@dmikael,
Terimakasih lagi atas masukan2-nya.
Saya barusan sudah ngebaca link yg dmikael kasih.
sangat membantu, tapi jadi menuntun saya ke pertanyaan2 laen.... wkwkwk ... gpp yah, dmikael ...
Gapapa mas oda.. kita sama2 belajar kok
Oke... saya mengerti.
Namun dari link yg dmikael kasih, sepertinya Gereja ketika itu menerapkan "adanya keterlibatan uang" dalam indulgensi ?
Dari link tsb :
Dan di Konsili Trente [1545-1563], Paus Pius V membatalkan segala peraturan indulgensi yang melibatkan transaksi keuangan
Nah disitu saya nggak ngerti.... kok kenapa jadi dibatalkan yah ?
Kan bukankah peraturan Gereja itu (dari penangkapan saya) berlaku sampai kapanpun ? tidak tergoyahkan, tidak terpengaruh perubahan jaman, sosbud, histori ataopun "tekanan2" dari pihak luar ?
Gereja senantiasa mengajarkan bahwa indulgensi tidak dapat dibeli. artinya indulgensi tersebut tidak dapat dipisahkan dari pengakuan dosa, menerima sakramen tobat, dan memenuhi persyaratan religius lainnya seperti doa2..
Gereja tidak melarang sedekah malah menganjurkan tapi harus diawali dengan yang disebutka diatas..
Gereja membatalkan yang disebutkan mas oda itu karena menjaga agar pada pelaksanaannya tidak disalahgunakan seperti yg terjadi pada saat itu
Tetapi bukan Indulgensi nya yang dibatalkan..
Itu dah ... Kan kalo orang memang mao dgn sukarela ikut berperan serta dalam pembangunan Gereja terus dikasih indulgensi ... gak ada salahnya kan apabila ungu ? Kenapa jadi dibatalkan yah ? Tidakkah ini jadi menunjukan peraturan GK itu berobah-robah ? sementara saya sendiri yg bukan Katolik nggak melihat ada yg "wah ...parah nih!" - sebaliknya "biasa2 aja tuh ... sah sah aja" apabila indulgensi melibatkan transaksi keuangan ?
Ada 5D dalam Gereja Katolik menurut tingkat kepastiannya.. ada yang infalible ada yang tidak infalible dan dapat berubah, diubah atau bahkan dibuang
1. Deposit Iman: Kitab Suci dan Tradisi Suci yg dikenal dan diterima oleh Magisterium. INFALIBLE sebagai Firman yg diterima langsung dari Allah melalui ajaran para rasul. TIDAK DAPAT DITAMBAH ATAU DIKURANGI.
2. Dogma: Ajaran iman dan moral yang INFALIBLE, yg bersumber dari deposit iman. Diikat oleh organ infabilitas Gereja, yaitu melalui keputusan paus secara ex-cathedra atau melalui konsili ekumenis para uskup dalam persatuan dengan Paus. Tidak dapat bertentangan dengan Deposit iman atau dogma2 pendahulunya.
Dogma ditegaskan seiring berjalannya waktu utk menjaga kemurnian ajaran yg berasal dari deposit iman, ketika ajaran2 ini berhadapan dengan bidaat2 yg menentangnya. Contoh: dogma Tritunggal yg ditegaskan di konsili Nisea di tahun 325 AD dan dogma dwi-natur Yesus yg ditegaskan di konsili Kalsedon tahun 451 AD. Jadi bukan hal yg aneh kalo dogma purgatory ataupun Mary's assumption ditegaskan setelah abad ke 15, karena memang baru di waktu itulah ajaran ini mendapat perlawanan dari bidaat2 yg menyangkal iman Gereja. Tapi dogma2 ini dapat dengan mudahnya dibuktikan bahwa ajarannya sudah ada sejak awal gereja, sesuai dan tidak bertentangan dengan deposit iman.
3. Doktrin: Ajaran iman dan moral yang TIDAK INFALIBLE. Mengikat semua umat katolik yang menerimanya. Dapat berubah, diubah, dibuang, bahkan dinyatakan bidaat/sesat jika ditemukan bertentangan dengan deposit iman. Doktrin jarang ditetapkan menjadi dogma.
4. Disiplin: Aturan dan pedoman dalam hidup beriman yang TIDAK INFALIBLE, mengikat semua umat katolik yg menerimanya. Disiplin iman dibuat utk menjaga umat utk tetap di jalan yang lurus (orthodox), termasuk di dalamnya adalah aturan pantang dan puasa, hidup selibat para biarawan/wati, dll. Disiplin dapat dikompromikan, diubah, atau bahkan dihapus jika keadaan mengharuskan.
5. Devosi: Praktek berdoa, meditasi, dan disiplin rohani, sesuai dengan restu Gereja. TIDAK INFALIBLE. Termasuk di dalamnya adalah devosi2 kepada Maria (e.g. rosario, novena), devosi jumat pertama utk menghormati Hati Kudus Yesus, devosi Sabtu Pertama utk Hati Kudus Maria, Liturgy jalan salib, dll. Tidak mengikat umat, boleh dilakukan jika dapat mendukung pertumbuhan iman, boleh ditolak jika menjadi batu sandungan.
Permintaan maaf tsb kok malah jadi membingungkan saya, ya ? . Tidakkah "tindakan/aksi Paus meminta maaf" itu sendiri melanggar aturan2 Gereja ? Please CMIIW.
Meminta maaf atas penyelewengan, penyalahan gunaan, korupsi, dsb.. bukan meminta maaf atas indulgensi..
Meminta maaf melanggar aturan apa mas oda? bukankah itu artinya menjalankan hukum kasih?
Ilustrasinya begini:
Jika saya mempunya anak, dan anak saya bandelin anak tetangga, saya mempunyai hak dan kewajiban untuk menyampaikan permintaan maaf saya kepada tetangga atas perbuatan anak saya..
Apakah itu salah? IMHO itu adalah ciri bapa yang bertanggung jawab, dan mengasihi anaknya
mungkin jarang ditemukan bapa seperti beliau, yang ada lepas tangan dan menyalahkan anaknya (individunya)
Link2 lain yg dmikael kasih, tadi saya sempet baca tapi nggak semua - karena disitu lebih berisi peristiwa2 SebabAkibat SETELAH momentum awal Luther beraksi .... anyway makasih banyak atas usaha dmikael utk menjelaskannya. Segera saya siap utk membacanya pelan2 saya akan membacanya dan kalo ada yg saya gak ngerti nanti saya tanya ke kamu yaaa... (sekarang otak saya udah mao pecah soalnya --- kebanyakan input, pak...) .... hehehe .
Iya mas saya mengerti banget.. banyak sekali memang.. sabar2 yah mas oda
Karena kekayaan iman Katolik inilah saya jatuh cinta dan semakin memperkaya iman saya
Salam Damai Kristus