam.

Aku paham maksud Dr. Ludwig, bahwa eternal rejection itu adalah ultimately  karena keputusan seseorang utk berdosa, bukan karena Tuhan mentakdirkan demikian.
Tetapi dari kalimat itu disebutkan bahwa Tuhan lah yg mentakdirkan mereka ke neraka, sementara rumusan mutlak dari Konsili Trente mengatakan bahwa dengan mengandaikan (BARU SEKEDAR MENGANDAiKAN) bahwa Tuhan mentakdirkan seseorang menjadi jahat, maka orang itu telah dianathema.
Berangkat dari sini, aku mencoba utk mengkritisi dan mengajak kita utk tidak menelan mentah2 ajaran2 katolik, sekalipun ajaran2 tsb mendapat imprimatur.
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #72 on: April 12, 2013, 07:34:12 PM »
hehehe.... maap nyambung.
Saya sebenernya barusan sudah log-out, sambil terus mikir2 nggak "masuk" nya kisah Firaun tsb saya udah naek motor, tiba2 muncul ide yang mungkin aplikasinya bisa "masuk" ... balik lagi deh login jadinya :

Firaun memutuskan --> Allah mengetahui --> Allah bertindak

Kayaknya antara Firaun memutuskan dan Allah mengetahui itu bukan sebuah sequence deh (jadi bukan urutan logik) --- melainkan suatu kondisi paralel. Simultan, tidak bisa ada urutan logik, baik apakah Firaun memutuskan ---> Allah mengetahui ... ataupun Allah mengetahui ---> Firaun memutuskan. Ibarat keduanya sebagai Cause yang berbarengan.

Maka pada kalimat "Allah bertindak" ---> ini jadi bisa dimengertikan ibarat "jadilah apa yang kau/Firaun/odading kehendaki".

Masuk gak yah ?  :think1: :D

:)
salam.

Bingo!!!
That's exactly what I meant....  :afro:
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #73 on: April 13, 2013, 06:14:50 AM »
hehehe.... maap nyambung.
Saya sebenernya barusan sudah log-out, sambil terus mikir2 nggak "masuk" nya kisah Firaun tsb saya udah naek motor, tiba2 muncul ide yang mungkin aplikasinya bisa "masuk" ... balik lagi deh login jadinya :

Firaun memutuskan --> Allah mengetahui --> Allah bertindak

Kayaknya antara Firaun memutuskan dan Allah mengetahui itu bukan sebuah sequence deh (jadi bukan urutan logik) --- melainkan suatu kondisi paralel. Simultan, tidak bisa ada urutan logik, baik apakah Firaun memutuskan ---> Allah mengetahui ... ataupun Allah mengetahui ---> Firaun memutuskan. Ibarat keduanya sebagai Cause yang berbarengan.

Maka pada kalimat "Allah bertindak" ---> ini jadi bisa dimengertikan ibarat "jadilah apa yang kau/Firaun/odading kehendaki".

Masuk gak yah ?  :think1: :D

:)
salam.

Bingo!!!
That's exactly what I meant....  :afro:


Nahhh tuhh....

Awasss kalo masih "cerewet"    :giggle:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Predestinasi dalam Dogma Katolik
« Reply #74 on: April 13, 2013, 02:33:50 PM »
Nah... pertanyaannya :
Apakah Allah tidak tau pasti bhw dalam pengejaran tsb, Firaun akan mengajak serta pula pasukan kavaleri, pasukan khusus, pasukan pemanah dan pasukan cadangan, bom si jagur, senjata kimia, dlsb ?

Hayoooo ....
hahaha .... :D.

salam.

Bingo!!!
That's exactly what I meant....  :afro:


Bro Oda sudah puas kan......
Jadi PR nya enggak perlu dijawab.


 :dance:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)