Author Topic: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?  (Read 35018 times)

0 Members and 13 Guests are viewing this topic.

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #300 on: February 02, 2015, 09:56:38 AM »
Kepala batu dan tidak bertelinga tentunya harus dijelaskan panjang lebar dan berulang2 Om Admin   :giggle:


Jadi kesimpulannya : Umat Katolik tidak dilarang membaca Alkitab.


Kesimpulannya Kitab Suci sudah dimanipulasi terjemahannya oleh gereja sehingga umatnya tidak boleh membaca dan memiliki Alkitab lain selain yang sudah dimanipulasi oleh gereja

Shalom
BACK TO BIBLE

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #301 on: February 03, 2015, 04:22:45 PM »

Kesimpulannya Kitab Suci sudah dimanipulasi terjemahannya oleh gereja sehingga umatnya tidak boleh membaca dan memiliki Alkitab lain selain yang sudah dimanipulasi oleh gereja

Shalom


Oooo jadi menurut Bro Soli, Alkitab Terjemahan Baru terbitan LAI termasuk dimanipulasi Gereja ya.

 :D
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #302 on: February 05, 2015, 11:46:54 PM »
Referensi yg anda berikan sebagian bukan bahasa Inggris dan isinyapun hanya komentar bukan Alkitabnya itu sendiri yang mudah utk diamati seperti versi versi yg lainnya.

Yang perlu dibuktikan adalah bahwa Kitab Suci vernacular Albigensians itu TIDAK SESUAI dengan Kitab Suci Katolik, sehingga dilarang.
TIdak perlu jauh2 melihat isi / terjemahannya, dari daftar isinya saja sudah dapat disimpulkan bahwa Kitab Suci vernacular Albigensians ini TIDAK SESUAI dengan Kitab Suci Katolik, sehingga Gereja Katolik di Toulouse melarang umatNya untuk memiliki / membaca Kitab Suci vernacular Albigensians, TANPA PERNAH MELARANG UMAT MEMBACA / MEMILIKI Kitab Suci VERSI KATOLIK

Apa yang sudah saya kutip sebelumnya jelas sekali bahwa GRK pada dasarnya melarang memiliki dan membaca semua Kitab Suci selain apa yang sudah dimodifikasi oleh gereja berdasarkan kuasa Paus yang dianggap boleh seenaknya memodifikasi firman Tuhan.

#30. "The Pope is of so great authority and power, that he is able to modify, declare, or interpret even divine laws."

(#30. "Papa tantae est auctoritatis et potestatis, ut possit quoque leges divinas modificare, declarare, vel interpretari, ad num.")

Source: Lucius Ferraris, “Papa,” art. 2, in his Prompta Bibliotheca Canonica, Juridica, Moralis, Theologica, Ascetica, Polemica, Rubristica, Historica. (“Handy Library”), Vol. 5, published in Petit-Montrouge (Paris) by J. P. Migne, 1858 edition, column 1823, Latin.

Lagi2 salah interpretasi akan ajaran katolik!!

Silakan dibaca baik2 lagi kalimat dalam CoCC #85, bahwa "tugas memberikan interpretasi yang AUTHENTIC dari Sabda Allah, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk Tradisi Suci, telah dipercayakan hanya kepada Gereja"

Silakan dibedakan dengan spekulasi Anda bahwa "tugas memberikan interpretasi yang AUTHENTIC dari Sabda Allah, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk Tradisi Suci ???Kitab Suci???, telah dipercayakan hanya kepada Gereja"

Tugas Gereja Katolik, termasuk paus sebagai bagian dari Magisterium, adalah memberikan interpretasi dari Sabda Allah, yg terkandung dalam ajaran lisan, tulisan2 terinspirasi, maupun tulisan2 lainnya.

Berbeda dengan sola-scripturist yg menyamakan INTERPRETASI dengan otoritas Kitab Suci, Gereja Katolik termasuk paus tidak pernah memberikan interpretasi mati akan ayat2 Kitab Suci. Selama interpretasi tidak keluar dari kerangka ajaran katolik, umat dapat menafsirkan ayat manapun sesuai iman mereka!

Sudah dibuktikan dengan contoh interpretasi terjemahan Kej 3 : 15 yg berbeda2 dalam Kitab Suci vulgata, NAV, KJV, justru membuktikan bahwa sola-scripturist lah yg mempermasalahkan semua Kitab Suci selain apa yang sudah dimodifikasi oleh INTERPRETASI mereka!!, Gereja Katolik malah sebaliknya menerima semua terjemahan Vulgata, NAV, maupun KJV!

Saya heran otoritas darimana pula seorang Paus bisa memodifikasi Kitab Suci firman Tuhan ?

Sesuai dengan iman rasuliah yg sama yg diwahyukan oleh Yesus kepada para rasul, diwarisi  dari para rasul, dan tetap diteruskan oleh penerus2 rasul, paus memiliki otoritas memberikan interpretasi otentik Sabda Allah yg terkandung dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci (CoCC #85), BUKAN memodifikasi Kitab Suci! Buktinya adalah ajaran early fathers berikut ini:

250 AD
St. Cyprian, Epistle 54 - to Cornelius.

… … … After such things as these, moreover, they still dare— a false bishop having been appointed for them by, heretics— to set sail and to bear letters from schismatic and profane persons to the throne of Peter, and to the chief church whence priestly unity takes its source; and not to consider that these were the Romans whose faith was praised in the preaching of the apostle, to whom faithlessness could have no access… … …
http://www.newadvent.org/fathers/050654.htm


388 AD
Concerning Repentance, Book I,
Chapter 7 - against the Novatians.
St. Ambrose of Milan

… … …
You said to Peter when he excused himself from having his feet washed by You: “If I wash not your feet, you will have no part with Me.” (John 13:8) What fellowship, then, can they have with You, who receive not the keys of the kingdom of heaven, saying that they ought not to remit sins?
And this confession is indeed rightly made by them*, for they* have not the succession of Peter, who hold not the chair of Peter, which they rend by wicked schism; and this, too, they do, wickedly denying that sins can be forgiven even in the Church, whereas it was said to Peter: “I will give unto you the keys of the kingdom of heaven, and whatsoever you shall bind on earth shall be bound also in heaven, and whatsoever you shall loose on earth shall be loosed also in heaven.” (Matthew 16:19)
… … …


Jadi bukan hanya soal ajaran sesat Albigensians saja yang menjadi dasar pelarangan gereja tsb.

Yang dilarang adalah SEMUA Kitab Suci yang TIDAK SESUAI dengan Kitab Suci Katolik, termasuk vernacular versi Albigensians.

Ironisnya justru banyak Kitab Suci versi lain yang jauh lebih benar terjemahannya dari Vulgata yang sudah dimanipulasi / dimodifikasi itu.

http://www.catholic.com/tracts/bible-translations-guide
NAV, KJV, versi terjemahan LAI, tidak ada satu pun yg dilarang oleh Gereja Katolik tuh.
Sudah terbukti bahwa tuduhan Anda ini tidak benar, bukan?


Tetapi tafsiran yang jelas jelas sudah mencuri kemuliaan Tuhan dengan segala macam tradisi palsu gereja wajiblah dibuang jauh jauh agar tidak mencederai iman umatnya.

Yep, tafsiran sola-scripturist yang menyamakan INTERPRETASInya setara dengan Kitab Suci,  tafsiran sola-scripturist yg membuang ajaran2 dari penerus2 para rasul hanya karena tidak sesuai dengan INTERPRETASI mereka, tafsiran2 sola-scripturist yg membuang semua fakta sejarah dan kesaksian2 / ajaran2 Gereja mula2, semua tafsir sola-scripturist ini wajib dibuang jauh2 agar tidak mencederai iman umat Allah!

Tidak heran Alkitab dimanipulasi berdasarkan otoritas palsu Paus yang merasa berwenang memodifikasi firman Tuhan karena merasa dirinya infallible seperti Tuhan.

Paus tidak perlu merasa dirinya infallible, karena memang paus adalah infallible berdasar janji Kristus sendiri!!
Biar ga OOT, silakan dilihat thread yg sudah dikhususkan membahas hal ini:
http://forumimankristen.com/index.php/topic,1719.0.html
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #303 on: February 05, 2015, 11:48:17 PM »
Justru kanonisasi dengan memasukkan segala macam kitab sembarangan agar bebas menyembah berhala arwah arwah dan roh roh yang gentayangan yang harus dicegah sebab membahayakan iman umatnya yang awam.

Lho, justru harus kembali ke kanon yg telah ditetapkan oleh Gereja Mula2 dong, yang sudah jelas bukti historisnya dalam melawan bidaat2 yg menyerang iman kekristenan di awal mula berdirinya Gereja.
Sinode Hippo (393 M) mengkanonkan 46 kitab PL + 27 kitab PB, dikukuhkan oleh Konsili Kartago (397 M) dengan mendekritkan kanon yg sama. Gereja Katolik mengukuhkan kanon Gereja Purba ini dalam konsili Trente (abad 15) untuk menanggapi bidaat protestant yg tau2 memaksakan penggunaan kanon 39+27.

Justru  kalo Anda mau ber-sola scriptura, gunakan lah kanon 46 PL+27 PB yg sama yg telah digunakan oleh early fathers yg tulisannya juga telah Anda salah-artikan mengajarkan sola scriptura, bukan kanon 39+27 yg ga jelas didekritkan oleh siapa, kapan, dan di mana mulai diputuskan 39+27!

Itulah yang sedang saya buktikan disini yaitu gereja yang sudah kebablasan memanipulasi terjemahan Kitab Suci karena berlagak merasa seperti Tuhan boleh memodifikasi Kitab Suci.

Sebaliknya, justru sola-scripturist lah yg kebablasan memaksakan INTERPRETASI mereka setara dengan Kitab Suci, sehingga terjemahan saja dipermasalahkan karena tidak sesuai dengan INTERPRETASI mereka!

Gereja Katolik tidak mempermasalahkan terjemahan, selama terjemahan2 itu sesuai dengan Kitab Suci Katolik, dibuktikan bahwa Gereja Katolik tidak melarang penggunaan Kitab Suci NAV, KJV, ataupun terjemahan LAI yg berbeda dengan terjemahan Vulgata.

Buktinya sudah jelas didepan mata Yesus sudah digantikan oleh Maria sebagai peremuk kepala ular,bukan itu saja tetapi masih berjibun rangkaian substitusi lainnya seperti :

1.   Yesus tidak berdosa demikian juga Maria

... ... ... ...

22.   Yesus adalah Anak Allah tetapi Maria juga adalah Bunda Allah


Inilah contoh paralelisme yang sudah kebacut !

Jangan biasakan ngompreng kemuliaan Tuhan mas !

Jangan pula dibiasakan menyamakan INTERPRETASI Anda dengan ajaran resmi Gereja Katolik.

Semua ajaran Mariology adalah Christosentric, bahwa segala karya Maria berasal dari kelimpahan pahala Kristus, bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya, sehingga Maria tidak pernah dapat disamakan ataupun menggantikan Kristus (KGK #970)!

Segala ajaran Mariology, mau dipotong seperti apa pun, jika selalu dipahami dalam kerangka ajaran katolik yg benar (KGK #970) tidak akan pernah menjadikan Mariology sebagai ilah yang menggantikan Kristus, tetapi justru sebaliknya akan menyatakan kepenuhan karya Kristus!!

Jangan lari dari persoalan pokok bahwa sebenarnya gereja melarang membaca dan memiliki Kitab Suci manapun selain yang sudah dimanipulasi terjemahannya dalam rangka indoktrinasi ajaran Mariolatry yang sudah menjadi ajaran pokok menggantikan Kristologi.

Lha wong sendirinya yg mempermasalah terjemahan Kitab Suci yg tidak sesuai dengan INTERPRETASI pribadi sola-scripturist, kok malah sekarang menuding Gereja Katolik mempermasalahkan terjemahan Kitab Suci?

Gereja Katolik tidak perlu memaksakan atau mempermasalahkan terjemahan tertentu kepada umat, buktinya Kitab Suci NAV, KJV, terjemahan LAI, yang berbeda dengan terjemahan Vulgata tidak pernah dilarang bukan?

Yang saya persoalkan bukan interpretasi melainkan manipulasi terjemahan berdasarkan wewenang palsu bahwa Paus berotoritas memodifikasi Kitab Suci padahal itu hanyalah ilusi belaka.

Itulah sebabnya berjibun segala macam ajaran dan tradisi mariolatry yang berbau berhala tsb menggantikan Kristologi yang alkitabiah.

Anda permasalahkan manipulasi terjemahan? Atas dasar bukti apa???
Anda bilang kalo Gereja Katolik memanipulasi dan memaksakan penggunaan manipulasi terjemahan Kej 3 : 15 versi Vulgata???
Sudah aku buktikan tidak benar, tuh buktinya Gereja Katolik tidak melarang penggunaaan Kitab Suci NAV dan KJV yg memiliki terjemahan Kej 3 : 15 berbeda dengan Vulgata!!
Apa gunanya Gereja Katolik memanipulasi terjemahan Vulgata kalo terjemahan lain yg berbeda pun boleh digunakan?
Sekali lagi, tuduhan Anda ini sudah terbukti TIDAK BENAR!

Anda buktikan bahwa Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Yesus, sehingga Vulgata yg menerjemahkan kata "huw’" dalam ayat tersebut sebagai "she" adalah memanipulasi terjemahan???
Lagi2 ini bukan bukti, lha wong Kitab Suci tidak pernah mengatakan Kej 3 : 15 menubuatkan akan Yesus, tapi HANYA INTERPRETASI ANDA yg mengatakan demikian!!
Jika Kitab Suci Vulgata (Jerome) menerjemahkan "huw’" dalam Kej 3 : 15 sebagai "she", Vulgata TIDAK bertentangan dengan Kitab Suci, melainkan bertentangan dengan INTERPRETASI Anda!!


Sudah jelas interpretasi mariolatry yang penuh paralelisasi penghujatan terhadap ajaran Alkkitab mengenai Kristologi hanyalah spekulasi penuh ilusi belaka karena siapapun tahu bahwa itu sama sekali sudah kebacut tidak ada dasar Alkitabnya.

Sekali lagi, jangan samakan INTERPRETASI Anda dengan ajaran resmi Gereja Katolik!!

Semua ajaran Mariology Gereja Katolik adalah Christosentric dan alkitabiah, bahwa segala karya Maria berasal dari kelimpahan pahala Kristus, bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya, sehingga Maria tidak pernah dapat disamakan ataupun menggantikan Kristus (KGK #970)!

Segala ajaran Mariology, mau dipotong seperti apa pun, jika selalu dipahami dalam kerangka ajaran katolik yg benar (KGK #970) tidak akan pernah menjadikan Mariology sebagai ilah yang menggantikan Kristus, tetapi justru sebaliknya akan menyatakan kepenuhan karya Kristus!!
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #304 on: February 05, 2015, 11:50:29 PM »
Referensi anda sama sekali tidak memberikan Alkitabnya itu sendiri dan komentarnya ada yg pakai bahasa Spanyol ?

Lol... Apakah referensi Anda segitu minimnya bro soli, sehingga aku harus suapkan SEMUA link hanya agar Anda bisa membacanya dalam bahasa Inggris?
   
Aku berikan Ritual Occitan Cathar dalam bahasa Latin (BUKAN SPANYOL), sesuai dengan tulisan dalam naskah aslinya "Lyon Bible" yg disimpan di “Academy of Science, Arts and Fine Arts of Lyon", sebagai bukti otentik.
Kalo Anda butuh terjemahan bahasa Inggrisnya, ya silakan googling sendiri, wong informasi juga begitu mudahnya didapat di jaman modern ini. Nih contohnya dalam bahasa Inggris bisa Anda lihat di sini: http://www.cathar.info/121204_lyons_consolamentum.htm

Kalau hanya komentar maka sama saja kwalitasnya dengan komentar anda sendiri sehingga tidak bisa diuji kebenarannya.

Lha... makanya dibaca dan dimengerti konteksnya, jangan maunya disuapin kalimat eksplisitnya!!
Kalo dari ritual baptisannya saja sudah tidak sesuai dengan ajaran katolik (PR untuk Anda: silakan dibaca utk diketahui di mana ketidak-sesuaian ritual ini dengan ajaran katolik), apalagi dimasukkan dalam daftar kanon Kitab Suci mereka, sungguh tidak masuk akal kalo Gereja Katolik justru tidak melarang umatnya membaca / memiliki Kitab Suci vernacular Albigensians.

Tetapi terlepas dari itu adalah lucu kalau menganggap Alkkitab lain keliru padahal Alkitab sendiri juga hanya hasil manipulasi terjemahan juga ???

Inilah sebenarnya yang merupakan pokok kritikan saya.

Justru dalam kritikan Anda ini harus menggunakan logika yg benar!!!

Kalo Gereja Katolik sudah memiliki Kitab Suci versi Katolik sendiri, justru Gereja Katolik HARUS melarang umatnya menggunakan / memiliki Kitab Suci versi yg TIDAK SESUAI dengan Kitab Suci Katolik??

Kalo Gereja Katolik sudah memiliki Kitab Suci versi Katolik sendiri, atas dasar apa Anda sebagai orang luar yg bukan katolik menghakimi bahwa Kitab Suci Katolik salah??? Dari mana otoritas Anda untuk menyamakan INTERPRETASI Anda setara dengan Kitab Suci, lalu menghakimi Kitab Suci Katolik bertentangan dengan kebenaran Kitab Suci, padahal Kitab Suci Katolik hanya bertentangan dengan INTERPRETASI Anda belaka???

Lebih parah lagi, Anda selalu menyamakan INTERPRETASI Anda sendiri setara dengan ajaran resmi Gereja Katolik.
Kalo dalam kanon 14 konsili Toulouse, dan dalam kesempatan2 lain, Gereja Katolik melarang penggunaan atau memerintahkan untuk memusnahkan Kitab Suci vernacular YANG TIDAK SESUAI DENGAN Kitab Suci Katolik, kok bisa2nya INTERPRETASI Anda dipaksakan menggantikan ajaran katolik, bahwa Gereja Katolik melarang umat katolik memiliki / membaca Kitab Suci versi katolik juga?
Lha wong ajaran Gereja Katolik akan pentingnya Kitab Suci itu sudah jelas dalam ajaran definitifnya dan bertolak belakang dengan INTERPRETASI Anda itu tuh:

CoCC #133
The Church "forcefully and specifically exhorts all the Christian faithful to learn the surpassing knowledge of Jesus Christ, by frequent reading of the divine Scriptures. Ignorance of the Scriptures is ignorance of Christ


Baca lagi komentar saya diatas bagaimana ajaran mariolatry gereja anda sudah membuat begitu banyaknya paralelisasi yang jelas jelas sangat kebablasan itu dan sama sekali tidak masuk akal sehat mempersamakan Tuhan dengan manusia biasa.

Ini sebagian pernyataan pernyataan lagi yang membuat Maria menjadi Maha Kuasa dan ilahi :

http://www.catholictradition.org/Mary/glories1.htm


•   Mary is under an infinite obligation to the Son because He chose her to be His Mother. At the same time, it must also be allowed that the Son is under great obligation to her because she gave Him His humanity. Hence, Jesus, to pay (so to speak) what He owes to Mary, and glorying in her glory, honors her in a special manner. He listens to all her requests and grants them.

•   Our Blessed Lady once said to St. Bridget in a revelation: "I am the Queen of Heaven and the Mother of Mercy. I am the joy of the just and the door through which sinners come to God.

•   St. Bernardine of Siena adds: "No sooner had Mary consented to be Mother of the Eternal Word than she merited by His consent to have dominion over the whole world and over every creature."

•   St. Athanasius says: "If the Son is a King, then the Mother who bore Him should be looked upon as a queen and sovereign."

•   St. Arnold the Abbot declares further: "Since the flesh of Mary was no different from that of Jesus, how can we deny to the Mother the same royal dignity we find in the Son? . . . So I would consider the glory of the Son not as something shared with His Mother, but as her glory too."

•   If Jesus is the King of the universe, then Mary is its Queen. And as Queen, she possesses by right the whole Kingdom of her Son.

Jangan dibiasakan menyamakan INTERPRETASI Anda dengan ajaran resmi Gereja Katolik.

Semua ajaran Mariology Gereja Katolik adalah apostolik dan alkitabiah, dan selalu Christosentric, bahwa segala karya Maria berasal dari kelimpahan pahala Kristus, bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya, sehingga Maria tidak pernah dapat disamakan ataupun menggantikan Kristus (KGK #970)!

Segala ajaran Mariology, mau dipotong seperti apa pun, jika selalu dipahami dalam kerangka ajaran katolik yg benar (KGK #970) tidak akan pernah menjadikan Mariology sebagai ilah yang menggantikan Kristus, tetapi justru sebaliknya akan menyatakan kepenuhan karya Kristus!!


Silahkan menilai apakah ini bukan penilaian yang meninggikan manusia menjadi seperti ilahi ! Yang tidak pernah sekalipun diberikan kepada Abraham,Musa,Nabi dan Rasul sekalipun.

Ya, ajaran2 ini adalah rasuliah, karena ini adalah ajaran yg sama yg diwarisi dari para rasul dan diteruskan oleh penerus2 rasul seperti Ignatius Antiokia, Clement of Alexandria, Tertullian, Origen, Irenaeus, dsb.

Yuk kita sudahi OOT Mariology di thread ini, silakan dilanjutkan di thread sebelah!

Protestan tidak pernah memanipulasi terjemahan sebagaimana gereja anda !

Lho.. lha wong jelas2 Anda sola-scripturist protestant yg mencontohkan untuk memaksakan kata “huw’” dalam Kej 3 : 15 untuk diterjemahkan sebagai “he”, berdasar INTERPRETASI bahwa ayat ini menubuatkan akan Yesus (padahal tanpa INTERPRETASI, kata “huw’” dapat diterjemahkan sebagai “he”, “she”, atau bahkan “it”).

Lha wong jelas2 Anda yg memaksakan manipulasi terjemahan “huw” sebagai “he”, dan jelas2 justru Gereja Katolik tidak pernah memaksakan terjemahan, dibuktikan bahwa Gereja Katolik menerima juga terjemahan NAV, KJV, LAI yang menerjemahkan Kej 3 : 15 berbeda dari terjemahan Vulgata.

Lha wong jelas2 Anda yg mau memanipulasi terjemahan Kej 3 : 15, kok bisa2nya bilang protestant tidak pernah memanipulasi terjemahan Kitab Suci tapi malah melempar tudingan ke Gereja Katolik???
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #305 on: February 05, 2015, 11:51:11 PM »
The Roman Catholic Council of Tarragona also ruled that: "No one may possess the books of the Old and New Testaments in the Romance language, and if anyone possesses them he must turn them over to the local bishop within eight days after the promulgation of this decree, so that they may be burned." D. Lortsch, Histoire de la Bible en France, 1910, p. 14.

http://www.whitehorsemedia.com/articles/?d=99

Alangkah sadis dan bengisnya menghukum orang dengan membakar hidup hidup hanya karena membaca Kitab Suci ???????

Kalau anda tidak bisa membantah bukti yang sudah saya berikan diatas janganlah mengalihkan persoalan kepada yang lain.

Lha.. kalo kebenaran konsili Taragona 1234 AD aja belum bisa Anda buktikan, apa yg mau aku bantah?

Kalo Anda mau membuktikan bahwa Konsili Taragona 1234 AD melarang umat utk membaca Kitab Suci versi katolik yg benar, harus kita lihat juga kanon2 pendahulu dan berikutnya, jadi kita  tahu konteksnya apa yg dilarang di sini! Jadi silakan dibuktikan di sini kebenaran konsili Taragona, dan silakan diberikan dokumentasi dekrit2 / kanon2 yg lengkap yg dikeluarkan dalam konsili Taragona 1234 AD!!

Kalo cuma menuliskan satu kalimat, diklaim sebagai dekrit kanon Gereja Katolik, lha... tidak ada yg perlu dibuktikan di sini.
Tuduhan Anda ini kalau dibawa ke pengadilan sudah dianggap gugur karena tidak punya cukup bukti!!

Bukti itu jelas sekali akan kesewenang-wenangan gereja melarang orang untuk membaca firman Tuhan dan memilikinya karena takut akan ketahuan segala macam manipulasi ajaran oleh gereja selama ini.

Itulah sebabnya hanya Martin Luther bekas imam Katolik yang mempunyai akses kepada Kitab Suci akhirnya sadar akan semua penipuan yang udah dilakukan oleh gereja terhadap umatnya.

Kalau gereja dari semula memperbolehkan umatnya membaca Kitab Suci secara bebas maka gerakan reformasi mungkin sudah mulai jauh lebih awal dari abad 16.

Yep, buktinya jelas sekali sangat lemah!
Lha wong dekrit2 Gereja Katolik itu jelas menyatakan bahwa  yg dilarang adalah Kitab Suci YANG TIDAK SESUAI DENGAN VERSI KATOLIK, kok bisa2nya bukti spekulasi "takut akan ketahuan segala macam manipulasi ajaran oleh gereja selama ini" dibilang sebagai bukti yg kuat...

Hanya Martin Luther yg punya akses Kitab Suci? LOL... silakan diberikan buktinya di sini!!
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #306 on: February 05, 2015, 11:54:19 PM »
Bukti dibawah ini jelas sekali akan larangan larangan membaca/memiliki Alkitab padahal ada ribuan Alkitab yg sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa daerah termasuk bahasa Latin Romawi sendiri.

Papal Rome against the Bible
by Steve Wohlberg

From the 1200s to the 1800s, Papal leaders openly condemned the reading of the Bible in the vernacular (the language of the common people) and even persecuted those caught with copies of the Scriptures in their possession. Because Bible Societies (beginning in the 1800's) won the war and have spread God's Word around the world, Rome has backed off of its previously public position. Yet the Vatican has not changed. Papal Rome's opposition to pure Bible truth remains to this day. Note these historical statements:

At the Council of Toulouse (1229 A.D), papal church leaders ruled: "We prohibit laymen possessing copies of the Old and New Testament ... We forbid them most severely to have the above books in the popular vernacular." "'The lords of the districts shall carefully seek out the heretics in dwellings, hovels, and forests, and even their underground retreats shall be entirely wiped out." Pope Gregory IX, Council Tolosanum, 1229 A.D.
The Roman Catholic Council of Tarragona also ruled that: "No one may possess the books of the Old and New Testaments in the Romance language, and if anyone possesses them he must turn them over to the local bishop within eight days after the promulgation of this decree, so that they may be burned." D. Lortsch, Histoire de la Bible en France, 1910, p. 14.

The Council of Trent (1545-1564) placed the Bible on its list of prohibited books, and forbade any person to read the Bible without a license from a Roman Catholic bishop or inquisitor. The Council added these words: "That if any one shall dare to read or keep in his possession that book, without such a license, he shall not receive absolution till he has given it up to his ordinary."

"Since it is clear from experience that if the Sacred Books are permitted everywhere and without discrimination in the vernacular (in the common language of the people, D.R.) there will by reasons of the boldness of men arise therefrom more harm than good..." Canons and Decrees of the Council of Trent, p. 274.

J.A. Wylie, an authority on Romanism in the Reformation era, dedicated two chapters of his book The Papacy; Its History, Dogmas, Genius, and Prospects (London: Hamilton Adams, 1888) to Rome's attitude toward the Bible. Wylie states: "The Latin Vulgate is the authorized standard in the Church of Rome, and that to the disparagement of the original Hebrew and Greek Scriptures. These are omitted in the decree [by the Council of Trent], and a translation is substituted. All Protestant translations, such as our authorized English version, Luther's translation, &c. are prohibited" The Papacy; Its History, Dogmas, Genius, and Prospects, p. 181.

Rome's attempt to keep the Bible from men has continued to recent times. Pope Pius VII (1800-1823) denounced Bible Societies and expressed shock at the circulation of the Scriptures. This Pope declared, "It is evidence from experience, that the holy Scriptures, when circulated in the vulgar tongue, have, through the temerity of men, produced more harm than benefit."

Pope Gregory XVI (1831-1846) railed: "against the publication, distribution, reading, and possession of books of the holy Scriptures translated into the vulgar tongue."

Pope Leo XII called the Protestant Bible the "Gospel of the Devil" in an encyclical letter of 1824. In January 1850, he also condemned Bible Societies and admitted the fact that the distribution of Scripture has "long been condemned by the holy chair."

Pope Leo XIII declared, "As it has been clearly shown by experience that, if the holy Bible in the vernacular is generally permitted without any distinction, more harm than utility is thereby caused..." Great Encyclical Letters of Leo XIII, pp. 412-413.

http://www.whitehorsemedia.com/articles/?d=99

Makanya, dokumen Gereja Katolik itu dibaca seluruhnya dan sesuai konteksnya, jangan hanya dipotong2, apalagi hanya copy-paste dari sola-scripturist modern seperti Steve Wohlberg.

Sekali lagi, yang dilarang dibaca / dimiliki, dan juga yang dimusnahkan, semua ini adalah Kitab Suci YANG TIDAK SESUAI dengan Kitab Suci versi katolik!!!
Umat katolik TIDAK PERNAH DILARANG untuk membaca / memiliki Kitab Suci VERSI KATOLIK, bahkan didesak dan dianjurkan untuk membaca dan memahami Kitab Suci versi yang benar dan katolik!! (KGK #133)

Manipulasi terjemahan Jerome adalah bukti kongkrit akan pemalsuan Alkitab akibat Paus merasa memiliki otoritas boleh memodifikasi firman Tuhan.

#30. "The Pope is of so great authority and power, that he is able to modify, declare, or interpret even divine laws."

(#30. "Papa tantae est auctoritatis et potestatis, ut possit quoque leges divinas modificare, declarare, vel interpretari, ad num.")

Source: Lucius Ferraris, “Papa,” art. 2, in his Prompta Bibliotheca Canonica, Juridica, Moralis, Theologica, Ascetica, Polemica, Rubristica, Historica. (“Handy Library”), Vol. 5, published in Petit-Montrouge (Paris) by J. P. Migne, 1858 edition, column 1823, Latin.

Lagi2 salah interpretasi akan ajaran katolik!!

Silakan dibaca baik2 lagi kalimat dalam CoCC #85, bahwa "tugas memberikan interpretasi yang AUTHENTIC dari Sabda Allah, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk Tradisi Suci, telah dipercayakan hanya kepada Gereja"

Silakan dibedakan dengan spekulasi Anda bahwa "tugas memberikan interpretasi yang AUTHENTIC dari Sabda Allah, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk Tradisi Suci ???Kitab Suci???, telah dipercayakan hanya kepada Gereja"

Tugas Gereja Katolik, termasuk paus sebagai bagian dari Magisterium, adalah memberikan interpretasi dari Sabda Allah, yg terkandung dalam ajaran lisan, tulisan2 terinspirasi, maupun tulisan2 lainnya.

Berbeda dengan sola-scripturist yg menyamakan INTERPRETASI dengan otoritas Kitab Suci, Gereja Katolik termasuk paus tidak pernah memberikan interpretasi mati akan ayat2 Kitab Suci. Selama interpretasi tidak keluar dari kerangka ajaran katolik, umat dapat menafsirkan ayat manapun sesuai iman mereka!

Sudah dibuktikan dengan contoh interpretasi terjemahan Kej 3 : 15 yg berbeda2 dalam Kitab Suci vulgata, NAV, KJV, justru membuktikan bahwa sola-scripturist lah yg mempermasalahkan semua Kitab Suci selain apa yang sudah dimodifikasi oleh INTERPRETASI mereka!!
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #307 on: February 05, 2015, 11:55:45 PM »
Kalau bukan bersumber dari Nabi dan Rasul dan didukung oleh adanya salinan naskah aslinya maka sudah pasti hanyalah ajaran manusia penuh isapan jempol alias dusta belaka karena Petrus sendiri sudah berkata :

Kis. 5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia

II Petrus 1:16 Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.


Bersambung

Lha wong Yohanes sendiri memberi kesaksian bahwa semua karya Yesus tidak dapat dituliskan semuanya (Yoh 21 : 25).
Lha wong Paulus sendiri mengajarkan utk tidak hanya memegang Kitab Suci, tetapi ajaran tertulis (baik terinspirasi maupun tidak terinspirasi), juga bahkan mengajarkan utk memegang ajaran yg lisan kok (2 Tes 2 : 15).
Kok bisa2nya INTERPRETASI seorang sola-scripturist mengatakan ajaran yg tidak ada naskah aslinya adalah ajaran palsu??? Mana ayat yang menuliskan demikian???

Tepatlah ajaran Petrus yg Anda kutip di atas, agar umat berhati2 terhadap nabi2/pengajar2 palsu, yg menyamakan INTERPRETASI mereka setara dengan Kitab Suci, yg membuang ajaran2 rasuliah yg diwariskan dalam tulisan2 (terinspirasi maupun tidak terinspirasi) DAN ajaran2 lisan, lalu menyatakan semua ajaran rasuliah yg tidak sesuai dengan INTERPRETASI mereka itu sebagai ajaran yg tidak sesuai dengan Kitab Suci!

Maria keturunan Adam dan Hawa sedangkan Yesus hanya keturunan perempuan belaka karena Yesus tidak memiliki bapa manusia.

Hanya Yesus yang menggenapkan nubuat peremuk kepala ular bukan Maria yang hanya manusia biasa itu.

Inilah yang saya maksud dengan  memanipulasi terjemahan Alkitab bukan soal interpretasi,karena sudah ada pesan sponsornya kepada Jerome harus melakukan hal demikian.

Identification of the "seed of the woman" with Christ goes back at least as far as Irenaeus and the phrase "Seed of the woman" is sometimes counted as one of the titles of Jesus in the Bible.A tradition found in some old eastern Christian sources (including the Kitab al-Magall and the Cave of Treasures) holds that the serpent's head was crushed at Golgotha, described as a skull-shaped hill at the centre of the Earth, where Shem and Melchizedek had placed the body of Adam.More commonly, as in Victorian homilies, "It was on Golgotha that the old serpent gave the Saviour the deadly bite in his heel, which went quite through his foot, fastening it to the cross with iron nails."

http://en.wikipedia.org/wiki/Seed_of_the_woman

Mana ayat yg mengatakan demikian???
Lagi2 hanya sekedar INTERPRETASI yg  mengatakan bahwa Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Yesus dan bukan Maria.

Nah lho... jadi siapa di sini yg telah memanipulasi terjemahan Kitab Suci??
Memaksakan kata "huw" dalam Kej 3 : 15 diterjemahkan sebagai "he" hanya utk memuaskan INTERPRETASI mereka???

Tidak ada sama sekali ajaran bahwa maria yang meremukkan kepala ular makanya jangan sering mengulang ulang kesalahan dengan cara “argumentum ex silentio.”

Jangan menghadirkan apa yang memang absent !

Mengatakan maria yang meremukkan kepala ular hanyalah rangkaian ajaran isapan jempol dari banyak rangkaian ajaran mariolatry lainnya yang sudah saya buktikan kepalsuannya yaitu dengan cara menggunakan metode “Equivocation Paralelism Fallacy”.

Equivocation is the error in dialogue and in logical discourse where the meaning of a word changes in a discussion.  It is when a person confuses the meaning of a term by changing contexts.

Roman Catholic theologians are masters of equivocation--especially when it comes to Mary.  With equivocation they have managed to develop doctrines that have absolutely no basis in scripture.  Let's take a look at what they have said about Mary, who is perhaps the best example of Roman Catholic equivocation, so we can see how they develop their doctrines.

http://carm.org/roman-catholic-equivocation

Kasus 1: Ajaran yg tidak tertulis di Kitab Suci selalu dapat ditemukan dalam interpretasi Gereja akan Kitab Suci, juga didukung oleh suksesi ajaran rasuliah yg terdapat dalam ajaran2 lisan, tulisan2 terinspirasi, dan tulisan2 lain dari early fathers yg menerima ajaran langsung dari para rasul generasi pertama.

Kasus 2: Ajaran sola-scripturist mengatakan ajaran2 yang tidak tertulis itu bertentangan dengan Kitab Suci karena INTERPRETASI mereka mengatakan tidak ada ajaran itu, lalu menyamakan INTERPRETASI mereka sebagai kebenaran Kitab Suci, sehingga ajaran2 yg tidak tertulis itu dinyatakan tidak sesuai dengan Kitab Suci.

Equivocation parallelism fallacy = kekeliruan logika ketika menyajikan suatu keadaan sebagai hal yang masuk akal dan seolah2 sejajar, tapi pada kenyataannya hal itu tidak masuk akal dan tidak sejajar.

Siapa sih yg sebenarnya sedang ber-fallacy? Kasus 1 atau kasus 2?

-------------

Kasus 1: Gereja Katolik memiliki 2 landasan iman yg sejajar dan sama2 mutlak dan infallible sebagai Sabda Allah, yaitu Kitab Suci dan Tradisi Suci (semua suksesi ajaran2 rasuliah yg dapat ditemukan dalam ajaran lisan, tulisan2 terinspirasi, maupun tulisan2 lain dari rasul generasi pertama ke generasi2 penerus rasul selanjutnya). Ajaran yg tidak tertulis di Kitab Suci selalu selaras dan dikukuhkan dalam Tradisi Suci, dan sebaliknya semua ajaran dalam Tradisi Suci selalu selaras dan dikukuhkan dalam Kitab Suci.

Kasus 2: Sola-scripturist hanya mengakui Kitab Suci sebagai satu2nya landasan iman. Ajaran yg tidak ada di Kitab Suci (apalagi jika diajarkan oleh Gereja Katolik), harus disimpulkan sebagai ajaran yg tidak sesuai dengan Kitab Suci, walaupun Kitab Suci TIDAK pernah menuliskan bahwa ajaran itu tidak sesuai dengan Kitab Suci.

Argumentum ex silentio fallacy = kesalahan logika dengan menyimpulkan sesuatu dari sesuatu yg tidak ada.

Siapa sih di sini yg sedang ber-fallacy? Kasus 1 atau kasus 2?
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #308 on: February 05, 2015, 11:56:51 PM »
Hanya Yesus satu-satunya peremuk kepala ular dan yang berperang kelak melawan si Iblis dikitab Wahyu.

Ayat tsb merupakan “Protoevangelium, or the first announcement of the Messiah Redeemer” yaitu Yesus Kristus bukan Maria.

Catholics understand the "Woman" of Genesis 3:15 to refer primarily to Mary, inasmuch as the only woman that can be said to be in "enmity" with Satan is Mary.The promised "seed" ("her seed") therefore must refer primarily to the Messiah (in Greek "the Christ").

http://en.wikipedia.org/wiki/Seed_of_the_woman

Jadi jelas rangkaian ajaran mariolatry anda sejak Kitab Kejadian tsb hanyalah spekulasi penuh ilusi belaka.

Lah... memang siapa yg bilang kalo Maria adalah ???SATU2NYA yg meremukkan kepala ular?
Siapa yg bilang bahwa BUKAN Yesus yg meremukkan kepala ular?

Sebelum mengambil INTERPRETASI, apalagi menyamakan INTERPRETASI dengan yg diinterpretasikan, silakan dilihat lagi ajaran sesungguhnya dari Gereja Katolik: siapa yg sesungguhnya meremukkan kepala ular!!

... ... her soul, in the first instant of its creation and in the first instant of the soul's infusion into the body, was, by a special grace and privilege of God, in view of the merits of Jesus Christ, her Son and the Redeemer of the human race, preserved free from all stain of original sin... ...

... ...the most holy Virgin, united with him by a most intimate and indissoluble bond, was, with him and through him, eternally at enmity with the evil serpent, and most completely triumphed over him, and thus crushed his head with her immaculate foot... ...

(Ineffabilis Deus, http://www.papalencyclicals.net/Pius09/p9ineff.htm)


Interpretasi karena rangkaian ajaran mariolatry sama sekali hanyalah isapan jempol belaka karena sudah menyimpang jauh dari kebenaran Alkitab.

Maas also writes: "One may be tempted to understand the seed of the woman in a similar collective sense, embracing all who are born of God. But seed not only may denote a particular person, but has such a meaning usually, if the context allows it. St. Paul (Galatians 3:16) gives this explanation of the word "seed" as it occurs in the patriarchal promises: "To Abraham where the promises made and to his Seed. He saith not, and to his seeds, as of many; but as of one, and to his Seed, which is Christ."

Lah... Lagi2 INTERPRETASI soliscripturist (Maas) yang disamakan dengan Kitab Suci? :doh:

Gal 3 : 16 menyatakan secara eksplisit bahwa kata "benih/keturunan" yg diartikan sebagai Kristus adalah sabda Allah yg disampaikan kepada Abraham!
Lha... jelas2 Kej 3 : 15 itu secara explisit dikisahkan bahwa Allah bersabda kepada Hawa kok, bukan kepada Abraham. Jadi jelas lah kata "benih/keturunan" dalam Kej 3 : 15 itu BUKAN "benih/keturunan" yang sama yg diwahyukan kepada Abraham!!!

Lagi2 INTERPRETASI sola-scripturist saja yg memaksakan bahwa seolah2 Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Kristus, padahal sebenarnya tidak demikian.
So... siapa sebenarnya yg sedang ber-“Equivocation Paralelism Fallacy”???

Some newer versions of the Catholic Encyclopedia contend that the translation "she" of the Vulgate is interpretative; it originated in the fourth century, and is not defended by modern critics. The conqueror from the seed of the woman, who should crush the serpent's head, is Christ; the woman at enmity with the serpent is Mary.The New Jerusalem Bible, however, retains "she shall crush thy head, and thou shalt lie in wait for her heel".

Aku ulang lagi pertanyaan yg sama: sola-scripturist / Anda / Maas mengatakan bahwa yg meremukkan kepala ular seharusnya adalah Kristus! Mana ayat yg menyatakan hal ini???
Sekali lagi aku ulangi, yg aku minta adalah ayatnya, BUKAN INTERPRETASI , yg menyatakan demikian!

The Anglican/Roman Catholic International Commission explains the controversy:

The Hebrew text of Genesis 3:15 speaks about enmity between the serpent and the woman, and between the offspring of both. The personal pronoun (hu’) in the words addressed to the serpent, “He will strike at your head”, is masculine. In the Greek translation used by the early Church (LXX), however, the personal pronoun autos (he) cannot refer to the offspring … but must refer to a masculine individual who could then be the Messiah, born of a woman. The Vulgate (mis)translates the clause as ipsa … This feminine pronoun supports a reading of this passage as referring to Mary which has become traditional in the Latin Church.

http://en.wikipedia.org/wiki/Seed_of_the_woman

So... apa yg mau Anda buktikan di sini?
Bahwa Maria meremukkan kepada ular adalah INTERPRETASI Gereja Katolik akan ayat Kej 3 : 15???
Ya, kami tidak pernah memungkiri, sekalipun TIDAK PERNAH, bahwa ini adalah INTERPRETASI Gereja Katolik akan ajaran rasuliah bahwa Maria dalam persatuannya dengan Yesus telah meremukkan ular, dan Kej 3 : 15 dapat ditafsirkan demikian (Ineffabilis Deus).
Lalu apa masalahnya?
Anda katakan interpretasi kami salah?
Atas dasar apa?
Atas dasar INTERPRETASI Anda???

INTERPRETASI Anda tidak pernah sama dan tidak akan pernah setara dengan Kitab Suci, jadi kami tidak perlu menuruti INTERPRETASI Anda, sebaliknya kami justru harus menuruti interpretasi Gereja yg telah memperoleh otoritas ini dari Tuhan sendiri, sesuai janjiNya kepada Petrus (Mat 16 : 18) dan sidang para rasul (Mat 18 : 18)!!
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #309 on: February 05, 2015, 11:58:35 PM »
Diatas sudah saya buktikan akan semua larangan Paus untuk membaca dan memiliki Kitab Suci dalam bahasa daerah padahal Kitab Suci bikinan gerejalah yang seharusnya dilarang karena sudah dimanipulasi terjemahannya untuk mendukung ajaran rangkaian mariolatry.

Sekali lagi, yang dilarang dibaca / dimiliki, dan juga yang dimusnahkan, semua ini adalah Kitab Suci YANG TIDAK SESUAI dengan Kitab Suci versi katolik!!!
Umat katolik TIDAK PERNAH DILARANG untuk membaca / memiliki Kitab Suci VERSI KATOLIK, bahkan didesak dan dianjurkan untuk membaca dan memahami Kitab Suci versi yang benar dan katolik!! (KGK #133)

Makanya, dokumen Gereja Katolik itu dibaca seluruhnya dan sesuai konteksnya, jangan hanya dipotong2, apalagi hanya copy-paste dari sola-scripturist modern seperti Steve Wohlberg.
Gereja Katolik, melalui konsili2 Gereja atau dekrit dari paus, melarang penggunaan atau memerintahkan untuk memusnahkan Kitab Suci vernacular YANG TIDAK SESUAI DENGAN Kitab Suci Katolik!
Kok bisa2nya INTERPRETASI Anda dipaksakan untuk menggantikan ajaran katolik, bahwa Gereja Katolik melarang umat katolik memiliki / membaca Kitab Suci versi katolik juga?
Lha wong ajaran Gereja Katolik akan pentingnya Kitab Suci itu sudah jelas dalam ajaran definitifnya dan bertolak belakang dengan INTERPRETASI Anda itu tuh:

CoCC #133
The Church "forcefully and specifically exhorts all the Christian faithful to learn the surpassing knowledge of Jesus Christ, by frequent reading of the divine Scriptures. Ignorance of the Scriptures is ignorance of Christ



Memasukkan ajaran mariolatry kedalam terjemahan Kitab Suci dengan menggeser peran Kristus kepada Maria hanyalah ajaran palsu penuh kisapan jempol belaka.

Paralelisasi maria ini sudah sangat kebablasan karena juga diikuti oleh rangkaian ajaran ajaran lainnya yang penuh kepalsuan seperti :

1.   Yesus tidak berdosa demikian juga Maria
... ... ...
22.   Yesus adalah Anak Allah tetapi Maria juga adalah Bunda Allah


Inilah contoh paralelisme yang sudah kebacut !

Jangan biasakan ngompreng kemuliaan Tuhan mas

Jangan pula dibiasakan menyamakan INTERPRETASI Anda dengan ajaran resmi Gereja Katolik.

Semua ajaran Mariology adalah Christosentric, bahwa segala karya Maria berasal dari kelimpahan pahala Kristus, bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya, sehingga Maria tidak pernah dapat disamakan ataupun menggantikan Kristus (KGK #970)!

Segala ajaran Mariology, mau dipotong seperti apa pun, jika selalu dipahami dalam kerangka ajaran katolik yg benar (KGK #970) tidak akan pernah menjadikan Mariology sebagai ilah yang menggantikan Kristus, tetapi justru sebaliknya akan menyatakan kepenuhan karya Kristus!!


Sudah pastilah memanipulasi namanya karena Yesus bukan perempuan sehingga harus diterjemahkan sebagai “she.”

Yang memanipulasi adalah yg memaksakan bahwa kata “huw” dalam Kej 3 : 15 harus diterjemahkan sebagai “he”, hanya untuk membenarkan INTERPRETASI mereka yang disamakan dengan otoritas Kitab Suci sendiri.
Lha wong tidak ada satu pun ayat yg mengatakan Kej 3 : 15 itu menubuatkan tentang Yesus kok, bisa2nya memaksakan bahwa INTERPRETASI mereka sebagai satu2nya INTERPRETASI yg benar setara dengan Kitab Suci itu sendiri??? :doh:

Jangan bikin paralel paralel lah kalau menterjemahkan dan membikin ajaran baru karena otoritas Paus sama sekali tidak ada untuk memodifikasi Kitab Suci walau dia mengklaim punya otoritas tsb.

Tidak ada satu pun ayat yg menyatakan bahwa Kej 3 : 15 itu menubuatkan tentang Yesus.
Lalu Anda paksakan INTERPRETASI nubuatan akan Yesus sebagai satu2nya INTERPRETASI yg benar setara dengan kebenaran Kitab Suci. Ayat2 lain yg tidak berhubungan dengan Kej 3 : 15 pun di-INTERPRETASI-kan seolah2 menjelaskan korelasi nubuatan Kej 3 : 15 tentang Yesus, PADAHAL TIDAK DEMIKIAN.

Siapa yg sedang ber-“equivalence parallelism fallacy” di sini????

Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #310 on: February 05, 2015, 11:59:25 PM »
Woman’s Seed

Who is the woman’s seed? Simply her descendants? Or is Christ involved?
An affirmative answer to the first question is not plausible. Clearly, the seed promise of this entire book (Gen. 22:18; cf. Gal. 3:8, 16) finds its complete fulfillment in the Savior who, in the fullness of time, was “born of woman” (Gal. 4:4).

Lagi2 sekedar INTERPRETASI yg seolah2 mengatakan (mem-parallel-kan) bahwa Gal 3 : 8, 16 dan Gal 4 : 4 menyatakan bahwa Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Yesus. Padahal ini hanya sekedar INTERPRETASI sola-scripturist!!!
Yok mari kita lihat lagi ayat2nya!

Gal 3 : 8 menyatakan secara explicit kisah tentang Abraham. Apakah Kej 3 : 15 adalah kisah tentang Abraham???
Nope, Kej 3 : 15 adalah kisah tentang Adam dan Hawa, jadi hanya sekedar INTERPRETASI lah yg seolah2 mengatakan (mem-parallel-kan) bahwa Gal 3 : 8 menyatakan Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Yesus!!!

Gal 3 : 16 menyatakan secara eksplisit bahwa kata "benih/keturunan" yg diartikan sebagai Kristus terdapat dalam sabda Allah yg disampaikan kepada Abraham!
Lha... jelas2 Kej 3 : 15 itu secara explisit dikisahkan bahwa Allah bersabda kepada Hawa kok, bukan kepada Abraham. Jadi jelas lah kata "benih/keturunan" dalam Kej 3 : 15 itu BUKAN "benih/keturunan" yang sama yg diwahyukan kepada Abraham!!!
Hanya INTERPRETASI sola-scripturist lah yg seolah2 mengatakan (mem-parallel-kan) bahwa Gal 3 : 16 menyatakan Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Yesus!!!

Gal 4 : 4 memang mengatakan bahwa Anak Allah (Kristus) akan lahir dari seorang perempuan. Tapi ayat ini berhenti di sini. TITIK!!! Tidak ada kelanjutan bahwa ayat ini adalah kelanjutan nubuat dari Kej 3 : 15, indikasi bahwa keduanya berkaitan pun TIDAK ADA.
So... Lagi2 hanya INTERPRETASI sola-scripturist lah yg seolah2 mengatakan (mem-parallel-kan) bahwa Gal 3 : 16 menyatakan Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Yesus!!!

Ini siapa yg sebetulnya sedang ber-“equivalence parallel fallacy”????

A preview of Christ

Genesis 3:15 is a preview of the incarnate Christ. The expression “seed of woman” implies humanity. The virgin would conceive and bear a son (Isa. 7:14). [Note: The reference is not to Isaiah’s son, as some erroneously allege (Owen, 13).] Indeed, a child would be born, a son given (Isa. 9:6).

Lagi2 sekedar INTERPRETASI yg seolah2 mengatakan (mem-parallel-kan) bahwa Yes 7 : 14 dan Yes 9:6 menyatakan bahwa Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Yesus. Padahal ini hanya sekedar INTERPRETASI sola-scripturist (Owen)!!!
Mari kita lihat lagi ayat2nya!

Yes 7 : 14 dan Yes 9:6  memang mengatakan bahwa Imanuel (Kristus) akan lahir dari seorang perempuan muda dan seorang anak yg dilahirkan akan menjadi Raja Damai. Tapi ayat ini berhenti di sini. TITIK!!! Tidak ada kelanjutan bahwa ayat ini adalah kelanjutan nubuat dari Kej 3 : 15, indikasi bahwa keduanya berkaitan pun TIDAK ADA.
So... Lagi2 hanya INTERPRETASI sola-scripturist lah yg seolah2 mengatakan (mem-parallel-kan) bahwa Yes 7 : 14 dan Yes 9:6 menyatakan Kej 3 : 15 menubuatkan tentang Yesus!!!

Ini siapa yg sebetulnya sedang ber-“equivalence parallel fallacy”????

The suffering of Christ

The allusion to the woman’s seed being bruised unquestionably looks to the suffering of Christ on behalf of the sins of humanity.

In Isaiah 53, there is a vivid portrait of JEHOVAH’s abused servant, the Christ (cf. Lk. 22:37; Acts 8:32-35). Twice the prophet speaks of the promised Messiah being “bruised” (daka) and wounded as an offering for sin (53:5, 10).
The death of Jesus, planned even before the foundation of the world (1 Pet. 1:19-20), was previewed in this miniature “gospel.”

https://www.christiancourier.com/articles/1571-crushing-the-serpents-head-the-meaning-of-genesis-3-15

Masih belum puas juga memaksakan INTERPRETASI sola-scripturist akan Kej 3 : 15 sebagai nubuatan tentang Kristus adalah satu2nya INTERPRETASI yg benar dan setara dengan Kitab Suci???
Yok kita lihat satu per satu, apakah benar ayat2 yg dibawa di sini membenarkan Kej 3 : 15 adalah nubuatan tentang Kristus, ataukah lagi2 hanya sekedar INTERPRETASI sola-scripturist yg menyatakan demikian!!

Luk 22 : 37 mengatakan bahwa Ia (Yesus) akan terhitung di antara pemberontak. Kiranya makin jauh relevansi ayat ini dari Kej 3 : 15, sehingga harus disambung dulu dengan perikop Yes 53. Nah lho.. Yes 53 menubuatkan bahwa Mesias akan menanggung sengsara, mirip seperti yg dideskripsikan oleh Luk 22 : 37, tapi tidak disebut2 sama sekali tuh bahwa Mesias ini adalah yg dinubuatkan dalam Kej 3 : 15.
So... masih mau memaksakan bahwa ayat2 ini menyatakan bahwa Kej 3 : 15, padahal tidak ada relevansi-nya sama sekali, melainkan hanya seolah2 disejajarkan utk disamakan, sedangkan kenyataannya ayat2 itu tidak sejajar / parallel???
Bukankah INTERPRETASI seperti ini lah yg memenuhi kriteria sebagai "equivalence parallel fallacy"???
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #311 on: February 06, 2015, 12:01:52 AM »
The idea is that Genesis 3:15 foreshadows the gospel, in which the power of the devil is broken through Jesus, Mary’s Son.

The fact that Genesis 3:15 is, on one level, an early announcement of the gospel is agreed by Christians of many persuasions. But what about this specific translation, where it says “she” shall crush the serpent’s head and the serpent shall strike at “her” heel?

You won’t find that in in a lot of Bibles. Instead, they will say things like what we read in the Revised Standard Version: Catholic Edition:

I will put enmity between you and the woman, and between your seed and her seed; he shall bruise your head, and you shall bruise his heel [Gen. 3:15].

Here we have masculine pronouns: “He” shall crush, and “his” heel is in danger.

Why the difference?

According to A Catholic Commentary on Holy Scripture (Bernard Orchard, et al., ed.s):

It can hardly be doubted that the feminine pronoun had its origin in the error of an early copyist of Vg. In his Lib. Quaest. Heb. in Gen. St Jerome quotes the Old Latin version of this text with the masc. (ipse) and translates the Hebrew with the same, PL 23, 943, and ipse is the reading of various Vg MSS. It is therefore highly improbable that he translated ipsa here [comment on Gen. 3:15b].

What does the Hebrew say?

Whether the commentary is correct on how the feminine pronouns got into the Vulgate (and it likely is correct), they are not there in the Hebrew.

In the Hebrew text of Genesis 3:15, the phrase translated “he will strike” is hu’ y’shuph-ka. Similarly, the phrase translated “will strike his heel” is t’shuphe-nu `aqeb, which more literally is “he will strike him on the heel.”

Both of these phrases are unmistakably using the masculine gender:

... ... ...

I’ve heard it suggested that the difference in translation is that, in biblical times, Hebrew did not have written vowels and that these were added later, in medieval times.

It’s true that the text was written using an alphabet of consonants and that points were later added to indicate vowels, but this is not the explanation here.

The relevant gender forms are all indicated in the Hebrew text even if it is written without vowels. The consonants alone tell you that we are using masculine pronouns and verb forms.

An example that is fairly easy to see in English is y’shuph (“he will strike”). In Hebrew, the first letter of that is the consonant yod, and that tells us that it is masculine. If it were feminine (“she will strike”) then it would be t’shuph, and the first letter would be the consonant tav.

And the Early Church Fathers?

Similarly, we find the Early Church Fathers using the masculine. For example, the second century Father St. Irenaeus of Lyons wrote:

God said to the serpent, “And I will put enmity between you and the woman, and between your seed and her seed; He shall be on the watch for your head, and you on the watch for His heel” [Against Heresies 5:21:1].

So the Hebrew original, the Greek version used by the New Testament authors and in Greek-speaking Christianity, the pre-Jerome Old Latin edition, various early Fathers, and even Jerome himself all used the masculine rather than the feminine in this passage.
Bersambung
Similarly, in his encyclical on the Virgin Mary, St. John Paul II wrote:

And so, there comes into the world a Son, “the seed of the woman” who will crush the evil of sin in its very origins: “he will crush the head of the serpent.” As we see from the words of the Protogospel, the victory of the woman’s Son will not take place without a hard struggle, a struggle that is to extend through the whole of human history [Redemptoris Mater 11].

And Benedict XVI stated:

After the original sin, God addresses the serpent, which represents Satan, curses it and adds a promise: “I will put enmity between you and the woman, and between your seed and her seed; he shall bruise your head, and you shall bruise his heel” (Gn 3: 15) [Angelus, Dec. 8, 2009].

Thus St. John Paul II stated:

The Father’s plan begins to be revealed in the “Protoevangelium”, when, after the fall of Adam and Eve, God announces that he will put enmity between the serpent and the woman: it will be the woman’s son who will crush the serpent’s head (cf. Gn 3: 15).

In the same way, Benedict XVI continued his discussion of the passage by stating:

It [Gen. 3:15] is the announcement of revenge: at the dawn of the Creation, Satan seems to have the upper hand, but the son of a woman is to crush his head. Thus, through the descendence of a woman, God himself will triumph. Goodness will triumph. That woman is the Virgin Mary of whom was born Jesus Christ who, with his sacrifice, defeated the ancient tempter once and for all. This is why in so many paintings and statues of the Virgin Immaculate she is portrayed in the act of crushing a serpent with her foot [ibid.].

http://jimmyakin.com/2014/07/who-will-crush-the-serpents-head.html

Saya kira sumber Katolik sendiri percaya Kristuslah yang dinubuatkan meremukkan kepala ular tsb.

Selanjutnya disebutkan :

So both pontiffs acknowledge a Marian dimension to the text: It is through her Son that Mary crushes the serpent’s head.

Jadi penafsiran kedua Paus terkenal tsb bukan Maria sendiri yang meremukkan kepala ular seperti argumentasi TERBALIK anda melainkan ia meremukkan kepala ular melalui anaknya yaitu Yesus Kristus dalam arti bahwa Yesuslah yang bertindak meremukkan kepala ular bukan dirinya Maria.

Ajaran ini tidak berbeda jauh dengan gereja Protestan hanya saja kadar peran Marianya harus dikurangi tidak berlebihan sehingga seolah olah Maria yang berperan didalam peremukan kepala si ular.

LOL.. sendirinya yg berspekulasi bahwa Gereja Katolik memanipulasi terjemahan Vulgata dan memaksa umat katolik memakai terjemahan Vulgata hanya untuk memaksakan doktrin Maria meremukkan kepala ular.
Benar2 menggelikan, kok di postingan kali ini justru Anda membuktikan bahwa tuduhan Anda itu tidak benar, bahwa Gereja Katolik juga sebetulnya mengajarkan bahwa Kristus lah yg meremukkan kepala ular???

Justru Anda sendiri yang membuktikannya, bahwa Gereja Katolik TIDAK PERNAH MENG-KLAIM INTERPRETASI MATI AKAN SUATU AYAT!!!
Justru Anda sudah buktikan sendiri bukan, bahwa ajaran Gereja Katolik "Maria meremukkan kepala ular" itu BERBEDA DENGAN SPEKULASI ANDA, tetapi sebaliknya ajaran Gereja Katolik yg benar itu adalah seperti yg diajarkan oleh Paus Pius IX dalam Ineffabilis Deus:

... ... her soul, in the first instant of its creation and in the first instant of the soul's infusion into the body, was, by a special grace and privilege of God, in view of the merits of Jesus Christ, her Son and the Redeemer of the human race, preserved free from all stain of original sin... ...

... ...the most holy Virgin, united with him by a most intimate and indissoluble bond, was, with him and through him, eternally at enmity with the evil serpent, and most completely triumphed over him, and thus crushed his head with her immaculate foot... ...

(Ineffabilis Deus, http://www.papalencyclicals.net/Pius09/p9ineff.htm)

Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #312 on: February 06, 2015, 12:05:36 AM »
Itu hanya fitnah kebohongan anda saja karena sama sekali tidak ada sedikitpun bukti didalam gereja Protestan adanya wajib membeo seperti ajaran gereja anda karena semua orang percaya mengemban imamat yang rajani seperti ajaran Petrus sehingga siapapun boleh menafsirkan Kitab Suci karena Roh Kudus pasti akan mengajarkan mereka kebenaran dari firman Tuhan sesuai dengan janji Kristus :

Yohanes  14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Protestant tidak punya kebiasaan membeo??? Memangnya Anda tidak membeo ajaran2 sola-scripturist dan pendeta2 Anda?
Lah... lha wong dari kelakuan Anda sendiri sudah mencerminkan bagaiman seorang sola-scripturist bertindak kok!!

Anda katakan Protestant mengimani siapapun boleh menafsirkan Kitab Suci???
Lha Gereja Katolik memegang penafsiran yg sama yang diimani oleh para rasul dan diwariskan serta diteruskan oleh penerus2 para rasul sampai saat ini. Kalo penafsiran yg diimani oleh Gereja Katolik berbeda dengan INTERPRETASI seorang sola-scripturist, lalu Anda samakan INTERPRETASI sola-scripturist itu setara dengan kebenaran Kitab Suci, dan Anda menuduh penafsiran Gereja Katolik bertentangan dengan Kitab Suci, bukankah tindakan Anda ini berkontradiksi sekali dengan ideologi Anda di atas itu???
Siapakah yg sebenarnya sedang menyebar fitnah di sini????

Menafsirkan tidak boleh berbeda dengan tafsiran magisterium sama saja artinya dengan tidak boleh menafsirkan melainkan telan saja bulat bulat apa yang sudah ditafsirkan magisterium,kalau melanggar dulu sanksinya dibakar hidup hidup dan sekarang mungkin hanya ex-komunikasi saja.

LOL.. spekulasi Anda ini sudah Anda patahkan sendiri di reply Anda #288 & #289!!!

Pius XI menafsirkan Kej 3 : 15 sebagai nubuatan akan Maria YANG DALAM PERSATUAN DENGAN KRISTUS DAN DENGAN KEKUATAN KRISTUS meremukkan kepala Ular (Ineffabilis Deus).

Lha itu Anda sudah buktikan sendiri bahwa Irenaeus, St. Yohanes Paulus II, Benedictus XVI, BISA DAN DIPERBOLEHKAN memiliki interpretasi berbeda, bahwa Kej 3 : 15 menubuatkan akan Yesus.

So... Anda sendiri sudah membuktikan kebenaran penjelasan yg aku berikan sebelumnya bukan?
Anda berspekulasi: "tugas memberikan interpretasi yang AUTHENTIC dari Sabda Allah, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk Tradisi Suci ???Kitab Suci???, telah dipercayakan hanya kepada Gereja"!
Tetapi spekulasi ini TIDAK BENAR!! Yang benar adalah bahwa bahwa "tugas memberikan interpretasi yang AUTHENTIC dari Sabda Allah, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk Tradisi Suci, telah dipercayakan hanya kepada Gereja Katolik",

Yesus meremukkan kepala ular adalah iman Gereja dalam Tradisi Suci.
Maria (dan para kudus lainnya) meremukkan ular melalui persatuan mereka dengan Kristus juga adalah iman Gereja dalam Tradisi Suci.
Gereja Katolik dalam menjalankan tugas memberikan interpretasi yang AUTHENTIC dari Sabda Allah, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk Tradisi Suci, memiliki lebih dari satu interpretasi ayat Kej 3 : 15, dan umat pun diperbolehkan menginterpretasikan ayat ini atau ayat manapun sesuai iman mereka selama tidak keluar iman yg terdapat dalam Tradisi Suci!!!
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #313 on: February 06, 2015, 12:18:37 AM »
Sudah jelas semua ajaran paralelisasi peran dan atribut Kristus dikenakankepada Maria untuk mengilahikan itulah ajaran yang menyesatkan dan membahayakan iman umatnya yang awam dan mereka penuh ketakutan untuk berani mempertanyakannya karena sanksi sanksi yang mengerikan itu.

Ah... lagi2 hanya spekulasi Anda tuh. :grining:

Kasus 1: Ajaran yg tidak tertulis di Kitab Suci selalu dapat ditemukan dalam interpretasi Gereja akan Kitab Suci, juga didukung oleh suksesi ajaran rasuliah yg terdapat dalam ajaran2 lisan, tulisan2 terinspirasi, dan tulisan2 lain dari early fathers yg menerima ajaran langsung dari para rasul generasi pertama.

Kasus 2: Ajaran sola-scripturist mengatakan ajaran2 yang tidak tertulis itu bertentangan dengan Kitab Suci karena INTERPRETASI mereka mengatakan tidak ada ajaran itu, lalu menyamakan INTERPRETASI mereka sebagai kebenaran Kitab Suci, sehingga ajaran2 yg tidak tertulis itu dinyatakan tidak sesuai dengan Kitab Suci.

Equivocation parallelism fallacy = kekeliruan logika ketika menyajikan suatu keadaan sebagai hal yang masuk akal dan seolah2 sejajar, tapi pada kenyataannya hal itu tidak masuk akal dan tidak sejajar.

Siapa sih yg sebenarnya sedang ber-fallacy? Kasus 1 atau kasus 2?

-------------

Kasus 1: Gereja Katolik memiliki 2 landasan iman yg sejajar dan sama2 mutlak dan infallible sebagai Sabda Allah, yaitu Kitab Suci dan Tradisi Suci (semua suksesi ajaran2 rasuliah yg dapat ditemukan dalam ajaran lisan, tulisan2 terinspirasi, maupun tulisan2 lain dari rasul generasi pertama ke generasi2 penerus rasul selanjutnya). Ajaran yg tidak tertulis di Kitab Suci selalu selaras dan dikukuhkan dalam Tradisi Suci, dan sebaliknya semua ajaran dalam Tradisi Suci selalu selaras dan dikukuhkan dalam Kitab Suci.

Kasus 2: Sola-scripturist hanya mengakui Kitab Suci sebagai satu2nya landasan iman. Ajaran yg tidak ada di Kitab Suci (apalagi jika diajarkan oleh Gereja Katolik), harus disimpulkan sebagai ajaran yg tidak sesuai dengan Kitab Suci, walaupun Kitab Suci TIDAK pernah menuliskan bahwa ajaran itu tidak sesuai dengan Kitab Suci.

Argumentum ex silentio fallacy = kesalahan logika dengan menyimpulkan sesuatu dari sesuatu yg tidak ada.

Siapa sih di sini yg sedang ber-fallacy? Kasus 1 atau kasus 2?

Jelas sekali sudah semua tradisi gereja yang sudah salah kaprah ini yang membuat Sola Scriptura menjadi serba salah bagi gereja anda karena semua ajaran tersebut bersifat Contra Scriptura.

Sola Scriptura adalah doktrin yang salah karena tidak pernah diajarkan oleh para rasul, tidak pernah diterima maupun diteruskan oleh para penerus rasul. Para rasul dan penerus2 rasul mengajarkan untuk ber-solaSCRIPTURA, dan ber-TRADISI SUCI!!!
Dengan kata lain, sola-scriptura BUKANLAH ajaran yg kudus, katolik, maupun apostolik, jadi iman ini selalu ditolak oleh Gereja Katolik!!!

Semua hak exclusive Yesus sudah digeser kepada Maria dengan mencuri kemuliaan Tuhan .

Jangan pula berspekulasi menyamakan INTERPRETASI Anda dengan ajaran resmi Gereja Katolik.

Semua ajaran Mariology adalah Christosentric, bahwa segala karya Maria berasal dari kelimpahan pahala Kristus, bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya, sehingga Maria tidak pernah dapat disamakan ataupun menggantikan Kristus (KGK #970)!

Segala ajaran Mariology, mau dipotong seperti apa pun, jika selalu dipahami dalam kerangka ajaran katolik yg benar (KGK #970) tidak akan pernah menjadikan Mariology sebagai ilah yang menggantikan Kristus, tetapi justru sebaliknya akan menyatakan kepenuhan karya Kristus!!


Untuk menguji itu harus pakai kriteria Kitab Suci bukan menguji Kitab Sucinya tetapi menggunakan Kitab Suci sebagai alat uji.

Lagi2 menggunakan Kitab Suci untuk SEOLAH-OLAH membuktikan bahwa Kitab Suci mengajarkan untuk menguji ajaran2 dengan Kitab Suci! :doh:

Sekali lagi, bro soli, Kis 17 : 11 memberikan teladan untuk menyelidiki DENGAN Kitab Suci!!!
Silakan dilihat baik2, TIDAK ADA KATA “dengan” yang Anda sisipkan itu, jadi menguji ajaran2 itu justru dengan ajaran lisan dan ajaran tertulis, seperti yg diajarkan Paulus dalam 2 Tes 2 : 15!!!

Kalau di gereja anda memang gereja dengan pongahnya mengaku Paus mempunyai otoritas untuk memodifikasi Kitab Suci makanya dengan beraninya anda mengklaim bahwa Kitab Suci masih harus diuji kebenarannya ???

Lha.. jelas2 Kis 17 : 11 memberikan teladan untuk menguji Kitab Suci, BUKAN menguji dengan Kitab Suci!
Silakan dibaca baik2 Kitab Suci Anda, tidak pernah ada kata “dengan” disisipkan dalam ayat Kis 17 : 11 seperti INTERPRETASI Anda!
Justru sola-scripturist lah yang pongah menyisipkan kata2 dalam Kitab Suci menuruti INTERPRETASI mereka, dan lebih parahnya lagi menyamakan INTERPRETASI mereka setara dengan (atau malah lebih tinggi dari) Kitab Suci!!!

Itulah bedanya ajaran Sola Scriptura yang menganggap Scriptura adalah sempurna,innerrancy dan infallible – berbeda total dengan ajaran Katolik yang menganggap Paus yang sudah seperti Tuhan dan menjadi Kepala Gereja Universal seperti Kristus itu dengan beraninya mau menghakimi Scriptura firman Tuhan.

Yep, beda sekali Gereja Katolik dengan sola scripturist!
Gereja Katolik dengan MagisteriumNya selalu menempatkan diri sebagai pelayan dari Sabda Allah, tetapi sola-scripturis dengan INTERPRETASI2NYA justru telah mengambil alih otoritas Kitab Suci, menempatkan INTERPRETASI mereka setara atau malah lebih tinggi dari Kitab Suci!!

Kegiatan apapun namanya didalam gereja kalau sudah dipatok tidak boleh keluar dari apa yang sudah diindoktrinasikan oleh magisterium yang dikepalai oleh Paus yang dianggap infallible seperti Tuhan itu maka hanyalah omong kosong doang adanya diskusi yang merdeka didalam membahas firman Tuhan padahal Kitab Suci mengatakan :

II Korintus 3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

Jadi mereka yang sudah merdeka didalam Roh akhirnya dipenjarakan lagi didalam semua kerangkeng besi ajaran magisterium yang tidak boleh dilanggar,padahal ajaran magisterium itu sendiri sudah jelas jelas anti Scriptura yang membelenggu umatnya menjadi penyembah berhala berhala ciptaan gereja.

Shalom

Ah... lagi2 hanya spekulasi Anda belaka.
Lha wong aku yg sering ikut kegiatan2 pendalaman iman, pendalaman Alkitab, seminar2 / rekoleksi2 Gereja, semuanya justru menggali doktrin2 dan interpretasi2 sebebas2nya kok. Selama interpretasi2 itu tidak keluar dari Deposit Iman yang terdapat dalam Tradisi Suci, kami tidak pernah punya masalah tuh.

Lha bandingkan dengan Anda, boro2 dengan rekan2 yg di Gereja Katolik, sola-scripturist penganut baptis selam misalnya, mereka justru mengekang sesama protestant yg memegang interpretasi baptis percik, lalu saling tuding masing2 telah melawan kebenaran Kitab Suci. Kalo saja mereka mau rendah diri memposisikan diri sebagai pelayan Kitab Suci, bukan menyamakan diri setara dengan Kitab Suci, mereka akan saling melihat bahwa mereka itu sebetulnya saling melawan INTERPRETASI pihak lain, bukan melawan Kitab Suci. :grining:
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #314 on: February 06, 2015, 12:20:23 AM »

Inilah contoh manipulasi gereja seperti yang sudah sudah karena jelas sekali secara literal dikatakan “Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

Tidak pernah dikatakan bahwa magisterium gerejalah yang akan mengajar kamu seperti peraturan tradisi gereja anda.

Semua orang beriman menerima janji Kristus bahwa Roh Kudus akan tinggal didalam dirinya selamanya :

Jadi menggantikan peran Roh Kudus dengan segelintir orang yang mengaku hanya dia yg berotoritas menafsirkan Scriptura secara benar jelas hanyalah angin kosong alias isapan jempol belaka.

Merampok kemuliaan Allah adalah memang kebiasan gereja anda sejak dahulu kala.

Kisah Para Rasul  1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Pada hari Pentakosta bukan hanya para Rasul saja tetapi semua orang percaya lainnya juga menerima Roh Kudus didalam dirinya.

Kis. 2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.


Kelihatan sekali manipulasi penafsiran anda yang hanya bertujuan menjadikan magisterium sebagai pengganti Roh Kudus hanyalah ilusi penuh spekulasi belaka.

Kisah Para Rasul  2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Karunia Roh Kudus merupakan jaminan keselamatan dan meterai keselamatan Allah bagi semua orang percaya.

Lah... lagi2 mengambil ayat yg jelas2 tidak berkaitan dengan yg sedang kita bahas, lalu menyajikan seolah2 ayat itu lah yg sedang dibahas atau berkaitan dengan  yg sedang dibahas!! :doh:

Silakan diklik lagi link quotation-nya!!
Kalo link nya tidak berfungsi di web browser Anda, silakan dilihat lagi reply Anda di #265!!!
Anda mengutip ayat Yoh 14 : 26 untuk meng-klaim bahwa Yesus memberikan Roh Kudus untuk mengajarkan segala sesuatu pada semua orang beriman!!
Di reply #275, aku ajak Anda membaca keseluruhan perikop itu, termasuk perikop pendahulunya dan perikop selanjutnya!
Kalo Anda ikuti ajakanku itu, Anda akan melihat bahwa Yesus bersabda kepada 11 rasul (tidak termasuk Yudas Iskariot).
Lha... Jelas2 Yesus menjanjikan Roh Yang Mengajarkan Segala Sesuatu itu kepada para rasul SAJA!! Kalo Anda katakan dalam ayat Yoh 14 : 26 Yesus Roh Pengajar itu kepada SEMUA umat beriman, apakah INTERPRETASI Anda ini tidak kebablasan???

Lebih parah lagi... Anda lagi2 menggunakan taktik lama, sendirinya yg melempar ayat Yoh 14 : 26 untuk dibahas, sekarang menyajikan ayat2 lain dari perikop Kisah Para Rasul, lalu dibuat SEOLAH-OLAH ayat ini membenarkan INTERPRETASI Anda di reply #265!!

Sekali lagi, silakan dibaca keseluruhan perikop itu, juga perikop2 selanjutnya!
Dalam Kis 2 : 17, Petrus berkata bahwa mereka itu sedang bernubuat, memperoleh penglihatan2, dan mendapat mimpi, TIDAK SEKALIPUN DITULIS MEREKA MENAFSIRKAN SABDA Allah ATAUPUN MENAFSIRKAN Kitab Suci ATAUPUN MENYAMPAIKAN AJARAN!!!! Lalu Anda mau memakai ayat ini sebagai bukti bahwa kuasa menafsirkan Kitab Suci dan ajaran2 telah diberikan kepada semua orang beriman???

Lha dari contoh ini saja sudah kelihatan, sendirinya yg menyajikan sesuatu yg tidak sebanding sebagai sesuatu yg seolah2 sebanding, kok bisa2nya malah selalu menuding Gereja Katolik yg melakukan "equivalence parallel fallacy"??
Siapa sebenarnya  yg sedang ber-fallacy di sini???

Inilah kehipokritan ajaran yaitu menyembunyikan ajaran palsu dengan kalimat bersayap yang satu sama lain berkontradiksi satu sama lainnya.

Kalau mengakui Roh Kudus ada didalam diri semua orang percaya mengapa pula maguisterium mengambil alih peranan Roh Kudus mengajar orang percaya dengan membuat peraturan hanya boleh membeo kepada indoktrinasi magisterium belaka,sedangkan Yesus sendiri berkata :

I Yohanes  2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Lho.. siapa sebenarnya yg hipokrit di sini???
Gereja Katolik yang dipimpin oleh Petrus memegang amanat untuk menggembalakan domba2 Kristus (Yoh 21 : 15), untuk mengikat ajaran2 di bumi dan di surga sesuai amanat Kristus (Mat 16 : 18, Mat 18 : 18).
Wajarlah jika dalam menjalankan amanat ini Gereja Katolik akan memberikan batasan2 mengenai ajaran2 yg boleh disampaikan di dalam Gereja, yaitu yg sesuai dengan ajaran yg diterima para rasul dari Yesus, yg diwariskan turun temurun dari satu generasi penerus rasul ke generasi selanjutnya.

Lha sekarang kita tanyakan kepada Anda!
Anda percaya bahwa Yoh 2 : 27 itu adalah seperti INTERPRETASI Anda, mengapa masih ada sekolah2 untuk menjadi Pendeta di Protestant??? Mengapa Anda masih mendengar pengajaran dari pendeta2 Anda??? Mengapa pula Anda mengambil peranan sebagai guru dan mengajak rekan2 katolik di sini untuk mengikuti ajaran INTERPRETASI Anda???
Siapa yg hipokrit sebenarnya di sini???


Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)