ridwan dan Oom Han, maap numpang "nyempil" yah ...
.
selanjutnya mengenai 'kesempatan kedua' owe gak komentar banyak, owe bilang itu tidak akan pernah ada bila seseorang mengerti dengan sadar akan adanya kesempatan selagi hidup di dunia,
sepertinya ridwan salah mengertikan pengertian saya (ataupun mungkin juga Oom Han) pada kalimat bold diatas
. Karena ....
artinya bila seseorang tahu dan mengerti bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat tetapi tidak menyambutNya dan tidak percaya kepadaNya sampai saat ia mati, maka orang tersebut tidak selamat.
karena saya tidak sedang berpendapat bhw "kesempatan kedua" itu berlaku pada sso yg sudah
TAU - MENGERTI dan lebih jauh lagi hatinya bilang bhw itu BENAR / Kebenaran."kesempatan kedua" BUKAN literally sso mendapatkan kesempatan pertama semasa hidupnya namun diabaikan - lalu diberikan kesempatan kedua pada jiwa/roh ybs stelah mati... bukan seperti itu yang saya mengertikan
.
"kesempatan kedua" dalam pengertian saya adalah : siapapun dia - apapun aliran kepercayaannya selain non-K... apabila semasa dia bernafas ybs bertobat, menjalani hidup sesuai yang Allah senangi --- maka ketika dia mati, jiwa/rohnya - Allah pandang sbg the righteous, namun tidak serta merta ybs masuk surga/selamat. Ada yang "belon komplit" dari Iman ybs. Dan yang "belum komplit" itu adalah mereka belon/tidak mengenal Yesus
historically .... mereka tidak/belon TAU & MENGERTI ttg ke-Yesus-an.
Yesus berkotbah Injil di Hades itu BUKAN seperti kotbah2 manusia di bumi (misionaris) yang saya mengertikan, melainkan lebih berrsifat warta/pengumuman dari keputusan pengadilanNYA.
(21) Just as the Father raises up the dead and gives them life, even so the Son also gives life to whomever He wills and is pleased to give it.Mohon jangan salah di mengerti, saya nggak sedang berpendapat bhw ini suatu kepastian ... saya cuma cenderung berpendapat bhw kalimat "to whomever He wills" pengertiannya disitu ibarat "mutlak" - yang nggak bisa dipertanyakan lagi :
"KENAPA Yesus memberi keselamatan kepada jiwa non-OP ?" dan gak bisa lagi di ajukan argumen
"bukankah katanya HANYA orang2 yang semasa hidupnya percaya Dia saja yg selamat ?"Dan saya mengerti - kalo ridwan tidak sependapat ... yang mungkin karena pedoman ridwan : tidak ada kata "bertobat" yg ngerujuk kepada Allah ... kata "bertobat" tsb HANYA ngerujuk ke Yesus ---> dengan demikian sso yg aliran kepercayaannya diluar keKristenan tidak bisa mempunyai kosa-kata "bertobat" yg benar ... karena bertobat yang benar adalah menjadi OP Yesus --- baru itu Allah terima pertobatannya
.
Sementara odading masih percaya, semua orang masih mempunyai kosa-kata "bertobat" kepada Allah dan mempunyai kesempatan utk menjalani hidup yg sesuai dgn kehendakNYA... sekalipun nggak ngerujuk ke Yesus
.
salam.