ya tanya sama pendetanya.
apakah kemudian jadi sola Pendeta ?? ya nggak, karena pendetanya belajar di sekolah Alkitab, sekolah yg mempelajari isi Alkitab.
tetapi kan yang dijelaskan oleh si Pendeta adalah INTERPERTASI / PEMAHAMAN Alkitab, sejauh kemampuan si Pendeta itu mampu menangkap isi Alkitab tsb..
karena berbeda-beda KEMAMPUAN si Pendeta itu & CUILAN Alkitab yg mana yang MAMPU-nya di MENGERTI oleh si Pendeta,
maka terjadilah perbedaan-perbedaan PENAFSIRAN versi masing-masing...
Nah, yang amat menghibur & sering membuat saya terpingkal adalah:
1. Pendeta / jemaat yang SUDAH PASTI HANYA MAMPU memahami suatu CUILAN TERTENTU SAJA dari keseluruhan Alkitab --> tapi MERASA DIRINYA sudah MAMPU PAHAM SELURUH Alkitab seperti Tuhan sendiri..
2. PENAFSIRAN versi masing-masing Pendeta / Jemaat itu TIDAK DI-AKUI sebagai SUATU PENAFSIRAN, melainkan SEOLAH-OLAH MERASA Tuhan sendirilah yang BERBICARA LANGSUNG melalui MULUT si Pendeta / si jemaat itu... padahal mah... sekali lagi.. HANYA SEJAUH & SEBATAS kemampuan PENAFSIRAN orang tersebut.
Kalo imho...
ini ada faktor Pemilihan istilah yang TERLALU BOMBASTIS, yaitu kata "SOLA" yang memiliki arti Superlatif atau Ultimasi..
sehingga Manusia spt kita-kita yang amat terbatas & mudah tergelincir pada Emosi & Hawa Nafsu,
akan cenderung MUDAH "mem-peleset-kan" makna Sola sebagai
"HANYA CUMA SATU-SATUNYA SAJA dan TIDAK BOLEH YANG LAIN SAMA SEKALI AT ALL"..
yang sudah bisa diduga, implikasi emosional & nafsuis lanjutannya adalah:
"KALAU Yg TIDAK SAMA dgn Pendapat Saya (yg saya kira seolah-olah Tuhan sendiri) maka PASTI TIDAK BERDASAR Alkitab"mungkin perlu di-usulkan perubahan ISTILAH bro...
supaya tidak menimbulkan INTERPRETASI HIPERBOLIK...
demikian bro...